Di antara semua caci maki yang dialamatkan kepada Tuhan Yesus, salah satu caci maki yang paling menyakitkan adalah caci maki kedua penjahat itu. Inilah caci maki yang paling tidak masuk akal.
Kalau seseorang mengalami kebangkrutan dalam bisnisnya, ia akan dengan senang mendengar wejangan dari orang yang sukses usahanya, sudah membuka puluhan ratusan gerai, mempunyai puluhan perusahaan, sekian pabrik dan seterusnya. Tetapi kalau yang memberi nasehat adalah orang lebih bangkrut darinya, maka tidak ada ungkapan lain, kecuali ia berdiri, dengan wajah geram dan berteriak: "Keluar!". Orang itu diusirnya.
Tuhan Yesus tidak berdosa, tetapi mengapa dicela oleh dua penjahat yang sendirinya hidupnya tidak beres? Inilah caci makian yang sangat menghina.
Tetapi Roh Kudus itu luar biasa. Ia bekerja melalui 7 perkataan Tuhan Yesus yang jelas adalah firman Allah sehingga orang itu bertobat dan menerima Kristus sebagai Raja. Berarti, pertobatan penjahat itu sejalan dengan Roma 10:17 yang menegaskan bahwa iman timbul dari pendengaran akan firman Kristus.
Mari kita melihat perkataan penjahat yang diselamatkan itu dalam Lukas 23:39-42: "Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah." Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
Pengakuan imannya adalah:
Pertama, ia takut kepada Allah dan menghendaki agar rekannya juga takut kepada Allah.
Kedua, ia mengaku bahwa dirinya berdosa dan patut menerima hukuman yang selayaknya.
Ketiga, ia mengaku Tuhan Yesus tidak bersalah dan tidak seharusnya dihukum.
Keempat, ia percaya Tuhan Yesus akan kembali sebagai Raja, sebagai pemenang. Dengan demikian, ia tidak percaya penyaliban adalah kekalahan.
Kelima, ia percaya bahwa ingatan akan Tuhan Yesus begitu penting bagi hidup manusia.
Imannya begitu murni sehingga ia percaya kepada Kristus, bukan saja pada saat tidak melihat mujizat tetapi bahkan dalam penderitaan paling hina.
Tuhan Yesus memberkatinya dengan menegaskan bahwa hari itu juga ia bersama Tuhan dalam Firdaus. Ia adalah orang pertama yang dibawa ke sorga pada saat Tuhan Yesus mencurahkan darah.
Puji Tuhan.