Seringkali kita melihat dalam gereja, terdapat orang-orang percaya yang sudah diselamatkan, yang memiliki kerohanian yang baik dan dewasa, penuh karakter-karakter ilahi, persekutuan dengan Tuhan yang erat, menghormati Tuhan, bijaksana dalam berelasi dengan sesama, hati yang mencintai jiwa-jiwa dan giat memberitakan Injil, bahkan memiliki kepemimpinan yang baik, tetapi justru tidak dipanggil oleh Tuhan menjadi hamba Tuhan.
Panggilan Tuhan tidak tergantung orang itu baik atau tidak. Kalau orang yang begitu baik dipanggil Tuhan, bahayanya adalah ia menjadi rusak karena merasa diri layak dan tidak lagi mau bersandar kepada Tuhan. Selain itu, di sini membuktikan bahwa panggilan Tuhan itu adalah anugerah Tuhan.
Tuhan tidak pernah salah di dalam memanggil. Yang Ia panggil, pasti Ia lengkapi dengan anugerah. Bahkan dalam kekurangan, seperti yang dialami oleh Paulus yakni duri dalam daging, di mana ada utusan Iblis datang menggocohnya, Tuhan menjamin Paulus dengan kasih karunia yang cukup (2 Kor. 12). Justru dalam kelemahan Pauluslah, kuasa Tuhan melengkapinya menjadi sempurna.
Tuhan seringkali memanggil orang yang kelihatan biasa:
Pertama, agar ia merendahkan diri, sadar diri tidak layak dan bersandar kepada Tuhan.
Kedua, Tuhan mau mempertontonkan anugerahNya dan kemahakuasaanNya.
Ketiga, supaya ketika kemuliaan Tuhan berpancar melalui pelayanannya, tidak bercampur dengan kemuliaan diri dari si hamba Tuhan. Dengan demikian, orang-orang yang melihat pelayanannya akan berkata: "memang Tuhan luar biasa".