Sabtu, 31 Agustus 2013

Ayat-Ayat: Amsal 31 dalam Bahasa Indonesia Sehari-Hari (2)

31:15  Pagi-pagi buta ia bangun untuk menyiapkan makanan bagi keluarganya, dan untuk membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya.

31:16  Ia mencari sebidang tanah, lalu membelinya; ia mengusahakan sebuah kebun anggur dari pendapatannya.

31:17  Ia menyiapkan dirinya untuk bekerja sekuat tenaga.

31:18  Ia tahu bahwa segala sesuatu yang dibuatnya, menguntungkan; ia bekerja sampai jauh malam.

31:19  Benang dipintalnya dan kain ditenunnya.

31:20  Ia tidak kikir kepada yang berkekurangan; ia baik hati kepada yang memerlukan pertolongan.

31:21  Ia tidak khawatir apabila musim dingin tiba, karena baju panas tersedia bagi keluarganya.

31:22  Ia sendiri yang membuat permadaninya; pakaiannya dari kain lenan ungu yang mewah.

31:23  Suaminya adalah orang ternama--salah seorang dari antara para pemimpin kota.

31:24  Ia membuat pakaian dan ikat pinggang lalu menjualnya kepada pedagang.

31:25  Ia berwibawa dan dihormati; dan tidak khawatir tentang hari nanti.

31:26  Dengan lemah lembut ia berbicara; kata-katanya bijaksana.

31:27  Ia selalu rajin bekerja dan memperhatikan urusan rumah tangganya.

31:28  Ia dihargai oleh anak-anaknya, dan dipuji oleh suaminya.

31:29  "Ada banyak wanita yang baik," kata suaminya, "tetapi engkau yang paling baik dari mereka semua."

31:30  Paras yang manis tak dapat dipercaya, dan kecantikan akan hilang; tetapi wanita yang taat kepada TUHAN layak mendapat pujian.

31:31  Balaslah segala kebaikannya; ia wanita yang patut dihormati di mana-mana!

Ayat-Ayat: Amsal 31 dalam Bahasa Indonesia Sehari-Hari (1)

31:1  Inilah perkataan-perkataan yang diucapkan oleh ibunda Lemuel, raja Masa kepada anaknya,

31:2  "Anakku, buah hatiku, yang kulahirkan sebagai jawaban atas doaku. Apakah yang akan kukatakan kepadamu?

31:3  Janganlah memboroskan tenagamu atau menghamburkan kekuatanmu kepada wanita. Sudah banyak raja yang hancur karena wanita.

31:4  Ingatlah, Lemuel! Minum anggur dan ketagihan minuman keras, tidak pantas bagi penguasa.

31:5  Sebab, apabila raja minum minuman keras, ia lupa akan hukum dan tidak menghiraukan hak orang lemah.

31:6  Minuman keras adalah untuk mereka yang merana dan bersedih hati.

31:7  Mereka minum untuk melupakan kemiskinan dan kesusahan mereka.

31:8  Belalah mereka yang tak dapat membela dirinya sendiri. Lindungilah hak semua orang yang tak berdaya.

31:9  Berjuanglah untuk mereka, dan jadilah hakim yang adil. Lindungilah hak orang miskin dan orang tertindas."

31:10  Istri yang cakap sukar ditemukan; ia lebih berharga daripada intan berlian.

31:11  Suaminya tak akan kekurangan apa-apa, karena menaruh kepercayaan kepadanya.

31:12  Ia tak pernah berbuat jahat kepada suaminya; sepanjang umurnya ia berbuat baik kepadanya.

31:13  Ia rajin mengumpulkan rami dan bulu domba lalu sibuk bekerja menenunnya.

31:14  Dari jauh ia mendatangkan makanan, seperti yang dilakukan oleh kapal-kapal pedagang.

Jumat, 30 Agustus 2013

Kalimat Penting: John Piper: Fungsi Twitter & Facebook

"One of the great uses of Twitter and Facebook will be to prove at the Last Day that prayerlessness was not from lack of time".

[Salah satu tujuan besar dari Twitter dan Facebook adalah untuk menyatakan pada Hari Penghakiman bahwa alasan kita tidak berdoa bukanlah karena kurangnya waktu]

Kalimat Penting: John Piper: Allah Paling Dimuliakan

"God is most glorified in us when we are most satisfied in Him".

[Allah paling dimuliakan di dalam diri kita ketika kita mengalami kepuasan paling besar di dalam diriNya]

Kamis, 29 Agustus 2013

Kalimat Penting: Pdt. Stephen Tong: Apa Yang Dibutuhkan Dunia?

"The world needs Christian prophetic ministry. This world needs young people who dedicate their lives to God. This generation needs your guidance. And if you want to guide the world, you need to be guided by the Holy Spirit through the Bible".

[Terjemahan bebas saya: Dunia memerlukan pelayanan kenabian dari kekristenan. Dunia ini memerlukan pemuda-pemudi yang mendedikasikan hidupnya kepada Allah. Generasi ini memerlukan petunjuk saudara. Dan jika engkau hendak mengarahkan dunia, engkau harus diarahkan [terlebih dahulu] oleh Roh Kudus melalui Alkitab].

(dari buku "Perjuangan Menantang Zaman" [Jakarta: Reformed Institute Press])

Kalimat Penting: Pdt. Stephen Tong: Siapakah Manusia Sesungguhnya?

"Saya tidak perlu setuju teori filsafat yang mengatakan 'a man is what he thinks' karena sebagai teolog Kristen, saya mempunyai definisi 'a man is what he reacts before God'".

[a man is what he thinks: manusia sesungguhnya ditentukan oleh apa yang ia pikirkan. a man is what he reacts before God: manusia sesungguhnya ditentukan oleh bagaimana ia bereaksi kepada Allah].

(dari buku "Perjuangan Menantang Zaman" [Jakarta: Reformed Institute Press])

Rabu, 28 Agustus 2013

D. James Kennedy: Nubuatan Alkitab Digenapi (2)

Lee Strobel, seorang mantan skeptis, suka mengatakan bahwa Perjanjian Lama memberi sidik ibu jari: "Kitab itu berkata apabila anda menemukan orang yang cocok dengan sidik ibu jari itu, itulah si Mesias. Itulah Putra Allah dan sepanjang sejarah hanya Yesus Kristus punya sidik ibu jari itu". Strobel - yang mendapat gelar ilmu hukum di Yale - dulunya wartawan urusan hukum yang sering memenangkan hadiah untuk Chicago Tribune sampai ia dihadapkan dengan klaim Kristus. Ia memutuskan untuk mengerahkan semua keterampilannya sebagai wartawan terhadap ajaran Kristen supaya dengan demikian ia bisa membuktikan betapa - secara historis - ajaran itu tidak benar. Tetapi insan skeptis ini menjadi orang percaya waktu ia menelaah fakta-fakta.

Sementara Strobel mengkaji nubuatan yang digenapkan Yesus, ia menemukan bahwa nubuatan itu tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Ia menulis, "Semakin saya menelitinya, semakin sulit bagi saya untuk menerangkan bahwa nubuatan itu bisa dibuang begitu saja". Sementara ia memandang pada kemungkinan orang yang mana saja yang dapat menggenapi nubuatan ini, ia terperanjat dan terkejut pada bukti ilmiah bahwa Yesus adalah sang Mesias. Strobel terkejut pada karya ahli ilmu matematika Peter Stoner yang membuktikan bahwa peluang satu orang - yang mana saja - memenuhi nubuatan Perjanjian Lama ini - bahkan jika hanya delapan buah saja [padahal ada 333 nubuat!] - adalah satu dalam sepuluh pangkat tujuh belas - yaitu satu dengan tujuh belas nol di belakangnya!

(dari buku "Bagaimana Jika Alkitab Tidak Pernah Ditulis?")

D. James Kennedy: Nubuatan Alkitab Digenapi (1)

Dalam Ulangan 18:22, Allah memberitahu kita bagaimana kita tahu apakah seorang nabi dikirim olehNya: "Apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya maka janganlah gentar kepadanya".

Kitab Suci unik [karena Kitab Suci adalah firman Allah maka bisa demikian], ialah bahwa dalam Perjanjian Lama saja, ada lebih dari dua ribu nubuatan yang sudah digenapkan. Anda akan sia-sia mencari sesuatu yang demikian handal seperti ini di dunia. Dari lebih dua ribu nubuatan yang ditemukan dalam Alkitab, 333 membahas tentang kedatangan Mesias. Tidak ada sosok dalam sejarah umat manusia yang seluruh kehidupannya dirincikan secara demikian dalam nubuatan dan ramalan.

