Kadang-kadang pengarang kitab Ibrani lebih suka memakai terminologi pengampunan (10:18; bdk. 9:22). Dosa "dihapuskan" oleh kurban Kristus (9:26); Yesus membawa penebusan (9:15). Dua kali pengarang mengutip nubuat mengenai perjanjian baru untuk menunjukkan bahwa Allah tidak mengingat lagi dosa-dosa mereka yang berada dalam perjanjian tersebut (8:12; 10:17).
Bisa juga kita katakan bahwa Surat Ibrani sering berbicara tentang apa yang tidak mampu dikerjakan oleh cara lama, setiap kali dengan petunjuk bahwa Kristus telah menutupi kekurangan tersebut. Ini menyangkut soal kurban karena dosa (5:3), soal pemenuhan kebutuhan hati nurani para penyembah (10:2), soal pemberian persembahan dan kurban (5:1), soal penghapusan dosa (aphairein (10:4); perielein (10:11), dan soal kurban bakaran dan kurban penghapus dosa (10:6). Cara lama tidak mampu menghapus dosa, namun Kristus telah menghapusnya secara tuntas dan permanen.
Ada banyak cara penulis kitab Ibrani memandang karya Kristus. Hal ini mengungkapkan keyakinan penulis kitab Ibrani bahwa karya Kristus itu mempunyai banyak sisi dan bahwa karya itu adalah cara ilahi yang benar-benar efektif untuk memenuhi kebutuhan kita yang paling mendalam.
(dari buku "Teologi Perjanjian Baru").