Selasa, 30 April 2013

Perbandingan Orang Percaya & Orang Fasik (2)

Kelima, orang percaya di dunia menderita dan susah payah mengikuti dan melayani Tuhan, tetapi di surga orang percaya mengalami sukacita, penghiburan dan kebahagiaan. Ini adalah kontras antara penderitaan di dunia dan sukacita di surga. Sebaliknya, orang fasik yang di dunia ini disiksa oleh  macam-macam penderitaan, ketika meninggal dunia masuk neraka, mengalami berupa-rupa penderitaan. Di sini, orang berdosa mengalami klimaks dalam penderitaannya.

Keenam, orang percaya menerima anugerah Tuhan berupa kehadiran Roh Kudus di dalam hatinya. Roh Kudus lah yang mengajar dan memimpin orang percaya ke dalam kebenaran. Sedangkan orang fasik tidak memiliki Roh Kudus sehingga ia hidup menurut apa yang dipandangnya benar. Orang percaya yang peka dan taat kepada pimpinan Roh Kudus pasti mengeluarkan buah Roh yang indah yang disebutkan dalam Galatia 5.

Ketujuh, orang percaya diciptakan untuk memuliakan dan meninggikan Tuhan. Sedangkan orang fasik berfokus untuk memuliakan dan meninggikan diri. Orang percaya berhutang segalanya kepada Allah dan tahu siapa Allah itu, yang patut dan layak menerima pujian. Sedangkan orang fasik tidak mengerti hal itu. Yang ia nikmati adalah pujian kepada diri.

Masih banyak perbedaan orang yang percaya kepada Kristus dan orang fasik yang belum dituliskan di sini dan akan dikemukakan dalam kesempatan lain.

Perbandingan Orang Percaya & Orang Fasik (1)

Terdapat perbedaan fundamental antara orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dan orang fasik. Beberapa perbedaan dapat dicatat diantaranya:

Pertama, orang percaya kepada Kristus mengalami lahir dua kali mati satu kali. Selain lahir jasmani, orang percaya juga mengalami lahir rohani. Orang percaya hanya mengalami kematian jasmani saja. Sedangkan orang fasik mengalami kelahiran satu kali yakni lahir jasmani tetapi mengalami kematian dua kali yakni kematian jasmani di dunia dan kematian kekal di neraka.

Kedua, orang percaya memiliki tiga kehidupan sedangkan orang fasik hanya satu kehidupan. Orang yang percaya kepada Kristus memiliki dan sekaligus berhutang kepada Allah, tiga kehidupan yakni hidup jasmani, hidup rohani dan hidup kekal. Tiga kehidupan ini seluruhnya merupakan karya Allah semata-mata. Orang percaya bersifat pasif di dalamnya. Hidup rohani adalah persekutuan dengan Allah, yang dipulihkan ketika seseorang menerima Kristus. Hidup kekal terjadi di dalam sorga. Orang fasik hanya diberi anugerah umum, hidup jasmani saja.

Ketiga, orang yang percaya Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, semakin lama semakin bergantung kepada Tuhan. Pertumbuhan rohani adalah semakin lama semakin bergantung kepada Tuhan. Sebaliknya pertumbuhan jasmani adalah semakin lama semakin mandiri. Karena orang fasik tidak memiliki kerohanian yang sejati maka pertumbuhannya adalah semakin lama semakin mandiri. Tidak heran, kehidupan orang fasik, semakin lama semakin mengandalkan kekuatan sendiri dan semakin memuliakan diri.

Keempat, orang percaya yang sudah diselamatkan di dalam Kristus, dan berjuang bagi kerajaan Allah, pada waktu meninggal dunia, bukan saja pasti masuk surga, malah dijamin bahwa jerih payahnya untuk Tuhan tidak sia-sia (1 Kor. 15:58). Sebaliknya, orang fasik yang tidak menerima Kristus, meskipun ia berjerih payah, ketika meninggal dunia, kepadanya dikatakan, "mudah-mudahan masuk surga". Jangankan jerih payahnya dihargai, surga saja belum pasti. Jika orang yang sudah berjerih payah saja dan kelihatannya begitu baik saja masih belum pasti masuk surga, apalagi yang lain. Di sini, pengharapan di dalam Kristus bersifat berbeda dengan orang yang tidak mengenal Kristus.

Senin, 29 April 2013

Billy Graham: Kutipan tentang Memuliakan Allah

"Kita memuliakan Kristus ketika kita hidup bagi Allah: memercayai, mengasihi, serta menaatiNya".

"Jika seseorang menjalani penderitaan dengan iman, maka Tuhan akan dihormati dan dimuliakan".

"Kemuliaan apa yang lebih besar yang dapat kita alami selain berdiri di hadapan tahta Allah, untuk merendahkan diri kita di hadapan keagungan dan kebesaran yang tiada bandingnya".

"Suara kita, pelayanan kita, dan kemampuan kita harus dipergunakan terutama bagi kemuliaan Allah".

"Salah satu sukacita sorgawi... adalah menemukan cara-cara tersembunyi yang diperbuat Allah dalam kedaulatanNya sepanjang kehidupan kita, untuk melindungi dan menuntun kita (yang bisa) mendatangkan kemuliaan bagi namaNya, bahkan di dalam segala kelemahan kita".

"Pakaian kita, sikap kita, tindakan kita, seharusnya semua menjadi penghormatan dan kemuliaan bagi Kristus. Kebanyakan pembicaraan kita sebagai orang Kristen adalah tentang hal-hal sekuler, bukan rohani. Sangat mudah untuk jatuh dalam percakapan yang disesuaikan dengan dunia dan menghabiskan waktu sepanjang malam mendiskusikan masalah-masalah politik, kendaraan baru, serta hiburan terbaru. Kita sering lupa bahwa kita harus membawa orang lain pada pembicaraan yang kudus, dan agar percakapan kita berhubungan dengan hal-hal sorgawi, bukan sekedar hal-hal duniawi saja".

