Minggu, 30 September 2012

Pdt. Benyamin Intan: Iman Bartimeus (2)


Bartimeus memiliki ketajaman rohani yang luar biasa. Imannya dapat dinamakan perceptive faith; iman yang dimana ketika kita dilanda dengan kesulitan dan tantangan hidup yang luar biasa, iman kita bagaikan di atas batu karang; kita tidak kesana-kesini, terus fokus dan bersandar kepada Tuhan. Ini ialah iman yang sungguh-sungguh sejati. Ajaran-ajaran yang tidak bertanggung jawab mengajarkan bahwa apabila kita percaya kepada Kristus, hidup akan mulus dan tidak ada penderitaan. Kita harus kembali kepada gereja mula-mula; percaya Kristus berarti mati martir.
   
Iman Bartimeus bukan iman yang hanya ada di dalam mulut dan pikiran, namun ia terapkan dalam kehidupannya. Ia meminta Tuhan Yesus untuk membuka matanya yang buta. Mujizat orang buta dapat melihat tidak pernah terjadi sebelumnya, bahkan dalam PL. Bartimeus sedang meminta sesuatu yang paling mustahil dari segala yang mustahil.
Ketika Saulus masih menjadi teroris, tidak mungkin ia diinjili. Mustahil untuk menginjili seorang teroris yang menganggap dirinya tidak berdosa dan sedang memuliakan nama Tuhan. Tuhan Yesus harus bertemu dengan Saulus dalam perjalanan ke Damsyik. Kehadiran Tuhan Yesus membutakan mata Saulus. Disitu ia berpikir bahwa tidak pernah dalam PL orang buta dimelekkan, karena mereka percaya bahwa gelap menuju terang hanya dapat dilakukan oleh Allah, khususnya Oknum kedua Tritunggal, yakni Yesus Kristus. Ketika Ananias berdoa dan lalu Saulus dapat melihat, disini ia percaya bahwa Yesus adalah benar-benar Allah.
   
Pengikut Kristus menegor Bartimeus karena ia meminta suatu hal yang sangat mustahil. Namun setelah ditegor, Bartimeus berteriak lebih kencang lagi (ayat 48). Ketika Yesus memanggilnya, ia langsung melepas jubahnya, tidak ada keraguan (ayat 49-50). Dia yakin ia dapat dimelekkan matanya yang buta. Tuhan menghentikan kotbahnya karena Ia kaget ada suatu iman yang begitu dalam dari seorang pengemis yang buta. Inilah alasan pertama Tuhan Yesus berhenti.
   
Alasan kedua terdapat dalam 2 Sam. 5:6-8; orang buta dan timpang tidak boleh masuk ke dalam bait Allah. Bartimeus puluhan tahun tidak dapat menginjakkan kakinya di bait Allah karena dia buta dan Yesus berbelas kasihan. Seorang komentator mengatakan bahwa di dalam Yerusalem yang lama, orang yang timpang dan buta tidak boleh masuk. Tetapi di dalam Yerusalem yang baru, mereka bisa masuk, karena Anak Daud, Yesus Kristus, menyembuhkan mata yang buta dan kaki yang timpang.
   
Bartimeus tidak berkata, “Berbuatlah adil! Kenapa aku buta dan yang lain tidak?”, melainkan, “Kasihanilah aku!” Kita sering kali memiliki presuposisi problem of evil. Kita merasa bahwa kita seharusnya mendapatkan yang baik. Apabila kita mendapatkan hal yang buruk, kita menganggapnya sebagai suatu masalah dan mengeluh kepada Tuhan. Bartimeus tidak memiliki presuposisi problem of evil, melainkan problem of good. Bagi dia, kita adalah manusia berdosa yang pantas mendapatkan sesuatu penderitaan. Apabila kita luput dari penderitaan, itu ialah semata-mata anugerah Tuhan. Bartimeus memiliki presuposisi teologia Reformed.
   
Kemudian Yesus bertanya kepada Bartimeus, "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" (ayat 51). Bartimeus menjawab, “Melekkanlah mataku yang buta ini.” Disini bisa saja setelah dibukakan matanya, Bartimeus jatuh di dalam dosa karena melihat godaan dunia. Namun tidak, iman Bartimeus begitu luar biasa justru karena ia buta dan ingin dimelekkan matanya. 

Pdt. Benyamin Intan: Iman Bartimeus (1)


Bartimeus mungkin buta sejak lahir. Puluhan tahun dia menunggu suatu kesempatan untuk bisa disembuhkan dan kesempatan itu ialah ketika bertemu dengan Tuhan Yesus. Namun, satu-satunya kesempatan seumur hidup tersebut, ketika ia berteriak, “"Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”, dia begitu kecewa. Pengikut-pengikut Tuhan Yesus, termasuk para murid, menegor dia supaya ia diam dan tidak mengganggu. C.S. Lewis pernah mengatakan, “Penghalang terbesar orang itu datang kepada Tuhan Yesus bukan faktor eksternal, bukan penganiayaan, tetapi faktor internal; orang Kristen itu sendiri, yang menjadi batu sandungan terbesar.”
   
Kenapa Bartimeus ditegor diam oleh para pengikut Tuhan Yesus? William Hendriksen ketika membahas perikop ini, ia mengatakan alasan yang paling utama kenapa Bartimeus ditegor ialah karena status sosial sang pengemis yang buta. Tetapi saya melihat alasan yang lebih utama, yakni karena Bartimeus itu buta.
   
Masyarakat Yahudi itu begitu curiga ketika ada penderitaan, yang mereka anggap ialah karena dosa. Penderitaan memang bisa disebabkan oleh dosa, namun tidak semua penderitaan diakibatkan karena dosa. Penderitaan Tuhan Yesus, Ayub, dan para murid yang mati syahid bukan karena dosa, justru karena tidak kompromi dengan dosa dan menjadi tonggak kebenaran. Bartimeus buta bukan karena dosa dan tidak sadarkah murid Tuhan Yesus bahwa Tuhan berbelas kasihan?
   
Bartimeus buta bukan karena dosa namun setelah ia buta, ia bisa saja mempertanyakan dan menuduh Tuhan. Hal ini tidak terjadi karena Bartimeus memanggil Yesus sebagai Anak Daud. Sebutan “Anak Daud” hanya muncul dua kali dalam Injil Markus, di dalam perikop ini dan ketika Yesus menyebut diri-Nya sendiri sebagai Anak Daud (Mark 12:35).
Apa artinya Yesus sebagai Anak Daud? Pertama, Daud merupakan satu-satunya orang dalam PL yang memiliki pelayanan mengusir Setan. Yesus sebagai Anak Daud bukan hanya mengusir Setan, namun juga menghancurkan kepala Setan. Tujuan utama dari Yesus di dunia ini bukan untuk menyembuhkan orang sakit. Misi Ia yang paling utama adalah menghancurkan kepala Setan, menggenapkan Kej. 3:15.
   
Kedua, Yesus memiliki tiga jabatan; Raja, Imam, dan Nabi. John Calvin merupakan orang yang pertama kali mengkaitkan Yesus di dalam ketiga jabatan ini secara teologis. Calvin mengatakan, sepenting-pentingnya jabatan Yesus sebagai Imam dan Nabi, lebih penting jabatan Yesus sebagai Raja. Yesus menghancurkan kuasa Setan dan mendirikan Kerajaan Allah. Tema kotbah Tuhan Yesus yang paling sentral ialah Kerajaan Allah.

Sabtu, 29 September 2012

Permintaan Doa Bagi Paulus


Efesus 6:18-20:
Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus, juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil, yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara.

Kolose 4:2-4
Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur. Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan kami, sehingga kami dapat berbicara tentang rahasia Kristus, yang karenanya aku dipenjarakan. Dengan demikian aku dapat menyatakannya, sebagaimana seharusnya.

2 Tesalonika 3:1-2

Selanjutnya, saudara-saudara, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu, dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman.




Doa Paulus (Efesus 3:14-21)


Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya.

Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.

Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan.

Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.

Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.

Jumat, 28 September 2012

John Stott: Bermimpi Gereja Yang Melayani & Berharap

Saya bermimpi tentang suatu gereja yang melayani -
yang telah melihat Kristus sebagai Pelayan dan telah
     mendengar panggilanNya untuk melayani pula,
yang dibebaskan dari kepentingan diri sendiri, berbalik
     dari dalam keluar, dan memberikan dirinya tanpa
     memperhitungkan diri sendiri untuk pelayanan
     pada orang lain,
yang anggota-anggotanya menaati perintah Kristus untuk
     hidup di tengah dunia, untuk meresapi masyarakat
     sekuler, menjadi garam dan terang dunia.
yang orang-orangnya berbagi kabar gembira Yesus
     semata, alamiah dan penuh semangat dengan teman
     teman mereka,
yang dengan rajin melayani jemaatnya sendiri, yang
     tinggal dan bekerja di situ, keluarga dan para lajang,
     pribumi dan imigran, para lansia dan anak-anak,
yang peka terhadap kebutuhan masyarakat yang berubah,
     cukup sensitif dan fleksibel dalam menyesuaikan
     program-programnya agar lebih melayani
     dengan tepat,
yang memiliki visi global dan terus-menerus menantang
     kaum mudanya untuk memberikan hidup mereka
     pada pelayanan dan terus menerus mengirim
     orang-orangnya keluar untuk melayani.
Saya bermimpi tentang gereja yang melayani.

Saya bermimpi tentang gereja yang berharap -
yang anggota-anggotanya tak pernah mapan dalam
     kelimpahan dan kenyamanan materi, karena mereka
     ingat bahwa mereka adalah orang asing dan
     pengembara di dunia ini,
yang lebih dari itu setia dan aktif karena sedang
     menunggu dan merindukan kedatangan Tuhan
     kembali,
yang memelihara nyala harapan Kristen agar terus
     menerangi dunia yang gelap dan putus asa.
yang pada hari kedatangan Kristus tidak menciut di
     hadapanNya karena malu, tetapi bangkit dengan
     sukacita menyambutNya.
Saya bermimpi tentang gereja yang berharap.

