Mazmur 8:4-5: "Jika aku melihat langitMu buatan jariMu, bulan dan bintang-bintang yang Kau tempatkan, apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya, apakah anak manusia sehingga Engkau mengindahkanNya?"
Yunus 4:10-11: Lalu Allah berfirman, "Engkau [Yunus] sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah, dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Bagaimana tidak Aku sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri dengan ternaknya yang banyak?"
Pertama, karena Tuhan lah yang menciptakan manusia, Tuhan lah yang berjerih payah sehingga manusia boleh ada di dalam dunia. Manusia adalah harta milik Tuhan. Bayangkan, kita tidak mungkin memperlakukan mobil Presiden dengan sembarangan, bukan? Demikian pula, Tuhan akan bersedih bila melihat manusia yang Ia cipta dengan tanganNya sendiri hidup tidak beres dan melawan Tuhan.
Kedua, Tuhan menciptakan manusia sebagai gambar, rupaNya sendiri. Demikian juga, di Indonesia, pembakaran foto Presiden dapat dikenakan pasal penghinaan. Tuhan menciptakan manusia sebagai gambar Allah agar dapat mencerminkan karakter dan sifat Tuhan serta dapat mewakili Tuhan guna mengelola alam bagi kemuliaan Tuhan. Namun, setelah manusia jatuh dalam dosa, manusia sudah bertindak tidak seperti gambar Allah lagi, bahkan hidup seperti binatang.
Ketiga, Tuhan bahkan mengirimkan Anak TunggalNya untuk datang, berinkarnasi sebagai manusia guna mati di kayu salib dan bangkit, memberi penebusan dan hidup kekal bagi manusia. Manusia memperoleh anugerah Tuhan yang begitu besar sehingga Tuhan Yesus rela berkorban demikian rupa.
Tuhan mengasihi orang Niniwe yang dibenci oleh Yunus. Dan Tuhan sudah menyatakan isi hatinya seperti di atas.
Bila Tuhan begitu mengasihi manusia, apakah kita mempunyai belas kasihan bagi manusia? Pada waktu kita dilukai, hendaklah kita tidak membalas dendam tetapi minta kekuatan Tuhan untuk mengampuni, berbelas kasihan, mendoakan dan menginjili mereka. Terhadap orang-orang jahat, marilah kita belajar berbelas kasihan kepada mereka dan mendoakan serta menginjili mereka.