"Kita memuliakan Allah dengan cara menjalani kehidupan yang menghormati Dia".

(dari buku "Billy Graham in Quotes")

Billy Graham: Kutipan tentang Penginjilan

"Selama bertahun-tahun sebagai penginjil, selalu pesan saya adalah Injil Kristus. Bukan agama barat, bukan pesan suatu kebudayaan atau sistem politik... Ini adalah pesan tentang kehidupan dan pengharapan bagi dunia".

"Sebagian penginjil menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memikirkan dan bahkan merencanakan bagaimana cara mencapai hasil yang bisa dilihat. Ini adalah suatu jebakan yang mudah menjatuhkan".

"Tidak ada bagian Alkitab yang meminta kita untuk mengusahakan hasil. Alkitab juga tidak menghukum penginjil jika hasilnya sangat sedikit".

"Penginjil tidak dapat membawa pengakuan akan dosa, kebenaran atau penghakiman; itu adalah pekerjaan Roh Kudus. Mereka tidak dapat membuat seorangpun bertobat; itu adalah pekerjaan Roh Kudus".

"Penginjilan bukan suatu panggilan yang ditentukan secara khusus bagi para pendeta. Saya percaya suatu prioritas terbesar gereja masa kini adalah untuk memobilisasi kaum awam untuk melakukan pekerjaan penginjilan".

"Filipus adalah satu-satunya orang di dalam Alkitab yang disebut sebagai penginjil, dan dia adalah seorang diaken!"

"Pelayanan penginjilan adalah pertempuran, bukan pesiar".

(dari buku "Billy Graham ini Quotes")

Minggu, 28 April 2013

Memberi Yang Terbaik

Tuhan selalu dan pasti memberi yang terbaik dengan sepenuh hati.

Apakah kita yang menerima pemberian Tuhan, menerima dengan sepenuh hati?

Apakah kita meresponi pemberian Tuhan dengan sikap yang terbaik?

Apakah kita memberi yang terbaik dari seluruh hidup kita untuk Tuhan?

Jerih Payah Tidak Sia-Sia

Dalam persekutuan kita dengan Tuhan, Tuhan menjamin melalui firmanNya, jerih payah kita dalam pelayanan kepada Tuhan tidak sia-sia (1 Kor. 15:58).

Dalam persekutuan Tuhan dengan kita, apakah kita bisa jamin melalui janji kita, jerih payah Tuhan Yesus di Golgota tidak akan sia-sia?

Sabtu, 27 April 2013

Ayat-Ayat: Penderitaan (2)


Kol_1:24  Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.

1Tes_2:14  Sebab kamu, saudara-saudara, telah menjadi penurut jemaat-jemaat Allah di Yudea, jemaat-jemaat di dalam Kristus Yesus, karena kamu juga telah menderita dari teman-teman sebangsamu segala sesuatu yang mereka derita dari orang-orang Yahudi.

2Tes_1:4  sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita:

2Ti_1:8  Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.

2Ti_1:12  Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.

2Ti_2:3  Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.

2Ti_2:9  Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.

2Ti_3:11  Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari padanya.

2Ti_3:12  Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,

2Ti_4:5  Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!

Ibr_2:9  Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.

Ibr_2:18  Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.

Ibr_5:8  Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,

Ibr_9:26  Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.

Ibr_10:32-34  Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat, baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian.  Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya.

Ibr_11:25  karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa.

Ibr_11:37  Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan.

Ibr_12:8  Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.

Ibr_13:12  Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri.

Yak_5:10  Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.

Yak_5:13  Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi!

1Pe_1:11  Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.

1Pe_2:19  Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

1Pe_2:20  Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.

1Pe_2:21  Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

1Pe_2:23  Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

1Pe_3:14  Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar.

1Pe_3:17  Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat.

1Pe_4:1  Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,

1Pe_4:13  Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

1Pe_4:15  Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau.

1Pe_4:16  Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.

1Pe_4:19  Karena itu baiklah juga mereka yang harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan jiwanya, dengan selalu berbuat baik, kepada Pencipta yang setia.

1Pe_5:1  Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak.

1Pe_5:9  Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.

1Pe_5:10  Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.

2Pe_2:7  tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, --

1Jn_3:17  Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?

Ayat-Ayat: Penderitaan (1)


Kis 1:3  Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.

Kis 3:18  Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita.

Kis 5:41  Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.

Kis 9:16  Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."

Kis 17:3  Ia menerangkannya kepada mereka dan menunjukkan, bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, lalu ia berkata: "Inilah Mesias, yaitu Yesus, yang kuberitakan kepadamu."

Kis26:23  yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain."

Rom 2:9  Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani,

Rom 8:17  Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

Rom 8:18  Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.

1Ko 3:15  Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

1Ko_6:7  Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?

1Ko_12:26  Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.

2Ko_1:4  yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.

2Ko_1:6  Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu; jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga.

2Ko_1:8-9  Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.

2Ko_4:17  Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

2Ko_6:4  Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran,

2Ko_7:4  Aku sangat berterus terang terhadap kamu; tetapi aku juga sangat memegahkan kamu. Dalam segala penderitaan kami aku sangat terhibur dan sukacitaku melimpah-limpah.

2Ko_8:2  Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.

Flp_1:29  Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,

Flp_3:10  Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,

Jumat, 26 April 2013

W S LaSor dkk: Teologi Kitab Habakuk

KEHIDUPAN UNTUK ORANG YANG SETIA
Allah memperlihatkan kepada Habakuk bahwa penghukuman terhadap Yehuda, walaupun dahsyat namun tidak akan bersifat menyeluruh. Ia menegaskan kembali janji bahwa Ia akan membiarkan sisa umatNya hidup untuk melanjutkan isi keselamatan dan berperan sebagai landasan untuk bangsa yang diperbarui. Keputusasaan Habakuk mengenai nasib orang benar (1:13) menggugah janji Allah bahwa mereka akan bertahan menghadapi hari yang mengerikan itu (2:4). Mereka dapat tetap hidup bila mereka setia, bergantung dan mengandalkan Allah sepenuhnya.