John Stott: Bermimpi Gereja Yang Memelihara

Saya bermimpi tentang suatu gereja yang memelihara -
yang kumpulan jemaatnya berasal dari banyak ras,
     bangsa, usia, dan latar belakang sosial, dan
     menampakkan kesatuan dan keragaman keluarga Allah,
yang persekutuannya hangat dan menyambut ramah, dan
     tak pernah ternoda oleh kemarahan, kepentingan diri
     sendiri, iri hati atau kesombongan,
yang anggota-anggotanya saling mengasihi dengan tulus
     hati, saling mengendalikan diri, saling mengampuni,
     dan saling menolong dalam menanggung beban,
yang menawarkan persahabatan kepada mereka yang
     kesepian, mendukung mereka yang lemah, dan
     menerima mereka yang disingkirkan dan ditolak
     oleh masyarakat.
yang kasihnya meluap sampai ke dunia luar mereka,
     menarik, menular, tak dapat ditolak, kasih Allah
     sendiri.
Saya bermimpi tentang suatu gereja yang memelihara.

Kamis, 27 September 2012

John Stott: Bermimpi Gereja Yang Beribadah


Saya bermimpi tentnag suatu gereja yang beribadah -
yang orang-orangnya berkumpul untuk bertemu dengan
     Tuhan dan beribadah kepadaNya,
yang tahu bahwa Allah senantiasa berada di
     tengah-tengah mereka dan yang bersujud di
     hadapanNya dengan kerendahan hati yang besar,
yang secara teratur menghadirkan meja Tuhan Yesus,
     merayakan tindak penebusanNya yang agung
     di kayu salib,
yang memperkaya ibadah dengan keterampilan bermusiknya,
yang percaya pada kekuatan doa dan menggenggam Tuhan dalam doa,
yang ibadahnya diungkapkan bukan hanya pada ibadah
     Hari Minggu atau persekutuan doa saja,
     melainkan juga di rumah mereka, dalam kerja mereka
     sepanjang pekan, serta dalam kehidupan sehari-hari.
Saya bermimpi tentang suatu gereja yang beribadah.

John Stott: Bermimpi Gereja Yang Alkitabiah

Saya bermimpi tentang suatu gereja yang alkitabiah -
yang setia dalam setiap hal yang merupakan pewahyuan Allah
     dalam Kitab Suci
yang pendeta-pendetanya mendalami dan mengulas Kitab Suci
     dengan integritas dan relevansi,
     dan dengan itu berusaha mendewasakan
     setiap anggota dalam Kristus,
yang orang-orangnya mencintai firman Tuhan,
     dan memujanya dengan kehidupan yang taat,
     dan menyerupai Kristus,
yang terlindung dari semua penekanan-penekanan
     yang tidak alkitabiah,
yang seluruh hidupnya mewujudkan sehat dan indahnya
     keseimbangan alkitabiah.
Saya bermimpi tentang suatu gereja alkitabiah.

Rabu, 26 September 2012

Sinclair Ferguson: Dukacita Kudus

"Berbahagialah orang yang berdukacita karena mereka akan dihibur" (Mat. 5:4). 

Istilah tersebut sama sekali tidak menunjuk kepada jiwa yang murung dan tertekan. Orang yang bersungguh-sungguh berdukacita karena dosanya akan mengarahkan pandangannya kepada kekudusan dan kemuliaan Allah. Pandangannya tentang Allah inilah yang akan membuatnya berdukacita. Ketika orang Kristen sadar akan dosanya, maka ia akan berdukacita atasnya. Jikalau tidak demikian, ia justru akan mendukakan Roh Kudus. 

Pengalaman rohani yang utuh juga mencakup peningkatan, bukannya penurunan respon emosi kita terhadap Injil. Orang yang menjadi milik kerajaan Allah mengenal sukacita besar, sebesar ia mengenal kesusahan besar. Ia mengenal ratapan memilukan tetapi juga mengenal luapan kegembiraan atas kenyataan bahwa sekarang ia menjadi milik Tuhan. 

Sinclair Ferguson: Miskin Rohani

"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga" (Mat. 5:3).

Dalam PL, istilah si miskin lebih dimaksudkan sebagai istilah teknis bagi sekelompok orang. Mereka merupakan ornag-orang yang telah bangkrut di dunia ini, yang karenanya kemudian mempercayai Tuhan sebagai satu-satunya harapan bagi perlindungan serta pembebasan mereka. Dengan membicarakan miskin secara rohani, Yesus bermaksud menegaskan bahwa Ia bukan sednag berbicara tentang kemiskinan secara materi.

Tidak ada seorangpun yang dapat menjadi orang Kristen tanpa adanya roh ini. Bagaikan roh anak yang suka berfoya-foya. Dengan angkuh ia meninggalkan bapanya dan menggantungkan diri pada harta warisan yang menjadi bagiannya. Tetapi ketika ia bangkrut, dia menjadi sadar kembali. Dengan penuh kerendahan hati dan dengan mengesampingkan semua kesombongannya, ia pulan ke rumah bapanya dengan tangan kosong, tidak lagi congkak, melainkan bersandar penuh kepada kemurahan bapanya.

Demikian pula kita. Kita akan menghadap Dia dengan rasa malu,, mulut terkunci dan hati yang benar-benar hancur. Di depan pengadilan Tuhan, kita telah bangkrut dan menjadi para penghutang. Yang dapat kita lakukan hanyalah memohon pengampunanNya.

Maka apabila saudara ingin menjadi kaya dan memiliki Kerajaan Allah, pertama-tama saudara harus meninggalkan segala sesuatu - termasuk diri sendiri serta sifat mementingkan diri sendiri lalu berusaha untuk dapat menjadi miskin secara rohani.

Selasa, 25 September 2012

Memikirkan Nama Tuhan

Nama di dalam Alkitab bukanlah barang biasa apalagi diperlakukan secara sembarang. Nama merepresentasikan kehadiran dan sifat-sifat pribadi. Itu sebabnya, orang-orang di dalam Alkitab tidak sembarang memberi nama. Itu sebabnya pula nama Tuhan disebut sebagai menara yang kuat. Nama Tuhan Yesus disebut sebagai satu-satunya nama yang memberikan keselamatan kepada manusia (Kis. 4:12). Karena itu pula Tuhan memerintahkan agar kita tidak menyebut nama Tuhan dengan sembarang.

Salah satu pergumulan yang penting bagi orang Kristen adalah nama Tuhan. Hal ini disebabkan karena Alkitab mengaitkan banyak hal dengan nama Tuhan. Daud berkata dalam Mazmur 23 bahwa Tuhan menuntun domba-dombaNya ke jalan yang benar karena namaNya. Ketika orang percaya hidup dalam jalan yang tidak benar, nama Tuhan dipermalukan. 1 Samuel 12:22 berkata bahwa Tuhan tidak akan membuang umatNya karena namaNya. Jika Tuhan telah menyelamatkan kemudian Ia membuat sendiri umatNya akan mempermalukan namaNya.

Ketika orang Israel keluar Mesir dan berperang di padang gurun, mereka kalah. Penyebabnya adalah dosa Akhan yang mencuri barang-barang yang seharusnya dibasmi. Ketika itu Yosua berdoa demikian, "Apabila hal itu terdengar oleh orang Kanaan, dan seluruh penduduk negeri ini, maka mereka akan mengepung kami dan melenyapkan nama kami dari bumi ini. Dan apakah yang akan Kaulakukan untuk memulihkan namaMu yang besar?" (Yos. 7:9). Konsentrasi Yosua bukan terutama nama Yosua, nama Israel, persoalan dan pergumulan mereka tetapi nama Tuhan akan dicela oleh bangsa-bangsa karena dianggap tidak sanggup memelihara umatNya sendiri.

Mari kita belajar memikirkan nama Tuhan. Apakah yang kita lakukan mempermuliakan atau mempermalukan nama Tuhan?

Memikirkan Hati Tuhan

Memikirkan hati Tuhan artinya memikirkan apa yang ada dalam hati Tuhan, apa yang dicintai oleh Tuhan dan apa yang dibenci oleh Tuhan. Memikirkan hati Tuhan berarti memikirkan kehendak Tuhan.

Pada waktu Tuhan Yesus membersihkan perdagangan yang jahat di Bait Allah, Ia berkata bahwa "cinta akan rumahMu menghanguskan Aku". Di sini, kita memahami betapa Tuhan mencintai rumahNya. Tuhan sangat mencintai umatNya dan gerejaNya. Tuhan mencintai umatNya yang Ia tebus dengan darah AnakNya sendiri. Karena itu Paulus meminta agar setiap penatua memperhatikan setiap domba yang Tuhan percayakan (Kis. 20:28).

Tuhan menyatakan cintaNya kepada orang-orang Niniwe dalam Yunus 4. Yunus mencintai pohon jarak yang tidak ia tanam dan tidak ia tumbuhkan. Bagaimana Tuhan tidak mencintai orang-orang Niniwe yang diciptakan sebagai gambar Allah dan dipelihara oleh Tuhan sendiri?

Mari kita belajar terutama memikirkan kehendak Tuhan dalam segala sesuatu. Dalam penderitaan, hal pertama yang kita pikirkan bukan solusi tetapi kehendak Tuhan. Dalam setiap berkat, hal yang pertama yang kita lakukan bukanlah sukacita lalu menyebar berita sana sini tetapi menggumulkan apakah rencana Tuhan di balik berkat-berkat tersebut.

Biarlah hidup kita adalah wadah untuk melaksanakan rencana Tuhan.

Senin, 24 September 2012

Jonathan Edwards: Mewaspadai Dosa (2)

Menetapkan hati, sekiranya saya jelas-jelas telah melakukan suatu kejahatan, saya akan melacaknya hingga pada penyebab pertamanya; dan dengan penuh kewaspadaan berupaya untuk tidak kembali melakukan hal serupa, dan berdoa serta berjuang dengan segenap kekuatan saya untuk melawan penyebab pertama itu (Ketetapan Hati No. 24).

Menetapkan hati, untuk dengan penuh kewaspadaan dan terus-menerus mengevaluasi sesuatu hal dalam diri saya, sekecil apapun, yang berpotensi menyebabkan saya meragukan kasih Allah dan kemudian mengerahkan segenap kekuatan saya untuk melawannya (Ketetapan Hati No. 25).

Menetapkan hati untuk merenungkan setiap menjelang tidur malam, sekiranya saya telah berlaku ceroboh, sekiranya ada dosa yang telah saya lakukan, dan sekiranya saya telah menyangkal diri; juga merenungkannya setiap akhir minggu, bulan dan tahun (Ketetapan Hati No. 37).

Jonathan Edwards: Mewaspadai Dosa (1)

Menetapkan hati, seandainya suatu ketika saya tersandung dan menjadi bebal, sehingga menolak untuk berpegang pada ketetapan yang manapun, untuk bertobat dari semua yang dapat saya ingat, ketika saya pada akhirnya kembali tersadar (Ketetapan Hati No. 3).