Frederich Meldau mengemukakan bahwa hanya diperlukan lima titik identifikasi untuk memisahkan seseorang dari antara enam miliar penduduk planet ini,, akan tetapi dengan Kristus 333 titik identifikasi! Misalnya, andaikan nama anda Lester B. Smith dan di suatu tempat di dunia, amplop dengan nama tersebut dan alamat 4143 W. Madison Avenue, Chicago, Illinois, USA diposkan. Tak perduli di negara mana surat itu diposkan, surat itu akhirnya akan sampai di alamat anda karena ada lima titik kunci untuk mengidentifikasi negara, negara bagian, kota, jalan dan nama anda.

Ke 333 nubuatan mengenai Yesus Kristus memberikan kepada kita tanggal yang tepat kapan Ia datang ke dunia (Daniel 9); tempat yang tepat: Bethlehem Efrata (Mikha 5:1-2); bahwa Ia akan dilahirkan dari seorang perawan (Yesaya 7:14). Selanjutnya, nubuatan itu membentangkan banyak rincian mengenai pelayananNya: kepribadianNya, pengkhianatan terhadapNya untuk tiga [puluh] perak, penyalibanNya, penusukan pada tangan dan kakiNya, pemakamanNya di makam orang kaya, kebangkitanNya dari antara orang mati, kenaikanNya ke sorga, pernyataanNya kepada orang tidak percaya, dan puluhan fakta-fakta lain.

(dari buku "Bagaimana Jika Alkitab Tidak Pernah Ditulis?")

Selasa, 27 Agustus 2013

Jangan GR... (2)

Janganlah...

kita pikir...

Tuhan akan...

pakai kita...

ingatlah...

kita bukan...

orang hebat...

kita hanyalah...

debu...

kalau Tuhan...

masih mau selamatkan kita...

masih mau pakai kita...

itu anugerah Tuhan...

jangan gede rasa...

Jangan GR... (1)

Jangan kira...

orang akan...

menghargai kita...

Ingatlah...

kita bukan...

siapa-siapa...

kita adalah...

orang yang tidak layak...

hanyalah...

anugerah Tuhan semata-mata...

kita boleh ada...

hingga hari ini...

jangan gede rasa...

Senin, 26 Agustus 2013

Ronald Nash: Metafisik Kristen (2)

Dalam catatan Kristen tentang penciptaan, tidak ada satupun yang eksis sebelum penciptaan kecuali Allah. Tak ada ruang atau waktu juga tak ada material yang mendahului. Segala sesuatu yang eksis selain Allah benar-benar bergantung pada Allah untuk eksistensinya. Jika Allah tidak ada, maka duniapun tidak akan ada. Kosmos pun tidak kekal, tidak dapat berdiri sendiri dan tidak jelas. Semua itu dicipta secara bebas oleh Allah.

Karena itu keberadaan dunia bukanlah merupakan fakta kasar; juga bukan merupakan sebuah mesin yang tidak ada gunanya. Dunia ada sebagai akibat dari suatu keputusan bebas dari Allah untuk menciptanya, yaitu Allah yang kekal, transenden, yang rohani (yaitu tidak terdiri dari material), maha tahu, maha kuasa, maha murah, mengasihi dan sangat berpribadi. Karena ada sebuah tatanan yang dibuat oleh Allah untuk ciptaanNya, maka manusia bisa menemukan tatanan tersebut. Yaitu tatanan yang membuat ilmu pengetahuan bisa dicapai; tatanan yang membuat para ilmuwan berusaha mendapatkannya dalam rumus-rumus mereka.

Wawasan dunia Kristen harus dibedakan dari semua teori versi pemujaan dewa, yaitu teori yang berani menyatakan bahwa walaupun Allah menciptakan dunia, Ia meniadakan diri dari ciptaan itu dan mengijinkan ciptaan itu berjalan lepas dari pengawasanNya. Pandangan ini dan beragam pandangan abad keduapuluh lainnya sepertinya menghadirkan gambaran Allah (atau dewa) yang tidak mampu bertindak secara sebab akibat di dalam alam. Dalam hal ini tak satupun ahli Kristen akan menyatakan bahwa alam adalah hasil temuan ilmu pengetahuan fisika, biologi dan geologi. Wawasan dunia Kristen menegaskan bahwa aktifitas Keilahian seperti mujizat, pewahyuan, dan pemeliharaan adalah tetap sangat mungkin terjadi.

(dari buku "Iman dan Akal Budi" [Surabaya: Momentum])

Ronald Nash: Metafisik Kristen (1)

Prinsip metafisik penting wawasan dunia Kristen ada pada pernyataannya bahwa Allah menciptakan dunia 'ex nihilo' (dari yang tidak ada). Alkitab mengawalinya dengan sebuah pernyataan "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi". Para pemikir Kristen mula-mula merasakan begitu penting untuk menarik kesimpulan pandangan biblikal mengenai Allah dan menetapkan bahwa Allah menciptakan dunia 'ex nihilo'.

Mereka percaya ini penting sekali karena untuk menunjukkan adanya perbedaan yang sangat besar antara pengertian Kristen mengenai penciptaan dengan teori asal mula bumi yang ditemukan pada filsafat Plato yaitu suatu pandangan yang dianut sejumlah kaum intelektual pada mula-mula gereja Kristen. Plato berpendapat bahwa sebuah keberadaan yang mirip Allah, seorang Seniman, telah membawa dunia ke dalam suatu keberadaan dengan menciptakan material kekal segera sesudah ada pola gagasan kekal dan gagasan kekal itu tidak bergantung pada sang Seniman. Aktifitas kreatif ini terlebih lagi terjadi dalam suatu wadah ruang dan waktu atau dalam sebuah kotak yang juga sudah ada dan tidak bergantung pada sang Seniman.

Ini membuat seorang pemikir Kristen seperti Agustinus sangat ingin seluruh dunia tahu bahwa Allah Kristen dan pandangan Kristen tentang penciptaan sama sekali berbeda dengan gambaran Platonik. Allah milik Plato (jika memang ada istilah yang tepat untuk Seniman milik Plato ini) tentunya bukan tidak terbatas, bukan penuh kuasa dan tidak sedaulat Allah Kristen seperti yang Alkitab katakan. Allah milik Plato ini sangat terbatas dan dibatasi.

bersambung...

(dari buku "Iman dan Akal Budi" [Surabaya: Momentum])

Minggu, 25 Agustus 2013

Ayat-Ayat: Tinggi Hati (2)

[Ayat-ayat ini adalah konkordansi, perlu membaca seluruh ayatnya untuk memahami konteksnya]

Ams_16:5  Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman.

Ams_16:18  Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.

Ams_18:12  Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.

Peng_7:8  Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati.

Yer_13:15  Dengarlah, pasanglah telingamu, janganlah kamu tinggi hati, sebab TUHAN telah berfirman.

Yeh_16:50  Mereka menjadi tinggi hati dan melakukan kekejian di hadapan-Ku; maka Aku menjauhkan mereka sesudah Aku melihat itu.

Yeh_28:2  "Hai anak manusia, katakanlah kepada raja Tirus: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Karena engkau menjadi tinggi hati, dan berkata: Aku adalah Allah! Aku duduk di takhta Allah di tengah-tengah lautan. Padahal engkau adalah manusia, bukanlah Allah, walau hatimu menempatkan diri sama dengan Allah.

Dan_5:20  Tetapi ketika ia menjadi tinggi hati dan keras kepala, sehingga berlaku terlalu angkuh, maka ia dijatuhkan dari takhta kerajaannya dan kemuliaannya diambil dari padanya.

1Ti_6:17  Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.

Ayat-Ayat: Tinggi Hati (1)

[Ayat-ayat ini adalah konkordansi, perlu membaca seluruh ayat untuk memahami konteksnya]

Ul_8:14  jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan,

Ul_17:20  supaya jangan ia tinggi hati terhadap saudara-saudaranya, supaya jangan ia menyimpang dari perintah itu ke kanan atau ke kiri, agar lama ia memerintah, ia dan anak-anaknya di tengah-tengah orang Israel."

2Sa_22:28  Bangsa yang tertindas Engkau selamatkan, tetapi mata-Mu melawan orang-orang yang tinggi hati, supaya mereka Kaurendahkan.

2Ra_14:10  Memang engkau telah mengalahkan Edom, sebab itu engkau menjadi tinggi hati. Cukuplah bagimu mendapat kehormatan itu dan tinggallah di rumahmu. Untuk apa engkau menantang malapetaka, sehingga engkau jatuh dan Yehuda bersama-sama engkau?"

2Ta_26:16  Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan.

Mzm_73:8  Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati.

Mzm_101:5  Orang yang sembunyi-sembunyi mengumpat temannya, dia akan kubinasakan. Orang yang sombong dan tinggi hati, aku tidak suka.

Mzm_131:1  Nyanyian ziarah Daud. TUHAN, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.

