Pertama, jangan pernah merasa putus asa bahwa dunia yang jahat ini berada di luar kendali Allah. "[Ia] yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendakNya" (Ef. 1:11).
Kedua, jangan pernah menyerah kepada pemikiran bahwa kejahatan yang terlihat acak maka kehidupan adalah tidak masuk akal dan absurd. "O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya!... Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya" (Rm. 11:33, 36).
Ketiga, jangan pernah tunduk kepada pemikiran bahwa Allah berbuat dosa atau pernah bertindak tidak adil atau tidak benar dalam cara Ia mengatur alam semesta. "TUHAN itu adil dalam segala jalanNya" (Mzm. 145:17).
Keempat, jangan pernah meragukan bahwa Allah sepenuhnya ada di pihak anda di dalam Kristus. Jika anda mempercayakan hidup anda kepadaNya, maka anda berada di dalam Kristus. Jangan pernah meragukan bahwa semua kejahatan yang menimpa anda - bahkan jika itu merenggut nyawa anda - adalah tindakan disiplin Allah yang penuh kasih yang memurnikan dan menyelamatkan, yang diberikan dalam kasih seorang ayah. Ini bukanlah ungkapan hukuman di dalam murkaNya. MurkaNya telah ditimpakan ke atas Yesus Kristus, pengganti kita (Gal. 3:13; Rm 8:3). Hanya belas kasihan yang datang kepada kita dari Allah, bukan murkaNya, jika kita adalah anak-anakNya melalui iman kepada Yesus. "Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak" (Ibr. 12:6).
(dari buku "Dosa-Dosa Spektakuler" [Surabaya: Momentum, 2012])