Kitab Ratapan melukiskan pergumulan dan reaksi-reaksi orang-orang Yahudi, teristimewa penulis sendiri, terhadap penderitaan dan hukuman mereka. Mereka mengadakan penyelidikan terhadap diri sendiri serta berusaha untuk menemukan arti dari malapetakan yang baru terjadi itu (3:39-42), kemudian semua pergumulan serta kesimpulan mereka dicurahkan kepada Tuhan dalam doa. Mereka menemukan suatu kesadaran bahwa Allah-lah yang adil dan mereka layak untuk dihukum karena mereka telah berdosa terhadap Tuhan (1:17-18). Perasaan salah sangat nyata dalam kitab ini (1:5; 4:13).
Akan tetapi disamping kesadaran akan kesalahan mereka, orang Yahudi itu juga belum sampai kepada keputusasaan, oleh karena mereka masih mengharap akan pertolongan dan pemulihan oleh tangan Tuhan. Pengharapan itu mereka dasarkan atas kepercayaan bahwa Tuhan tetap setia pada janji-janjiNya untuk selama-lamaNya (3:19-38). Dengan pandangan seorang nabi, penulis dapat melihat bahwa hukuman Tuhan bersifat disiplin dan didikan yang dimaksudkan untuk mendorong umatNya supaya kembali kepadaNya (3:25-33). Maka penulis berdoa agar Tuhan sungguh-sungguh melaksanakan tujuan demikian di tengah-tengah umatNya yang perlu diperbaharui (5:19-22).
Kita pun juga harus mempelajari cara-cara Tuhan dalam mendidik anak-anakNya. Kalau kita berdosa kita harus bersedia untuk dihukum - tetapi dengan tidak lupa bahwa hukuman itu dimaksudkan untuk mendorong kita agar kembali kepada jalan yang benar dan berkenan di hadapan Tuhan.
(dari buku "Pembimbing pada Pengenalan Perjanjian Lama")