Kekudusan Allah dapat dihubungkan dengan kebenaran-Nya dengan cara berikut: dengan rasa hormat kepada Allah, kita membedakan antara kebenaran internal-Nya dengan kebenaran eksternal-Nya, atau dengan lebih sederhana, siapa Allah itu, dan apa yang dikerjakan-Nya. Kebenaran eksternal-Nya dinyatakan melalui tindakan-Nya. Allah melakukan perbuatan benar, karena Dia benar. Allah hanya dapat bertindak secara konsisten sesuai dengan diri-Nya.
Konsep Alkitabiah tentang kebenaran berakar pada kata Ibrani, yang secara harfiah berarti "lurus". Hal yang menarik, hingga kini gambaran konkret tersebut digunakan sebagai kiasan untuk perbuatan yang baik dan patut. Jika seorang penjahat memperbaiki kehidupannya, ia dikatakan 'berjalan lurus'. Jika seseorang ingin hidup dalam ketaatan, dikatkaan bahwa ia "berjalan di jalan lurus dan sempit". Seseorang yang berkelakuan baik dan mudah diatur disebut "lurus". Sebaliknya, jika seseorang berbuat tidak jujur, ia disebut bengkok.
bersambung...
(dari buku "Sifat Allah" [Jakarta: Gunung Mulia])