Menetapkan hati, untuk tidak melakukan apapun yang terkait dengan tubuh maupun jiwa, kurang atau lebih, kecuali yang mendatangkan kemuliaan bagi Allah; tidak mengizinkan hal tersebut terjadi sekiranya saya memiliki kemungkinan dan kemampuan untuk menghindarinya (Ketetapan Hati No. 4). 

Menetapkan hati untuk bertindak dalam segala hal, baik bertutur maupun berlaku, seolah-olah tidak ada seorang pun yang sejahat saya, dan seolah-olah saya telah melakukan dosa serupa, atau mengalami kesalahan ataupun kegagalan serupa dengan yang dilakukan oleh orang lain; serta menggunakan pengetahuan tentang kegagalan mereka itu semata-mata sebagai alasan bagi saya untuk merasa malu akan diri sendiri, dan menjadikannya sebagai kesempatan untuk mengakui dosa dan kepapaan saya sendiri kepada Allah (Ketetapan Hati No. 8). 

Minggu, 23 September 2012

Amsal Melawan Kemalasan (2)


Ams 19:24  Si pemalas mencelup tangannya ke dalam pinggan, tetapi tidak juga mengembalikannya ke mulut.

Ams 20:4  Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa.


Ams 21:25  Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja.

Ams 22:13  Si pemalas berkata: "Ada singa di luar, aku akan dibunuh di tengah jalan."

Ams 24:30  Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi.

Ams 26:13  Berkatalah si pemalas: "Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!"

Ams 26:14  Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya.

Ams 26:15  Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan, tetapi ia terlalu lelah untuk mengembalikannya ke mulutnya.

Ams 26:16  Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak dari pada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana.

Ams 31:27  Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya.

Amsal Melawan Kemalasan (1)


Ams 6:6  Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:

Ams 6:9  Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?

Ams 10:26  Seperti cuka bagi gigi dan asap bagi mata, demikian si pemalas bagi orang yang menyuruhnya.

Ams 12:24  Tangan orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa.

Ams 12:27  Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga.

Ams 13:4  Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan.

Ams 15:19  Jalan si pemalas seperti pagar duri, tetapi jalan orang jujur adalah rata.

Ams 18:9  Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak.

Ams 19:15  Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar.

Sabtu, 22 September 2012

Pdt. Billy Kristanto: Kasih Itu Murah Hati & Tidak Cemburu

Kasih itu murah hati. Kasih yang sejati mencakup aspek moral, bukan anti moral. Kekristenan harus memberikan jawaban bahkan tantangan moral. Memang kekristenan bukan sekadar mengajarkan moral belaka, namun ini tidak berarti tidak ada tanggung jawab dan pancaran moral dalam Kekristenan. Orang yang mengasihi memiliki karakter kebaikan hati, sebagai lawan kata dari kelicikan hati yaitu yang bersifat manipulatif. Orang yang memiliki kebaikan hati tidak memiliki motivasi untuk mencelakakan atau merugikan orang lain. Sebaliknya ia bermurah hati, suka membantu dan menolong sesamanya. Kebaikan hatinya akan terlihat dalam sikap dan perbuatan.

Kasih tidak cemburu (atau lebih tepatnya, tidak iri hati). Adakah orang yang iri kepada anaknya sendiri? Kalaupun ada, orang itu pasti bermasalah berat psikologinya. Pada umumnya tidak ada orang yang iri kepada anak, istri atau suaminya sendiri (sayangnya masih cukup banyak yang iri kepada saudaranya). Mengapa tidak ada iri hati di antara relasi keluarga yang kita sebut tadi? Karena kasih. Kasih mengusir iri hati. Ketika seseorang iri kepada yang lain, akar persoalannya adalah kurang mengasihi. Tidak mungkin kita iri kepada orang yang sangat kita kasihi; kita justru akan bangga dengan kelebihannya; kita akan turut bersukacita ketika yagn kita kasihi dihormati oleh orang lain. Kasih bukan hanya menghentikan iri hati; kasih, secara positif membawa kita memiliki hati yang luas.

Pdt. Billy Kristanto: Kasih itu Sabar Dalam Penderitaan

Kasih itu sabar (NKJV: suffers long). Sabar di sini bukanlah kesabaran natural yang dimiliki oleh orang yang bertemperamen tertentu yang memang secara alamiah terlihat lebih sabar dari pada banyak orang lain. Ujian kesabaran yang sesungguhnya adalah ketika kita dizinkan masuk ke dalam penderitaan. Penderitaan menyingkapkan diri kita apa adanya, sampai bagian yang terdalam. Jika dalam penderitaan kita dapat bertahan (suffers long), kita akan menuai kesabaran yang dimaksud oleh Tuhan.

Persoalan suffering rupanya menjadi tema yang sangat penting dalam pemikiran kontemporer. Kita dapat menjelaskan suffering dalalm berbagai cara; salah satunya kita dapat mengatakan bahwa suffering is the absence of love (menderita - tidak adanya kasih). Bukankah ini yang sering manusia kemukakan, bahkan dihadapan Tuhan? Di mana Tuhan pada saat aku menderita? Apakah Tuhan Mahabaik, namun tidak Mahakuasa, atau Dia mahakuasa tetapi tidak Mahabaik, sehingga ada penderitaan di dunia ini? Di mana Tuhan yang katanya Mahakasih itu?

Pertanyaan seperti ini tidak mungkin terjawab, karena siapa yang sanggup menyelami dan mengerti sepenuhnya penderitaan seorang manusia yang begitu dalam? Namun dalam sejarah, pernah ada seorang Manusia yang rela menderita, bahkan seumur hidupnya penuh dengan penderitaan; tentang Dia nabi mengatakan, "seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan" (Yes. 53:3). Ia bukan kadang-kadang menderita; Ia biasa menderita. Penderitaan sangat akrab dengan diriNya. Mengapa Ia mau menderita? Alkitab mengatakan, karena kasih.

Di sini terjadi pemutarbalikan yang radikal terhadap pertanyaan manusia berdosa yang berada dalam penderitaan, yagn seringkali mempertanyakan di mana kasih. Pertanyaan itu justru dijawab dengan sebuah pernyataan, bukan sekadar kalimat, melainkan pernyataan hidup 33 tahun di bumi. Love suffers long. Justru karena ada kasih maka ada kerelaan untuk menderita. Penderitaan tidak mungkin pernah bisa dihindarkan, namun berbahagialah mereka yang menderita karena mengasihi. Orang demikian hidupnya dekat dengan Tuhan.

Jumat, 21 September 2012

Abraham Kuyper: Usaha Membuktikan Keberadaan Allah?

Usaha untuk membuktikan keberadaan Allah tidak berguna dan tidak akan berhasil.

Usaha tersebut tak berguna apabila si pencari percaya bahwa Allah adalah pemberi upah kepada mereka yang mencari Dia.

Usaha itupun tidak akan berhasil apabila usaha ini adalah suatu upaya untuk memaksa seseorang yang tidak mempunyai iman melalui cara-cara argumentasi sampai kepada suatu pengakuan dalam arti logis.

(Refleksi saya: usaha itu tidak berguna sebab si pencari sudah percaya Allah ada dan bahkan Allah memberi upah kepada orang yang mencariNya, untuk apa lagi membuktikan keberadaan Allah? Justru fokusnya sekarang adalah mencari (dalam arti keinginan bersekutu) dengan Allah. Selain itu, usaha itu tidak akan berhasil karena iman dan akal itu berbeda. Iman memimpin akal tetapi akal tidak mungkin menghasilkan iman. Yang masuk akal belum tentu diterima dalam hati sebagai iman. Tetapi yang diterima dalam hati sebagai iman akan memimpin bahkan memaksa akal untuk mencari argumentasi).

Louis Berkhof: Keberadaan Allah

Orang Kristen menerima kebenaran tentang keberadaan Allah dengan iman. Tetapi iman ini bukanlah iman yang buta, melainkan berdasarkan bukti, dan bukti ini ditemukan pertama-tama dalam Alkitab sebagai Firman Allah yang diinspirasikan, dan kedua dalam wahyu Allah di dalam alam semesta. Bukti Alkitab tidak kita terima dalam pernyataan eksplisit, apalagi dalam bentuk argumen logis. Berarti Alkitab tidak membuktikan keberadaan Allah.

Ayat yang paling dekat dengan bentuk pernyataan adalah Ibrani 11:6: "Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia".

Alkitab menjadikan keberadaan Allah menjadi pra-anggapan dalam pernyataannya yang paling awal: "pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi". Pernyataan ini bukan saja menyatakan bahwa Allah Pencipta langit dan bumi akan tetapi juga bahwa Allah adalah penopang seluruh ciptaanNya dan Pemerintah masa depan pribadi dan bangsa-bangsa. Ayat ini juga menyaksikan fakta bahwa Allah mengatur segala sesuatu sesusai dengan kehendakNya dan menyatakan perwujudan secara bertahap dari rencana agung penyelamatanNya.

Kamis, 20 September 2012

Hakekat 4 Sistem Pemerintahan


Anarkisme: I am the law (aku adalah hukum) - setiap orang melakukan apa yang ia pandang benar. 

Tirani: King is the law (raja adalah hukum) - setiap yang dikehendaki raja pasti harus dilaksanakan. 

Demokrasi: Law is the king (hukum adalah raja) - hukum yang adil adalah raja yang memerintah seluruh negara. 

Teokrasi: God is the law (Allah adalah hukum) - Allah yang berdaulat dan memerintah segala sesuatu.

Allah Berdaulat Atas Penguasa

1 Samuel 2:7B: "Ia merendahkan dan meninggikan juga". 

Yesaya 40:23: "Dia yang membuat pembesar menjadi tidak ada dan hakim dunia sia-sia saja".

Para penguasa lalim biasanya membangun kediktatoran mereka dengan "memberi makan" banyak orang. Itu sebabnya, diktator yang jatuh, kadang-kadang sulit dijatuhkan hukuman adil di pengadilan. Hal ini disebabkan, semua jaringan jaksa dan hakim selama bergenerasi-generasi sudah menerima "makanan" dari meja jahatnya. 

Di sepanjang sejarah, banyak penguasa diktator memakai cara-cara keji untuk mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan. Mereka bahkan tidak segan-segan mengancam, menculik dan membunuh. Hal ini disebabkan, apa yang dikejar atau apa yang dipertahankan adalah ladang korupsi yang dahsyat. Karena kekuasaan begitu besar dan uang begitu banyak, tidak heran mereka bisa membeli pengadilan, kejaksaan, parlemen, komisi pemilihan, ormas-ormas, lsm-lsm dsb untuk membela mereka. 

