Allah ini bukan saja memiliki hidup, tetapi hidup yang dimiliki-Nya itu berbeda sekali dari hidup semua makhluk hidup lainnya. Sedangkan semua makhluk lain memperoleh hidup mereka di dalam Allah, Ia tidak memperoleh hidup-Nya dari sumber lain di luar diri-Nya. Allah tidak pernah digambarkan sebagai sesuatu yang pernah diciptakan. Sebagaimana sudah dicatat sebelumnya, Yohanes 5:26 mengatakan bahwa Allah mempunyai hidup di dalam diri-Nya sendiri. Kata sifat 'kekal' seringkali dikenakan kepada-Nya, yang menunjukkan bahwa Dia tidak pernah tidak ada, melainkan Dia senantiasa ada. Lagi pula diajarkan kepada kita bahwa 'pada mulanya' yaitu sebelum ada apa-apa, Allah sudah ada (Kej. 1:1). Jadi, tidak mungkin Allah memperoleh keberadaan-Nya dari sumber lain di luar diri-Nya.
Tambahan pula, keberadaan Allah juga tidak bergantung pada apapun di luar diri-Nya. Semua makhluk hidup lainnya, selama mereka hidup, membutuhkan sesuatu untuk tetap bertahan hidup. Makanan bergizi, kehangatan, perlindungan, semua itu dibutuhkan untuk tetap hidup. Di Mat. 6:25-33, Yesus mengatakan burung dan bunga bergantung kepada pemeliharaan Bapa. Akan tetapi dengan Allah lain lagi kenyataan-Nya. Allah tidak memerlukan semuanya itu. Sebaliknya, Paulus menolak bahwa Allah memerlukan sesuatu atau dilayani oleh tangan manusia (Kis. 17:25). Ia ada, tanpa menghiraukan apakah hal-hal lain juga ada. Sebagaimana Ia telah ada sebelum hal-hal lain ada, begitu pula Ia akan tetap ada, terlepas dari segala yang lain.
(dari buku "Teologi Kristen I"[Malang: Gandum Mas])