Berpacaran yang baik adalah bertindak yang baik di mata manusia dan Tuhan. Berpacaran ada batasnya. Jangan sampai semua waktu dipakai untuk berpacaran sampai lupa mandi, lupa sikat gigi, lupa sekolah. Pada waktu belajar, jangan banyak pacaran. Orang yang terlalu cepat meloloskan kudanya untuk lari dengan cepat, akan susah untuk ditarik kembali. Orang terlalu cepat berpacaran akan susah memiliki waktu cukup untuk mengerjakan yang lain. Mencintai seseorang memeras jiwa, memeras pikiran, memeras uang, dan memeras tenaga. Begitu banyak yang diperas sampai tersisa sedikit sekali.
Orang yang terlanjur jatuh cinta selalu terus memikirkan sang kekasih. Siang dan malam hanya memikirkan dia terus. Kalau si dia batuk sedikit, langsung kuatir kena TBC; sedikit kena air dingin langsung kuatir masuk angin. Engkau tidak boleh menyita waktu yang Tuhan berikan hanya untuk berpacaran. Maka, jika memungkinkan, tunda waktu pacaranmu agar tidak menghabiskan uangmu dan waktumu. Tidak ada orang yang berpacaran tidak menggunakan uang. Orang yang paling pelit, ketika jatuh cinta bisa menjadi orang yang murah hati. Dulu mengeluarkan uang Rp. 5000 terasa begitu mahal, tetapi sekarang dengan mudahnya mengeluarkan uang Rp. 500.000 karena jatuh cinta.
Cinta itu memiliki khasiat yang luar biasa. Anak yang tadinya malas ke sekolah, bisa menjadi sangat rajin, karena kalau tidak naik kelas, akan terpisah dan ketinggalan dari pacarnya. Tetapi terkadang, kekuatan cinta itu sedemikian besarnya, hingga menjadi terlalu besar sampai-sampai membuat orang menjadi rajin di dalam hal-hal yang buruk. Cinta bisa menjadikan seseorang terlalu boros. Cinta yang harus dipertahankan dengan menggunakan uang adalah cinta yang tidak murni. Kalau engkau berpacaran dengan orang yang beres, maka engkau bisa memberitahu dia bahwa engkau tidak memiliki banyak uang, dan ia mau bersama-sama engkau belajar untuk mengatur keuangan di dalam situasi yang sulit. Itulah dasar keluarga yang bahagia.