Sabtu, 24 Agustus 2013

Sinclair Ferguson: Menghidupi Doktrin (2)

Hal yang harus digarisbawahi adalah bahwa kebenaran-kebenaran yang agung ini, yang cenderung kita isolasi ke dalam kelompok 'doktrin-doktrin' sesungguhnya merupakan dasar dari dorongan Yesus bagi murid-muridNya dan bahkan bagi diriNya sendiri pada saat timbulnya kebutuhan praktis yang mendesak. Ini seakan-akan Yesus berkata: "Hanya orang yang telah menangkap ajaran-ajaran yang agung ini yang akan bisa tetap bertahan teguh ketika ia menuruni kedalaman-kedalaman pengalaman manusia". Oleh karena itu dalam terang ini, kita harus menyadari bagaimana doktrin-doktrin Kristen memiliki arti penting yang praktis.

Kita mungkin harus memikirkan kembali tanggapan kita pribadi terhadap doktrin untuk mengintegrasikannya ke dalam jalinan pengalaman rohani kita. Sudah terlalu lama begitu banyak orang Kristen melihat 'doktrin' sebagai hal yang tidak praktis, membosankan, dan kurang berguna. Tetapi kita tidak mungkin bisa dikatakan telah patuh dalam mendengarkan Tuhan kita (yang tentu saja adalah Manusia yang paling praktis yang pernah hidup), jika kita menyimpang dari ajaranNya. Karena Dia mengajarkan doktrin untuk mengisi kehidupan kita dengan kemantapan dan anugerah.

(dari buku "Kehidupan Kristen" [Surabaya: Momentum])

Sinclair Ferguson: Menghidupi Doktrin (1)

Yesus mengajarkan Kekristenan yang praktis dalam Khotbah di Bukit. Bagi sejumlah orang, ajaranNya mungkin terlihat tidak begitu bisa dipraktikkan, tetapi yang jelas, dari awal sampai akhir ajaran itu berbicara tentang realitas sehari-hari! Di sini kita menemukan petunjuk tentang bagaimana kita harus berperilaku, tentang motivasi-motivasi di balik tindakan kita, tentang doa, kekhawatiran dan masalah-masalah praktis lainnya. Tetapi di atas dasar apakah semua realitas praktis ini harus dibangun?

Yesus mengajarkan bahwa realitas ini berdasarkan apa yang kita ketahui tentang Allah, naturNya dan cara-caraNya dalam berhubungan dengan manusia. Motivasi besar untuk berdoa yang Tuhan kita berikan kepada kita adalah bahwa kita mengenal Allah sebagai Bapa (dan oleh sebab itu kita adalah anak-anakNya) dan bahwa Dia mengetahui apa yang kita butuhkan bahkan sebelum kita memintanya. Pola doa yang Kristus berikan kepada kita bisa dikatakan sebagai doktrin dariNya: ke-Bapa-an Allah, eksistensi sorgawiNya, kekudusanNya, namaNya, kerajaanNya, kedatanganNya, natur dari kehendak ilahi, providensiNya setiap hari, pengampunanNya, masalah pencobaan dan eksistensi Iblis.

Khotbah di Bukit yang sering disebut "Rancangan Kristus bagi Kehidupan di dalam Kerajaan Allah" jelas merupakan sebuah khotbah doktrinal. BeritaNya adalah bahwa pengenalan akan Allah dan pemahaman yang pasti akan karakter dan jalan-jalanNya menyediakan dasar bagi semua kehidupan Kristen yang praktis.

(dari buku "Kehidupan Kristen" [Surabaya: Momentum])

Jumat, 23 Agustus 2013

Kemuliaan Tuhan melalui Hidup Pdt. Stephen Tong (2)

Tuhan itu luar biasa. Ia berkuasa membangkitkan hamba Tuhan, memperlengkapinya dan memakainya secara luar biasa. Marilah kita melihat kemuliaan Tuhan dalam hidup hambaNya:

Pdt. Dr. Yakub Susabda (Rektor STT Reformed Indonesia Jakarta) bersaksi: 
"...Melalui pengalaman pelayanan bersama di Lembaga Reformed Injili Indonesia dan STTRII (Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Indonesia) saya merasa terus menerus ditantang untuk memasuki dimensi-dimensi baru dalam kehidupan rohani saya. Dengan kata lain, saya betul-betul merasakan betapa Tuhan memakai beliau untuk hadir sebagai pisauNya yang tajam pada saat-saat tertentu membersihkan dan mengerat ranting-ranting kehidupan rohani saya yang tidak berbuah. Terima kasih pak Tong untuk segala kebaikan 'yang unik' yang Bapak nyatakan kepada saya selama beberapa tahun kerja sama ini. Tuhan kiranya selalu menambahkan hikmat dan ketulusan hati dalam pengabdian Bapak dalam pelayanan yang kudus ini". 

Anugerah Tuhan dalam hidup seorang hamba Tuhan begitu banyak. Mulai dari Allah menyelamatkannya, memanggilnya menjadi hamba Tuhan, melengkapi dan menguatkannya melewati tahun-tahun pelayanan. Marilah kita belajar melihat kemuliaan Tuhan melalui kehidupan para hamba Tuhan, sekaligus mendoakan agar mereka setia sampai akhir. 

(kesaksian diambil dari Hendra G. Mulia, Ed, "Perjuangan Menantang Zaman" (Jakarta: Reformed Institute Press, 2000)]

Kemuliaan Tuhan melalui Hidup Pdt. Stephen Tong (1)

Tuhan itu luar biasa. Ia berkuasa membangkitkan hamba Tuhan, memperlengkapinya dan memakainya secara luar biasa. Marilah kita melihat kemuliaan Tuhan dalam hidup hambaNya:

Pdt. Dr. Daniel Lucas Lukito (Rektor Seminari Alkitab Asia Tenggara) bersaksi:
"...Penulis menyampaikan admirasi dan apresiasi yang mendalam untuk [Pdt. Dr. Stephen Tong]. Walaupun adalah hal yang wajar bagi seorang mantan murid untuk menghargai gurunya, tetapi terhadap pak Tong perasaan apresiasi itu adalah lebih dari sekedar penghargaan; ada semacam 'sense of marvel' terhadap reputasi dan kapabilitasnya dalam pelayanan Kristen.

Penulis mengenal beliau pertama-tama sebagai seorang hamba Tuhan yang dinamis, seorang apologet yang berani dan akurat, seorang pelayan firman yang gigih, seorang pengobar iman yang konsisten, seorang abdi Allah yang setia terhadap kebenaran. Agaknya tidak ada seorangpun di antara rekan atau bekas muridnya yang meragukan penguasaannya di bidang teologi secara umum dan secara khusus teologi Reformasi, terlepas dari apakah mereka menerima pandangannya atau tidak. Refleksi teologisnya tidak pernah terkesan dangkal, sekalipun terkadang bernuansa kontroversial. Semuanya itu kerap kali dilengkapi dengan rambu-rambu 'insight for living' sehingga orang yang mendengarkan khotbah, ceramah dan kuliahnya cenderung menjadi 'tertawan' karena mengena pada konteks pemikiran dan kehidupan mereka.
Pak Tong, selamat untuk tahun-tahun pelayanan yang mengagumkan".

Pdt. Stephen Tong dalam acara ucapan syukur ulang tahun pelayanan ke 50, berkata bahwa 50 tahun pelayanan membuktikan bahwa Tuhan dengan sabar dan setia mengasihi dan memberi kekuatan bagi hambaNya yang tidak layak.

Biarlah kemuliaan Tuhan kembali kepada Tuhan dan kita belajar dari kehidupan hambaNya.

(Kesaksian berasal dari buku Hendra G. Mulia, Ed, "Perjuangan Menantang Zaman" [Jakarta: Reformed Institute Press, 2000])

Kamis, 22 Agustus 2013

Ayat-Ayat: Mazmur 145:10-21

145:10  Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.

145:11  Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu,

145:12  untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu.

145:13  Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.

145:14  TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk.

145:15  Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkaupun memberi mereka makanan pada waktunya;

145:16  Engkau yang membuka tangan-Mu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup.

145:17  TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.

145:18  TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

145:19  Ia melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka.

145:20  TUHAN menjaga semua orang yang mengasihi-Nya, tetapi semua orang fasik akan dibinasakan-Nya.

145:21  Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada TUHAN dan biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.

Ayat-Ayat: Mazmur 145:1-9

145:1  Puji-pujian dari Daud. Aku hendak mengagungkan Engkau, ya Allahku, ya Raja, dan aku hendak memuji nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya.

145:2  Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya.

145:3  Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga.

145:4  Angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu.

145:5  Semarak kemuliaan-Mu yang agung dan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.

145:6  Kekuatan perbuatan-perbuatan-Mu yang dahsyat akan diumumkan mereka, dan kebesaran-Mu hendak kuceritakan.

145:7  Peringatan kepada besarnya kebajikan-Mu akan dimasyhurkan mereka, dan tentang keadilan-Mu mereka akan bersorak-sorai.

145:8  TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.

145:9  TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.

