Jumat, 28 Februari 2014

Kuasa Kebangunan

Kuasa kebangunan berbeda dengan kuasa lain dalam pemberitaan firman Tuhan, meski sama-sama merupakan kuasa Roh Kudus.

Pada kuasa kebangunan, Roh Kudus bekerja secara luar biasa, mendatangkan pertobatan secara massal, dan api kebangunan itu menjalar. Kalimat-kalimat khotbah yang disampaikan oleh pendengar kepada pendengar lain dapat memberi pertobatan.

Pendengar langsung mengalami pertobatan sejati secara radikal.

Dampak dari kuasa kebangunan begitu bertahan lama. Kadang-kadang setelah 50 tahun, api Roh Kudus yang membakar orang yang mendengar khotbah kebangunan, masih bernyala dalam hatinya.

Doakan agar Tuhan membangkitkan hamba-hamba Tuhan dengan kuasa kebangunan pada zaman ini.

Bangkitnya Hamba Tuhan Yang Diurapi Dengan Kuasa Kebangunan

Kalau kita membaca sejarah kebangunan rohani, hamba-hamba Tuhan yang diurapi dengan kuasa kebangunan menjalani pola yang hampir mirip.

Mereka adalah orang-orang biasa yang tidak dikenali oleh siapapun, bahkan dianggap biasa oleh orang-orang percaya di sekitarnya.

Ketika Tuhan membangkitkan mereka, mereka mulai melayani dari perkumpulan yang kecil, gereja yang kecil, persekutuan doa yang hanya dua atau tiga orang. Orang tidak mengenal mereka sehingga tidak mungkin mereka langsung diundang ke gereja yang besar.

Seperti Yohanes Pembaptis, mereka tidak mempunyai fasilitas apapun untuk disandari. Karena itu, mereka sepenuhnya bersandar kepada Tuhan.

Khotbah-khotbahnya menekankan tiga hal: mengandalkan firman Tuhan, menyatakan kemuliaan Tuhan dan menyatakan kesucian Tuhan. Di dalamnya dapat disampaikan khotbah penginjilan atau khotbah pertobatan tetapi intinya tiga hal itu.

Pelayanan mereka bukan didasarkan atas konfirmasi manusia tetapi konfirmasi Tuhan. Tuhan bekerja sepenuhnya dengan menyatakan pertobatan pendengar. Pemabuk, penjudi, pezinah dll, semuanya bertobat dan menerima Kristus serta memulai hidup baru.

Karena banyak yang bertobat, tidak heran jumlah pendengarnya bertambah setiap malam. Ada kebaktian yang dimulai dengan 200 orang pada hari pertama dan hari terakhir, hari keenambelas, menjadi 20.000 orang.

Tuhan dipermuliakan, hamba-Nya merendahkan diri, jemaat dibangunkan.

Kamis, 27 Februari 2014

Ayat-Ayat: Tuhan Yesus Tidak Berdosa (Pengakuan Orang Jahat)

Yudas:
Mat 27:3  Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua,
Mat 27:4  dan berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!"

Istri Pilatus:
Mat 27:19  Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan, isterinya mengirim pesan kepadanya: "Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam."

Penjahat yang disalibkan:
Luk 23:39  Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!"
Luk 23:40  Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
Luk 23:41  Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
Luk 23:42  Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
Luk 23:43  Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."




Ayat-Ayat: Tuhan Yesus adalah Allah Sejati

Injil Yohanes:
20:27  Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."
20:28  Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"
20:29  Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya".

Surat Roma:
9:5  Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!

Surat Filipi:
2:5  Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6  yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,


Rabu, 26 Februari 2014

Kalimat Penting: Ironi Banyak Gereja Besar (2)

"Pada banyak gereja besar, yang mempunyai gedung dan jemaat yang besar, harap tidak semua, pendeta-pendeta dan majelis-majelis sering mengaku di mulut bahwa ini adalah pekerjaan Tuhan tetapi dalam hati berkata bahwa tanpa mereka, keadaan itu sulit terjadi. Fenomena ini memang bisa terjadi di gereja kecil. Tapi, peluangnya lebih besar terjadi di gereja besar."

Kalimat Penting: Ironi Banyak Gereja Besar (1)

"Banyak gereja didirikan dengan bersandar sepenuhnya kepada Tuhan, perasaan diri tidak layak, banyak doa berlutut, merendahkan diri, karena belum mempunyai apa-apa. Hari demi hari dijalani dengan bersandar kepada Tuhan. Setelah pendetanya menjadi terkenal, gereja mempunyai gedung megah, aset triliunan, deposito ratusan miliar, jemaat ribuan, maka gereja langsung berubah. Mulai mencuri kemuliaan Tuhan, merasa diri layak, tidak bersandar kepada Tuhan, doa berlutut dilupakan, mulai menghitung jasa dan membanggakan kerja keras, di mana-mana mengharapkan pujian dan sambutan. Tidak heran Tuhan memindahkan kaki dian ke gereja yang baru berdiri, yang bergantung kepada Tuhan. Inilah model siklus sejarah gereja."

Selasa, 25 Februari 2014

Pdt. Stephen Tong: Prinsip-Prinsip Gerakan Reformasi

Dari gerakan Reformasi kita dapat menyaksikan beberapa prinsip yang penting yaitu:

Pertama, gerakan Reformasi melaksanakan dua aspek yang penting yaitu merobohkan yang salah dan membangun kembali yang benar. Dalam merobohkan semua yang salah, Tuhan memakai Martin Luther sedangkan untuk membangun kembali ajaran yang ketat dan sistematis, tokoh penting yang dipakai Tuhan adalah John Calvin...

Kedua, gerakan Reformasi tidak pernah berusaha mendirikan suatu doktrin yang baru, dan tidak pernah berusaha mementingkan doktrin yang satu dan melalaikan doktrin yang lain.

Ketiga, gerakan Reformasi tidak pernah mau tunduk pada filsafat atau pikiran manusia, tetapi berdasarkan Alkitab saja.

Keempat, segala usaha Calvin khususnya untuk menjelaskan kepada orang-orang yang tidak lagi diakui oleh gereja Roma Katolik, yaitau orang-orang Protestan, bahwa apa yang dipercaya oleh orang-orang Reformasi itdak melawan Alkitab tetapi justru kembali kepada ajaran Alkitab sesuai dengan kredo Apostolik yaitu Pengakuan Iman Rasuli. Maka Pengakuan Iman Rasuli menjadi satu garis besar, kerangka yang dengannya ia menjelaskan seluruh doktrin Alkitab dan hal ini erupakan keistimewaan dari Reformasi.

(dari buku "Reformasi dan Theologi Reformed" [Surabaya: Momentum])

Pdt. Stephen Tong: Gereja Yang Baik

Gereja yang baik harus melakukan beberapa hal ini:

Pertama, membenahi doktrin-doktrin kepercayaannya sehingga berakar di dalam mengetahui siapa, apa dan mengapa kita percaya.

Kedua, mengajarkan tentang hidup bertanggungjawab kepada Allah menurut etika yang sesuai dengan ajaran Alkitab, yakni memancarkan sifat Ilahi dalam bidang moral kepada sesama manusia.

Ketiga, membenahi makna hidup dan pelayanan. Sebagaimana kita adalah orang-orang Kristen, maka kita harus hidup dan melayani orang lain sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab.

Keempat, berusaha membina orang Kristen untuk memuliakan Tuhan di bidang-bidang yang berbeda dalam masyarakat luas.

Kelima, gereja mendorong pelebaran pengabaran Injil di dalam menggenapi tugas Amanat Agung.

(dari buku "Reformasi dan Theologi Reformed [Surabaya: Momentum])

Senin, 24 Februari 2014

Gereja Schzisophrenia

Gereja hari ini kadang-kadang seperti orang schzisophrenia, yang terpecah kejiwaannya menjadi dua kepribadian.

Pembawa acara sering mengatakan: "Malam ini Tuhan, Raja di atas segala raja hadir di sini, Amin???" Lalu gemuruh suara hadirin menjawab dengan kompak dan keras: "Amin !!!". Tetapi ironisnya, di tengah kebaktian itu, banyak yang jalan-jalan, banyak yang main-mainan HP, bahkan banyak yang main game/ chatting. Bayangkan kalau acara itu dihadiri Presiden. Semua serius mendengarkan pidato presiden. Kalau Presiden Amerika yang hadir, seluruh sinyal HP dinonaktifkan, bukan HPnya tapi sinyal hilang. Sekarang Raja di atas segala raja hadir tetapi orang sembarangan bersikap.

