Ada dua hal yang perlu diperhatikan:
Pertama, seseorang dapat mengetahui banyak tentang Allah tanpa banyak mengenalNya. Kita menemukan minat yang dalam tentang teologi dalam diri kita... Kita membaca eksposisi teologis dan apologetika. Kita terbenam dalam sejarah Kristen dan mempelajari pernyataan iman Kristen. Kita belajar bagaimana mempelajari bagaimana mempelajari Alkitab... namun sepanjang waktu... kita mungkin tidak mengenal Allah sama sekali.
Kedua, seseorang dapat mengetahui banyak tentang kesalehan tanpa banyak mengenalNya. Hal ini bergantung pada khotbah yang didengar, buku yang dibaca, dan teman yang dimiliki. Dalam abad teknologi dan analisis ini, kita tidak kekurangan buku di rak-rak gereja atau khotbah-khotbah dari mimbar tentang bagaimana cara bredoa, bagaimana cara bersaksi, bagaimana cara membaca Alkitab... seseorang dapat memiliki semua ini dan tetap tidak mengenal Allah sama sekali...
(dari buku "Mengenal Allah" [Yogyakarta: Andi, 2002]).