Asas ini menajdi tema untuk ajaran Paulus tentang pembenaran melalui iman. Penafsiran kembali terhadap PL secara drastis dalam terang pertobatannya sendiri membuat Paulus memusatkan perhatiannya pada dua nats, yakni Kej. 15:6 dan Habakuk 2:4. Terjemahan istilah Ibrani 'emuna' ke dalam bahasa Yunani 'pistis' (iman) merupakan penghubung yang sangat berguna antara pandangan Habakuk tentang hidup oleh percayanya dan ajaran Paulus. Apa yang Habakuk lihat sebagai prinsip kerja Allah dalam serbuan pasukan Babel, Paulus - pemahaman yang diilhami Allah - melihatnya sebagai prinsip penyelamatan Allah yang universal. Maka dapat dikatakan, pemberitaan Habakuk menjadi persiapan strategis untuk Injil dalam PB (lihat Rm 1:17; Gal. 3:11; Ibr. 10:38-39).

PEMAHAMAN MELALUI KERAGUAN YANG JUJUR
Seperti yang jelas dari pengalaman Ayub, keraguan yang jujur dapat merupakan sikap keagamaan yang lebih sejati daripada kepercayaan yang dangkal. Seperti Ayub, Habakuk tidak menggunakan pertanyaan-pertanyaannya untuk melindungi diri sendiri dari tanggung jawab moral ataupun untuk menghindar dari tuntutan Allah atas hidupnya. Ia sungguh-sungguh bingung karena sifat Allah yang tidak dapat diramalkan dalam hidupnya. Ia mengajukan protes justru karnea ia sangat menghormati Allah dan sangat ingin melihat kebenaran Allah dibuktikan, selain kebenarannya sendiri. Pernyataan Allah mengenai diriNya sendiri menghilangkan keraguan nabi dan melahirkan kepercayaan yang lebih murni. Allah memakai pertanyaan-pertanyaan Habakuk sebagai alat anugerah untuk mendekatkan dia pada diriNya.

(dari buku "Pengantar Perjanjian Lama 2")

W S LaSor dkk: Teologi Kitab Yoel

Di samping lukisan-lukisan meyolok tentang hari Tuhan dan sifat Allah yang penuh belas kasih, Yoel mengajarkan beberapa hal berharga khususnya bahwa Allah mengendalikan sepenuhnya alam semesta. Bagi Yoel, Allah saja yang menyebabkan tulah belalang itu: mereka adalah pasukanNya (2:11) yang diutus dan ditarik olehNya (2:20). Tiada tempat bagi dualisme yang menganggap bencana-bencana disebabkan oleh kekuatan-kekuatan di luar kuasa Allah dan pantheisme yang menyamakan Allah dengan ciptaanNya. Allah adalah Tuhan atas segala-galanya namun berkarya dalam semuanya.

Bagi orang Ibrani, karya Allah yang menciptakan dan memelihara dunia memberi kesatuan dan arti kepada realitas di sekitar mereka. Alam semesta adalah baik dan penting karena dibentuk oleh tangan Allah dan terus berada oleh kuasaNya.  Walaupun manusia dihunjuk sebagai pengatur ciptaan, ia tidak terpisah dari ciptaan itu. Malah, kedua-duanya menikmati hubungan tertentu karena merupakan makhluk ciptaan Allah. Perbedaan antara binatang dan manusia, benda hidup dan benda mati tidak begitu tajam dalam pemikiran Ibrani, sehingga penyair seperti Yoel dapat menggambarkan keadaan ladang-ladang kering dan binatang-binatang yang kelaparan seolah-olah mereka seperti manusia (1:10, 18-20; 2:21-22).

Hubungan yang erat antara ciptaan terlihat lebih jelas lagi: penghakiman atas dosa manusia merugikan alam, sementara pertobatan dan pemulihan tidak hanya membawa pengampunan tetapi juga kesuburan dan kemakmuran (3:18). Manusia dan ciptaan lainnya begitu erat terkait sehingga apa  yang mengenai yang satu akan mengenai yang lainnya, baik berupa penghakiman maupun berkat (bdk Amos 4:6-10; 9:13-15).

Gambaran yang dilukiskan Yoel tentang masa depan Israel yang penuh harapan berisikan juga unsur tanggung jawab. Pencurahan Roh Allah atas umatNya akan memberi kewajiban yang amat berat dari jabatan kenabian kepada sisa yang diselamatkan itu. Tidak ada yang terkecuali, tua atau muda, budak atau orang merdeka, laki-laki atau perempuan (2:28-29). Nubuat itu mengharapkan penggenapan harapan Musa yang lama itu: "Ah, kalau seluruh umat TUHAN menjadi nabi, oleh karena TUHAN memberi RohNya hinggap kepada mereka!" (Bil. 11:29). Jadi, Israel harus berjanji untuk melaksanakan perjanjian dengan kepatuhan teguh (Yer. 31:31-34; Yeh. 36:27) dan mewujudkan serta mewartakan kasih Allah (Yes. 61:1).

