Pertama, church growth by genetics berarti gereja bertumbuh karena semua anak-anak jemaat datang kepada Tuhan dan makin banyak anak yang dimiliki jemaat, semakin gereja bertumbuh. Kalau gereja itu ada di tempat yang sulit melakukan penginjilan, maka dengan melahirkan banyak anak, maka otomatis gereja akan bertumbuh.
Kedua, church growth by migration berarti gereja bertumbuh karena ada migrasi, ada perpindahan penduduk. Misalnya gereja di Jakarta menjadi gereja yang menampung angota dari gereja-gereja di daerah, karena mereka pindah ke Jakarta untuk studi, kerja dsb. Oleh karena itu, gereja di Jakarta bisa berkembang pesat dalam kuantitas karena menampung jemaat gereja daerah, sehingga kita tidak boleh sombong. Kalau di kota kecil, kita akan melihat kesulitan ini. Karena sering kali gereja di kota kecil justru menjadi gereja yang memproduksi anggota gereja.
Kira-kira 10 tahun yang lalu [sekitar tahun 1980an] saya mendapatkan statistik yang menyedihkan, yaitu kota Jakarta berpenduduk 5 juta lebih namun orang Kristen yang betul betul dari orang Betawi asli tidak sampai seperseribunya. Begitu banyak orang dari berbagai suku lain di Jakarta menjadi Kristen, tetap ternyata orang Betawi asli kurang diinjili.
(dikutip dari buku "Arsitek Jiwa 1" [Surabaya: Momentum, 2012])