Pernyataan murka dan keadilan Allah yang paling kasar terlihat di kayu salib. Jika seseorang pernah mempunyai kesempatan untuk mengeluh tentang ketidakadilan, maka orang itu adalah Yesus. Ia adalah satu-satunya manusia yang tidak berdosa yang pernah dihukum oleh Allah. Jika kita terguncang tentang murka Allah, biarlah kita terguncang di salib. Di sinilah keheranan kita seharusnya terfokus. Jika kita mempunyai perkara kebiadaban moral, biarlah itu terarah ke Golgota.
Salib adalah contoh murka Allah yang paling mengerikan dan sekaligus paling indah. Salib adalah tindakan paling yang paling adil dan paling penuh kemurahan dalam sejarah. Allah akan lebih dari sekedar tidak adil, Ia akan bersikap kejam karena menghukum Yesus jika Yesus tidak tidak terlebih dahulu bersedia menanggung dosa dunia. Begitu Kristus telah melakukan itu, begitu Ia bersuka rela menjadi Anak Domba Allah, menanggung dosa kita, sehingga Ia menjadi hal yang paling fantastis dan paling kotor di planet ini. Dengan beban dosa terkonsentrasi yang dipikul-Nya, Ia menjadi benar-benar menjijikan bagi Bapa.
Allah mencurahkan murka-Nya atas hal yang kotor ini. Allah membuat Kristus menjadi terkutuk karena dosa yang dipikul-Nya. Di sinilah, keadilan Allah yang kudus termanifestasikan secara sempurna. Namun itu dilakukan bagi kita. Ia mengambil apa yang dituntut oleh keadilan dari kita. Aspek "bagi kita" dari salib inilah yang menunjukkan keagungan anugerah-Nya. Pada waktu yang sama Allah menunjukkan keadilan dan anugerah, murka dan kemurahan. Hal ini terlalu mengherankan untuk bisa dipahami.
(dari buku "Kekudusan Allah" [Batam: Gospel Press])