Richard Gaffin, dalam sebuah artikel yang diterbitkan baru-baru ini [waktu itu tahun 1998], menunjuk kepada suatu kecenderungan dalam gerakan Karismatik untuk memisahkan Roh Kudus dari Kristus. Ia merespons dengan menunjuk pada kaitan erat antara Kristus dan Roh yang Paulus gambarkan. Argumen ini didasarkan pada ajaran patristik mengenai perikhoresis [yakni] keberdiaman mutual di antara ketiga pribadi, yang semuanya mendiami ruang ilahi yang sama. Bapa ada di dalam Anak, Anak ada di dalam Bapa, Roh Kudus ada di dalam Anak dan Bapa, Bapa ada di dalam Roh Kudus dan Anak ada di dalam Roh Kudus.
Jadi menyembah satu Pribadi dengan mengorbankan Pribadi-Pribadi yang lain berarti membagi-bagi Trinitas yang tidak terbagi-bagi. Penyembahan kepada salah satu dari ketiga Pribadi sekaligus menyebabkan penyembahan kepada ketiga Pribadi dan penyembahan kepada Trinitas yang tidak terbagi-bagi itu. Penekanan yang tidak semestinya pada satu Pribadi, entah itu fokus kepada Yesus dalam pietisme atau konsentrasi kepada Roh kudus di dalam kelompok-kelompok karismatik, merupakan distorsi.
(dari buku "Allah Trinitas" [Surabaya: Momentum])