Pembawa acara sering mengatakan: "Indonesia penuh kemuliaan Tuhan, Amin???" Lalu gemuruh suara hadirin menjawab dengan kompak dan keras: "Amin !!!" Tetapi ironisnya, sebagian jemaat bahkan pembawa acara itu sendiri, ketika keluar dari ruangan kebaktian hendak mengambil mobil di parkiran, ternyata mobilnya terserempet sehingga penyok, malah maki-maki dengan kata-kata yang tidak memuliakan Tuhan. Tidak usah bicara Indonesia penuh kemuliaan Tuhan. Bicara saja parkiran penuh kemuliaan Tuhan, itu sudah bagus.

Saudara bisa teruskan daftar ini.

Doakanlah gereja-gereja>>>

Motivasi Menjadi Makmur-Termasyhur = Motivasi Duniawi

Banyak orang percaya diajak mengikuti ibadah yang katanya dapat menjadikan mereka menjadi orang yang makmur dan termasyhur. Secara tidak sadar, ibadah seperti ini menggiring orang percaya memiliki motivasi untuk menjadi orang yang makmur dan termasyhur. Padahal, motivasi hidup seperti ini bukan motivasi Alkitab, bukan motivasi dari Tuhan melainkan motivasi duniawi.

Pertanyaan 1 Katekismus Singkat Westminster adalah tentang apakah tujuan utama hidup manusia. Jawabannya adalah untuk memuliakan Tuhan dan menikmati-Nya. Inilah tujuan hidup yang berasal dari Tuhan, berasal dari firman Tuhan. Manusia dicipta untuk memuliakan dan menikmati Tuhan. Pada waktu kita sudah berada dalam surga, tugas dan pekerjaan kita selama-lamanya adalah memuliakan dan menikmati Tuhan.

1 Yohanes 2 mengatakan bahwa keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup bukan berasal dari Bapa melainkan dari dunia. Kalau manusia berniat menjadi makmur dan termasyhur, berarti menjadi diri hebat, memuaskan keinginan daging dan matanya dan pada gilirannya memuliakan dirinya.

Amsal 23 mengatakan bahwa jangan bersusah payah menjadi kaya karena kekayaan itu seperti burung yang bersayap, tiba-tiba pergi. Tugas dan panggilan kita bukan bersusah payah menjadi kaya tetapi bersusah payah menyenangkan Tuhan.

Marilah kita berniat untuk memuliakan Tuhan, memasyhurkan nama Tuhan dan menikmati anugerah Tuhan melalui bimbingan firman Tuhan yang murni dan pertolongan Roh Kudus.

Minggu, 23 Februari 2014

Kalimat Penting: H. Venema: Sub-Tujuan Penginjilan

"Kemuliaan Nama Allah adalah tujuan utama pemberitaan Injil. Selanjutnya tujuan utama ini diwujudkan melalui beberapa sub-tujuan seperti pengetahuan akan Nama Allah, pertobatan orang kafir, penanaman gereja Kristus dan kedatangan Kerajaan Allah".

(dari buku "Injil Untuk Semua Orang" [Jakarta: YK Bina Kasih])

Kalimat Penting: H. Venema: Tujuan Utama Penginjilan

"Sesuai amanat Alkitab, jelaslah bahwa tujuan utama pemberitaan Injil adalah memuliakan nama TUHAN. Itu berarti bahwa pekabaran Injil kepada semua bangsa di dunia dimaksudkan supaya Nama TUHAN menerima lagi kemuliaan-Nya yang sepatutnya".

[Refleksi saya: dengan demikian, tujuan penginjilan bukan jalan-jalan dalam 'mission trip' ke pegunungan atau pantai, bukan pamer-pamer kepintaran teologis, bukan cari lawan debat dan tujuan-tujuan lain yang tidak benar].

(dari buku "Injil Untuk Semua Orang" [Jakarta: YK Bina Kasih])

Sabtu, 22 Februari 2014

Musik dan Iman Schubert

Berikut sedikit cuplikan tentang musik dan iman Franz Schubert (1797-1828): 

Musik Schubert selalu terdengar indah. Keindahan suara itu esensial baginya. Ia belajar menulis musik orkestra melalui bermain dalam orkestra. Ia mampu membuat alat-alat musik bernyanyi. Komponis idealnya adalah Mozart dan selama berbulan-bulan terakhir hidupnya Schuber mempelajari Handel. Suatu kali setelah mendengarkan musik Mozart, Schubert menulis dalam sepucuk surat, "Saat-saat yang membahagiakan melepaskan kesusahan hidup. Di sorga sana saat-saat yang bersinar-sinar ini akan berubah menjadi sukacita yang abadi".

Sepanjang tahun-tahun terakhir hidupnya, Schubert menaruh minat yang diperbarui dalam musik gereja, yang senantiasa menggugah hatinya secara mendalam. Franz Schubert merupakan seorang yang menerima prinsip-prinsip reiligius dan dogma-dogma yang keras. Meskipun perjuangan mewarnai hidupnya, imannya tidak pernah goyah, dan hal itu memperindah sebagian dari komposisinya yang paling berbobot. 

Schubert mengalami masa-masa manakala ia terobsesi dengan hidupnya yang kelihatannya gagal. Namun bahkan dalam musik tragis yang diciptakan pada masa akhir hidupnya, tak ada nada-nada kepahitan di dalamnya, hanya kesedihan yang semakin muram sehingga membuat banyak musiknya tampaknya begitu pedih. Schubert meninggal pada usia 31 tahun karena tifus, dan permintaannya agar dikuburkan bersebelahan dengan Beethoven dikabulkan. 

(dari buku "Karunia Musik" [Surabaya: Momentum])

Siegmund Spaeth: Kebahagiaan Mendelssohn

Tentang Felix Mendelssohn (1809-1847) ia menulis:

"Sungguh melegakan mendapati seorang musisi yang benar-benar berbahagia dalam sebagian besar hidupnya meskipun hidupnya itu singkat"

[Catatan tambahan: Mendelssohn merupakan komponis oratorio terbesar abad ke 19 dan seperti halnya Bach dan Handel, ia memahami Alkitab dengan baik. Ia sering berkata, "Alkitab selalu yang terbaik dari semua yang lain". Oratorionya St. Paul didasarkan pada ayat Kitab Suci yang murni dan sederhana. Penggunaan koralnya menunjukkan pengaruh dari Bach. Oratorionya Elijah merupakan oratorio terbesar sejak Messiah ditulis oleh GF Handel. Ia mendapatkan seorang istri yang setia, seorang pelukis cat minyak dan seorang yang tenang. Bagi Mendelssohn, inilah istri yang terbaik. Kematian di masa muda merupakan kerja keras]

(dari buku "Karunia Musik" [Surabaya: Momentum])

Jumat, 21 Februari 2014

Will Metzger: Ciri-Ciri Pendengar Yang Baik

Pertama, mencari sesuatu yang menarik dalam apa yang dikatakan dan mengajukan pertanyaan.

Kedua, menganggap beritanya lebih penting dari pada tata bahasa, susunan kalimat, atau pemakaian kata.

Ketiga, mendengarkan secara rasional; mengevaluasi namun menahan penilaian.

Keempat, juga mendengarkan perasaan yang tersirat.

Kelima, memperhatikan pola-pola, ciri-ciri, prinsip-prinsip, dan gagasan-gagasan dasar.

Keenam, mengindikasikan perhatian penuh melalui komentar singkat, reaksi-reaksi.

Ketujuh, berkonsentrasi dengan memfokuskan mata dan pikiran.

Kedelapan, menerima ekspresi gagasan-gagasan atau masalah-masalah yang sulit.

Kesembilan, menggali gagasan, asumsi, masalah di balik perkataan yang disampaikan.

Kesepuluh, mempertahankan kendali emosional dan tidak mudah terguncang.

Kesebelas, memikirkan apa yang sedang disampaikan, dan bila diperlukan nasihat, menggunakan prinsip-prinsip Alkitab.

(dari buku "Beritakan Kebenaran" [Surabaya: Momentum]. Buku ini merupakan buku tentang bagaimana memberitakan Injil. Bagi pembaca yang mengalami kesulitan dalam penginjilan pribadi, disarankan membaca buku ini)

Will Metzger: Ciri-Ciri Pendengar Yang Tidak Baik

Pertama, menganggap subjek pembicaraan tidak penting.

Kedua, berfokus pada cara penyampaian orang itu (pilihan kata).

Ketiga, terlalu cepat bereaksi; terlalu cepat memberikan penilaian.

Keempat, hanya mendengarkan fakta-fakta.

Kelima, berusaha meringkas informasi.

Keenam, berpura-pura menaruh perhatian pada orang itu.

Ketujuh, mudah teralihkan perhatiannya.

Kedelapan, menghindari pergumulan dengan informasi yang sulit dicerna.