Tetapi Tuhan berkehendak lain. Tuhan membangkitkan rakyat untuk bersatu melawan dengan people power: gerakan rakyat menjatuhkan pemimpin lalim. Tuhan lah yang memegang sejarah, bukan diktator. Di mana Hitler, Polpot, Caucescu, Mussolini, dan sebagainya? Bukankah hidup mereka berakhir dengan tragis dan dicaci maki sepanjang sejarah? Tetapi puji Tuhan, Tuhan tetap berdaulat di tahtaNya dari kekal sampai kekal. 

Rabu, 19 September 2012

John Owen: Mengapa Bergumul Dengan Dosa? (2)

Sisa-sisa dosa yang masih ada di dalam diri kita akan terus-menerus aktif selama kita hidup, berupaya menghasilkan perbuatan-perbuatan dosa.

Jika dosa membiarkan kita sendirian, kita juga bisa meninggalkan dosa sendirian. Namun, itu tidak akan pernah terjadi dalam hidup ini. Dosa begitu licik, dan tahu bagaimana berpura-pura mati padahal dosa masih hidup. Oleh karena itu, kita harus dengan segenap daya memerangi dosa setiap waktu sampai dosa mati.

Dosa selalu bekerja. "Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh" (Gal. 5:17). Keinginan jahat mencobai kita dan membawa kita menuju dosa (Yak. 1:14-15). Adakalanya keinginan ini berusaha membujuk kita melakukan perbuatan yang jahat. Adakalanya keinginan ini berusaha menghalangi kita melakukan perbuatan yang baik. Adakalanya keinginan ini berusaha melemahkan roh kita agar idak bersekutu dengan Allah.

Seperti yang Paulus katakan kepada kita "yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat" (Rm. 7:19). Dia juga berkata, "sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik" (Rm. 7:18). Sisa-sisa dosa dari ini membuat Paulus berhenti melakukan yang baik: "bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat" (Rm. 7:19).

Demikian pula setiap orang percaya mendapati ada peperangan ketika dia berusaha melakukan perbuatan yang baik. Inilah sebabnya Paulus benar-benar mengeluhkan hal ini dalam Roma 7. Setiap hari orang percaya menemukan dirinya berkonflik dengan dosa. Dosa selalu aktif, selalu membuat rencana, selalu memikat dan mencobai.

Kemungkinan hanyalah dosa yang mengalahkan kita atau kita yang mengalahkan dosa. Dan keadaan akan terus seperti ini sampai kita mati. Tidak ada jaminan keamanan terhadap dosa, kecuali dengan terus menerus berperang melawannya.

John Owen: Mengapa Bergumul Dengan Dosa? (1)

Selama kita hidup, sisa-sisa dosa yang masih ada akan tetap hidup di dalam diri kita.

Tidaklah pada tempatnya jika di sini kita memperdebatkan pendapat bodoh tentang kesempurnaan tanpa dosa dalam hidup ini. Kita harus berbicara seperti Rasul Paulus yang tidak berani berbicara seakan-akan kita "telah memperoleh hal ini atau telah sempurna" (Flp. 3:12). Kita juga mengakui kebutuhan kita untuk diperbarui di dalam manusia batiniah kita "dari sehari ke sehari" (2 Kor. 4:16).

Kita tahu bahwa kita mempunyai "tubuh maut" dan bahwa kita tidak bisa bebas darinya sampai kematian tubuh kita (Rm. 7:24; bdk. Flp. 3:21). Jadi kita mengakui bahwa sisa-sisa dosa akan tetap di dalam diri kita, sampai batas tertentu, sampai saat kita mati. Inilah sebabnya kita tidak memiliki pilihan selain menjadikan pergumulan untuk mematikan dosa sebagai pekerjaan kita sehari-hari.

Jika seseorang diperintahkan untuk membunuh seorang musuh namun dia berhenti memukul sebelum musuh itu mati, maka dia hanya merampungkan separuh dari pekerjaan tersebut (2 Kor. 7:1; Gal. 6:9; Ibr. 12:1).

Selasa, 18 September 2012

Tuhan Yesus Memerintahkan Untuk Berdoa!


Kata "berdoalah":

Mat 5:44  Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

Mat 6:6  Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

Mat 6:9  Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,

Mat 24:20  Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.

Mat 26:41  Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Luk 6:28  mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.


Kata "Mintalah":

Mat 7:7  "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Luk 10:2  Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.

Joh 15:7  Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

Joh 16:24  Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.

Tuhan Yesus Begitu Banyak Berdoa!


Luk 3:21  Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit

Luk 5:15-16  Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepadaNya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari pernyakit mereka. Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.

Luk 6:12-13  Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-muridNya kepadaNya, lalu memilih dari antara mereka, dua belas orang yang disebutNya rasul.

Luk 9:18  Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: "Kata orang banyak, siapakah Aku ini?"

Luk 9:28-29  Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.

Luk 11:1  Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya."

Luk 19:46  kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."

Luk 22:31-32  Simon, Simon, lihat Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."

Luk 22:41  Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya:

Luk 22:44-46  Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-murid-Nya, tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita. Kata-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."

Doa di atas kayu salib: 
Luk 23:34: Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat". Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaianNya. 

Luk 23:46: Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu". Dan sesudah berkata demikian, Ia menyerahkan nyawaNya. 

Senin, 17 September 2012

Pdt. Stephen Tong: Doa Sejati Awal Kebangunan Sejati

Sebelum Tuhan Yesus lahir ke dunia, Allah telah menyediakan seorang wanita yang siang malam berdoa untuk itu. Wanita itu sudah berusia 84 tahun. Akhirnya, sebelum meninggal ia sempat menyaksikan kelahiran Tuhan Yesus. Selain itu, Allah juga menyediakan seorang bernama Simeon yang berada di Bait Allah ketika Yesus disunat pada hari yang kedelapan. Simeon menggendong Yesus yang masih bayi itu sambil berkata, "Sekarang Tuhan biarkanlah hambaMu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firmanMu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari padaMu (Luk. 2:25-30). Telah lama dia merindukan hal itu, sampai Tuhan memberinya kesempatan untuk menyaksikan apa yang dia rindukan.

Mungkinkah tanpa gerakan Tuhan seorang bisa berdoa untuk kebangunan? Jawabnya: tidak. Kalau kita merasa perlu ada kebangunan dan kita mulai berdoa bagi hal tersebut, berarti Roh Kudus telah memberikan pengertian dan menggerakkan kita untuk berdoa. Apakah kebangunan terjadi karena doa manusia? Kebangunan adalah anugerah Tuhan maka bukan karena kita berdoa lalu Tuhan mengadakan kebangunan, dan bila kita tidak berdoa maka Tuhan tidak mengadakan kebangunan. Kalau demikian bukankah ini merupakan pernyataan yang bersifat kontradiktif?

Doa yang benar sudah merupakan permulaan dari kebangunan yang sesungguhnya. Artinya, anugerah Tuhan selalu mendahului reaksi manusia.

Pdt. Stephen Tong: Pentingnya Kebangunan Sejati

Di dalam suatu arus kebangunan, seringkali masih terdapat sisa pengaruh di mana orang-orang yang pernah merasakan kebangunan itu, ketika menjadi tua berdoa sesuai dengan Kitab Suci yang masih dipegangnya, untuk adanya kebangunan yang berikutnya. Mungkin gerakan John Sung yang terjadi 50 tahun silam [hal ini disampaikan tahun 1990an] sudah berlalu, tetapi sisa-sisa pengaruh John Sung masih ada pada beberapa orang tua yang selama berpuluh-puluh tahun ini tetap setia mendoakan gereja. Sebagaimana benih yang ditanam, meski sudah berpuluh-puluh tahun, namun masih tetap mempunyai pengaruh, sehingga masih ada orang yang berbeban mendoakan gereja dengan sungguh-sungguh.

Gelombang kebangunan gereja yang Tuhan berikan sedikit berbeda dengan kebangunan-kebangunan yang kita saksikan di zaman kita ini. Yang dimaksud dengan sedikit berbeda adalah karena kebangunan-kebangunan yang mempunyai dasar prinsip Kitab Suci memang ada tetapi masih belum dirasakan sepenuhnya. Sebaliknya, kebangunan-kebangunan yang tidak sungguh-sungguh berakar pada prinip Firman banyak terjadi.

Sebab itu, saya menghimbau agar ada sekelompok orang yang mau senantiasa berdoa, dengan hati nurani yang sungguh-sungguh menjunjung tinggi Tuhan, sambil menantikan kebangunan yang penuh, yang sungguh-sungguh sejati, yang diberikan oleh Tuhan

Minggu, 16 September 2012

Oswald Sanders: Visi

Mereka yang telah mempengaruhi generasi mereka dengan sangat kuat dan permanen adalah "para pelihat" - orang-orang yang meliaht lebih banyak dan lebih jauh daripada orang-orang lain - orang-orang yang beriman, karena iman adalah visi. Musa adalah seorang pemimpin terbesar sepanjang sejarah, "terus melihat Dia yang tidak terlihat" [Ibr. 11]. Imannya menghasilkan visi. Bujang Elisa melihat dengan jelas bala tentara musuh mengelilingi, namun Elisa melihat bala tentara Sorga. Imannya menghasilkan visi.

Visi mencakup pandangan ke depan, selain pemahaman (insight: pandangan ke dalam) akan hal-hal rohani. Seorang pemimpin harus dapat melihat hasil akhir berbagai kebijakan dan metode yang ia anjurkan. Pemimpin yang bertanggung jawab selalu memandang ke depan untuk melihat bagaimana kebijakan-kebijakan akan mempengaruhi generasi yang akan datang.

Para misionaris perintis terkenal adalah orang-orang yang memiliki visi. Carey melihat seluruh dunia sementara rekan-rekan pendetanya mendefinisikan dunia dalam batas-batas wilayah jemaat mereka. Henry Martiyn melihat India, Persia dan Arabia sementara gerejanya mempertengkarkan pertentangan-pertentangan teologis sepele.

Visi menuntun kepada usaha, dan sejarah memihak kepada iman yang berusaha. Orang yang memiliki visi, mengambil langkah-langkah iman baru melewati selokan dan jurang, tidak 'bermain aman' namun tidak juga mengambil resiko-resiko bodoh.

Para pemimpin menarik pelajaran dari masa lalu, namun tidak pernah mengorbankan masa depan sekedar keberlanjutan. Orang-orang yang memiliki visi akan mempertimbangkan keputusan-keputusan di masa depan; kisah masa lalu tak dapat dituliskan kembali.