Rabu, 21 Agustus 2013

Martin Luther King, Jr: Kutipan-Kutipan Tentang Non-Violence

"Dengan perlawanan non-violence, tidak ada orang atau kelompok yang harus mengalah pada kejahatan, atau tidak ada orang yang perlu menggunakan kekerasan untuk meluruskan suatu kesalahan".

"Melalui perlawanan non-violence, kaum kulit hitam akan naik ke puncak kemuliaannya karena melawan sistem yang tidak adil sementara mencintai para pelaku sistem itu".

"Perlawanan non-violence tidak ditujukan kepada para penindas melainkan kepada penindasan".

"Gerakan untuk persamaan dan keadilan hanya dapat berhasil apabila gerakan itu mempunyai sifat militan sekaligus massal; halangan-halangan yang harus diatasi, memerlukan keduanya. Non-violence merupakan keharusan agar dapat melahirkan kehidupan bersama pada akhirnya".

"Dengan kata lain, sasaran akhir kami adalah integrasi yang berarti kehidupan bersama antar kelompok dan antar pribadi yang tulus dan sejati. Hanya melalui demonstrasi non-violence lah sasaran ini dapat dicapai. Karena kesudahannya adalah pengampunan, rekonsiliasi dan terciptanya kehidupan bersama yang penuh kasih".

(dari Diane Revitch & Abigail Thernstrom, Ed, "Demokrasi Klasik & Modern" [Jakarta: Yayasan Obor, 2005])

Martin Luther King, Jr: Kutipan-Kutipan Tentang Kekerasan

"Tuhan tidak sekedar berkepentingan akan pemerdekaan kaum hitam, kaum coklat, kaum kuning; Tuhan berkepentingan akan kebebasan seluruh umat manusia".

"Menerima secara pasrah saja suatu sistem yang tidak adil berarti bekerja sama dengan sistem itu; dengan demikian kaum yang tertindas menjadi sama jahatnya dengan si penindas".

"Kekerasan sebagai cara mencapai keadilan rasial tidaklah praktis dan bermoral. Kekerasan itu tidak praktis karena hanya merupakan spiral menurun yang berakhir dengan kehancuran bagi semua..."

"Kekerasan itu tidak bermoral karena berusaha merendahkan dan menginjak-injak, bukannya memberi 'pencerahan' padanya; kekerasaan berusaha menghancurkan, bukannya mengubah keyakinan orang. Kekerasan itu tidak bermoral karena menyuburkan kebencian dan bukannya menimbulkan belas kasih. Kekerasan menghancurkan masyarakat dan memustahilkan persaudaraan. Kekerasan membuat masyarakat bermonolog dan bukan berdialog".

"Kekerasan berakhir dengan kekalahan diri sendiri. Kekerasan menciptakan kepahitan dalam diri mereka yang masih hidup dan kebengisan dalam diri para perusak".

(dari Diane Revitch & Abigail Thernstrom, Ed, "Demokrasi Klasik & Modern" [Jakarta: Yayasan Obor, 2005])

Selasa, 20 Agustus 2013

Iman Sejati... (2)

Iman sejati...

adalah...

bergantung sepenuhnya...

kepada...

Allah yang berdaulat...

dan...

tidak bersandar...

apapun di dunia ini...

Dekat Allahlah...

kita tenang...

Iman Sejati... (1)

Iman sejati...

adalah...

memandang kepada...

Allah...

yang tidak kelihatan...

dan...

bergantung sepenuhnya...

kepadaNya...

Senin, 19 Agustus 2013

Hidup Karena Percaya...

Melihat penderitaan...

melihat tantangan...

melihat kesulitan...

melihat kedagingan...

melihat godaan setan...

melihat arus dunia...

melihat kebenaran yang keras...

kita merasa sulit...

tetapi...

ketika percaya...

Bapa yang baik...

Kristus yang penuh kasih...

Roh Kudus yang memberi kekuatan...

kita dikuatkan...

untuk berjalan maju...

bersama Allah...

[Inspired by 2 Kor. 5:7: "sebab hidup kami hini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat"]

Kasih Karunia demi Kasih Karunia...

Kehidupan orang percaya...

hanyalah...

sebuah perjalanan...

kasih karunia...

demi...

kasih karunia...

tanpa anugerah Tuhan...

kita tidak mampu...

menghadapi...

pergumulan...

visi...

kelemahan...

tantangan...

dunia...

setan...

kedagingan...

[Inspired by Yoh. 1:16: "karena dari kepenuhanNya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia"]

Minggu, 18 Agustus 2013

Kalimat Penting: Pdt. Stephen Tong: Ajaran Benar (2)

"Orang yang memiliki doktrin yang benar yang sesuai dengan firman Tuhan, berhak mendirikan gereja".

Kalimat Penting: Pdt. Stephen Tong: Ajaran Benar (1)

"Orthodox faith should regain the mainstream".

[Ajaran dan iman ortodoks yang sesuai dengan firman Tuhan seharusnya merebut kembali arus utama dalam gereja].

Sabtu, 17 Agustus 2013

Menghadapi Kuatir (2)

Mat 6:27  Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?

Apakah hal yang dikuatirkan pasti terjadi? Berapa persen hal yang dikuatirkan akan terjadi? Apakah ukuran kekuatiran lebih besar dari ukuran persoalan sesungguhnya? Apakah kekuatiran menyelesaikan masalah? Apakah kekuatiran dapat membahagiakan hidup?

Menghadapi Kuatir (1)

Luk 12:26  Jadi, jikalau kamu tidak sanggup membuat barang yang paling kecil, mengapa kamu kuatir akan hal-hal lain?

Kalau kita kuatir, berarti kita merasa diri sebagai Pencipta padahal kita tidak mampu mencipta. Kita bukan Allah karena itu, serahkanlah segala kekuatiran kepada Allah. Apa yang bisa kita lakukan dalam kebenaran, itu bagian kita. Apa yang tidak bisa kita kerjakan, serahkan kepada Allah.

Jumat, 16 Agustus 2013

Leon Morris: Mengapa Salib? (2)

Salib adalah pusat alam [hakekat pusat] susunan seluruh keempat Kitab Injil. Semuanya telah digambarkan dengan baik sebagai "Kisah-Kisah sebelum Paskah dengan pendahuluan yang diperpanjang" [Martin Kahler: a passion narrative with an extended introduction]. Keempatnya bukan buku biografi. Dalam setiap Injil itu, kematian dan kebangkitan Yesus mengambil tempat yang tidak seimbang, sehingga jelas sekali penulisnya tidak bermaksud memberikan catatan mengenai kehidupan Tuhan kita. Segala disusun untuk mencapai puncaknya - salib. Semua itu adalah 'Kitab-Kitab Injil', catatan-catatan tentang kabar baik mengenai apa yang telah Allah perbuat dalam Kristus untuk menyediakan keselamatan kita dan cara penempatan bersama Kitab-Kitab Injil memperlihatkan bahwa itulah makna salib.

Hal ini juga tampak jelas di dalam kitab-kitab Perjanjian Baru lainnya. Khotbah-khotbah di dalam Kisah Para Rasul kebanyakan mengenai kematian dan kebangkitan Yesus. Paulus dapat meringkaskan berita Kristen di dalam kata-kata "Kami memberitakan Kristus yang disalibkan" (1 Kor. 1:23). Penulis Kitab Ibrani memandang kedatangan Yesus ke dalam dunia sebagai "supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia" (Ibr. 2:9). Di dalam Kitab Wahyu dikatakan oleh 'darah Anak Domba', sekumpulan orang yang sangat banyak jumlahnya diselamatkan (Why 7:14). Masih banyak lagi pasal-pasal yang dapat dikutip. Di manapun di dalam Perjanjian Baru ditekankan bahwa salib berada di jantung hati setiap iman Kristen.

(dari buku "Salib Yesus" [Malang: SAAT, 2000])

Leon Morris: Mengapa Salib? (1)

Pentingnya salib bagi kekristenan belum pernah diragukan oleh orang-orang yang mempelajari Perjanjian Baru dengan serius. Semua kitab Injil meninggikan salib dan menemukan klimaksnya di salib. Kisah Para Rasul menceritakan bagaimana para pengkhotbah yang mula-mula memproklamasikan apa yang telah Allah lakukan di dalam salib Kristus, sementara surat-surat para rasul setidaknya menekankan arti dari tindakan penebusan dosa yang agung ini. Selama berabad-abad pikiran yang teragung di gereja telah mengalihkan perhatian mereka kepada apa yang telah Allah lakukan di dalam salib dan telah menuliskan ulasan-ulasan mereka yang sangat dalam mengenai hal itu, sementara di tingkat lain ibadah orang-orang percaya yang sangat saleh dan rendah hati telah berpusat pada salib.

