Istilah 'eksegesis' dipakai dalam buku ini dibatasi hanya untuk menunjukkan kepada penyelidikan yang bersifat sejarah atas makna teks Alkitab. Asumsi yang terbentang di balik tugas ini adalah bahwa kitab-kitab dalam Alkitab memiliki 'penulis-penulisnya' dan 'pembaca-pembacanya' serta para penulis itu bermaksud agar para pembacanya mengerti apa yang telah mereka tulis (1 Kor. 5:9-11; 1 Yoh. 2:1).
Oleh karena itu eksegesis menjawab pertanyaan, 'apakah maksud dari penulis Alkitab?' Hal ini berkaitan dengan apa yang penulis telah katakan (isinya) dan mengapa penulis telah mengatakan hal itu pada waktu itu (konteks sastra) - sejauh mungkin yang dapat diketahui sebagai akibat jarak waktu, bahasa dan budaya dari ktia saat ini. Selanjutnya, eksegesis terutama memberikan perhatian secara sengaja bahwa: apa yang penulis inginkan dari para pembaca mula-mula untuk dipahami?
Kunci untuk melakukan eksegesis yang baik adalah kemampuan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat mengenai teks itu supaya mendapatkan pengertian yang dimaksudkan oleh penulis teks itu. Pertanyaan-pertanyaan yang baik tentang eksegesis dikelompokkan dalam dua kategori yang mendasar: pertanyaan-pertanyaan mengenai isi (apa yang dikatakan bagian itu) dan konteks (mengapa dikatakan).
Pertanyaan-pertanyaan kontekstual terdiri dari dua jenis: bersifat sejarah dan sastra. Konteks sejarah yang harus diselidiki ialah setting (latar/kerangka) umum sejarah - sosiologi - budaya dari sebuah dokumen (misalnya, kota Korintus, geografinya, penduduk, agama-agamanya, lingkungan sosial, ekonomi) dan peristiwa khusus dari dokumen itu (mengapa ditulis demikian?). Konteks sastra harus menyelidiki mengapa hal itu dikatakan dalam argumentasi atau cerita di sini.
Pada dasarnya ada empat jenis pertanyaan mengenai isi: penelitian teks (textual criticism - menentukan kata yang sebenarnya yang dipakai oleh penulis), fakta yang berhubungan dengan bahasa (lexical data- arti dari kata-kata), fakta tata bahasa (grammatical data- hubungan kata-kata satu sama lain) dan latar belakang sejarah budaya (hubungan kata-kata dan gagasan-gagasan dengan latar belakang dan budaya dari penulis dan para pembacanya).
(dari buku "Eksegesis Perjanjian Baru")