Visi tanpa tugas melahirkan penghayal. Tugas tanpa visi merupakan pekerjaan membosankan. Visi dengan tugas melahirkan misionaris.

Oswald Sanders: Disiplin

Tanpa kualitas esensial ini, semua karunia lain tetap kerdil: karunia-karunia itu tidak dapat bertumbuh. Sebelum kita dapat menaklukkan dunia, pertama-tama kita harus menaklukkan diri kita sendiri.

Seorang pemimpin adalah orang yang telah belajar untuk mematuhi disiplin yang diberikan dari luar dan kemudian menerapkan disiplin yang lebih keras dari dalam. Mereka yang memberontak terhadap otoritas dan mencemooh disiplin diri - yang berkelit dari kesulitan dan berpaling dari pengorbanan - tidak memenuhi kualifikasi untuk memimpin.

Banyak yang keluar di tengah jalan dalam pelayanan sebenarnya adalah memiliki bakat yang memadai, namun memiliki banyak area kehidupan yang berkelana kian ke mari, lepas kendali dari Roh Kudus. Orang-orang yang malas dan tidak tertib tidak pernah bangkit menjadi pemimpin sejati. Banyak orang ingin menjadi peimpin gagal karena mereka tidak pernah belajar untuk mengikuti.

Orang-orang muda berkaliber pemimpin akan bekerja sementara orang lain membuang waktu, bekerja sementara orang lain tidur, berdoa sementara orang lain melamun. Kebiasaan-kebiasaan yang malas dihilangkan entah dalam pikiran, perbuatan atau ucapan. Pemimpin yang akan bangkit makan dengan benar, diri tegak dan mempersiapkan dirinya untuk berjuang dengan baik dalam peperangan. Tanpa merasa enggan ia akan melaksanakan tugas yang tidak menyenangkan, yang dihindari orang lain karena tidak mendatangkan pujian publik. Ketika Roh memenuhi kehidupannya, ia belajar untuk tidak mundur dari keadaan-keadaan yang sulit atau menjauhi orang-orang yang kasar.

Samuel Chadwick, pendeta Methodist terkenal dan kepala Cliff College, memberi pengaruh besar pada generasinya. Ia bangun jam enam pagi setiap hari dan mandi air dingin, di musim panas dan musim dingin. Lampu bacanya jarang padam sebelum jam dua pagi. Gaya hidup keras seperti ini merupakan ekspresi luar dari disiplin dalam yang ketat.

Sepanjang hidupnya George Whitefield bangun jam empat pagi dan tidur jam sepuluh malam. Saat jam itu tiba, ia akan berdiri dari tempat duduknya dan tidak perduli siapa tamu-tamunya atau apa yang diperbincangkan, dan berbicara dengan sopan kepada teman-temannya, "ayo, tuan, inilah waktunya untuk semua orang berada di rumah".

Sabtu, 15 September 2012

Hati Yang Menginjili: Roma 1:1-17 (Terjemahan Lama)

Rum 1:1-16 (tjuplikan dari terdjemahan lama):
Daripada Paulus, hamba Keristus Jesus, jang dipanggil mendjadi rasul dan diasingkan untuk memberitakan Indjil Allah (1).

jang didjandjikan Allah terdahulu dengan mulut nabi-nabinja di dalam kitab-kitab jang kudus (2).

dari hal AnakNja, jang menurut keadaan daging sudah djadi daripada benih Daud (3).

Tetapi menurut keadaan roh penjutji sudah ditetapkan mendjadi Anak Allah dengna kuasa, karena sebab kebangkitanNja dari antara orang mati jaitu Jesus Keristus Tuhan kita (4).

Karena Dialah kami sudah beroleh anugerah dan djawatan rasul bagi membawa sekalian oran gkafir kepada djalan iman jang taat karena namanja (5).

Maka aku ini terutang, baik kepada orang Gerika baik kepada orang bangsa lain, baik kepada orang jang berpengetahuan atau kepada orang jang djahil (14).

Oleh jang demikian menurut kehendak hatiku sedialah aku suak datang memberitakan chabar kesukaan kepada kamu jang ada di negeri Rum djuga (15).

Karena tiadalah aku berasa malu mengaku Indjil itu; karena ia itulah suatu kuasa Allah jang mendatangkan selamat kepada tiap-tiap orang jang pertjaja, terutama sekali kepada orang Jahudi dan kepada orang Gerika djuga (16).

Karena di dalamnja itu kebenaran Allah jang dinjatakan daripada iman kepada iman, seperti jang telah tersurat, "bahwa orang benar itu akan hidup oleh sebab iman" (17).

Hati Yang Melayani: Kisah Para Rasul 20:17-28

Karena itu, ia menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat datang ke Miletus (17).

Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka, "kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini: (18).

dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu, aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku (19).

Sungguhpun demikian, aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu (20).

aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus (21).

Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh, aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ (22).

Selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota-kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku (23).

Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku, untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah (24).

Dan sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan kerajaan Allah (25).

Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapapun yang akan binasa (26).

Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu (27).

Karena itu, jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri (28).


Jumat, 14 September 2012

John Owen: Cara Allah Menguji UmatNya (2)

(b) Allah menguji orang percaya dengan mengizinkan mereka menderita demi iman mereka. Terkadang penderitaan tersebut sangat berat, bahkan sampai mati. Penderitaan semacam ini merupakan suatu ujian yang ditakuti sebagian besar orang percaya. Namun banyak orang percaya telah mendapati diri mereka menerima kekuatan yang tidak pernah mereka duga sebelumnya sehingga mereka bisa menanggung siksaan atau bahkan mati demi Kristus. Semua orang Kristen dipanggil untuk mengalami penderitaan (Flp. 1:29; 1 Ptr. 2:21). Rasul Petrus menanggap penderitaan-penderitaan seperti ini adalah "untuk membuktikan kemurnian imanmu" (1 Ptr. 1:7).

(c) Allah menguji orang percaya dengan mengizinkan mereka menghadapi guru-guru palsu atau ajaran sesat. Allah menguji kesetiaan dan kasih orang percaya kepadaNya dengan cara ini. Ulangan 13:1 dan seterusnya memberikan suatu contoh yang baik tentang jenis pengujian ini.

[Ulangan 13:1-3: "Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi dan ia memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat, dan apabila tanda atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: mari kita mengikuti allah lain yang tidak kau kenal dan mari kita berbakti kepadanya, maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu mencoba [menguji] kamu untuk mengetahui apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allah dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu"]

John Owen: Cara Allah Menguji UmatNya (1)

Allah menguji setiap orang percaya dengan cara yang sangat pribadi.

(a) Allah menguji umatNya dengan membeir mereka tugas yang melampaui kemampuan mereka. Rasul Paulus menyinggung tentang ujian semacam ini ketika dia menulis, "beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami" (2 Kor. 1:8). Inilah ujian yang Allah gunakan untuk mengajar Paulus supaya "jangan menaruh kepercayaan kepada diri [kita] sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati" (2 Kor. 1:9).

Orang percaya tidak boleh terkejut atau berkecil hati jika Allah memberi mereka tugas yang kelihatannya di luar kemampuan mereka. Dengan cara ini Allah menguji orang percaya untuk menunjukkan kepada mereka apakah iman mereka kepada kuasa Allah itu kuat atau lemah.

(bersambung)

Kamis, 13 September 2012

Robert M. McCheyne: Siapa Yang Butuh Kebangunan? (2)

Anak-anak Tuhan membutuhkan kebangunan rohani ini. Kehidupan ilahi datang dari atas. Mereka tidak memiliki kehidupan sampai mereka datang kepada Kristus. "Jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darahNya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu". Kehidupan ini diperoleh melalui penyatuan dengan Kristus, dan melalui pasokan persediaan segar setiap saat dari kepenuhanNya. "Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia".

Bagi beberapa orang percaya, kehidupan ini dipelihara melalui aliran Roh Kudus yang berkesinambungan di dalam dirinya. Seperti pasokan yang terus menerus diterima dahan dari batang pohon. Inilah ornag-orang Kristen yang paling berbahagia dan mantap. Yang lain mengalami bagaikan air pasang Roh Kudus yang membawa mereka semakin tinggi. Adakalanya dalam sehari mereka menerima lebih banyak dari pada berbulan-bulan sebelumnya. Dalam diri seseorang, kasih karunia bagaikan sungai; dalam diri orang lain, bagaikan hujan lebat yang turun pada musim hujan.

Meskipun demikian, kebangunan rohani tetap diperlukan keduanya. Hati manusia cenderung mudah layu. Seperti kebun di musim panas, tanahnya akan kering kecuali disiram. Dalam berbuat baik pun jiwa bisa menjadi lemah dan letih. Kasih karunia bukan sesuatu yang umum bagi hati manusia. Hati yang lama senantiasa menuju kematian dan memudar. Jadi anak Tuhan perlu selalu bersiaga seperti bujang Elia, menantikan awan kecil di atas lautan. Anda perlu senantiasa mendekatkan diri pada Sumber Air Hidup itu; ya tersungkur di bibir sumur keselamatan, dan minum dari air hidup itu. "Apakah Engkau tidak mau menghidupkan kami kembali?"

Robert M. McCheyne: Siapa Yang Butuh Kebangunan? (1)

Para hamba Tuhan membutuhkannya. Biasanya para hamba Tuhan keras hati dan tidak mau percaya sama seperti orang lain, sehingga Kristus harus sering menegur mereka. Iman mereka berasal dari atas. Hamba Tuhan harus menerima dari Allah segala yang mereka berikan. Agar mampu menyampaikan kebenaran dengan penuh kuasa, mereka membutuhkan pemahaman pribadi terlebih dulu. Sungguh mustahil untuk berbicara penuh kuasa dengan sekadar mengandalkan pengetahuan otak belaka, atau pengalaman di masa lampau.

Bila kita ingin bicara dengan penuh kekuatan, ini harus datang dari kebenaran yang hadir saat ini, seperti pada diri Yesus. Kita tidak bisa bicara tentang manna yang tersembunyi itu kecuali kita sudah mengecapnya sendiri. Kita tidak bisa berbicara tentang air yang hidup itu kecuali air itu mengalir dalam diri kita. Seperti Yohanes Pembaptis, kita harus melihat kedatangan Yesus dan berkata, "lihatlah Anak Domba Allah". Kita harus berbicara dengan memusatkan pandangan pada Kristus, sama seperti yang dilakukan oleh Stefanus: "Aku melihat ... Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah".

