"Janganlah padamkan Roh" (1 Tes. 5:19). Dari awal sampai akhir Alkitab, Roh berkali-kali dinyatakan dengan lambang api. Istilah "memadamkan" memberi arti seperti memadamkan api (lih Mat. 12:20; Mrk 9:48). Jadi, memadamkan Roh artinya mematikan nyala api Ilahi dari Roh di dalam hati kita. Pengertian ini sangat pas sebab Roh itu dinamai Roh yang mengadili dan yang membakar (Yes. 4:4). Dan dengan nyata Dia memperlihatkan kehadiranNya pada hari Pentakosta dalam bentuk lidah-lidah seperti lidah api (Kis. 2:3). Berkenaan dengan ini, rupanya hal memadamkan Roh berkaitan dengan pekerjaan umum Roh di dalam sidang jemaat Allah dan lebih dipertalikan dengan pengabdian dari pada dengan hidup.
Telah dinubuatkan "Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api" (Luk. 3:16). Jadi, kepada kita diberikan tanggung jawab yang berat dan penting yaitu menjaga api surgawi jangan padam karena perbuatan kita. Perwujudan Roh di dalam gereja atau di dalam perseorangan baik dalam nyanyi puji-pujian atau dalam doa dan renungan tidak boleh dipadamkan.
Kita dapat memadamkan pekerjaanNya di dalam kita jika kita tidak mentaati panggilanNya untuk mengabdi atau bersaksi atau kalau kita menolak memasuki pintu yang dibukakan Allah bagi kita. Menyesuaikan diri dengan kehidupan duniawi, melakukan yang salah, mengeraskan hati terhadap orang lain, membanggakan golongan sendiri, mementingkan diri sendiri, percaya akan usaha sendiri, semuanya itu membawa akibat yang sama buruknya. JIka cara-cara duniawei menggantikan cara-cara rohani, jika pujian dari manusia lebih disukai dari pada pujian dari Allah; jika pengabdian ktia berdasarkan usaha sendiri dan bukan di bawah bimbingan Roh Kudus maka api Roh pun menjadi padam.
(dari buku "Roh Kudus Penolong Kita")