Dalam mujizat yang terjadi pada hari Pentakosta, dengan ilham Roh, Petrus menemukan pernyataan Allah bahwa apa yang telah dinubuatkan oleh Yoel sedang terjadi dalam jemaat Kristen mula-mula (Kis. 2:17-21). Zaman Mesianik yagn dilihat Yoel, Zefanya dan nabi-nabi lain telah diambang pintu. Jemaat akan melanjutkan pelayanan para nabi dan mengharapkan Israel akan dipulihkan untuk ikut serta dalam pelayanan itu (Rm 11:24). Maka pada saat itu apa yang dipercayai dahulu oleh Yoel akan menjadi kenyataan dan misi Israel dan jemaat Kristen terlaksana.

(dari buku "Pengantar Perjanjian Lama 2")

Kamis, 25 April 2013

Geisler & Feinberg: Nilai Filsafat (2)

Ketiga, kendati banyak filsafat bersifat abstrak, filsafat dapat membantu dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja penekanan 'hikmat' sebagai pencarian filosofis oleh orang-orang zaman dahulu adalah tepat. Upaya untuk mencari kejelasan arti konsep-konsep dasar tidak akan ada gunanya bila tidak membantu hidup kita sehari-hari atau tidak mempunyai kontribusi bagi pencapaian kebijaksanaan yang telah kita bicarakan.

Contohnya diskusi etika yang berhubungan dengan prinsip-prinsip tindakan manusia, tampak jauh dari arena kehidupan, namun tidaklah demikian halnya. Misalnya [orang] mempertimbangkan untuk melakukan aborsi. Keputusan[nya] akan sangat dipengaruhi oleh keyakinan[nya] mengenai tindakan, apakah orang harus bertindak berdasarkan 'kelayakan' atau berdasarkan 'kewajiban'. Bahkan walaupun Allah telah memberikan kepada kita perintah langsungNya, kita dapat menyelidiki dasar kebenaran yang Allah gunakan untuk perintah-perintah ini. Karena Allah bersifat moral dan juga rasional, perintahNya bukanlah hasil kehendak yang sewenang-wenang. Lagi pula, karena Alkitab tidak secara terperinci menuliskan tindakan-tindakan yang harus dilakukan, kita membutuhkan pedoman tentang penerapan prinsip-prinsip moral dan alkitabiah dalam bentuk tindakan. Sebenarnya, filsafat bersifat sangat praktis.

Keempat, seorang Kristen memiliki minta khusus dan tanggung jawab untuk mempelajari filsafat. Filsafat akan memberikan tantangan sekaligus kontribusi baginya untuk memahami imannya. Beberapa orang Kristen memandang filsafat dengan curiga karena mereka pernah mendengar kisah-kisah mengenai orang lain yang runtuh imannya karena mempelajari filsafat. Mereka telah disarankan untuk menghindari filsafat  seperti menghindari wabah penyakit.

Sesudah dipikir secara serius, jelas bahwa saran ini tidaklah bijak. Kekristenan sanggup menghadapi tantangan secara intelektual yang menghadangnya. Hasil dari tantangan seharusnya bukan runtuhnya iman, namun justru pemilikan harta yang tak ternilai yaitu iman yang matang yang didasarkan atas akal sehat yang baik. Lebih jauh, terdapat berbagai akibat serius kalau gagal menyadari pola pikir masa kini. Bukannya mampu mengelak dari pengaruhnya, seseorang tanpa sadar justru menjadi korbannya. Malangnya, terlalu banyak orang Kristen yang berpegang pada keyakinan yang berbahaya bagi iman Kristen tanpa mereka menyadarinya.

Karena kebenaran adalah milik Allah, dan filsafat adalah upaya untuk mencari kebenaran, maka filsafat dapat membantu kita dalam memahami Allah dan duniaNya. Lebih jauh, dapat diketahui berdasarkan sejarah bahwa konsep-konsep dan argumen-argumen filosofis memainkan peran besar dan penting dalam perkembangan teologi Kristen. Walaupun tidak semua teolog setuju tentang nilai dan ketepatan argumen-argumen ini, semau sepakat bahwa pengetahuan mengenai pokok-pokok filsafat penting untuk memahami teologi Kristen.

[Catatan saya: sebaiknya mempelajari teologi yang benar yang sesuai dengan Alkitab, membaca buku-buku teologi Reformed sebelum masuk ke dalam pemikiran filsafat].

(dari buku Norman Geisler & Paul Feinberg, "Filsafat dari Perspektif Kristiani")

Geisler & Feinberg: Nilai Filsafat (1)

Pertama, pemahaman dan penghargaan atas filsafat akan membantu seseorang memahami masyarakatnya. Filsafat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan dan perkembangan institusi-institusi dan nilai-nilai. Seharusnya kita tidak mengecilkan arti penting dari ide-ide dalam membentuk masyarakat. Contohnya, rasa hormat terhadap individu dan kebebasan sebagian besar adalah produk pemikiran barat. Filsafat membantu kita untuk melihat apa apa yang tercakup dalam pertanyaan besar itu yang harus dipertanyakan oleh individu-individu dan masyarakat.

Kedua, elemen kritis dan evaluatif dari filsafat bisa membantu seseorang bisa melepaskan diri dari cengkraman prasangka, kepicikan, dan pemikiran yang dangkal. Melalui pemikiran filsafat kita dapat menjaga jarak antara keyakinan-keyakinan kita sendiri dengan keyakinan orang lain dan memandang semua itu dengan sedikit [kritis]. Kita dapat membaca surat kabar dan majalah secara lebih kritis, membuat kita tidak lagi mudah terpengaruh oleh propaganda.

Filsafat bisa membantu kita mengerti teknik-teknik yang digunakan dalam politik maupun periklanan. Dalam demokrasi perlu dibangun rasa skeptis yang sehat menyangkut keyakinan kita dan keyakinan orang, juga kemampuan untuk mengenal argumentasi dan bukti-bukti yang baik. Ini bukan berarti bahwa kita harus sama sekali bersikap skeptis atau menjadi seorang agnostik. Bahkan sebaliknya, keyakinan-keyakinan yang telah diteliti secara cermat dengan evaluasi rasional ini harus dipertahankan dengan kepercayaan penuh. Keraguan yang besar dan terus-menerus adalah tidak masuk akal dan sama sekali tidak perlu.


