Selasa, 03 Februari 2015

John Stott: Istri Tidak Tunduk Kepada Bajingan; Suami Mengasihi Seperti...

[Efesus:
5:22  Istri, tunduklah kepada suamimu, seperti kepada Tuhan.
5:23  Sebab suami adalah kepala atas istrinya, sama seperti Kristus pun menjadi kepala atas jemaat dan Ia sendirilah juga Raja Penyelamat bagi jemaat yang menjadi tubuh-Nya.
5:24  Sama seperti jemaat juga tunduk kepada Kristus, begitu pun dalam segala hal istri harus tunduk kepada suami.
5:25  Suami, kasihilah istrimu, sama seperti Kristus mengasihi jemaat serta mengurbankan diri-Nya untuk jemaat itu.]

Tuturan Paulus bukanlah "istri tunduk, suami tuan" melainkan "istri tunduk, suami mengasihi". Memang, dalam setiap zaman dan kebudayaan pernah ada suami yang kejam, sehingga ada kalanya istri terpaksa melawan otoritas suami demi bisikan hati nuraninya. Paulus mengemukakan citra ideal Kristen, tapi ia tidak menyangkal bahwa ada orang yang tidak mencapai citra ideal itu. Para penafsir senantiasa memahaminya. Dan tentang itu Calvin berkata, "Suami... janganlah berlaku kejam terhadap istrinya atau berpikir bahwa ia dapat dan bebas memperlakukan istrinya 'semau gue', karena otoritas suami haruslah otoritas sahabat yang mengayomi, bukan otoritas raja lalim".

Tiga kali Paulus mengulangi tuturannya: hai suami kasihilah istrimu (ay 25); suami harus mengasihi istrinya (ay 28); bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah istrimu (ay 33). Dan jika sebagai kepala, suami mengasihi istrinya dengan kasih yang mengayomi dan tanggung jawab penuh, tentu sang istri akan menanggapinya dengan tunduk dalam cinta kasih yang tulus. Jadi, bila suami ingin memperoleh ketundukan istrinya, jalan satu-satunya untuk itu ialah harus tunduk mengasihi dan mengayomi istrinya.

Jika tuntutan "tunduk" bagi istri dianggap terlalu berat, jauh lebih berat lagi tuntutan bagi suami. Sebab suami wajib mengasihi istri dengan kasih Kristus, yang jauh lebih dalam dan luhur dibandingkan cinta romantis dan agresif lagi berahi, yang seringkan dinyanyikan dalam lagu-lagu populer dewasa ini. Dan apabila tanggung jawab suami untuk mengasihi ditekankan tiga kali, demikian juga juga tuntutan supaya suami meneledani Kristus. Suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat (ay 23); suami wajib mengasihi istri sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat (ay 25); suami harus mengasuh dan merawat istri sama seperti Kristus terhadap jemaat (ay 29). Jadi sebagai kepala, kasih dan penyantunan suami terhadap istri haruslah serupa dengan kasih dan pemeliharaan Kristus terhadap jemaat.
...
Inilah pengorbanan diri secara total dan tulus.

(dari Tafsiran Efesus, "[YK Bina Kasih OMF])