Kesembilan, puas dengan mendengar apa yang telah disampaikan.

Kesepuluh, membiarkan kata-kata yang emosional atau situasi menghambat penyampaian.

Kesebelas, memikirkan tentang responsnya sendiri atas apa yang sedang disampaikan.

bersambung...

(dari buku "Beritakan Kebenaran" [Surabaya: Momentum])

Kamis, 20 Februari 2014

Peter O'Brien: Bertahan Melawan Tipu Muslihat Iblis

Efe 6:11: "Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;"

Tujuan dari para pembaca memakai perlengkapan senjata Allah ini adalah agar (Yunani: pros) mereka "dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis". Lebih dari empat kali (ay. 11, 13 [dua kali], dan 14) Paulus menggunakan bahasa berdiri, berdiri teguh atau bertahan (beragam bentuk verba ini menggambarkan tujuan keseluruhan para pembaca dalam peperangan rohani ini).

Rujukan pertama pada berdiri termasuk menahan atau mempertahankan posisi mereka melawan tipu muslihat busuk dari iblis (lihat pada ayat 14) sehingga mereka tidak menyerah pada oposisi si jahat tetapi menang melawannya. Istilah ini tanpa terkecuali membawa pengertian yang buruk dan di sini bentuk jamak mengesankan serangan yang secara konstan diulangi atau variasi yang tak terhitung. Natur beragam dari serangan si jahat ini dimunculkan lagi dalam ayat 16, meskipun dalam bahasa yang agak berbeda: "si jahat" melepaskan "panah api"-nya terhadap orang-orang kudus.



Peter O'Brien: Tebuslah Waktumu!

Efesus 5:16: "dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat."

Mereka yang arif akan memiliki sikap yang benar terhadap waktu. Suatu ungkapan "membeli waktu" mirip dengan yang digunakan di sini (pergunakanlah waktu yang ada), muncul juga dalam Daniel 2:8 sehubungan dengan para Kasdim yang tidak mampu menjelaskan kepada Nebukadnezar tentang mimpinya dan berusaha menggunakan waktu mereka sebelum mereka mati.

Jika makna ini sama dalam Efesus, daya dari ungkapan itu adalah orang-orang percaya sedang hidup di zaman akhir oleh karena itu mereka harus berusaha menggunakan waktu yang ada untuk hidup dalam suatu cara yang menyenangkan Tuhan. Verba 'redeem' [artinya: menebus; LAI: pergunakanlah] diambil dari bahasa perdagangan komersial, dan prefiksnya menunjukkan suatu aktivitas intens, aktivitas membeli sampai kemungkinan yang ada habis digunakan. Maka sepertinya lebih baik memahami ungkapan [Inggrisnya] sebagai metafora [KJV: redeeming the time], yang artinya "menggunakan waktu dengan sebaik mungkin". Orang percaya akan bertindak arif dengan menggunakan semua kesempatan yang ada.

(dari Tafsiran Surat Efesus [Surabaya: Momentum])

Rabu, 19 Februari 2014

Ayat-Ayat: Keselamatan Tidak Bisa Hilang

Yohanes 10:27-29:
"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa."

Roma 5:10:
"Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!"

Roma 8:30:
"Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya."

Roma 8:35:
"Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?" 

Roma 11:29:
"Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya."





Ayat-Ayat: Tuhan Yesus Satu-Satunya Juruselamat Dunia

Kisah Para Rasul 4:11-12:
"Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu sendiri--,namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

1 Timotius 2:5-6:
"Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan."

Yohanes 14:6:
"Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.""



Selasa, 18 Februari 2014

Inti Injil Sejati

Pertama, Injil itu tertulis dalam Alkitab sebagai Firman Allah.

Kedua, Injil itu menyatakan bahwa semua manusia sudah berdosa dan harus mengalami murka Allah karena dosa adalah tindakan melawan Allah.

Ketiga, Injil itu menyatakan bahwa Tuhan Yesus yang adalah Allah rela dilahirkan sebagai manusia untuk mati di kayu salib dan bangkit. Kematian-Nya merupakan tindakan penggantian atas hukuman orang percaya di mana dosa orang percaya ditimpakan kepada-Nya. Kematian-Nya juga merupakan tindakan pendamaian, pengampunan dan seterusnya. Musuh yang terakhir dibinasakan adalah maut. Pada waktu Kristus bangkit, segala musuh sudah dikalahkan: dosa, setan, dunia, maut sudah ditaklukkan oleh Kristus yang mati dan bangkit.

Keempat, Injil itu berakhir pada tantangan kepada manusia berdosa untuk bertobat dari dosa mereka dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat Pribadi.

Kelima, Injil itu menjanjikan pengampunan dosa, kepastian hidup kekal di surga, hidup baru, relasi dengan Allah sejati dan seterusnya.

Inti Teologi Reformed

Pertama, konsisten dan setia kepada Alkitab sebagai Firman Allah yang merupakan sumber otoritas utama segala kebenaran sejati.

Kedua, konsisten dan setia kepada Allah yang berdaulat: Allah Pencipta, Allah Penebus, Allah Pemelihara, Allah Penyempurna. Allah berdaulat atas alam semesta, atas umat manusia dan atas gereja-Nya.

Ketiga, konsisten dan setia kepada kemuliaan Allah sebagai tujuan akhir segala sesuatu.

Senin, 17 Februari 2014

Pdt. Stephen Tong: Faktor-Faktor Penting Pendidikan (2)

Ketiga, murid.
Jika tersedia pendidik yang baik, bahan yang akan dipakai juga perlu yang baik. Jika yang didik adalah "ketela" maka selesai dididik akan jadi "ketela yang terdidik", berarti tetap ketela. Seorang guru bagaikan pemahat. Pada waktu ia memahat, ia mempunyai keterampilan, nilai seni, konsep keindahan dan sebagainya, juga disertai dengan alat-alat yang baik. Tetapi jika Anda memberikan kepadanya ubi untuk ia ukir, sekalipun ia mengukir dengan teknik dan seni yang luar biasa, tetap ubi itu akan menjadi ukiran ubi. Jika kayu ebonit yang diberikan, maka hasilnya akan jauh lebih baik yaitu ukiran kayu ebonit. Demikian juga marmer, atau pun granit diberikan kepadanya, maka ia akan menghasilkan barang ukiran yang jauh lebih bermutu. Di sini kita melihat perlunya akan murid-murid yang baik.

Keempat, sarana pendidikan.
Kalau kita memperhatikan sejarah, guru-guru yang teragung dalam sejarah seperti Konfusius, Tagore, Sokrates, Heraklitos, Anaximines dan Tuhan Yesus, justru mereka yang mengajar tanpa fasilitas memadai. Sokrates mengajar di jalan-jalan; Yesus mengajar di ladang, di gunung, di pinggir pantai. Mereka tidak menuntut fasilitas terlebih dahulu baru bisa mengajar. Mereka tidak menuntut ruang ber-AC terlebih dahulu baru bisa mengajar. Sarana tidak terlalu penting bagi Dia. Yesus mengajar karena Ia adalah kebenaran; Ia mengajarkan kebenaran; dan Ia meminta kita menerima kebenaran. Fasilitas tidak menjadi hal yang utama. Itu alasan mengapa pertama kali saya menggarap mutu guru. Jikalau guru-guru mempunyai pengertian nilai, dan mempersiapkan diri lebih baik, anak-anak akan melihat hal itu dan pendidikan mulai sukses.

(dari buku "Arsitek Jiwa 1" [Surabaya: Momentum])

Pdt. Stephen Tong: Faktor-Faktor Penting Pendidikan (1)

Pertama, guru sebagai pendidik.
Adalah celaka jika kita mau mendirikan sekolah, yang lebih dahulu dipikirkan adalah gedungnya tetapi kemudian tidak mempunyai guru atau dosen yang baik. Celakalah kalau sekolah mempunyai fasilitas yang terbaik tetapi guru-gurunya bermutu rendah. Jadi yang terutama adalah kebutuhan akan guru-guru yang bermutu tinggi. Kalau tidak ada guru yang baik, jangan harap bisa mendirikan pendidikan yang baik. Ini hal yang utama. Seorang guru yang baik adalah guru yang tidak dikuasai dan berada di bawah situasi...

Guru yang baik akan memberikan perintah atau pun mengajar tidak dengan suara keras, tetapi justru dengan wibawa yang lebih kuat dari suaranya... Alkitab mengajarkan kita untuk memiliki hati berani, yang sadar, dan yang penuh dengan kasih. Berani bukan untuk liar dan penuh kasih bukan untuk "banjir", tetapi berani yang diikat oleh kasih, dan kasih yang diikat oleh kesadaran. Terapkanlah teknik mengajar seperti ini dengan dilandasi satu kesadaran: yaitu anda sedang berhadapan dengan jiwa-jiwa yang berpotensi untuk membangun atau merusak masyarakat dan sekaligus menyadari betapa pentingnya jiwa anak-anak...