[Catatan saya: sebaiknya mempelajari teologi yang benar yang sesuai dengan Alkitab, membaca buku-buku teologi Reformed sebelum masuk ke dalam pemikiran filsafat].


bersambung...

(dari buku Norman Geisler & Paul Feinberg, "Filsafat dari Perspektif Kristiani")

Rabu, 24 April 2013

Herman J. Selderhuis: Sampai Bertemu Calvin di Sorga!

[Kematian] bukanlah akhir kisahnya. Calvin beranggapan bahwa orang-orang saling mengenal di sorga dan berbicara cukup jauh dalam deskripsi-deskripsinya tentang hal tersebut. Richard Vauvill, gembala bagi gereja pengungsi di Frakfurt, menerima sebuah surat dari Calvin tenteang kematian istrinya dengan penghiburan, "bahwa Anda dapat hidup dengan seorang perempuan yang kepadanya dengan sukacita Anda akan kembali untuk dipersatukan dengan dia ketika Anda pergi dari dunia ini". 

Jika rencana-rencana Calvin benar-benar menjadi kenyataan, ia sendiri pasti sudah melakukan banyak diskusi dan percakapan di surga. Dalam suratnya kepada Martin Luther, yang tidak pernah Luther terima, Calvin menuliskan bahwa mereka segera akan bersama di sorga, di mana mereka dapat melanjutkan diskusi mereka dengan tenang. Ia menuliskan hal yang sama kepada Philipp Melanchthon, dengna siapa ia juga ingin melakukan jamuan di sorga, meskipun tidak satupun dari mereka berdua yang suka berpesta. 

Namun demikian, Calvin tidak mungkin berada di balik citra kaum Calvinis yang tidak menunjukan emosi pada waktu kematian, yang menguburkan orang-orang yang mereka kasihi tanpa mencucurkan air mata, dan dengan demikian konon bermaksud menunjukan bahwa mereka itu siap menerima apapun yang berasal dari tangan Allah sebagai Bapa. Calvin adalah seorang dengan hati, dengan emosi-emosi, seorang yang tahu betapa hidup dapat menyusahkan dan betapa besar duka yang dapat disebabkan oleh kematian. Ia juga adalah seorang yang tahu bahwa Allah dari Kitab Suci adalah Allah yang ingin menjadi bapa yang murah hati bagi orang berdosa, dan yang membimbing mereka melalui badai kehidupan ke dalam pelabuhan yang aman di mana, bersama dengan semua anak-anakNya, kita akan menikmati jamuan selama-lamanya. 

(dari buku "Penghargaan Kepada John Calvin")

Herman J. Selderhuis: Akhir Hidup Calvin

Ketika ia meninggal, masih menggunakan perlengkapan yang penuh. Pada hari Rabu, 2 Februari 1564, ia memberikan ceramah terakhirnya mengenai perikop dari Kitab Yehezkiel, dan ia mengkhotbahkan khotbah terakhirnya pada hari Minggu berikutnya, ketika ia dibawa ke mimbar di atas tempat tidur. Pada hari Minggu Paskah, 2 April, ia sekali lagi di bawa ke gereja, kali ini untuk berpartisipasi di dalam Perjamuan Tuhan.

Calvin kemudian mengubah tempat tidur kematiannya menjadi mimbar ketika ia mengundang lebih dahulu Dewan Kecil (27 April) dan kemudian Konsistori (28 April) untuk satu pembahasan terakhir. Bahkan ketika menghadapi kematian, ia ingin melihat para politisi dan pejabat gereja satu kali terakhir - dan di atas segalanya untuk berbicara kepada mereka.

Ia melakukan ini sebagai seorang patriarkh, tetapi tanpa membuat skenario untuk itu. Calvin adalah seorang ahli hukum, bukan seorang aktor, dan ia tidak berbicara secara dramatis, tetapi dengan cara yang lugas sesuai jati dirinya dan secara pastoral. Ia menggunakan fakta bahwa ia tidak mati secara tiba-tiba dan - menurut dirinya - sampai hari kematiannya tetap dalam roh yang sangat sadar, sehingga memberikan kesaksian yang jelas. Dengan cara ini, ia terus bekerja sampai akhir hidupnya.

(dari buku "Penghargaan kepada John Calvin")

Selasa, 23 April 2013

Disharmoni

Disharmoni dengan...

masa lalu...

adalah...

penyesalan...

Disharmoni dengan...

masa kini...

adalah...

kegelisahan...

Disharmoni dengan...

masa depan...

adalah...

kekuatiran...

Hanya Tuhan...

yang berkuasa...

mengharmonisasikan...

dengan...

pengampunanNya bagi masa lalu...

penyertaanNya pada masa kini...

janji-janjiNya di masa depan...

Mengkhianati Kepercayaan

Pengkhianatan...

atas kepercayaan...

yang diterima...

adalah...

pembunuhan terhadap...

integritas...

yang telah terbangun...

ini soal masa lalu...

dan...

penghancuran terhadap...

peluang...

yang akan datang...

ini soal masa depan...

Senin, 22 April 2013

Siapakah Pengkhotbah Terbaik Dalam Keluarga Pengkhotbah?

G. Campbell Morgan, seorang pengkhotbah kebangunan yang diurapi Tuhan, yang memimpin Gereja Westminster Chapel di London, memiliki 4 orang anak laki-laki yang semuanya di kemudian hari juga menjadi pengkhotbah. Mereka berlima mempengaruhi dunia dengan khotbah, tulisan dan pengajaran.