Perkataan kita akan terasa tidak menarik dan mati kalau kita tidak merasakan pengampunan itu sendiri. Tetapi bagaimana mungkin kita melakukannya bila kita tidak digerakkan dari atas? Para hamba Tuhan bisa saja lebih mudah terjatuh bila dibandingkan dengan orang lain; mereka adalah pembawa norma dan iblis senang sekali bila ada pembawa norma yang lemah.

Oh betapa kita membutuhkan pembekalan yang penuh dari kepenuhan Kristus! Berdoalah, saudara yang terkasih, agar itulah yang terjadi. "Apakah Engkau tidak mau menghidupkan kami kembali?"

Rabu, 12 September 2012

Ucapan Bahagia Dalam Terjemahan Lama LAI

Matius 5:3-12:

Berbahagialah segala orang jang rendah hatinja, karena mereka itu jang empunja keradjaan surga (3).

Berbahagialah segala orang jang berdukatjita, karena mereka itu akan dihiburkan (4).

Berbahagialah segala orang jang lembut hatinja, karena mereka itu akan mewarisi bumi (5).

Berbahagialah segala orang jang lapar dan dahaga akan kebenaran, karena mereka itu akan didjamu sehingga kenjang (6).

Berbahagialah segala orang jang menaruh kasihan, karena mereka itu akan beroleh rahmat (7).

Berbahagialah segala orang jang sutji hatinja, karena mereka itu akan memandang Allah (8).

Berbahagialah segala orang jang mendamaikan orang, karena mereka itu akan disebut anak-anak Allah (9).

Berbahagialah segala orang jang teraniaja oleh sebab kebenaran, krena mereka itu jang empunja keradjaan surga (10).

Berbahagialah kamu apabila orang mentjela kamu dan menganiaja kamu serta mengumpat kamu dengan dusta oleh sebab Aku (11).

Bersukatjitalah kamu sambil bersukaria, sebab besarlah pahalamu di surga; karena sedemikian itu djuga segala nabi yang dahulu daripada kamu, terkena aniaja (12).

J. B Phillipas: Ucapan Bahagia Versi Dunia

Berbahagialah mereka yang pandai menyikut: karena merka akan maju di dunia.

Berbahagialah mereka yang tangguh: karena mereka tidak akan membiarkan kehidupan menyakiti mereka.

Berbahagialah mereka yang mengajukan keluhan: karena pada akhirnya mereka akan mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Berbahagialah mereka yang tak peduli: karena mereka tidak perlu mencemaskan dosa mereka.

Berbahagialah para pemilik budak: karena mereka mendapatkan hasil.

Berbahagialah orang-orang pandai di dunia: karena mereka tahu apa yang harus mereka lakukan.

Berbahagialah para pembuat keributan: karena mereka membuat orang memperhatikan mereka.

(Refleksi saya: hal-hal ini tidak benar di mata Tuhan tetapi inilah gambaran realitas dunia yang berdosa. Harap orang Kristen tidak seperti ini).

Selasa, 11 September 2012

Menolak Logika-Logika Miring Doktrinal

Di dalam membangun doktrin, banyak orang Kristen menggunakan logika-logika miring. Misalnya, orang-orang Kristen ada yang menerima wahyu baru dengan alasan bahwa jangan membatasi pekerjaan Roh Kudus. Padahal, Tuhan Yesus berkali-kali menegaskan bahwa Roh Kudus tidak membicarakan apapun yang berasal dari diriNya melainkan membicarakan apa yang Ia terima dari Tuhan Yesus (Yohanes 14-16).

Logika-logika miring doktrinal artinya logika yang seolah-olah benar pada satu sisi tetapi sesungguhnya mengandung persoalan pada sisi lain.

Contoh yang lain adalah bahwa "kalau Allah Mahakuasa maka Ia pasti bisa menyembuhkan penyakit saya". Bahwa Allah Mahakuasa itu benar. Bahwa Ia pasti bisa menyembuhkan segala penyakit, juga benar. Tetapi apakah Ia mau menyembuhkan penyakit "saya"? Kemahakuasaan Allah tidak ditentukan oleh satu orang sakit dan disembuhkan. Karena pola ini dibangun oleh kesombongan rohani.

Mari kita belajar memahami dan membangun doktrin dalam pikiran kita secara komprehensif (utuh dari semua sisi) dan jangan comot-comot satu dua doktrin lalu dipakai secara sembarangan.

Menolak Eksploitasi Ayat Tunggal

Banyak gereja, hamba Tuhan atau orang Kristen yang membangun doktrin atau konsep dengan cara eksploitasi ayat tunggal. Ayat tunggal berarti dasar Alkitabnya hanya bergantung kepada satu lokasi yang bisa terdiri dari satu atau beberapa ayat. Eksploitasi artinya ayat tunggal dipaksakan untuk mendukung doktrin atau konsep tertentu.

Misalnya, banyak pendukung hubungan sesama jenis kelamin, memakai perkataan Daud tentang Yonatan dalam 2 Samuel 1:26: "bagiku cintamu lebih ajaib dari cinta perempuan". Lalu kemudian menegaskan bahwa karena Daud dan Yonatan memiliki hubungan spesial sebagai kekasih, maka orang Kristen juga bisa membangun hubungan sesama jenis kelamin. Satu kalimat itu dipaksakan untuk membangun doktrin tentang hubungan sesama jenis kelamin. Padahal, tidak pernah ada catatan mengenai hubungan khusus Daud dan Yonatan selain sebagai saudara dan sahabat karib. Perhatikan kutipan lengkap ayat tersebut: "merasa susah aku karena engkau, saudaraku Yonatan, engkau sangat ramah kepadaku. Bagiku cintamu lebih ajaib dari cinta perempuan".

Pola ini dapat terjadi karena di dalam membangun doktrin, konsep-konsep sudah ada terlebih dahulu barulah mencari dasar ayatnya di Alkitab. Akibatnya, ayat-ayat tersebut dipaksakan. Kalau membaca ayat-ayat tersebut dengan akal sehat maka sulit menemukan koneksi dengan poin yang dimaksudkan.

Yang seharusnya adalah bahwa doktrin-doktrin yang penting di Alkitab pasti memiliki beberapa ayat yang langsung berbicara hal tersebut. Misalnya, mengenai Tuhan Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat satu-satunya, dibicarakan dalam Yohanes 14:6, Kisah Para Rasul 4:12 dan 1 Timotius 2:5.

Kita tidak boleh melakukan eksploitasi ayat-ayat tunggal. Yang harus kita lakukan adalah eksposisi ayat-ayat di dalam Alkitab. Eksposisi berarti membiarkan Alkitab berbicara apa adanya bagi zaman sekarang.

Karena itu, kita menolak pemaksaaan ayat-ayat tunggal untuk mendukung doktrin atau konsep yang sebenarnya bukan dari Alkitab dan bahkan melawan Alkitab.

Senin, 10 September 2012

"Berkenan Kepada Allah" dalam Surat-Surat Paulus (2)

Mereka yang hidup dalam daging tidak mungkin berkenan kepada Allah (Rm 8:8).

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah, aku menasehatkan kamu supaya kamu mempersembahkan tubuhmu, sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. Itu adalah ibadahmu yang sejati (Rm 12:1)

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Rm 12:2).

"Berkenan Kepada Tuhan" Dalam Surat-Surat Paulus (1)

Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepadaNya. Sebab kita semua harus menghadap tahta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat (2 Kor. 5:9-10).


Jadi, bagaimana sekarang, adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus. (Gal. 1:10).

Dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan (terjemahan lain: and try to learn what is pleasing to the Lord/ berusaha belajar apa yang berkenan kepada Tuhan - Efe. 5:10).

Seorang prajurit yang sedang berjuang, tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya (2 Tim. 2:4).

Minggu, 09 September 2012

Mazmur 142: Doa Daud Dalam Kesesakan

Nyanyian pengajaran Daud, ketika ia ada dalam gua: suatu doa (1).

Dengan nyaring aku berseru-seru kepada TUHAN, dengan nyaring aku memohon kepada TUHAN (2).

Aku mencurahkan keluhanku ke hadapanNya, kesesakanku kuberitahukan kepadaNya (3).

Ketika semangatku lemah lesu di dalam diriku, Engkaulah yang mengetahui jalanku. Di jalan yang harus kutempuh, dengan sembunyi mereka memasang jerat terhadap aku (4).

Pandanglah ke kanan dan lihatlah, tidak ada seorang pun yang menghiraukan aku; tempat pelarian bagiku telah hilang; tidak ada seorangpun yang mencari aku (5).

Aku berseru-seru kepadaMu, ya TUHAN, kataku: Engkaulah tempat perlindunganku, bagian ku di negeri orang-orang hidup (6).

Perhatikanlah teriakku sebab aku telah menjadi sangat lemah. Lepaskanlah aku dari pada orang-orang yang mengejar aku, sebab mereka terlalu kuat bagiku (7).

Keluarkanlah aku dari dalam penjara untuk memuji namaMu. Orang-orang benar akan mengelilingi aku, apabila Engkau berbuat baik kepadaku (8).

Mazmur 126: TUHAN Melakukan Perkara Besar

Nyanyian ziarah. Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi (1).

Pada waktu itu, mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu, berkatalah orang-orang di antara bangsa-bangsa, "TUHAN telah melakukan perkara besar pada orang-orang ini!" (2).

TUHAN telah melakukan perkara besar pada kita maka kita bersukacita (3).

Pulihkanlah keadaan kami ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di tanah Negeb (4).

Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai (5).

Orang yang berjalan maju dengan menangis, sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya (6).

Sabtu, 08 September 2012

Pdt. Stephen Tong: Hal-Hal Kecil Yang Membahagiakan Keluarga (2)

Jaga Perkataan:

Berusaha untuk tidak melempar batu bagi masa depan. Setiap kalimat yang kita ucapkan harus hati-hati. Jangan sampai perkataan itu diingat, yang menjadi batu penghalang bagi masa depan. Hari depan kita masih panjang. Orang-orang yang tidak mau memikirkan hari depan selalu dengan "tidak sengaja lempar batu untuk hari depan". Kalau mau lempar batu, jangan ke depan tetapi ke pinggir, karena saudara masih mau jalan. Hari depan perlu rata. Begitu banyak orang dagang gagal karena melihat sekarang untung tetapi tidak melihat hari depan ada batu.