Kedua, bahan pendidikan.
Kita juga perlu memperhatikan bahan pengajaran, materi yang akan disalurkan oleh guru kepada murid dan bahan yang akan dipakai oleh guru-guru untuk mendidik jiwa-jiwa yang diserahkan Tuhan untuk kita didik... Jangan kira jika kita mengajar, berkhotbah, bercerita dengan sembarangan, tidak akan berakibat apa-apa bagi kita. Semua itu akan kembali kepada kita dan menuntut tanggung jawab kita atas semua itu. Itu sebabnya, dengan segala kesungguhan saya minta kepada Anda untuk memperbaiki bahan yang anda pakai untuk membangun jiwa manusia. Perbaiki juga cara dan motivasi pelayanan yang Anda nyatakan di hadapan Tuhan...

(dari buku "Arsitek Jiwa 1" [Surabaya: Momentum])

Minggu, 16 Februari 2014

Disiplin Rohani Dalam Ibadah (2)

Kelima, kita belajar menyangkal diri dalam ibadah. Pada waktu kita menyanyikan pujian untuk Tuhan atau mendengarkan firman Tuhan, kita belajar menyangkal diri dengan mengendalikan pikiran dan perasaan.

Keenam, kita belajar mengasihi dan menerima saudara seiman dengan duduk bersama dan memuji Tuhan bersama-sama. Setiap kita mempunyai latar belakang yang berbeda-beda dalam masyarakat. Terkadang, ada yang mempunyai jabatan yang tinggi dalam masyarakat tetapi ketika berada di gereja, ia duduk di sebelah orang yang mempunyai jabatan yang lebih rendah. Di sinilah kita belajar mengasihi dan menerima orang lain.

Ketujuh, kita belajar merendahkan diri dalam ibadah. Setiap orang datang ke dalam gereja dengan perasaan diri tidak layak. Kerendahan hati ini harus ada terutama ketika kita sedang menyembah Raja di atas segala raja, Pencipta alam semesta dan di hadapan Tuhan Yesus yang tersalib, yang sudah menderita bagi kita.

daftar ini bisa diteruskan...

Tuhan memberkati...

Selamat beribadah...

Disiplin Rohani Dalam Ibadah (1)

Dalam setiap ibadah minggu atau ibadah-ibadah lainnya, kita dapat menjalankan disiplin rohani atau latihan rohani. Beberapa latihan rohani dalam ibadah antara lain:

Pertama, latihan mengutamakan Tuhan. Waktu kita beribadah hari minggu misalnya, kita mengabaikan keinginan kita untuk jalan-jalan dan mengutamakan Tuhan dengan beribadah.

Kedua, latihan menyenangkan Tuhan. Kita belajar menyenangkan Tuhan melalui memuji Tuhan dan terutama menaklukan diri kita dalam mendengarkan firman Tuhan.

Ketiga, latihan beriman kepada Tuhan. Pada waktu kita mematikan telepon genggam dalam ibadah, kita sedang belajar beriman kepada Tuhan dan menyerahkan relasi-relasi kita yang berada di tempat yang jauh seperti anak atau orang tua, ke dalam tangan Tuhan.

Keempat, latihan memperhatikan firman Tuhan. Memperhatikan firman Tuhan lebih sulit dari menyanyikan pujian untuk Tuhan.

bersambung...

Sabtu, 15 Februari 2014

Kalimat Penting: Billy Graham: Keluarbiasaan Penderitaan...

"Hal yang paling luar biasa mengenai penderitaan adalah bahwa Allah bisa menggunakannya untuk kebaikan kita".

[Refleksi saya: Tuhan bisa memakai penderitaan untuk kebaikan anak-anak-Nya: membuat orang percaya makin bergantung kepada Tuhan; membuat orang percaya lebih banyak berdoa dan membaca firman Tuhan; membuat orang percaya belajar bersyukur untuk berkat-berkat yang diberikan oleh Tuhan; membuat orang percaya belajar mengasihi sesama manusia yang juga mengalami penderitaan; dan lain-lain]

(dari Billy Graham in Quotes)

Kalimat Penting: Billy Graham: Menderita Tetapi Bahagia...

"Sebagian orang Kristen yang paling bahagia yang pernah saya temui adalah mereka yang menderita sepanjang kehidupan mereka. Mereka memiliki segala alasan untuk berkeluh kesah, menolak begitu banyak kesempatan dan kesenangan yang mereka lihat bisa dinikmati orang lain, namun mereka telah menemukan alasan yang lebih besar untuk bersyukur dan bersukacita lebih dari orang lain yang kaya raya, hebat dan kuat".

(dari Billy Graham in Quotes).

Jumat, 14 Februari 2014

Pokok Doa: Korban Bencana Alam (2)

Doakan agar orang percaya turut berbagian dalam membantu kesulitan para korban bencana alam melalui berbagai jalur.

Doakan agar orang-orang jahat tidak memanfaatkan penderitaan untuk memuaskan hawa nafsu pribadi, terutama dalam hal keuangan.

Doakan agar upaya relokasi masyarakat di daerah yang sering terkena bencana, agar berjalan dengan baik dan mereka dapat tinggal di tempat yang relatif aman.

Doakan agar pemerintah dapat segera melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi tempat tinggal warga pasca bencana.

Doakan agar pemerintah dapat mengupayakan solusi bagi warga yang kehilangan pekerjaan akibat bencana alam.

Doakan agar terjadi pemulihan psikologis bagi para korban yang trauma akibat bencana.

Doakan agar pemerintah dapat membuat segala upaya antisipasi untuk menekan jatuhnya korban lebih banyak seperti alarm tsunami, rumah tahan gempa dan sebagainya.

Pokok Doa: Korban Bencana Alam (1)

Doakan bagi keluarga yang ditinggalkan oleh korban yang meninggal dunia - terutama orang-orang percaya - agar Tuhan menguatkan mereka menghadapi kesulitan ini.

Doakan bagi para korban yang sakit agar mendapatkan perawatan dan obat-obatan yang memadai.

Doakan agar distribusi bantuan tidak diskriminatif tetapi bersifat adil dan penuh dengan kasih.

Doakan agar bantuan bagi dari masyarakat maupun pemerintah tidak dikorupsi oleh para penyalur bantuan.

Doakan agar penyediaan makanan dan air bersih mencukupi kebutuhan para korban terutama di pengungsian.

Doakan agar rumah-rumah yang tinggalkan oleh para korban tidak dijarah oleh orang-orang bejat.

Doakan agar pemerintah bertindak taktis dan sigap sehingga tidak jatuh lebih banyak korban.

Kamis, 13 Februari 2014

Pdt. Stephen Tong: Ketika Menderita, Ingatlah Ini... (2)

Ketiga, saya tidak seorang diri.
Waktu saudara menderita, ingatlah kalimat pertama "ini bukan titik final", dan kalimat kedua "Tuhan masih ada!". Kalimat ketiga adalah "saya tidak sendirian menderita". Apakah artinya kalimat ketiga ini. Saya tidak pernah berkata bahwa pada saat kita menderita, iblis selalu membuat kita merasa tersendiri lalu berkata kepada kita bahwa kitalah orang yang paling menderita di dunia. Tidak! Sebenarnya penderitaan yang kita alami, itu sudah dialami oleh berjuta-juta manusia, bahkan mereka mengalami penderitaan yang lebih hebat dari kita, hanya saja kita tidak menyadarinya. Kita merasa kita dibuang oleh Tuhan, paling tersendiri. Itu semua tipuan setan!

Keempat, penderitaan akan menjadi kemenangan.
Penderitaan akan lewat, perasaan menderita ini dapat disembuhkan. Tuhan akan menolong kita melewati semua ini dan meskipun harus melewati lembah bayang-bayang maut aku tidak takut karena Tuhan menyertai aku. Melewati berarti tidak tenggelam di dalam, tidak terkunci di tengah-tengah, tidak berhenti di sana. Ada titik akhir di mana kita akan lepas... Dan kalimat terakhir "Tuhan akan menjadikan saya lebih sempurna". Kalau kita sudah dapat mengucapkan kalimat terakhir ini, maka kita sendiri akan mulai mempertanyakan apakah sesungguhnya penderitaan itu. Ini hanyalah proses yang harus dan yang akan kita lewati. Ini hanyalah satu titik kecil di dalam prosedur yang panjang, agar kita menjadi sempurna.