Baptisan mereka telah dilakukan dalam kematian Kristus (Roma 6:3), dan sakramen Perjamuan Kudus mereka merupakan ibadah di mana setiap kali mereka makan roti dan minum dari cawan, mereka memberitakan kematian Tuhan sampai Dia datang kembali (1 Kor. 11:26). Di kelas-kelas atau ruang-ruang kuliah maupun di mimbar-mimbar, salib telah menjadi pusat. Sungguh demikian pentingnya salib, sehingga fakta ini telah mendapatkan tempat khusus dalam pemikiran kita. Setiap kali kita berkata "Hal yang sangat penting adalah ...." atau "hal yang paling pokok dari persoalan itu adalah ....", sebenarnya kita sedang berkata "sebagaimana salib merupakan pusat kekristenan, maka masalah ini menjadi pusat bagi uraian dan penjelasan saya", karena 'crux' (kata Inggris yang berarti 'hal yang terpenting') adalah kata Latin untuk 'salib'. 'Cross', dan 'crucial' berasal dari kata itu. Pertanyaan besar bagi orang-orang Kristen adalah 'bagaimanakah kematian Yesus menyelamatkan kita?"

(dari buku "Salib Yesus" [Malang: SAAT, 2000])

Kamis, 15 Agustus 2013

Kalimat Penting: Pujian-Teguran pada Anak

"Pujilah anak-anak Anda di depan orang, tegurlah mereka secara empat mata".

"Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu" (Ams. 29:17).

(dari buku "Kisah-Kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Ayah")

Kalimat Penting: Kasih pada Anak

"Anak-anak membutuhkan kasih, terutama ketika mereka tidak layak mendapatkannya".

"Sebab itu, jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih, dan hiduplah dalam kasih, sebagaimana Kristus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diriNya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah" (Ef. 5:1-2).

(dari buku "Kisah-Kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Ayah")

Rabu, 14 Agustus 2013

Arthur Pink: Makna Kedaulatan Allah (2)

Kedaulatan Allah menurut Kitab Suci itu bersifat mutlak, memiliki daya tarik dan tak terbatas. Ketika menyatakan bahwa Allah itu berdaulat, sebenarnya kita sedang menegaskan hakNya untuk memerintah alam semesta, yang telah Dia ciptakan bagi kemuliaanNya serta menurut kerelaan kehendakNya. Kita menegaskan bahwa Dia memiliki hak, layaknya hak seorang tukang periuk atas tanah liatnya, yakni Dia berhak membentuk tanah liatnya menjadi bentuk apapun seturut kehendakNya, membuat dari gumpalan yang sama satu bejana untuk tujuan yang mulia dan satu bejana lain untuk tujuan yang biasa.

Kita menegaskan bahwa Dia tidak dapat dibatasi oleh otoritas hukum atau peraturan apapun kecuali oleh keberadaan serta kehendakNya sendiri, 'bahwa Allah adalah hukum bagi diriNya sendiri' dan bahwa Dia tidak memiliki kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban dalam bentuk apapun, kepada siapapun.

(dari buku "Kedaulatan Allah" [Surabaya: Momentum, 2005])

Arthur Pink: Makna Kedaulatan Allah (1)

Kedaulatan Allah! Apa makna dari ungkapan tersebut? Ungkapan itu bermakna supremasi Allah, keberkuasaan Allah serta keilahian Allah. Menyebut Allah berdaulat sama halnya dengan menyebut Allah adalah Allah. Menyebut Allah berdaulat sama halnya dengan menyebutNya sebagai Yang Mahatinggi, yang berbuat menurut kehendakNya terhadap bala tentara langit dan penduduk bumi dan tidak ada seorangpun yang dapat menolak tanganNya, dengan berkata kepadaNya, "Apa yang Kauperbuat?" (Dan. 4:35).

Menyebut Allah berdaulat sama halnya dengan mengumumkan bahwa Ia adalah Yang Mahakuasa, yang empunya segala kuasa di sorga dan di bumi, sehingga tak seorang pun dapat menggagalkan keputusan-keputusan nasehatNya, menghalangi tujuan-tujuanNya ataupun menentang kehendak-kehendakNya (Mzm 115:3). Menyebut Allah berdaulat sama halnya dengan menyebutNya sebagai yang memerintah atas bangsa-bangsa (Mzm. 22:29), yang menegakkan kerajaan, yang meruntuhkan kerajaan-kerajaan dunia dan yang menggariskan jalan kehidupan dinasti-dinasti sesuai dengan perkenananNya. Menyebut Allah berdaulat sama halnya dengan menyatakan bahwa Dia adalah "Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja, Tuan di atas segala tuan" (1 Tim. 6:15). Demikianlah ALlah yang digambarkan di dalam Alkitab.

(dari buku "Kedaulatan Allah" [Surabaya: Momentum, 2005])

Selasa, 13 Agustus 2013

Jalan Pulang... (2)

Betapa indah...

ketika...

seorang ayah...

pulang...

dari tempat jauh...

dari tempat bekerjanya...

dan...

bertemu...

dengan anak-anaknya...

tetapi...

lebih indah lagi...

ketika...

seorang anak terhilang...

yang sesat dalam dosa...

pulang...

dan...

bertemu...

dengan...

Bapa di Sorga...

melalui...

Kristus...

Jalan Pulang... (1)

Iman...

dan...

pertobatan...

bukanlah usaha manusia...

bukanlah jasa manusia...

melainkan...

suatu jalan pulang...

manusia...

yang kembali...

kepada Bapa...

[inspired by CS Lewis sentence]

Senin, 12 Agustus 2013

3 Ayat Mengenai Paulus

1 Kor. 15:9: "Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah." Dalam ayat ini, Paulus merendahkan diri, merasa diri tidak layak disebut rasul [lalu saya merasa diri layak disebut pendeta?] dan ia merasa paling hina di antara semua rasul.

Efe. 3:8: "Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu,". Paulus bertumbuh dalam kerendahan hati. Kalau tadi paling hina di antara rasul, ternyata sekarang ia merasa paling hina di antara semua orang percaya.

1 Tim. 1:15: "Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa." Di sini, Paulus bertumbuh lagi semakin rendah hati. Ia bahkan merasa diri paling berdosa di antara orang berdosa. Dari awal pelayanan hingga akhir pelayanan, Paulus bukan saja mempunyai kerendahan hati yang makin segar, malah ia bertumbuh dalam kerendahan hati. Ini aneh. Biasanya, orang yang baru melayani bersikap sangat rendah hati. Makin lama melayani, makin banyak pengalaman, makin maju dalam pelayanan, kerendahan hati makin habis dan sisa hidupnya, sombong luar biasa. Akhirnya, Tuhan sampai "terpaksa" mengijinkan dia jatuh supaya tidak sombong lagi.

Mari kita berdoa supaya kita bertumbuh dalam kerendahan hati: tidak merasa diri layak, tidak mencuri kemuliaan Tuhan, tidak merasa diri paling hebat di antara yang lain.



3 Ayat Mengenai Demas

Flm 1:24: "dan dari Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas, teman-teman sekerjaku". Dalam ayat ini ia disebut dengan pujian, sebagai rekan sekerja Paulus, disandingkan dengan 2 penulis Injil: Markus dan Lukas.

Kol. 4:14: "Salam kepadamu dari tabib Lukas yang kekasih dan dari Demas". Dalam ayat ini ia disebut tanpa pujian, juga tanpa teguran.

2 Tim. 4:10: "karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia." Dalam ayat ini ia disebut dengan berita buruk. Rekan-rekan pelayanan Paulus pergi, Paulus mengalami kesepian. Tetapi kepergian Demas menyebabkan Paulus mengalami kesedihan. Istilah cinta yang dipakai adalah "agape". Istilah dunia yang dipakai bukan "kosmos" tetapi "aion" yang berarti "arus jaman". Demas sudah mati-matian cinta dan mengikuti arus jaman serta meninggalkan pekerjaan Tuhan.

Doakan orang-orang seperti Demas supaya Tuhan bawa mereka kembali kepada Tuhan.


Minggu, 11 Agustus 2013

Kalimat Penting: Suami-Istri (2)

"Suami mengasihi dan berkorban untuk istri sehingga istri tunduk dengan rela kepada suami. Istri menghormati dan tunduk kepada suami sehingga suami rela mengasihi dan berkorban bagi istri".

Kalimat Penting: Suami-Istri (1)

"Keluarga akan bahagia kalau suami-istri banyak menuntut diri dan mengampuni pasangan dari pada menuntut pasangan dan mengampuni diri".

Sabtu, 10 Agustus 2013

Charles Finney: Bergembira Karena Tuhan (2)

Kedua, bergembira di dalam Tuhan menyatakan kepuasan diri yang tertinggi di dalam Dia. Kepuasan diri di dalam Allah merupakan perbuatan baik atau kemauan baik terhadap Allah, yang dimodifikasi oleh pertimbangan akan karakter dan hubungan-hubunganNya. Secara tidak langsung, ini selalu menyatakan kegembiraan. Kepuasan diri seringkali diucapkan seakan-akan ini tercapai lengkap dalam kegembiraan yang terdapat dalam kepekaan jiwa.