Suatu kali, salah seorang anaknya ditanya, "siapa pengkhotbah yang terbaik di antara mereka"? Ia menjawab, justru ibunya adalah pengkhotbah yang terbaik. [Ada versi cerita ini yang mengatakan bahwa kelimanya termasuk ayahnya justru menjawab bahwa ibunya adalah pengkhotbah terbaik].

Tanpa sadar, cinta kasih dan pengorbanan seorang ibu yang luar biasa adalah penggerak kehidupan yang begitu dipakai Tuhan. Marilah para ayah dan anak-anak, jangan lupakan kebaikan Tuhan melalui pengorbanan seorang ibu.

(disadur dari berbagai sumber).

FB Meyer Yang Tidak Iri Hati

FB Meyer seorang pendeta di Inggris, pernah menceritakan pengalaman berikut ini kepada beberapa temannya:

"Mudah berdoa bagi keberhasilan G. Campbell Morgan ketika ia berada di Amerika. Namun ketika ia kembali ke Inggris dan melayani di gereja yang letaknya dekat dengan gereja ku, itu merupakan sesuatu yang berbeda. Adam lama di dalam diriku cenderung iri, namun aku menginjakkan kaki di atas kepalanya ['kepala Adam lama'] dan entah apakah aku merasa benr terhadap sahabatku, aku bertekad untuk melakukan tindakan yang benar.

Gerejaku mengadakan acara penyambutan untuk dia, dan aku mengakui bahwa jika aku tidak perlu berkhotbah di hari-hari Minggu malam, aku sendiri dengan sangat senang hati akan pergi dan mendengar dia. Yah, itu membuatku merasa benar terhadap dia. Tapi lihatlah betapa Tuhan terkasih membantuku keluar dari kesulitanku. Charles Spurgeon berkhotbah dengan sangat bagus di sisi lain gerejaku. Ia dan Tn. Morgan begitu populer dan menarik begitu banyak orang, sehingga gereja kami menampung luapannya dan kami mendapatkan semua yang dapat kami akomodasi".

FB Meyer memimpin Christ Church di London, di mana tidak jauh dari situ Charles Spurgeon memimpin Metropolitan Tabernacle Church sedangkan Campbell Morgan menggembalakan gereja Westminster Chapel. Ketiganya adalah pengkhotbah kebangunan yang diurapi Tuhan dengan pendengar yang sangat banyak pada masanya.

Saat kita berhenti bersikap iri terhadap seorang sahabat, sebagai gantinya kita sering menemukan persahabatan yang lebih mendalam dan berkat yang lebih besar.

(dari buku "Kisah-Kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Pemimpin" dengan tambahan informasi seperlunya dari redaksi)

Minggu, 21 April 2013

Ayat-Ayat: Kuatir dalam Alkitab (2)

Berikut cuplikan ayat-ayat yang memuat istilah "kuatir". Untuk konteksnya bisa membaca sendiri ayat-ayat di atas dan di bawahnya. Misalnya, membaca Matius 6 dari depan sampai belakang sehingga menemukan konteks pembicaraan mengenai kekuatiran.


Mat 6:25  "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

Mat 6:28  Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,

Mat 6:31  Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?

Mat 6:34  Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Mat 10:19  Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.

Mar 13:11  Dan jika kamu digiring dan diserahkan, janganlah kamu kuatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus.

Luk 10:41  Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,

Luk 12:11  Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela dirimu.

Luk 12:22  Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.

Luk 12:26  Jadi, jikalau kamu tidak sanggup membuat barang yang paling kecil, mengapa kamu kuatir akan hal-hal lain?

2Kor 12:20  Sebab aku kuatir, bahwa apabila aku datang aku mendapati kamu tidak seperti yang kuinginkan dan kamu mendapati aku tidak seperti yang kamu inginkan. Aku kuatir akan adanya perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, fitnah, bisik-bisikan, keangkuhan, dan kerusuhan.

2Kor 12:21  Aku kuatir, bahwa apabila aku datang lagi, Allahku akan merendahkan aku di depan kamu, dan bahwa aku akan berdukacita terhadap banyak orang yang di masa yang lampau berbuat dosa dan belum lagi bertobat dari kecemaran, percabulan dan ketidaksopanan yang mereka lakukan.

Gal 4:11  Aku kuatir kalau-kalau susah payahku untuk kamu telah sia-sia.

Flp 4:6  Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

1Tes 3:5  Itulah sebabnya, maka aku, karena tidak dapat tahan lagi, telah mengirim dia, supaya aku tahu tentang imanmu, karena aku kuatir kalau-kalau kamu telah dicobai oleh si penggoda dan kalau-kalau usaha kami menjadi sia-sia.

Ayat-Ayat: Kuatir dalam Alkitab (1)

Berikut cuplikan ayat-ayat yang memuat kata "kuatir" dalam Alkitab. Untuk konteksnya, bisa membaca sendiri pada ayat di atas dan di bawahnya. Misalnya, membaca Ulangan 28 dari ayat pertama sampai terakhir sehingga menemukan konteks dari ayat ini.


Ul 28:66  Hidupmu akan terkatung-katung, siang dan malam engkau akan terkejut dan kuatir akan hidupmu.

Ul 32:27  tetapi Aku kuatir disakiti hati-Ku oleh musuh, jangan-jangan lawan mereka salah mengerti, jangan-jangan mereka berkata: Tangan kami jaya, bukanlah TUHAN yang melakukan semuanya ini.

Hak 19:20  Lalu berkatalah orang tua itu: "Jangan kuatir! Segala yang engkau perlukan biarlah aku yang menanggung, tetapi janganlah engkau bermalam di tanah lapang kota ini."

1Sam 9:5  Ketika mereka sampai ke tanah Zuf, berkatalah Saul kepada bujangnya yang bersama-sama dengan dia: "Mari, kita pulang. Nanti ayahku tidak lagi memikirkan keledai-keledai itu, tetapi kuatir mengenai kita."