(dari buku "Iman, Penderitaan dan Hak Asasi Manusia" [Surabaya: Momentum])

Pdt. Stephen Tong: Ketika Menderita, Ingatlah Ini... (1)

Pertama, hari ini bukan hari yang final.
Ini bukan tahap terakhir dan kemudian selesai. Hari ini hanyalah satu hari sebelum hari esok, dan hanya satu hari setelah hari yang baru saja lewat. Pada waktu kita menderita, kita harus berpikir bahwa ini bukanlah akhir dari segala sesuatu. Ingat, hari ini bukan final!... Jadi, pada waktu menderita, jangan menganggap hal itu sudah final. Itu adalah suatu kebodohan. Di saat iblis berkata "Akhirnya kamu gagal", kita harus berani menjawab, "Siapa yang berkata bahwa ini adalah akhir segalanya?"

Kedua, Tuhan masih ada.
Tuhan memang sepertinya menghilang dan telah mati sehingga kita merasa tersendiri. Padahal tidaklah demikian. Tuhan tetap ada. Asal kita menengadah, kita akan melihat bahwa wajah Bapa kita tetap tersenyum dan berkata,"Tunggulah, Aku tidak meninggalkan engkau, tidak membuang engkau dan tidak membiarkan engkau".

bersambung...

(dari buku "Iman, Penderitaan dan Hak Asasi Manusia" [Surabaya: Momentum])

Rabu, 12 Februari 2014

Ayat-Ayat: Sikap Terhadap Penderitaan (2)

[1 Petrus 2:18-25 dalam Terjemahan Baru]

1Pe 2:18  Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.

1Pe 2:19  Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

1Pe 2:20  Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.

1Pe 2:21  Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

1Pe 2:22  Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.

1Pe 2:23  Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

1Pe 2:24  Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

1Pe 2:25  Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

Ayat-Ayat: Sikap Terhadap Penderitaan (1)

[1 Petrus 2:18-25 dalam Bahasa Indonesia Sehari-Hari]

1Pe 2:18  Saudara-saudara yang menjadi pelayan, tunduklah kepada majikanmu dengan sehormat-hormatnya; bukan hanya kepada mereka yang baik hati dan peramah, tetapi juga kepada mereka yang kejam.

1Pe 2:19  Allah akan memberkati kalian, kalau kalian karena sadar akan kemauan Allah, sabar menderita perlakuan yang tidak adil.

1Pe 2:20  Sebab apakah istimewanya kalau kalian sabar menderita hukuman yang seharusnya kalian tanggung karena bersalah? Tetapi kalau kalian dengan sabar menanggung penderitaan yang menimpamu karena berbuat yang benar, maka Allah akan memberkatimu.

1Pe 2:21  Untuk itulah Allah memanggilmu. Sebab Kristus sendiri sudah menderita untukmu, dan dengan itu Ia memberikan kepadamu suatu teladan, supaya kalian mengikuti jejak-Nya.

1Pe 2:22  Ia tidak pernah berbuat dosa, dan tidak pernah seorang pun mendengar Ia berdusta.

1Pe 2:23  Pada waktu Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan caci maki. Sewaktu Ia menderita, Ia tidak mengancam; Ia hanya menyerahkan perkara-Nya kepada Allah, Hakim yang adil itu.

1Pe 2:24  Kristus sendiri memikul dosa-dosa kita pada diri-Nya di atas kayu salib, supaya kita bebas dari kekuasaan dosa, dan hidup menurut kemauan Allah. Luka-luka Kristuslah yang menyembuhkan kalian.

1Pe 2:25  Dahulu kalian seperti domba yang tersesat, tetapi sekarang kalian sudah dibawa kembali untuk mengikuti Gembala dan Pemelihara jiwamu.

Selasa, 11 Februari 2014

Pdt. Stephen Tong: Mengapa Putus Asa & Frustrasi? (2)

Ketiga, terlalu percaya kepada manusia. Selain karena ambisi yang salah, dan karena konsep doktrin yang salah, kita juga bisa frustrasi karena terlalu percaya kepada manusia. Manusia itu manusia, manusia bukan Allah. Jangan terlalu percaya kepada manusia, biarpun dia bosmu, suamimu, atau istrimu. Dia adalah manusia yang tidak mampu 100 persen melakukan apa yang dia janjikan. Janji yang diucapkan manusia jika tidak dibubuhi dua unsur yaitu kejujuran dan kemampuan, maka janji itu akan menjadi janji kosong.

Keempat, terlalu percaya diri (overconfident). Ini penyakit yang besar. Ketika manusia overconfident, menganggap diri lebih dari seharusnya maka dia memasang suatu jerat untuk hari depannya sendiri... Kalau terlalu percaya diri, pada suatu hari dia akan merugikan dirinya sendiri karena dia memasang sasaran terlalu banyak. Akibatnya, ketika tidak bisa mencapainya, dia akan frustrasi.

Kelima, membandingkan diri dengan orang lain. Membandingkan diri dengan orang lain adalah suatu kecelakaan yang tersembunyi. Sangat tidak baik bila kita membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Dia adalah dia, saya adalah saya dan kamu adalah kamu. Saya bukan kamu, kamu bukan dia, dia bukan saya. Karena saya adalah saya, maka saya harus berpijak kepada anugerah, janji Tuhan, potensi dan semua kemampuan yang ditanam Tuhan di dalam diri saya, untuk saya mengerti dan perkembangkan dan saya harus mempertaruhkan diri saya di dalam diri Tuhan.

(dari buku "Pengudusan Emosi" [Surabaya: Momentum])

Pdt. Stephen Tong: Mengapa Putus Asa & Frustrasi? (1)

Pertama, ambisi berlebihan. Sebab pertama kita frustrasi adalah karena kita memiliki ambisi berlebihan, memiliki sasaran yang tidak disejajarkan dengan kemampuan sehingga terjadi disharmoni antara ambisi dan kemampuan. Semua pemuda silahkan berambisi, tetapi juga silahkan menilai sampai di mana kemampuanmu. Ketika manusia memiliki ambisi yang bukan berasal dari Tuhan dan tidak berada di dalam kebenaran Tuhan, maka dia akan mengalami kegagalan dan saat itu terjadi, dia akan merasa kecewa dan frustrasi.

Kedua, konsep teologi yang salah. Sebab kedua yang mengakibatkan kita frustrasi atau putus asa adalah karena konsep ilahi yang dicemarkan atau didistorsikan. Di dalam hal ini, saya tidak mencela kamu tetapi mencela pengkhotbah-pengkhotbah yang tidak bertanggung jawab. Kalau pengkhotbah memberikan pengajaran tidak beres tentang Tuhan sehingga mengakibatkan kamu mempunyai sasaran yang tinggi dan mengharapkan sesuatu dari Tuhan Allah, tetapi sebenarnya ajaran itu sendiri bukan berasal dari Tuhan, maka kamu pasti putus asa. Saat itu, kamu akan mencela Tuhan.

Mengapa manusia kecewa terhadap Tuhan? Mengapa manusia mencela Tuhan? Karena dia menganggap Tuhan tidak menepati janji... Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata sebenarnya itu bukan janji dari Tuhan melainkan dari pendeta yang memalsukan nama Tuhan.

bersambung...

(dari buku "Pengudusan Emosi" [Surabaya: Momentum])

Senin, 10 Februari 2014

Pdt. Stephen Tong: Makna Jerih Payah Pelayan Tuhan

[1 Korintus 15:58: "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."] 

Dari ayat di atas kita mendapat tiga kesimpulan: 

Pertama, karena Kristus telah mencapai kemenangan melalui jerih payah-Nya, maka kita berjerih payah bagi Yesus Kristus karena kemenangan-Nya. 

Kedua, karena pekerjaan ini adalah pekerjaan Tuhan sendiri, maka kita tidak menghiraukan untung rugi kita sendiri. Kita berjerih payah karena kita mencintai Tuhan. Giatlah mengerjakan pekerjaan Tuhan. Seringkali, kerugian yang diakibatkan oleh sesama kita, menjadikan kita jenuh, lesu, dan putus asa melayani Tuhan. Setiap kali kita mengingat pekerjaan ini adalah pekerjaan Tuhan, biarlah kita dikuatkan kembali untuk melayani. 

Ketiga, kita berjerih payah dengan suatu pengertian yang sehat, yaitu karena kita tahu. Dalam Alkitab seringkali muncul istilah "tahu" pada waktu penderitaan yang betul-betul bernilai dibutuhkan. Karena kita tahu barangsiapa mempunyai pengetahuan yang sehat, barangsiapa mempunyai pengertian yang sungguh-sungguh sejati, akan mengalahkan penderitaan, ia akan mengalahkan perasaan jerih payah. 