Namun, sesungguhnya tidak demikian. Kepuasan diri dianggap sebagai kebaikan, terletak pada kehendak atau hati. Namun demikian, ini selalu menyangkut keadaan kepekaan yang sesuai dan tentu saja menyangkut kegembiraan atau kesenangan dalam pandangan akan karakter, pemerintahan, hubungan, karya-karya, dan cara-cara Allah. Tanpa kepuasan hati di dalam Allah, kita tidak bisa dikatakan benar-benar bergembira karena Tuhan.

(dari buku "Power, Passion & Prayer" [Yogyakarta: Andi, 2010])

[Catatan saya: pengkhotbah-pengkhotbah kebangunan yang diurapi Tuhan luar biasa seperti Charles Finney, DL Moody, John Sung, John Wesley memiliki pandangan teologi yang Arminian. Artinya, mereka memberi ruang bagi jasa manusia dalam hal misalnya keselamatan, juga hal-hal lain, meski juga dengan variasi tertentu. Hal ini tentu bertentangan dengan pemahaman Reformed yang menekankan kedaulatan dan anugerah Allah dan keselamatan. Meski demikian, pengutipan tulisan mereka atau tentang mereka sudah dalam payung teologi Reformed, artinya hal-hal yang sesuai dengan teologi Reformed. Tidak semua tulisan mereka sesuai dengan teologi Reformed. Karena itu, pembaca perlu bijaksana. Apa yang saya lakukan adalah membawa pembaca menikmati pekerjaan Roh Kudus yang juga dilakukan dengan luar biasa melalui hamba-hamba Tuhan lain].

Charles Finney: Bergembira Karena Tuhan (1)

Pertama, setuju mutlak dengan Dia. Tidak seorangpun dapat benar-benar bergembira karena Tuhan selain ia setuju dengan Allah pada kebesaran hatiNya, dan cara-cara yang dilakukanNya untuk menunjukkan betapa besarnya itu. Ia harus mengadopsi prinsip-prinsip Allah dan masuk dalam pandangan-pandangan dan perasaan-perasaanNya.

Ia harus merespons dengan kata amin yang sungguh-sungguh dari hati terhadap karakter, pekerjaan-pekerjaan, cara-caraNya, semua kebenaran firmanNya, dan semua ketetapan Allah. Orang yang memiliki kesetujuan mutlak dengan Allah ini dan yang benar-benar berminat dalam karakter, pemerintahan, kebijakan, tujuan-tujuan dan cara-cara Allah tentunya akan bergembira karena Tuhan; tidak ada cara lain.

(dari buku "Power, Passion & Prayer" [Yogyakarta: Andi, 2010])

[Catatan saya: pengkhotbah-pengkhotbah kebangunan yang diurapi Tuhan luar biasa seperti Charles Finney, DL Moody, John Sung, John Wesley memiliki pandangan teologi yang Arminian. Artinya, mereka memberi ruang bagi jasa manusia dalam hal misalnya keselamatan, juga hal-hal lain, meski juga dengan variasi tertentu. Hal ini tentu bertentangan dengan pemahaman Reformed yang menekankan kedaulatan dan anugerah Allah dan keselamatan. Meski demikian, pengutipan tulisan mereka atau tentang mereka sudah dalam payung teologi Reformed, artinya hal-hal yang sesuai dengan teologi Reformed. Tidak semua tulisan mereka sesuai dengan teologi Reformed. Karena itu, pembaca perlu bijaksana. Apa yang saya lakukan adalah membawa pembaca menikmati pekerjaan Roh Kudus yang juga dilakukan dengan luar biasa melalui hamba-hamba Tuhan lain].

Jumat, 09 Agustus 2013

John Stott: Pemimpin yang Disiplin (2)

Banyak contoh dari Alkitab yang dapat kita berikan. Musa mencari Allah dan Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya. Daud melihat kepada Allah sebagai gembalanya, terang dan keselamatannya, batu karangnya, benteng hidupnya dan dalam masa-masa sukar, ia menemukan kekuatan dalam Allah, Tuhannya. Rasul Paulus yang dibebani dengan suatu kelemahan fisik atau psikologis yang disebutnya 'duri dalam daging', mendengar Yesus berkata kepadanya: 'cukuplah kasih karuniaKu bagimu' dan belajar mengetahui bahwa tatkala ia lemah, di situlah ia kuat.

Namun teladan agung kita adalah Tuhan Yesus sendiri. Sering dikatakan orang, bahwa waktuNya selalu tersedia bagi semua orang. Itu tidak benar. Orang tidak selalu bisa menuntut perhatianNya. Ada kalanya orang banyak itu Ia suruh pergi. Ia menolak menyisihkan yang penting demi yang darurat. Secara teratur Ia menjauhkan diri dari khalayak ramai untuk sendirian bersama Allah di suatu tempat yang sepi dan memperoleh kekuatan yang baru. Lalu, menjelang saat terakhir, Ia dan para rasulNya menghadapi tes terakhir bersama-sama. Bagaimana bisa terjadi, demikianlah saya sering bertanya kepada diri sendiri, bahwa mereka meninggalkanNya dan melarikan diri sementara Ia berjalan menuju kayu salib dengan ketenangan yang begitu mendalam? Bukankah jawabnya ialah karena ia berdoa sementara mereka tidur dengan lelap?

Adakah hanya Allah yang memberi kekuatan kepada yang lemah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Sebab bahkan orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung. Tetapi mereka yang menanti-nantikan Tuhan dan menunggu Allah dengan sabar, akan seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah (Yes. 40:29-31). Adalah hanya mereka yang mendisiplinkan dirinya untuk mencari wajah Allah, yang dapat menjaga visinya tetap bercahaya-cahaya. Adalah hanya mereka yang hidup di hadapan salib Kristus yang api batinnya dinyalakan kembali dan takkan kunjung padam. Pemimpin-pemimpin yang merasa dirinya kuat karena mengandalkan tenaga sendiri adalah yang paling lemah dari semua orang; hanya mereka yang tahu dan mengakui kelemahan mereka, dapat menjadi kuat dengan kekuatan yang datangnya dari Kristus.

(dari buku "Isu-Isu Global Menantang Kepemimpinan Kristiani" [Jakarta: YK Bina Kasih, 1993])

John Stott: Pemimpin yang Disiplin (1)

Setiap visi mempunyai kecenderungan untuk memudar. Kerja keras yang dimulai dengan semangat yang berapi-api, dapat dengan mudah berubah menjadi kerja rutin yang hampa tanpa makna. Penderitaan dan rasa kesepian mulai menunjukkan pengaruhnya. Pemimpin merasa dirinya tidak dihargai dan mulai menjadi jenuh. Cita-cita Kristiani tentang pelayanan yang rendah hati kedengaran indah dalam teori, tapi dalam kenyataan terbukti tidak praktis. Dan suatu ketika sang Pemimpin berkata kepada dirinya sendiri: "kita cari yang cepat saja, meskipun harus berjalan di atas kepala orang lain; dengan cara itu cita-cita akan lebih lekas tercapai. Dan kalau sudah berhasil, apakah cara kita mencapainya masih perlu dihiraukan? Sedikit kompromi toh tak ada salahnya, ya atau tidak?"

Memang tidak bisa diingkari juga pemimpin-pemimpin adalah yang terdiri dari daging dan darah dan bukan dari batu atau metal. Apa yang dikatakan Peter Drucker adalah benar, "orang yang kuat, kelemahannya kuat juga". Bahkan pemimpin-pemimpin yang besar dalam cerita Alkitab memiliki cacat-cacat yang fatal. Juga mereka terjerembab, tak bisa diandalkan 100% dan rapuh... Jika para pahlawan Alkitab itu gagal, harapan apakah yang masih ada pada kita?

Pertanda terakhir seorang pemimpin Kristiani adalah disiplin, bukan saja disiplin dalam arti umum sebagai kemampuan mengendalikan nafsu-nafsu serta mengatur waktu dan tenaga sendiri, melainkan dan istimewa dalam artinya yang khusus yaitu disiplin untuk berharap hanya pada Allah. Pemimpin Kristiani sadar akan kelemahannya. Ia tahu betapa besar tugas yang diembannya dan betapa kuat pihak yang menentangnya. Namun ia tahu juga betapa tak terhingga kenyataan kasih Allah.

bersambung...
(dari buku "Isu-Isu Global Menantang Kepemimpinan Kristiani" [Jakarta: YK Bina Kasih, 1993])

Kamis, 08 Agustus 2013

W S Lasor (dkk): Teologi Kitab Yunus (2)

Rencana penyelamatan yang universal:

Satu-satunya konsep dalam kitab Yunus yang tidak temukan dalam kitab para nabi sebelum pembuangan ialah bahwa Allah menyuruh nabiNya untuk memberitakan amanatNya kepada bangsa lain dan Ia akan menyelamatkan bangsa itu jika mereka bertobat. Nabi-nabi sebelum pembuangan begitu prihatin terhadap penyembahan berhala oleh Israel sehingga mereka cenderung memperhatikan hal itu saja.