1Sam 9:20  Adapun keledai-keledaimu, yang telah hilang tiga hari lamanya sampai sekarang, janganlah engkau kuatir, sebab telah diketemukan. Tetapi siapakah yang memiliki segala yang diingini orang Israel? Bukankah itu ada padamu dan pada seluruh kaum keluargamu?"

1Sam 10:2  Apabila engkau pada hari ini pergi meninggalkan aku, maka engkau akan bertemu dengan dua orang laki-laki di dekat kubur Rahel, di daerah Benyamin, di Zelzah. Mereka akan berkata kepadamu: Keledai-keledai yang engkau cari itu telah diketemukan; dan ayahmu tidak memikirkan keledai-keledai itu lagi, tetapi ia kuatir mengenai kamu, katanya: Apakah yang akan kuperbuat untuk anakku itu?

2Raj 4:23  Berkatalah suaminya: "Mengapakah pada hari ini engkau hendak pergi kepadanya? Padahal sekarang bukan bulan baru dan bukan hari Sabat." Jawab perempuan itu: "Jangan kuatir."

Ayb 20:22  Dalam kemewahannya yang berlimpah-limpah ia penuh kuatir; ia ditimpa kesusahan dengan sangat dahsyatnya.

Ams25:26  Seperti mata air yang keruh dan sumber yang kotor, demikianlah orang benar yang kuatir di hadapan orang fasik.

Yer 17:8  Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.


Sabtu, 20 April 2013

Ayat-Ayat: Panggilan dan Pemberitaan Yehezkiel (2)


3:14  Dan Roh itu mengangkat dan membawa aku, dan aku pergi dengan hati panas dan dengan perasaan pahit, karena kekuasaan TUHAN memaksa aku dengan sangat.

3:15  Demikianlah aku datang kepada orang-orang buangan yang tinggal di tepi sungai Kebar di Tel-Abib dan di sana aku duduk tertegun di tengah-tengah mereka selama tujuh hari.

3:16  Sesudah tujuh hari datanglah firman TUHAN kepadaku:

3:17  "Hai anak manusia, Aku telah menetapkan engkau menjadi penjaga kaum Israel. Bilamana engkau mendengarkan sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka atas nama-Ku.

3:18  Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! --dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.

3:19  Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.

3:20  Jikalau seorang yang benar berbalik dari kebenarannya dan ia berbuat curang, dan Aku meletakkan batu sandungan di hadapannya, ia akan mati. Oleh karena engkau tidak memperingatkan dia, ia akan mati dalam dosanya dan perbuatan-perbuatan kebenaran yang dikerjakannya tidak akan diingat-ingat, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.

3:21  Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang yang benar itu supaya ia jangan berbuat dosa dan memang tidak berbuat dosa, ia akan tetap hidup, sebab ia mau menerima peringatan, dan engkau telah menyelamatkan nyawamu."

3:22  Maka di sana kekuasaan TUHAN meliputi aku dan Ia berfirman kepadaku: "Bangunlah dan pergilah ke lembah, di sana Aku akan berbicara dengan engkau."

3:23  Aku bangun dan pergi ke lembah; sesungguhnya di sana kelihatan kemuliaan TUHAN seperti kemuliaan yang telah kulihat di tepi sungai Kebar, dan aku sujud.

3:24  Tetapi masuklah Roh ke dalam aku dan ditegakkannya aku, lalu Ia berbicara dengan aku, kata-Nya: "Pergilah pulang, kurunglah dirimu di dalam rumahmu.

3:25  Dan engkau, anak manusia, sesungguhnya, engkau akan diikat dengan tali dan akan dibelenggu, sehingga engkau tidak bisa keluar masuk di tengah-tengah mereka.

3:26  Dan Aku akan membuat lidahmu melekat pada langit-langitmu, sehingga engkau menjadi bisu dan tidak akan menempelak mereka, sebab mereka adalah kaum pemberontak.

3:27  Tetapi kalau Aku berbicara dengan engkau, Aku akan membuka mulutmu dan engkau akan mengatakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH. Orang yang mau mendengar, biarlah ia mendengar; dan orang yang mau membiarkan, baiklah membiarkan, sebab mereka adalah kaum pemberontak."

Ayat-Ayat: Panggilan dan Pemberitaan Yehezkiel (1)


3:1  Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, makanlah apa yang engkau lihat di sini; makanlah gulungan kitab ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum Israel."

3:2  Maka kubukalah mulutku dan diberikan-Nya gulungan kitab itu kumakan.

3:3  Lalu firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini kepadamu dan isilah perutmu dengan itu." Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku.

3:4  Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, mari, pergilah dan temuilah kaum Israel dan sampaikanlah perkataan-perkataan-Ku kepada mereka.

3:5  Sebab engkau tidak diutus kepada suatu bangsa yang berbahasa asing dan yang berat lidah, tetapi kepada kaum Israel;

3:6  bukan kepada banyak bangsa-bangsa yang berbahasa asing dan yang berat lidah, yang engkau tidak mengerti bahasanya. Sekiranya aku mengutus engkau kepada bangsa yang demikian, mereka akan mendengarkan engkau.

3:7  Akan tetapi kaum Israel tidak mau mendengarkan engkau, sebab mereka tidak mau mendengarkan Aku, karena seluruh kaum Israel berkepala batu dan bertegar hati.

3:8  Lihat, Aku meneguhkan hatimu melawan mereka yang berkepala batu dan membajakan semangatmu melawan ketegaran hati mereka.

3:9  Seperti batu intan, yang lebih keras dari pada batu Kuteguhkan hatimu; janganlah takut kepada mereka dan janganlah gentar melihat mukanya, sebab mereka adalah kaum pemberontak."