(Disarikan dari Persekutuan Doa Momentum ke 8. Cetakan Pertama tahun 1996. Seri Khotbah Pelayan ini sangat memberkati saya, baik melalui versi buku maupun kaset (sekarang bentuk CD). Silahkan hubungi Toko Buku Momentum)

Pdt. Stephen Tong: Sikap Terhadap Kelemahan Hamba Tuhan

Bila suatu ketika kita melihat seorang hamba Tuhan sedang menjadi lemah, jangan kita mempermalukan Tuhan dan jangan mencelanya. Mungkin ada dua macam tanggapan terhadap dia: pertama, kita mengira hamba Tuhan itu tidak beres dan pura-pura dipakai Tuhan. Kedua, kita berkata: "Puji Tuhan! Ternyata melalui kelemahannya, Tuhan masih mau memakai dia, Tuhan itu luar biasa!"

Dari kedua tanggapan itu, mana tanggapan yang lebih baik? Tanggapan kedua adalah tanggapan yang lebih baik. Bila kita berkata bahwa orang yang penuh kelemahan masih dapat dipakai Tuhan, lalu berdoa kepada Tuhan agar orang tersebut dikeluarkan kelemahan-kelemahannya sehingga menjadi hamba Tuhan yang lebih baik, apakah ini bukan berarti bahwa kita setuju akan perbuatan hamba Tuhan itu dan ikut mencontoh perbuatan-perbuatannya yang tidak baik? Sama sekali tidak! Tetapi di sini kita belajar mempunyai dorongan, motivasi, pengertian, dan penilaian yang lebih murni dan lebih beres dalam hidup kita.

(Disarikan dari Persekutuan Doa Momentum ke 51, Cetakan Pertama pada tahun 1993. Dapatkan seri Pelayan di Toko Buku Momentum. Bisa mendapatkan versi buku maupun CD. Sangat memberkati).

Minggu, 09 Februari 2014

7 Aspek Menikmati Tuhan

Orang percaya menikmati Tuhan dalam hal-hal:

Pertama, menikmati anugerah keselamatan yang dibayar dengan darah Tuhan Yesus di atas kayu salib. 

Kedua, menikmati Alkitab sebagai Firman Allah yang berisi janji yang menguatkan, peringatan yang memelihara dan perintah yang mengarahkan. 

Ketiga, menikmati persekutuan dengan Tuhan baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri.

Keempat, menikmati penyertaan Tuhan dalam perjalanan hidup orang percaya.

Kelima, menikmati pimpinan dan kekuatan yang diberikan oleh Roh Kudus dalam hidup.

Keenam, menikmati melayani Tuhan meski pun tidak mudah.

Ketujuh, menikmati memberitakan Nama Yesus di mana-mana. 

7 Arti Memuliakan Tuhan

Memuliakan Tuhan berarti

Pertama, mengakui bahwa Allah adalah Allah yang berdaulat atas alam semesta dan atas hidup kita.

Kedua, menghormati Tuhan baik dalam hidup pribadi maupun dalam ibadah.

Ketiga, menyatakan karakter-karakter Ilahi melalui hidup kita.

Keempat, membicarakan kehebatan-kehebatan Tuhan kepada orang lain.

Kelima, memuji Tuhan melalui mulut kita, dengan pujian terbaik, dari hati yang terbaik dengan lagu terbaik.

Keenam, mencintai firman Tuhan dan memperhatikan hati Tuhan.

Ketujuh, membela nama Tuhan dan kehormatan Tuhan dari celaan orang fasik.

Sabtu, 08 Februari 2014

Jangan Siksa Orang Sakit... (2)

1 Petrus 2:19: "Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung." Orang-orang yang mengalami penderitaan yang tidak harus mereka tanggung yakni penderitaan yang bukan karena dosa mereka dan mereka sadar akan kehendak Allah dalam penderitaan itu; maka penderitaan mereka bukanlah sial melainkan anugerah Tuhan. Ya, penderitaan itu adalah anugerah. Tidak semua orang diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menanggung penderitaan seperti itu.

Paulus dari dalam penjara Filipi menuliskan ayat yang sangat terkenal: "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Flp. 4:13). Paulus suka memakai istilah "segala perkara" atau "segala sesuatu" karena istilah itu menunjukkan cakupan yang luas, bukan hanya hal-hal tertentu saja. Dalam segala penderitaan yang ia alami, termasuk di dalam penjara, penderitaan yang bukan karena kesalahannya, Tuhan Yesus memberikan kekuatan kepadanya untuk menanggung perkara itu.

Orang yang berbuat dosa saja masih menerima banyak anugerah Tuhan: anugerah umum seperti makanan, minuman, udara, pakaian, uang; dan anugerah pengampunan dosa dari Tuhan bila ia bertobat. Apalagi orang yang tidak bersalah tetapi menanggung penderitaan. Tentu ada anugerah yang lebih banyak yang Tuhan berikan sehari ke sehari. Kelak, seperti Yusuf, ia akan mengerti mengapa ia menderita. Rencana Tuhan itu indah. Kata Yeremia, rancangan Tuhan bukan rancangan kecelakaan tetapi rancangan hari depan. Kata Tuhan dalam Kitab Yesaya, rancangan-Nya jauh melebihi rancangan manusia. Kalau pun kita tidak mengerti rencana Tuhan dalam penderitaan di dunia ini, kita akan mengertinya kelak di surga.

Tuhan memberi kekuatan kepada segenap pembaca yang sedang menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, terutama mereka yang sedang memelihara anggota keluarga yang sakit.

Jangan Siksa Orang Sakit... (1)

Jangan siksa/ pukul orang sakit, terutama mereka yang sakit bukan karena dosa mereka. Hal ini tidak berarti bahwa mereka yang sakit karena dosa mereka boleh disiksa.

Memang orang yang sakit kadang sangat menjengkelkan kita. Jangankan dia cerewet atau berbuat kesalahan. Kesakitan dan kelemahannya saja sudah membuat kita susah.

Memang juga penyakit itu bermacam-macam, ada penyakit kejiwaan, ada penyakit medis. Orang yang sakit medis seperti terminal ill, cacat, lumpuh, buta dan sebagainya. Orang yang mengalami penyakit kejiwaan seperti depresi, bipolar, paranoid, schizophrenia dan sebagainya.

Banyak orang yang dari lahir sudah sakit baik secara medis ataupun secara kejiwaan. Mereka tidak pernah meminta seperti itu. Banyak juga orang yang sakit karena kesalahan orang tua pada waktu mereka kecil seperti penyiksaan, pemerkosaan, dan lain-lainnya.

Orang-orang seperti ini perlu ditolong dan disembuhkan bukan sebaliknya disiksa. Di dalam Alkitab kita melihat Tuhan Yesus berkali-kali menyatakan belas kasihan kepada orang-orang seperti ini. Pada waktu Ia melewati suatu daerah, ada seorang pengemis buta yang terus menerus berteriak, Tuhan Yesus bukan saja tidak merasa jengkel, malah Ia menyembuhkan.

bersambung...

Jumat, 07 Februari 2014

Kalimat Penting: Janganlah Hidup dan Doa Kita Tidak "Nyambung"

"Orang yang berdoa sebagaimana mestinya, akan berusaha hidup sebagaimana doanya".

"Sebab mereka yang hidup menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh memikirkan hal-hal yang dari Roh" (Rm 8:5).

[Catatan saya: karena itu, biarlah kita tidak sembarangan dalam dua hal. Pertama, sebaiknya kita tidak sembarangan berdoa. Kita harus menguji apakah kalimat-kalimat doa kita itu sudah dipikirkan atau belum, kita pahami atau tidak dan apakah kita bisa melakukannya. Kedua, kita hendaknya menjalankan hidup dengan tidak sembarangan. Kita harus menyesuaikan hidup kita dengan firman Tuhan dan janji-janji kita di hadapan Tuhan].

("Kisah-Kisah Pembangkit Rohani Untuk Pendoa")

Kalimat Penting: Hak Istimewa Anak Tuhan

"Hak istimewa terbesar yang Tuhan berikan kepada Anda adalah kebebasan untuk menghampiri-Nya kapan saja".

"Sebab itu, marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri tahta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya"
(Ibr. 4:16).

[Catatan saya: ini adalah salah satu hak istimewa yang Tuhan berikan yaitu kita bisa berdoa kapan saja. Bandingkan dengan bila kita ingin bertemu presiden. Apakah bisa kapan saja? Tentu hal itu karena presiden berada dalam ruang dan waktu sedangkan Allah adalah Roh. Tetapi Allah mau menyediakan diri untuk menerima kita, itu adalah anugerah. Hak istimewa terbesar adalah ketika Allah Bapa merelakan Anak Tunggal-Nya mati disalibkan menanggung dosa dan neraka bagi orang percaya. Hak istimewa lain adalah ketika Tuhan Yesus memberikan jubah kebenaran-keadilan-Nya untuk kita pakai waktu kita percaya kepada-Nya].

