Penderitaan-penderitaan yang dialami oleh Anak Allah tiada taranya. Tidak ada seorangpun pernah menderita seperti orang ini. Sepanjang kekekalan, kita akan merenungkan pembunuhan terhadap Anak Allah dan bernyanyi, "Anak Domba yang disembelih itu layak" (Why 5:12)...
Hanya ada satu orang yang layak untuk tidak menderita tetapi mendapatkan begitu banyak penderitaan. Meterai Allah atas kehidupan yang sempurna ini ditemukan dalam dua kata: "tidak berdosa" (Ibr. 4:15). Satu-satunya orang di dalam sejarah yang tidak layak menderita, justru menjadi yang paling menderita. Ia "tidak berbuat dosa dan tipu tidak ada dalam mulutNya" (1 Pet. 2:22). Tidak satupun penderitaan Yesus yang adalah hukuman akibat dosaNya.
Karena itu, tidak pernah ada satu orang pun yang pernah memiliki hak yang lebih besar untuk membalas, tetapi tidak menggunakannya. Ia memiliki kuasa yang tidak terbatas untuk membalas pada momen manapun di dalam penderitaanNya. "Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada BapaKu, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?" (Mat. 26:53). Tetapi Ia tidak melakukannya.
Ketika setiap rasa keadilan di dalam alam semesta berteriak "tidak adil!", Yesus diam. "Tetapi Ia tidak menjawab [Pilatus] suatu katapun" (Mat. 27:14). Ia juga tidak menyanggah cemoohan palsu. "Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencacimaki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam" (1 Pet. 2:23)...
(dicuplik dari buku "Melihat dan Menikmati Yesus Kristus" [Surabaya: Momentum, 2013])