Elia (1 Raj 17-19) dan Elisa (2 Raj 8) memang mengunjungi tanah asing dan melakukan pelayanan tertentu kepada mereka; nabi-nabi lain menubuatkan hal-hal yang berhubungan dengan bangsa-bangsa di sekitar Israel tetapi tidak satupun yang diutus memberitakan pertobatan kecuali Yunus. Karena ini tidak sesuai dengan catatan Alkitab mengenai nabi-nabi sebelum pembuangan, maka beberapa ahli menyimpulkan bahwa kitab Yunus tentu ditulis sesudah pembuangan.

Tetapi penalaran ini tidak sepenuhnya meyakinkan. Peranan Israel sebagai pengantara sangat mendasar dalam konsep perjanjian sebagaimana kita lihat berulang kali. Memang benar, pada zaman nabi-nabi peranan itu belum digenapi dan juga tidak ditekankan. Walupun demikian, gagasan tersebut sudah ada. Bagi Yunus, pengutusan ini bukanlah gagasan baru, sekalipun ia tidak mau menerima akibat-akibatnya. Allah harus menerobos sikap Yunus yang anti bangsa-bangsa lain - dan ini tidak mudah! Tetapi justru inilah yang merupakan tema utama Perjanjian Lama.

Dengan berbagai cara dan dalam berbagai masa Allah memperlihatkan rencana penyelamatanNya kepada orang-orang pilihanNya. Bangsa-bangsa pilihanNya harus menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain, namun ternyata pada masa Yesus hal ini belum juga diterima (Mat. 21:43). Pengutusan Yunus oleh Allah ke Niniwe tidak mencerminkan teologi Yahudi pada abad ke 9 atau ke 8 ataupun abad ke 4 SM. Kebenaran tentang Allah yang adalah Allah segala bangsa dan menginginkan supaya semua orang mengenal Dia dan rencana penyelamatanNya, tidak timbul dari akal budi manusia. Hal itu adalah penyataan Allah kepada nabi-nabiNya dan rupanya penyataanNya datang kepada Yunus dengan cara yang paling luar biasa.

(dari buku "Pengantar Perjanjian Lama 2" [Jakarta: Gunung Mulia, 2000])

W S Lasor (dkk): Teologi Kitab Yunus (1)

Konsep Allah:

Tentu saja Allah Yunus adalah Tuhan Allah Israel. Tampaknya Yunus termasuk salah seorang yang percaya bahwa Allah terbatas pada tanah tempat tinggal umatNya, karena ia berusaha untuk pergi 'jauh dari hadapan TUHAN' (Yun. 1:3) dengan melarikan diri ke Tarsis. Namun, ia masih percaya, Allah adalah 'Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan' (Yun. 1:9). Ia mengakui adanya hubungan antara ketidaktaatannya dengan badai yang besar itu dan ia juga percaya apabila ia dicampakkan ke laut, maka badai itu akan reda (1:12).

Ia percaya Allah mendengar dan menjawab doanya (2:2, 6) sehingga ia kembali kepadaNya pada saat ia putus asa (2:7). Yunus juga mengetahui Allah adalah Allah 'Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia' (4:2) dan ia percaya Allah akan memperlihatkan anugerahNya kepada orang Niniwe jika mereka bertobat (3:10; 4:2a).

Beberapa ahli menganggap konsep mengenai Allah dalam kitab Yunus terlalu maju untuk masa sebelum pembuangan sehingga mereka menggolongkan kitab Yunus dengan kitab-kitab yang ditulis sesudah pembuangan, biasanya pada sekitar abad ke 4 SM. Tetapi anggapan ini tidak mempertimbangkan beberapa unsur dalam cerita ini.

Sebelum abad ke 4 SM, Asyur dan Niniwe sudah lama tidak ada lagi (Niniwe jatuh pada tahun 612 SM) dan tidak ada orang Israel yang akan memperlihatkan kebencian terhadap Niniwe seperti yang diperlihatkan oleh Yunus karena pada saat itu ada musuh lebih dekat dan lebih kuat. Lagi pula, sangatlah tidak mungkin, seorang Yahudi pada masa sesudah pembuangan masih tetap berpikir bahwa ia dapat melarikan diri dari hadirat Allah. Tentu saja salah satu pelajaran yang penting pada masa pembuangan adalah bahwa Allah tidak hanya terbatas di Palestina. Tidak ada sesuatu dalam Kitab Yunus kecuali mungkin satu hal yang akan segera diuraikan yang tidak dapat ditemukan dalam kitab-kitab yang ditulis sebelum pembuangan.

(dari buku "Pengantar Perjanjian Lama 2" [Jakarta: Gunung Mulia, 2000])

Rabu, 07 Agustus 2013

Pengakuan Iman Rasuli

1. Aku percaya kepada Allah Bapa yang Maha Kuasa, khalik langit dan bumi.
2. Dan kepada Yesus Kristus AnakNya yang tunggal Tuhan kita.
3. Yang dikandung dari Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria.
4. Yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam Kerajaan Maut.
5. Pada hari yang ketiga, bangkit pula dari antara orang mati.
6. Naik ke Sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Maha Kuasa.
7. Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
8. Aku percaya kepada Roh Kudus.
9. Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus.
10. Pengampunan dosa.
11. Kebangkitan daging.
12. Dan hidup yang kekal.

Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel (Tahun 325 & 381 AD)

Aku percaya akan satu Allah,

Bapa yang mahakuasa,
pencipta langit dan bumi,
dan segala sesuatu yang kelihatan
dan tak kelihatan;

dan akan satu Tuhan Yesus Kristus,
Anak Allah yang tunggal.
Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad,

Allah dari Allah,
Terang dari Terang,
Allah benar dari Allah benar.

Ia dilahirkan, bukan dijadikan,
sehakikat dengan Bapa;
segala sesuatu dijadikan oleh-Nya.

Ia turun dari surga untuk kita manusia
dan untuk keselamatan kita.

Ia dikandung dari Roh Kudus,
Dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia.

Ia pun disalibkan untuk kita, waktu Pontius Pilatus;
Ia menderita sampai wafat dan dimakamkan.

Pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci.
Ia naik ke surga, duduk di sisi Bapa.
Ia akan kembali dengan mulia,
mengadili orang yang hidup dan yang mati;
kerajaan-Nya takkan berakhir.
Aku percaya akan Roh Kudus,
Ia Tuhan yang menghidupkan;
Ia berasal dari Bapa dan Putra,
yang serta Bapa dan Putra,
disembah dan dimuliakan;
Ia berfirman dengan perantaraan para nabi.

Aku percaya akan Gereja
yang satu, kudus, am dan apostolik.
Aku mengakui satu pembaptisan
Akan penghapusan dosa.
Aku menantikan kebangkitan orang mati
dan hidup di akhirat.
Amin.

Selasa, 06 Agustus 2013

Antara Firman dan Dunia... (2)

Allah yang sama...

yang menciptakan dunia...

juga...

yang memberikan firman...

dunia tidak mungkin...

memiliki makna...

tanpa firman...

sayangnya...

banyak orang mengejar dunia...

tetapi tidak mengejar firman...

apa gunanya...

orang memperoleh dunia...

tetapi hidupnya...

tidak bermakna...

Antara Firman dan Dunia... (1)

Pada mulanya...

Allah menciptakan...

langit dan bumi...

atau dunia (world)...

Pada mulanya...

adalah firman...

yang adalah Allah...

Pada mulanya...

Kristus...

yang adalah Firman yang hidup...

yang menciptakan dunia...

tanpa Kristus...

tidak ada satupun...

yang boleh jadi...

Senin, 05 Agustus 2013

M. David Sills: Misi & Amanat Kristus

Tentu saja, suatu kesadaran akan perintah Kristus memotivasi setiap orang Kristen yang sungguh-sungguh. Yesus memerintahkan kita untuk pergi dan memuridkan orang-orang dari berbagai kelompok suku di dunia dalam Matius 28:18-20. Tetapi bukankah kita telah selesai mengerjakannya sekarang? Bukankah kita telah memenangkan orang-orang bagi Kristus, melatih murid-murid, dan mendirikan gereja-gereja di segala bangsa dalam 2000 tahun terakhir ini?

Kita sering berpikir bahwa perintah untuk memberitakan Injil kepada setiap bangsa ini, seolah-olah batas geopolitis dalam peta dunia kita adalah apa yang dimaksudkan oleh Yesus. Dalam versi asli bahasa Yunani tentang Amanat Agung, perintah Yesus untuk menjadikan murid-murid adalah 'panta ta ethne'. 'Panta' adalah kata yang artinya 'semua'. 'Ta' adalah artikel definit (seperti 'the' dalam bahasa Inggris) dan 'ethne' adalah kata yang kita terjemahkan menjadi 'bangsa-bangsa'; kata 'etnik' sangat jelas terkandung dalam kata ini.