("Kisah-Kisah Rohani Pembangkit Semangat Untuk Pendoa")

Kamis, 06 Februari 2014

Guru Sekolah Minggu-Orang Tua, Waspadalah! (2)

Selain Tuhan Yesus begitu mementingkan anak-anak, kita melihat banyak alasan lain, mengapa anak-anak harus dididik dengan baik dan bertanggung jawab.

Pertama, bagaimanapun, anak-anak adalah anugerah Tuhan yang dipercayakan kepada kita. Semua anugerah Tuhan harus dipertanggungjawabkan dalam penghakiman terakhir.

Kedua, Pdt. Stephen Tong mengatakan bila kita salah memakai uang maka kita akan dihakimi tetapi uang tidak dihakimi. Tetapi bila kita salah mendidik anak, kita akan dihakimi, anak-anak juga akan dihakimi.

Ketiga, anak-anak melewati masa-masa awal di mana terjadi pembentukan konsep yang akan mempengaruhi seumur hidup mereka. Amsal 22:6: "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu."

Keempat, justru pendidikan anak paling sulit karena dampaknya sangat berbahaya. Anak-anak mempunyai sifat: gampang menerima dan mengingat pengajaran tetapi sulit melupakannya. Orang tua justru terbalik: sulit menerima dan mengingat pengajaran tetapi gampang melupakannya. Anak-anak belum mempunyai kemampuan kritis tetapi gampang menerima semua pengajaran. Sebaliknya, orang tua sudah bisa bersikap kritis. Karena itu, bila pengajarannya tidak benar, anak-anak akan menerima dan mengingatnya seumur hidupnya.

Kelima, Tuhan marah kepada Imam Eli karena tidak mendidik anak dengan baik. Ia dianggap tidak menghormati Tuhan. Demikian juga kitab Amsal menegaskan bahwa orang yang mengasihi anaknya akan mendidiknya. Orang tua yang tidak mendidik anaknya dengan baik, justru tidak mengasihinya.

Karena itu, baik kita sebagai orang tua maupun guru sekolah minggu, berdasarkan hati yang takut kepada Allah dan hati yang mencintai anak-anak, kita mendidik anak-anak yang dipercayakan kepada Tuhan dengan bertanggung jawab.

Guru Sekolah Minggu, persiapkan diri dengan baik, terutama jangan sampai pengajarannya tidak benar. Mintalah petunjuk dari hamba Tuhan di gereja setempat agar tidak salah mengajarkan doktrin.

Orang tua, jangan biarkan anak-anak kita bertumbuh bersama handphone, tablet, televisi apalagi internet. Mari kita mendidik mereka untuk takut kepada Tuhan. Orang tua yang tidak benar, baik yang menghajar anak-anaknya dengan sembarangan atau yang memanjakan sebebas-bebasnya, akan melahirkan "monster-monster" yang menakutkan di kemudian hari.

Mintalah anugerah Tuhan untuk anak-anak kita...

Guru Sekolah Minggu-Orang Tua, Waspadalah! (1)

Seringkali orang beranggapan bahwa pelayanan sekolah minggu adalah pelayanan yang paling gampang. Toh, "hanya" anak-anak. Jadi, siapa saja yang belum ada pelayanan, asal bisa lucu-lucu, boleh menjadi guru sekolah minggu. Apalagi, bisa saja orang mempunyai paradigma sekolah minggu sebagai tempat untuk mengurung para pengganggu kebaktian umum. Daripada anak-anak mengikuti kebaktian umum dan mengganggu, lebih baik mereka disatukan di ruangan yang lain lalu ada penjaga yang namanya Guru Sekolah Minggu. Konsep seperti ini sangat tidak benar dan bertentangan dengan firman Tuhan.

Orang tua juga seringkali mempunyai paradigma yang salah. Anak-anak adalah pengganggu karier; anak-anak adalah hiburan; dan sebagainya. Itu sebabnya, banyak orang tua memperlakukan anak-anaknya dengan sembarangan. Nanti kemudian anak-anaknya bertumbuh menjadi orang dewasa yang tidak benar, orang tua kembali menghajar dia. Orang tua secara tidak sadar sudah berdosa dua kali: sudah salah mendidik tapi malah menghajar.

Tuhan Yesus memberi tempat yang penting bagi anak-anak. Lihatlah ayat-ayat berikut ini:

Mar_9:36  Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka:

Mar_9:37  "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."

Mar_9:42  "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.

Mar_10:14  Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.

Mar_10:15  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."

Mar_10:16  Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.

bersambung...

Rabu, 05 Februari 2014

"Butiran Mutiara" Kitab Ratapan (2)

2:18  Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring, hai, puteri Sion, cucurkanlah air mata bagaikan sungai siang dan malam; janganlah kauberikan dirimu istirahat, janganlah matamu tenang!

2:19  Bangunlah, mengeranglah pada malam hari, pada permulaan giliran jaga malam; curahkanlah isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan, angkatlah tanganmu kepada-Nya demi hidup anak-anakmu, yang jatuh pingsan karena lapar di ujung-ujung jalan!

2:20  Lihatlah, TUHAN, dan tiliklah, kepada siapakah Engkau telah berbuat ini? Apakah perempuan harus makan anak kandungnya, anak-anak yang masih dibuai? Apakah dalam tempat kudus Tuhan harus dibunuh imam dan nabi?

3:19  "Ingatlah akan sengsaraku dan pengembaraanku, akan ipuh dan racun itu." 

3:20  Jiwaku selalu teringat akan hal itu dan tertekan dalam diriku. 

3:21  Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: 

3:22  Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, 

3:23  selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! 

3:24  "TUHAN adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. 

3:25  TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia. 

3:26  Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN. 

3:27  Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya. 

3:28  Biarlah ia duduk sendirian dan berdiam diri kalau TUHAN membebankannya. 

3:29  Biarlah ia merebahkan diri dengan mukanya dalam debu, mungkin ada harapan. 

3:30  Biarlah ia memberikan pipi kepada yang menamparnya, biarlah ia kenyang dengan cercaan. 

3:31  Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan. 

3:32  Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya. 

5:19  Engkau, ya TUHAN, bertakhta selama-lamanya, takhta-Mu tetap dari masa ke masa! 

5:20  Mengapa Engkau melupakan kami selama-lamanya, meninggalkan kami demikian lama? 

5:21  Bawalah kami kembali kepada-Mu, ya TUHAN, maka kami akan kembali, baharuilah hari-hari kami seperti dahulu kala! 

5:22  Atau, apa Engkau sudah membuang kami sama sekali? Sangat murkakah Engkau terhadap kami? 

"Butiran Mutiara" Kitab Ratapan (1)

Kitab Ratapan adalah firman Allah. Marilah kita baca dan temukan banyak "butiran mutiara" di dalamnya.

1:18  "Tuhanlah yang benar, karena aku telah memberontak terhadap firman-Nya; dengarlah hai segala bangsa, dan lihatlah kesedihanku; dara-daraku dan teruna-terunaku pergi sebagai tawanan.

1:20  Ya, TUHAN, lihatlah, betapa besar ketakutanku, betapa gelisah jiwaku; hatiku terbolak-balik di dalam dadaku, karena sudah melampaui batas aku memberontak; di luar keturunanku dibinasakan oleh pedang, di dalam rumah oleh penyakit sampar.

2:2  Tanpa belas kasihan Tuhan memusnahkan segala ladang Yakub. Ia menghancurkan dalam amarah-Nya benteng-benteng puteri Yehuda. Ia mencampakkan ke bumi dan mencemarkan kerajaan dan pemimpin-pemimpinnya.

2:3  Dalam murka yang menyala-nyala Ia mematahkan segala tanduk Israel, menarik kembali tangan kanan-Nya pada waktu si seteru mendekat, membakar Yakub laksana api yang menyala-nyala, yang menjilat ke sekeliling.

2:5  Tuhan menjadi seperti seorang seteru; Ia menghancurkan Israel, meremukkan segala purinya, mempuingkan benteng-bentengnya, memperbanyak susah dan kesah pada puteri Yehuda.

2:17  TUHAN telah menjalankan yang dirancangkan-Nya, Ia melaksanakan yang difirmankan-Nya, yang diperintahkan-Nya dahulu kala; Ia merusak tanpa belas kasihan, Ia menjadikan si seteru senang atas kamu, Ia meninggikan tanduk lawan-lawanmu. 


Selasa, 04 Februari 2014

ALLAH Sudi...

