Pengenalan akan Allah merupakan pusat bagi semua pengertian yang benar dalam hidup kekristenan kita. Seseorang mungkin dapat menjadi Kristen dan tetap tidak mengerti akan banyak hal di dunia ini. Tetapi adalah mustahil bagi seseorang untuk menjadi Kristen tanpa mengetahui apa-apa tentang Allah. Pada puncaknya, Amsal 9:10 mengatakan, "Mengenal Yang Mahakudus aalah pengertian". Meski hari ini kita telah berhasil membuat terobosan ilmu pengetahuan, akan tetapi pengenalan kita akan Allah mungkin begitu sedikit hari ini. Itulah sebabnya masa kita ini begitu diwarnai oleh kelangkaan pengertian, apresiasi, dan pengertian yang sempit akan waktu.
Alkitab berulang kali mengajarkan bahwa pengenalan akan Allah merupakan pencegahan yang ampuh terhadap dosa. Yesaya membagikan hal ini ketika ia meratapi bangsa Israel dan pemberontakannya. Ia mengatakan, "Lembu mengenal pemiliknya tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya tetapi umatKu tidak memahaminya" (Yes. 1:3). Akar penyebab dari kemerosotan rohaniah mereka ialah kurangnya pengenalan akan Allah.
Ketika seseorang mengenal Allah dan bertumbuh dalam hubungan yang akrab denganNya, maka hidupnya akan ditandai dengan integritas dan ia akan dapat dipercaya. Apa yang ada dibibirnya akan sama dengan apa yang ada di hatinya. Singkatnya, hidupnya akan kudus. Tetapi zaman ini terlalu takut terhadap kekudusan. Bahkan gereja pun mulai takut terhadap kekudusan. Dan hal yang sama juga terjadi dalam kehidupan kita. Mengapa? Karena 'kadar' pengenalan kita akanNya begitu kurang dari yang semestinya. Bila kita sungguh mengenal Dia, maka itu akan secara otomatis tercermin dalam kehidupan kita.
(dari buku "Hati Yang Dipersembahkan Kepada Allah")