Begitu banyak orang pada waktu hari tua tidak mempunyai kawan karena waktu muda hanya mencari keuntungan dari orang lain tetapi tidak memikirkan bagaimana hari depannya. Begitu banyak pemerintahan tidak sukses karena mereka hanya mempunyai mata yang terlalu dekat tetapi tidak mempunyai pandangan yang luas. Jikalau seseorang mempunyai pandangan yang jauh ke depan, dalam berdagang, bersahabat, berkeluarga, akan selalu memikirkan hal-hal yang menyumbat dan merintangi untuk bertindak hati-hati.

Ketika seseorang marah untuk segala perkataan jelek akan keluar, didorong setan untuk berkata-kata. Tetapi berbahagialah oran gyang bisa menahan diri dan lidah. Siapakah orang yang sempurna? Alkitab berkata bahwa orang yang sempurna adalah orang yang dapat menahan lidahnya.

Pdt. Stephen Tong: Hal-Hal Kecil Yang Membahagiakan Keluarga (1)

Penampilan:

Sesudah nikah, jangan katakan, "pokoknya sekarang sudah ada surat nikah". Lalu rambut berantakan, penampilan kotor. Tetaplah wanita menghias diri baik-baik, supaya suami saudara melihat saudara seperti pada waktu pacaran, begitu cantik. Banyak istri suka berhias secantik mungkin untuk orang lain. Tetapi dihadapan suami sendiri tidak.

Ingat bahwa saudara menikah dengan suami saudara. Yang bekerja berat suami saudara tetapi hasilnya saudara pakai untuk menghias diri bagi orang lain. Apakahini kesempatan mencari orang lain? Isteri yang bijaksana berhias sebaik mungkin untuk suami. Tampak selalu bersih dan rapi. Yang paling berhak melihat keindahan istri adalah suami. Hal-hal kecil seperti ini, jangan dilupakan.

Jumat, 07 September 2012

John Stott: Garam dan Terang Dunia (2)

Pelajaran lain yang dipetik dari metafora Garam dan Terang (Mat. 5:13-15) adalah "kita harus mengemban tanggung jawab oleh adanya perbedaan itu".

Keberhasilan kita memikul tanggung jawab ini tergantung keberhasilan kita memanunggalkan penegasan dan persyaratan dalam setiap metafora itu. Setiap penegasan itu diawali dalam kalimat Yunaninya dengan kata ganti "kamu" yang ditekankan, yang tujuannya adalah untuk mengatakan bahwa "kamu dan hanya kamulah" garam dan terang dunia itu.

Dan karena itu - persyaratannya menyusul dengan logika yang tak dapat ditawar-tawar - kamu tidak boleh gagal dalam panggilanmu untuk melayani dunia. Kamu harus memerankan fungsi yang telah diberikan kepadamu. Kamu adalah garam, dan karena itu kamu harus memelihara keasinanmu dan tidak boleh kehilangan rasa kristianimu yang tajam menggigit itu. Kamu adalah terang dan karena itu kamu harus membiarkan terangmu bersinar dan jangan coba mengaling-alinginya, entah dengan dosa atau kompromi, dengan 'kemalasan' atau ketakutan.

John Stott: Garam dan Terang Dunia (1)

Ada pelajaran yang penting yang dapat kita petik dari metafora garam dan terang dunia. Pelajaran pertama adalah "ada perbedaan fundamental antara pengikut Kristus dan orang yang bukan pengikut Kristus, antara gereja dan dunia".

Memang banyak unsur kebudayaan dunia yang kelihatannya Kristiani, namun itu hanya kulit luarnya saja. Di lain pihak, banyak pula orang yang mengaku dirinya Kristen tidak bisa dibedakan lagi dari warga masyarakat pada umumnya. Namun demikian, beda hakiki antara yang kristiani dengan yang tidak kristiani tetap ada dan berlaku. Dapat dikatakan bahwa perbedaan itu sama besarnya seperti perbedaan antara biji pasir dan biji gula pasir. Yesus mengatakan bahwa bedanya itu sama seperti beda antara terang dan gelap, antara garam dan kebusukan serta penyakit. Kita sama sekali tidak melayani Allah maupund diri sendiri, jika kita berusaha meniadakan atau memperkecil perbedaan ini.

Inilah pokok bahasan dan tema asasi Khotbah di Bukit. Khotbah yang didasarkan pada asumsi bahwa orang Kristen "adalah" lain dari yang lain, dan khotbah itu memanggil kita untuk "menjadi" lain dari yang lain. Barangkali malapetaka gereja yang terbesar sepanjang sejarahnya yang beradab-abad dan penuh kegoncangan ialah "kecenderungannya" yang tak putus-putusnya untuk "menyesuaikan" diri dengan kebudayaan yang berlaku, dan bukannya untuk mengembangkan suatu kebudayaan tandingan, suatu masyarakat yang alternatif kristiani.

Kamis, 06 September 2012

Pdt. Sutjipto Subeno: Yusuf Arimatea (2)

Sembari Tuhan persiapkan Yusuf, iman sangatlah memegang peranan. Yusuf yang semula adalah murid Tuhan yang tersembunyi, harus berani menyatakan diri pada saat Tuhan mau memakai dia. Hal ini sangatlah beresiko bagi dia karena dia akan dianggap sebagai pengkhianat dalam Sanhedrin. Orang Yahudi tidak akan membiarkan hidup orang yang mengganggu keberadaannya, dan salah satu orang yang sudah dimatikan adalah Tuhan Yesus. Inilah iman Yusuf, dia rela meresikokan nyawanya sekalipun demi untuk Tuhan Yesus. Orang yang kaya jika berkorban adalah lebih sulit daripada orang yang miskin jika berkorban. Karir yang sudah dirintis puluhan tahun, kekayaan yang sudah diperolehnya harus rela dilepaskannya, bahkan nyawanya sekalipun. 

Sebagai Saulus, hidup jauh lebih enak karena punya kedudukan, punya kuasa, dihormati banyak orang; tetapi sebagai Paulus, hidup jauh lebih tidak enak karena dipukuli, dimasukkan penjara, bahkan mati sebagai martir. Saulus bukanlah anak Tuhan, orang yang sangat jahat, orang binasa; sedangkan Paulus adalah anak Tuhan yang beroleh anugerah Tuhan. Sebagai orang Kristen sejati, seharusnya kita berani menanggung resiko dalam menjalankan misi Tuhan. Sebagai orang Kristen sejati yang berdiri dalam kebenaran, jangan pernah kita mengorbankan kebenaran dan mengikuti yang salah, justru kita harus dapat membawa yang salah kepada yang benar.
 
Yusuf dari Arimatea telah mengambil langkah yang sangat dahsyat di dalam iman. Dia muncul bukan pada saat Yesus lagi naik daun melainkan ketika Yesus sudah mati. Secara logika manusia, apa yang didapatkan oleh Yusuf dengan membela mayat, bukankah hanya kerugian semata? Mata Yusuf melihat beda dengan mata orang lain melihat. Situasi kengerian tengah ada dalam Sanhedrin pada waktu itu karena terngiang di telinga mereka perkataan Tuhan Yesus yang mengatakan bahwa Dia akan bangkit pada hari ketiga. Mereka tengah memikirkan cara untuk menutupi isu kebangkitan Yesus. 

Yusuf justru tenang karena dia yakin bahwa Yesus memang akan bangkit, bukan murid-murid-Nya yang akan mencuri mayat-Nya. Yusuf yakin bahwa yang dilakukannya bukan untuk mayat tetapi untuk Tuhan Yesus yang akan bangkit. Inilah masalah iman, dimana pikiran manusia bisa sejalan dengan pikiran Tuhan. Sebagai anak Tuhan seharusnya kita bisa masuk ke jalur itu, dimana cara pikir kita sejalan dengan pikiran/ kehendak Tuhan dan melihat sebagaimana Tuhan melihat.

Pdt. Sutjipto Subeno: Yusuf Arimatea (1)

Nama Yusuf dari Arimatea belum pernah disebutkan sebelumnya dalam Alkitab. Injil Yohanes hanya mencatat bahwa dia adalah murid yang tersembunyi dari Tuhan Yesus. Dia adalah anggota dari Sanhedrin, yang sama dengan Nikodemus, dia melihat Tuhan Yesus berbeda sehingga dia terus menerus mempelajari dan memikirkan hal ini. Cara pikir dia berbeda dengan teman-temannya yang lain dalam Sanhedrin. Orang-orang lain dalam Sanhedrin berpikir dari sudut kepentingan manusia, sedangkan Yusuf dari Arimatea menganggap Yesus bukanlah orang biasa. Hanya 2 orang di antara sekian banyak orang dalam Sanhedrin yang mengerti tentang Tuhan Yesus. Yusuf dari Arimatea mengalami situasi yang cukup sulit sebagai orang percaya yang berada di tengah-tengah lingkungan yang melawan, tetapi imannya tidak goyah. 

Yusuf dari Arimatea tersimpan/ ditutup oleh Tuhan sampai pada satu waktu di mana dia harus muncul. Dia harus muncul pada waktu harus menghadap Pilatus. Momen ini merupakan momen luar biasa karena tidak ada orang lain yang bisa masuk menghadap Pilatus untuk menyelesaikan penguburan Tuhan Yesus. Allah mempersiapkan Yusuf selama bertahun-tahun untuk momen ini.
 
Sampai hari ini tidaklah ditemukan letak Arimatea. Hal ini menunjukkan bahwa Arimatea bukanlah tempat yang terkenal, bahkan mungkin sangatlah kecil. Alkitab hendak menunjukkan bagaimana Allah membawa Yusuf dari tempat terpencil menuju ke Yerusalem, lalu membangun karir di Yerusalem sampai menjadi anggota Sanhedrin. Untuk menjadi anggota Sanhedrin bukanlah urusan sederhana. Dia haruslah orang Farisi yang terseleksi. Yusuf bukan hanya mencapai puncak dalam karir agama dan politik, melainkan juga dalam hal ekonomi, sehingga dia bisa membuat kuburan batu di tengah kota Yerusalem, yang harga tanahnya sangatlah tinggi. Dalam persiapan yang Tuhan kerjakan atas diri Yusuf, Yusuf sendiri tidaklah menyadari bahwa dia membuat kuburan untuk Tuhan Yesus. Pada saat momen itu tiba, Yusuf baru menyadari bahwa semuanya itu bukanlah untuk dirinya sendiri.
 