Nehemia 9:17: "Mereka menolak untuk patuh dan tidak mengingat perbuatan-perbuatan yang ajaib yang telah Kaubuat di antara mereka. Mereka bersitegang leher malah berkeras kepala untuk kembali ke perbudakan di Mesir. Tetapi Engkaulah Allah yang sudi mengampuni, yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya. Engkau tidak meninggalkan mereka."

Allah pasti baik. Allah tidak mungkin tidak baik. Allah sudi mengampuni. Meskipun Ia sakit hati oleh dosa-dosa kita, Allah sudi mengampuni. Allah menerima kita apa adanya, merubah kita dan menjadikan kita alat bagi kemuliaan-Nya.

TUHAN Senang...

Mazmur 147:11: "TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya."

Apakah saudara ingin menyenangkan Tuhan? Takutlah kepada Tuhan. Orang yang takut kepada Tuhan tidak berani berbuat apa yang Tuhan tidak suka. Orang yang takut kepada Tuhan berani berbuat apa yang dikehendaki Tuhan.

Senin, 03 Februari 2014

Pdt. Stephen Tong: 3 Ciri Orang Bijaksana

3 ciri orang yang bijaksana:

Pertama, takut kepada Tuhan.

Kedua, menjaga kesucian.

Ketiga, menjauhi dosa.

[Refleksi saya: orang yang bijaksana adalah orang yang takut kepada Tuhan, tidak berani bertindak sembarangan. Ia selalu mengejar kekudusan (Ibr. 12:14) dan memelihara hati yang murni. Orang yang bijaksana minta anugerah Tuhan dan dengan segenap kekuatan melawan dosa. Orang berkata tentang John Sung: "John Sung was going all out for holiness" (John Sung habis-habisan berjuang bagi kekudusan)]

Pdt. Stephen Tong: 3 Ciri Kerasukan Setan

3 ciri orang yang kerasukan setan:

Pertama, pikirannya kabur.

Kedua, emosinya meluap-luap.

Ketiga, kehendaknya lemah.

[Refleksi saya: orang yang kerasukan setan mengalami hilangnya kesadaran, tidak bisa berpikir dengan jernih. Emosinya meluap-luap dan tidak terkontrol: cepat marah, lalu menangis lalu tertawa terbahak-bahak. Orang yang kerasukan setan tidak mempunyai keinginan sendiri karena dikendalikan oleh setan. Orang seperti ini harus didoakan dan setannya harus diusir dalam nama Tuhan Yesus. Lalu kemudian orang itu diinjili. Setan tidak dapat merasuki orang yang sudah menerima Tuhan Yesus karena Roh Kudus yang ada di dalam dirinya lebih besar dari roh apapun (1 Yoh. 4:4)]

(Khotbah Pdt. Stephen Tong di GRII Pusat, Minggu, 02 Feb. 2014)

Minggu, 02 Februari 2014

Pokok Doa: Gerakan Reformed Injili (2)

Berdoa bagi tugas penginjilan, penggembalaan dan pengajaran di berbagai cabang GRII/MRII/PRII agar dapat terus dikerjakan dengan setia.

Berdoa untuk KKR Regional di berbagai pelosok Nusantara dapat terus dikerjakan sehingga membawa jutaan orang kembali kepada Tuhan Yesus.

Berdoa untuk KPIN/KKR di berbagai kota di Indonesia agar banyak orang bertobat dari dosa, menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dan bahkan menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan.

Berdoa untuk pelayanan media: produksi CD/ DVD, televisi lokal, televisi kabel, internet, radio agar diurapi Tuhan sehingga banyak orang mengenal Allah yang benar dan kembali kepada teologi Reformed.

Berdoa untuk pelayanan literatur: Penerbit Momentum, Buletin Pillar, Majalah Kita, Ringkasan Khotbah agar dipakai Tuhan membawa banyak orang kepada kebenaran.

Berdoa untuk pendidikan teologi: STT Reformed Injili Internasional, Sekolah Penginjilan Reformed Injili, Sekolah Teologi Reformed Injili untuk kaum awam di berbagai kota, dipakai Tuhan untuk menuntun pemikiran dan hati setiap orang bagi Kristus, Kebenaran-Nya dan Kerajaan-Nya.

Berdoa untuk pelayanan pendidikan: Sekolah Calvin, Sekolah Logos, Universitas John Calvin (coming soon), agar dipakai Tuhan membawa teologi Reformed kepada dunia pendidikan dan membawa para siswa kepada kebenaran yang utuh.

Berdoa untuk pelayanan seni: Aula Simfonia Jakarta, Jakarta Symphony Orchestra, Jakarta Oratorio Society, Sophilia Fine Art Center agar memuliakan Tuhan melalui kreatifitas, seni dan sejarah. Setiap kreatifitas manusia berasal dari Tuhan dan setiap karya sejarah yang bermutu tinggi menunjukkan kapasitas manusia sebagai gambar Allah.

Berdoa untuk Reformed Center for Religion and Society agar dipakai Tuhan membawa suara kenabian ke tengah-tengah masyarakat melalui tulisan di koran dan seminar-seminar publik.

dan lain-lain...

Pokok Doa: Gerakan Reformed Injili (1)

Berdoa agar visi Gerakan Reformed Injili: sebanyak mungkin orang percaya menerima teologi Reformed dan sebanyak mungkin manusia mendengarkan Injil dapat terus dikerjakan dengan berapi-api oleh hamba Tuhan dan para aktivis.

Berdoa bagi Pdt. Dr. Stephen Tong sebagai pimpinan Gerakan Reformed Injili agar terus diberi kekuatan dan bijaksana untuk memimpin Gerakan ini. Berdoa bagi Pdt. Dr. Stephen Tong untuk diberi kekuatan menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sampai akhir: penginjilan, penggembalaan dan pengajaran di berbagai kota di dunia.

Berdoa bagi hamba-hamba Tuhan dalam Gerakan ini: para pendeta, penginjil dan mahasiswa praktek agar diberi kesucian dan kekuatan rohani untuk mengerjakan penginjilan, penggembalaan dan pengajaran.

Berdoa bagi para majelis/ aktivis/ pengurus di berbagai GRII/MRII/PRII agar terus diberi hati yang mengasihi Tuhan dan hati yang takut kepada Tuhan sehingga mau mengerjakan visi Gerakan dengan konsisten.

Berdoa bagi kesehatian seluruh hamba Tuhan, pengurus, majelis dan aktivis dalam bergandengan tangan menunaikan visi dan misi yang diberikan oleh Tuhan.

Berdoa agar seluruh hamba Tuhan, majelis/aktivis dan jemaat tetap setia dalam doa pribadi dan saat teduh setiap hari.

Berdoa agar setiap orang dalam Gerakan Reformed Injili diberikan hati yang mau belajar dan merendahkan diri, bukan mau bantu pekerjaan Tuhan seperti seorang pahlawan.

bersambung...

Sabtu, 01 Februari 2014

John Calvin: Keluhan Tak Terucapkan

[Roma 8:26: "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan."]

Karena itu, Roh harus menentukan cara doa kita. Paulus menyebut keluhan-keluhan yang kita keluarkan dengan tiba-tiba oleh dorongan Roh sebagai 'yang tak dapat diucapkan' karena keluhan-keluhan itu jauh melebihi kapasitas intelek kita (integinii nostri captum).

Roh Allah dikatakan 'berdoa' bukan karena sesungguhnya Ia merendahkan diri-Nya sebagai pemohon untuk berdoa atau mengeluh, tetapi karena Ia menggerakkan dalam hati kita doa-doa yang tepat bagi kita untuk disampaikan kepada Allah.

(teks dari David W. Hall (Ed), "Penghargaan Kepada John Calvin" [Surabaya: Momentum])

John Calvin: Berani Berseru Dalam Doa

[Roma 8:15: "Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"]

Kata "berseru" digunakan untuk mengekspresikan keyakinan, seolah-olah ia berkata, "Kita tidak berdoa dengan cara yang ragu tetapi menaikkan suara yang keras ke sorga tanpa takut". Orang percaya juga memanggil Allah Bapa di bawah Taurat, tetapi bukan dengan kepastian yang bebas seperti itu, karena selubung membuat mereka jauh dari tempat kudus. 

Tetapi sekarang, ketika sebuah jalan masuk telah dibukakan bagi kita oleh darah Kristus, kita dapat memuliakan dengan familiaritas dan suara penuh bahwa kita adalah anak-anak Allah. Maka timbullah seruan ini... Semakin jelas janji itu, semakin besar kebebasan kita dalam doa. 

(teks dari David W. Hall (Ed),"Penghargaan Kepada John Calvin" [Surabaya: Momentum])