Pertama, kita harus bertanya: "seberapa besar kita sungguh-sungguh mengasihi Allah sekarang?" Kita tidak boleh mengarang-ngarang alasan. Kita harus menyelidiki apa yang menyebabkan kasih kita kepada Allah berkurang. Apakah kita mengasihi kehidupan duniawi lebih dari mengasihi Allah? Apakah kita mengasihi ciptaan Allah lebih dari mengasihi Allah sendiri?
Kemudian yang kedua, kita harus ingat, meskipun kasih kita kepada Allah telah menjadi sangat lemah, kasih Allah kepada kita tetaplah sama. Allah tidak dapat memberkati kita bila kita berpaling dari Dia. Ia memperingatkan kita agar jangan meninggalkanNya. Namun bagaimanapun, kasihNya selalu tetap ada, seperti mentari di langit. Dan sebagaimana sinar mentari terkadang tertutup oleh awan, demikian pula kasih Allah akan tertutup oleh dosa kita. Namun sesungguhnya, kasih Allah, tetap ada di sana!
Mari kita bersyukur kepada Allah atas hal itu! Mari kita berbalik dari semua yang salah. Allah akan membuat kita merasakan kembali kehangatan kasihNya.
(dikutip dari buku "Kebangunan Rohani Pribadi" [Surabaya: Momentum, 2010]).