Kekuasaan materi/ kekayaan yang dimiliki oleh Yusuf membuat Pilatus maupun anggota Sanhedrin lainnya tidak berani protes/ melawan. Inilah salah satu cara Tuhan. Kita dapat melihat di sepanjang cerita Alkitab bagaimana Tuhan mempersiapkan orang yang hendak dipakai-Nya dalam waktu bertahun-tahun. Semua perlengkapan yang Tuhan berikan kepada manusia, bukanlah untuk kepentingan manusia itu melainkan pada saatnya nanti semuanya harus kembali untuk kepentingan Tuhan. Tuhan sedang memakai anak-anak-Nya, termasuk kita semua.

Rabu, 05 September 2012

Sejarah Lagu: Tercurah Darah Penebus

Lagu ini berbunyi: "tercurah darah Penebus, di bukit Golgota. Yang mau bertobat ditebus, 'kan hilang dosanya. 'Kan hilang dosanya, 'kan hilang dosanya. Yang mau bertobat ditebus, 'kan hilang dosanya" (nada depan: 13565ii65).

Lagu ini ditulis oleh William Cowper. Cowper menjalani masa muda yang sangat menyedihkan. Pada usia enam tahun, ibunya meninggal dunia. Ketika kemudian ia harus tinggal di asrama, banyak anak-anak yang lebih besar sering menganiayanya. Pada umur delapan tahun, ia tidak dapat melanjutkan sekolahnya karena menderita kelemahan mata. Pada tahun berikutnya, ia masih belum bisa membaca.

Pada tahun ketika ayanya meninggal, seorang teman karibnya juga meninggal dunia. Di tengah gelombang kesedihan itu, lamarannya atas saudara sepupunya yang cantik ditolak oleh ayah wanita tersebut sebab penghasilannya sedikit sekali.

Cowper menyatakan bahwa ia menerima Tuhan Yesus di rumah sakit jiwa. Setelah keluar dari rumah sakit jiwa, Cowper menumpang pada rumah temannya selama tiga puluh tahun. Namun, pendeta John Newton (yang menulis lagu Amazing Grace), mengundangnya untuk tinggal di rumah di belakang rumah pendeta Newton. Di tempat yang sepi itu, Pendeta Newton menolong pemulihan jiwanya.

Di tempat itu, ketika ia sehat dari penyakit jiwanya, ia banyak membantu pendeta Newton, baik pekerjaan rumah tetapi terutama pelayanan. Ia mengunjungi orang sakit, menyalurkan bantuan soasial kepada orang miskin, bahkan memimpin persekutuan doa.

Sejarah Lagu: Maju Laskar Kristen

Hampir jarang orang percaya yang tidak mengenal lagu "Maju Laskar Kristen" (Onward Christian Soldiers). Lagu ini ditulis oleh Pdt. Sabine Baring-Gould. Pendeta Baring-Gould adalah seorang hamba Tuhan yang suka memberitakan Injil. Gereja yang pertama kali digembalakannya adalah gereja dengan jemaat kebanyakan bekerja sebagai buruh tambang batu bara dan buruh pabrik.

Ia kemudian menyewa sebuah rumah kecil sebagai tempat penginjilan bagi kaum buruh yang hanya bisa hadir pada malam hari. Seringkali ketika sedang mengajar, mereka diganggu oleh orang-orang jahat. Namun,salah seorang buruh tambang yang sudah tua, tetapi sangat kuat, selalu keluar dan memecahkan beberapa biji-bijian keras dengan tangannya. Melihat ini, banyak penjahat yang melarikan diri, takut kepalanya dipecahkan seperti biji-bijian tersebut.

Bersyukur, jumlah buruh yang menghadiri pelajaran Alkitab di rumah sewa itu makin lama makin banyak. Pendeta Baring-Gould adalah seorang pekerja keras. Selain melayani jemaat-jemaat dari kaum buruh yang tidak mudah, ia mempunyai lima belas (15) orang anak.

Pada tahun 1865, ketika anak-anak akan berbaris memakai seragam untuk bergabung dengan anak-anak di desa lain dalam kebaktian perayaan acara gereja, Pendeta Baring-Gould mengarang lagu tersebut. Ia membayangkan anak-anak memakai seragam dan berbaris membawa panji yang bergambar salib Kristus.

Lagu ini memberi semangat dan arah bagi kita akan peperangan rohani melawan setan untuk merebut jiwa-jiwa bagi Kristus.

Selasa, 04 September 2012

Katekismus Westminster: Providensia dalam Penciptaan

Pertanyaan 12: Tindakan khusus apakah yang menjadi wujud providensia Allah terhadap manusia ketika pertama kali diciptakanNya?

Jawaban: Ketika Allah menciptakan manusia, Ia mengadakan suatu perjanjian kehidupan denganNya, yang didasarkan pad suatu ketaatan mutlak*; yakni melarangnya memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, dengan resiko maut^.

* Tetapi mereka telah menjadi seperti manusia itu (atau, seperti Adam), telah melangkahi perjanjian (Hos. 6:7). Sebab Musa menulis tentang kebenaran karena hukum Taurat: "orang yang melakukannya akan hidup karenanya" (Rm 10:4).

^ Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati (Kej. 2:17).

Katekismus Westminster: Providensia Allah

Pertanyaan 11: Apakah yang dimaksud dengan providensia Allah?
Jawaban: Providensia Allah adalah tindakan Allah yang Mahakudus*, Mahabijaksana^, Mahakuasa dalam memimpin dan memelihara~ segenap ciptaanNya beserta segala tindakan mereka'.

* TUHAN itu adil dalam segala jalanNya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatanNya (Mzm. 145:17).

^ Inipun datangnya dari TUHAN semesta alam; Ia ajaib dalam keputusan dan agung dalam kebijaksanaan (Yes. 28:29).

~ Menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan (Ibr. 1:3). KerajaanNya berkuasa atas segala sesuatu (Mzm. 103:19).

' Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu (Mat. 10:29).

Senin, 03 September 2012

Kebaikan Tuhan dalam Mazmur (2)


Engkau memahkotai tahun dengan kebaikanMu (65:12).

Dalam kebaikanMu Engkau memenuhi kebutuhan orang yang tertindas, ya Allah (68:11).

Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya (73:1).

Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi orang yang berseru kepadaMu (86:5).

Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali (103:5).

Kembalilah tenang hai jiwaku sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu (116:7).

Bersyukurlah kepada TUHAN sebab Ia baik, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya (136:1).

Kebaikan Tuhan dalam Mazmur (1)

Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku (13:6B).

TUHAN itu baik dan benar, sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat (25:8).

Sesungguhnya aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup (27:13).

Alangkah limpahnya kebaikanMu yang telah Kau simpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kau lakukan bagi orang yang berlindung padaMu, di hadapan manusia (31:20).

Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung padaNya (34:9).

Aku hendak bersyukur kepadaMu selama-lamanya sebab Engkaulah yang bertindak, karena namaMu baik, aku hendak memasyurkannya di depan orang-orang yang Kaukasihi! (52:11).

Sebab kasih setiaMu lebih baik dari pada hidup, bibirku akan memegahkan Engkau (63:4).

Minggu, 02 September 2012

Tuhan, Bukalah Mata Rohani Kami....

Tuhan, bukalah mata rohani kami untuk memandang kemuliaanMu seperti Musa....
Tuhan, bukalah mata rohani kami untuk memandang kesucianMu seperti Yesaya....

Tuhan, bukalah mata rohani kami untuk memandang kasih Kalvari-Mu seperti Yohanes...
Tuhan, bukalah mata rohani kami untuk memandang penderitaanMu seperti Petrus....

Tuhan, bukalah mata rohani kami untuk memandang kehormatanMu seperti Pinehas....
Tuhan, bukalah mata rohani kami untuk memandang otoritasMu seperti Yosua....

Tuhan, bukalah mata rohani kami untuk memandang kemarahanMu seperti Samuel...
Tuhan, bukalah mata rohani kami untuk memandang kebangkitanMu seperti Thomas dan Paulus....

(baca Keluaran 33 (Musa); Yesaya 6; Yohanes 19; Lukas 22 (Petrus); Bilangan 25 (Pinehas); Yosua 5; 1 Samuel 15; Yohanes 20 (Thomas); Kisah Para Rasul 9 (Paulus)).

Tuhan, Ajarlah Kami....

Tuhan, ajarlah kami mencintai apa yang Engkau cintai.....
Tuhan, ajarlah kami membenci apa yang Engkau benci.....

Tuhan, ajarlah kami mencintaiMu...
Tuhan, ajarlah kami merindukanMu....
Tuhan, ajarlah kami menghormatiMu....


Tuhan, ajarlah kami memikirkan hatiMu....
Tuhan, ajarlah kami merasakan perasaanMu....
Tuhan, ajarlah kami mengerti kehendakMu.....
Tuhan, ajarlah kami memahami pikiranMu....

Sabtu, 01 September 2012

John Owen: Tujuan Allah Mengirimkan Ujian (2)

Ujian menolong orang percaya untuk semakin mengenal Allah. Pertama, hanya Allah yang dapat menghindarkan orang percaya dari kejatuhan ke dalam dosa. Sebelum kita dicobai, kita merasa bisa mengatasi pencobaan dengan kekuatan sendiri. Petrus menyangka dia tidak akan pernah menyangkali TUhannya. Pencobaan menunjukkan kepadanya keadaan sebaliknya (Mat. 26:33-35, 69-75).

Kedua, ketika kita sudah mempelajari kelemahan-kelemahan kita dan kuasa pencobaan, kita siap menemukan kuasa anugerah Allah. Inilah pelajaran berharga yang diajarkan kepada Rasul Paulus melalui duri dalam dagingnya (2 Kor. 12:7-10).

John Owen: Tujuan Allah Mengirimkan Ujian (1)

Ujian menolong orang percaya mengetahui kesehatan rohaninya. Adakalanya pengalaman diuji akan menunjukkan kepada orang percaya karunia-karunia rohani yang Allah sedang kerjakan di dalam hidupnya. Ujian yang Allah berikan terhadap Abraham memperlihatkan kekuatan imannya. Kadang sebuah ujian akan menunjukkan kepada orang percaya kejahatan-kejahatan dalam hatinya yang sebelumnya tidak pernah diketahuinya.

Allah menguji Hizkia dan menyingkapkan kepadanya kesombongan hatinya (2 Taw. 32:31). Adakalanya orang percaya perlu didorong dengan melihat karunia-karunia rohani yang berkarya di dalam kehidupan mereka. Pada saat-saat lain, orang percaya perlu dibuat rendah hati dengan mempelajari kejahatan-kejahatan hati mereka yang tersembunyi. Allah memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini dengan memakai ujian-ujian yang sesuai.