Kata ini muncul berulangkali dalam PB dan karena Alkitab kita biasanya menerjemahkan kata ini sebagai bangsa-bangsa, banyak orang mengasumsikan bahwa Allah memandang ke bawah dari sorga dan melihat garis-garis batas hitam tebal di sekeliling bidang-bidang tanah yang luas di benua-benua yang ada di bumi. Meskipun tentu saja ini adalah penggambaran yang berlebihan, banyak strategi dan prioritas misi yang tidak merefleksikan penekanan Yesus ketika kita Dia berbicara mengenai Amanat Agung kepada kelompok-kelompok suku dan bahasa (etnolinguistik).

(dari buku M. David Sills, "Panggilan Misi", [Surabaya: Momentum, 2011])

M. David Sills: Kebutuhan & Panggilan Misi

Sejumlah orang percaya yang tulus dan berhati lembut telah salah berasumsi bahwa suatu rasa terbeban akan kebutuhan misi merupakan panggilan misi. Allah membawa kesadaran akan kebutuhan-kebutuhan yang ada di dunia kepada orang-orang Kristen, namun kebutuhan itu bukanlah panggilan. Jika anda pergi ke ladang misi dengan kebutuhan sebagai dasar dari panggilan anda, maka anda mungkin akan melihat bahwa kebutuhan itu tidaklah sebesar yang anda semula pikirkan dan anda mulai bertanya-tanya mengapa anda datang atau mengapa anda tinggal.

Beberapa misionaris berangkat dengan 'panggilan' berdasarkan kebutuhan, tiba di ladang dan menemukan bahwa telah ada banyak misionaris dan lembaga misi yang berusaha memenuhi kebutuhan itu. Mungkin ketika kebutuhan yang begitu  memotivasi anda telah terpenuhi, pertanyaan tentang apakah anda akan tetap tinggal akan dengan segera menggantikan pertanyaan sebelumnya mengenai apakah anda akan pergi.

Tetap saja ada banyak sekali kebutuhan-kebutuhan besar dan Allah seringkali memakai kesadaran akan kebutuhan-kebutuhan ini untuk membebani kita agar mengambil tindakan. Sepertiga dari populasi planet ini atau lebih dari 2 miliar orang belum pernah mendengar Injil. Dan dari jumlah itu, lebih dari 50000 orang mati setiap hari, terpisah dari Allah selamanya. Seperti yang telah dikatakan, satu defenisi dari seorang misionaris adalah seseorang yang tidak pernah merasa tenang mendengar langkah kaki para penyembah berhala yang sedang menuju kekekalan tanpa Kristus. Suara langkah-langkah kaki itu bergema dalam benak mereka dan menghantui mimpi-mimpi mereka. Orang tidak boleh pergi karena didorong oleh kebutuhan semata, namun Allah sering memakai kebutuhan sebagai dorongan awal untuk menyadarkan kita akan panggilanNya.

(dari buku M. David Sills, "Panggilan Misi" [Surabaya: Momentum, 2011])

Minggu, 04 Agustus 2013

Kalimat Penting: Pdt. Stephen Tong: Panggilan & Kesetiaan

"Hamba Tuhan yang dipanggil oleh uang akan setia kepada uang. Yang dipanggil oleh jabatan akan setia kepada jabatan. Yang dipanggil oleh organisasi akan setia kepada organisasi. Yang dipanggil oleh Tuhan, akan setia kepada Tuhan".

[parafrase oleh saya]

Kalimat Penting: Pdt. Stephen Tong: Khotbah

"Khotbah yang keluar dari mulut akan hanya didengar oleh telinga. Khotbah yang keluar dari pikiran, akan hanya didengar oleh pikiran. Khotbah yang keluar dari pergumulan jiwa yang sungguh-sungguh akan menyentuh hati dan jiwa. Khotbah yang diurapi oleh Roh Kudus berkuasa merubah hati manusia".

[parafrase oleh saya].

Sabtu, 03 Agustus 2013

Ayat-Ayat: Percaya dalam Kitab Mazmur (2)

[Perlu membaca ayat-ayat sebelumnya dan sesudahnya pada pasal tersebut untuk memahami konteksnya]


55:24 Tetapi Engkau, ya Allah, akan menjerumuskan mereka ke lubang sumur yang dalam; orang penumpah darah dan penipu tidak akan mencapai setengah umurnya. Tetapi aku ini percaya kepada-Mu.

56:4 Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu;

56:5 kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?

62:9 Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. Sela

62:11 Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah menaruh harap yang sia-sia kepada perampasan; apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya.

71:5  Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya ALLAH.

78:32  Sekalipun demikian mereka masih saja berbuat dosa dan tidak percaya kepada perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib.

84:13 Ya TUHAN semesta alam, berbahagialah manusia yang percaya kepada-Mu!

112:7  Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada TUHAN.

116:10  Aku percaya, sekalipun aku berkata: "Aku ini sangat tertindas."

118:8  Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada manusia.

118:9  Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada para bangsawan.

146:3  Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan.

Ayat-Ayat: Percaya dalam Kitab Mazmur (1)

[Perlu membaca ayat-ayat sebelum dan sesudahnya pada pasal tersebut untuk memahami konteksnya]

9:11 Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN.

13:6a Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu.

21:8 Sebab raja percaya kepada TUHAN, dan karena kasih setia Yang Mahatinggi ia tidak goyang.

22:5 Kepada-Mu nenek moyang kami percaya; mereka percaya, dan Engkau meluputkan mereka.

22:6 Kepada-Mu mereka berseru-seru, dan mereka terluput; kepada-Mu mereka percaya, dan mereka tidak mendapat malu.

25:2  Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah kiranya aku mendapat malu; janganlah musuh-musuhku beria-ria atas aku.

26:1  Dari Daud. Berilah keadilan kepadaku, ya TUHAN, sebab aku telah hidup dalam ketulusan; kepada TUHAN aku percaya dengan tidak ragu-ragu.

27:3  Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takut hatiku; sekalipun timbul peperangan melawan aku, dalam hal itupun aku tetap percaya.

27:13  Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup!

28:7  TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya.

31:7 Engkau benci kepada orang-orang yang memuja berhala yang sia-sia, tetapi aku percaya kepada TUHAN.

31:15 Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: "Engkaulah Allahku!"

32:10  Banyak kesakitan diderita orang fasik, tetapi orang percaya kepada TUHAN dikelilingi-Nya dengan kasih setia.

33:21  Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.

37:3  Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia,

37:5  Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;

40:4 Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada TUHAN.

40:5 Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada TUHAN, yang tidak berpaling kepada orang-orang yang angkuh, atau kepada orang-orang yang telah menyimpang kepada kebohongan!

Jumat, 02 Agustus 2013

Kalimat Penting: Cara Kerja Kasih

"Kasih melihat melalui teleskop, bukan mikroskop".
[Maksudnya, kasih melihat hal yang jauh menjadi dekat bukan melihat kesalahan yang kecil jadi besar]

"Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu... Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain" (1 Kor. 13:4-5)

(dari buku "Kisah-Kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Wanita")

Kalimat Penting: Hati Nurani

"Banyak orang salah ingat hanya sesaat, karena hati nurani yang jernih".

"Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia" (Kis. 24:16).

(Dari buku "Kisah-Kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Wanita")

Kamis, 01 Agustus 2013

Katekismus Westminster: Berkat Kehidupan

Pertanyaan 36: Berkat kehidupan apakah yang mengiringi atau bersumber dari peristiwa pembenaran, pengangkatan sebagai anak serta pengudusan?

Jawaban: Berkat kehidupan yang mengiringi atau bersumber dari peristiwa pembenaran, pengangkatan sebagai anak serta pengudusan adalah keyakinan akan kasih Allah, damai sejahtera, sukacita oleh Roh Kudus(1), kelimpahan anugerah(2), dan ketekunan di dalamnya sampai kesudahannya(3).

___________________________
Ayat-ayat:

(1) Kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah... dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita (Rm. 5:1, 2, 5).

(2) Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari (Ams. 4:18).

(3) Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung (2 Ptr. 1:10)

Katekismus Westminster: Pengudusan

Pertanyaan 35: Apakah yang dimaksud dengan pengudusan itu?

Jawaban: Pengudusan merupakan tindakan anugerah Allah secara cuma-cuma(1), melalui mana kita diperbaharui dalam seluruh keberadaan kita menurut gambar dan rupa Allah(2), serta dimampukan lagi dan lagi untuk mati bagi dosa dan hidup bagi kebenaran(3).

___________________________
Ayat-ayat:

(1) Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu (2 Tes. 2:13).

(2) Supaya kamu dibarui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya (Ef. 4:23-24).

(3) Sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati... demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru... agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa (Rm 6:4, 6).