3:10  Selanjutnya firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, perhatikanlah segala perkataan-Ku yang akan Kufirmankan kepadamu dan berikanlah telingamu kepadanya.

3:11  Mari, pergilah dan temuilah orang-orang buangan, teman sebangsamu, berbicaralah kepada mereka dan katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH; baik mereka mau mendengarkan atau tidak."

3:12  Maka Roh itu mengangkat aku, dan aku mendengar di belakangku suatu suara gemuruh yang besar, tatkala kemuliaan Allah naik ke atas dari tempatnya,

3:13  yakni suara dari sayap-sayap makhluk-makhluk hidup yang menggesek satu sama lain, dan di samping itu suara gemertak dari roda-roda, suatu suara gemuruh yang besar.

Jumat, 19 April 2013

Herman Ridderbos: Bekerja Selama Siang (Tafsiran Yoh. 9:4)


Yohanes 9:
9:1  Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
9:2  Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"
9:3  Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
9:4  Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.
_____________________

Kewajiban untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan ini diperluas kepada murid-murid Yesus. Itu bukan hanya suatu keharusan yang diletakkan pada mereka sebagai suatu tugas; itu juga 'keharusan' rencana penebusan ilahi di mana mereka telah dikumpulkan. Pekerjaan-pekerjaan ini adalah pekerjaan-pekerjaan Dia yang mengutus Yesus ke dalam dunia untuk menyelesaikannya (bdk. 4:34; 5;17; 10:32). 

Bahwa menurut pembacaan yang paling mungkin, hal Yesus melibatkan murid-muridNya dalam pekerjaan-pekerjaan ini tidaklah mengherankan. Inji juga terjadi di tempat-tempat lainnya di mana murid-murid dilaporkan berada dalam kawanan Yesus (bdk. 3:11; 4:38; 6:5, 10, dst). Dan fakta bahwa 'kita' menempati posisi tegas semacam itu, tampaknya berarti bahwa - apapun yang mungkin menempati yang lain dan apapun pertanyaan yang murid-murid itu sendiri miliki sehubungan dengan pemerintahan Allah atas dunia - bagi mereka, melakukan pekerjaan-pekerjaan Dia yang mengutus Yesus merupakan perintah besar masa itu. Itu karena waktu sedang menekan: "sementara hari siang"; "malam akan datang ketika tidak seorangpun dapat bekerja". 

Beberapa penafsir berpendapat yang mendasari ucapan terakhir ini adalah ucapan hikmat (bdk juga 11:9 dst). Tentu saja ini sangat mungkin (bdk. 4:35). Tetapi yang dipertaruhkan di sini lebih dari hikmat umum semacam itu. Apa yang memberikan tekanan pada Yesus dan apa yang murid-muridNya harus sadari adalah bahwa waktuNya tersedia terbatas (bdk. ayat 5, 12:35). Semua peristiwa yang dikisahkan di sini dan dalam pasal-pasal berikutnya di bawah tekanan dari akhirNya yang semakin dekat. 

(dari buku "Injil Yohanes: Suatu Tafsiran Theologis")

Herman Ridderbos: Pekerjaan-Pekerjaan Allah (Tafsiran Yoh. 9:3)


Yohanes 9:
9:1  Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
9:2  Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"
9:3  Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
9:4  Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.
______________________________

Yesus sendiri dengan mutlak menolak kaitan langsung semacam itu. Di Lukas 13:2-5 dan Yoh. 5:14, Yesus tidak menolak kaitan antara dosa dan penderitaan tetapi sebaliknya memperingatkan terhadap penerapan yang dangkal akan hal itu. Tetapi di sini Ia memasukkan penderitaan di bawah sudut pandang yang sama sekali berbeda,  yaitu sudut pandang tujuan Allah: "karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia" (bdk. 11:4).

Klausa yang dimulai dengan 'karena' adalah 'klausa eliptis'. Secara materi, itu menunjuk kembali kepada kebutaan orang itu yang telah ditanyakan oleh murid-murid itu. Bahkan kita tidak membaca secara eksplisit: "orang ini lahir buta karena...". Karena itu, mengenai tangan dan pekerjaan-pekerjaan Allah, penekanan bukan pada apa yang menyebabkan kebutaan tetapi pada apa yang akan terjadi kepada orang buta itu sekarang (bdk. ayat 4). 

Ini tidak menjawab semua pertanyaan tentang keterlibatan Allah dengan kebutaan orang banyak yang lahir buta; tetapi bagi murid-murid Yesus itu membuka suatu perspektif dari mana mereka boleh dan harus memandang orang yang lahir buta: perspektif perwujudan pekerjaan-pekerjaan Allah, yang merupakan pekerjaan-pekerjaan yang Bapa telah perintahkan kepada Yesus untuk diselesaikan (5:19, dst, ayat 36). Karena dalam pekerjaan-pekerjaan itu, Allah dinyatakan dalam kemuliaanNya (11:4). 

(dari buku "Injil Yohanes: Suatu Tafsiran Theologis"). 

Kamis, 18 April 2013

Louis Berkhof: Sifat dan Ciri Pembenaran

Pembenaran adalah tindakan yuridis Allah di mana Ia menetapkan, berdasarkan kebenaran Tuhan Yesus Kristus, bahwa semua tuntutan hukum sudah dipenuhi bagi orang berdosa.

Sangat unik dalam penetapan karya penebusan bahwa pembenaran adalah tindakan yuridis Allah, suatu pernyataan berkenaan dengan orang berdosa [pembenaran itu menyatakan benar, bukan menjadikan tidak benar menjadi benar, redaksi] dan bukan suatu tindakan proses pembaruan, seperti kelahiran kembali, pertobatan dan penyucian.

Kendatipun berurusan dengan orang berdosa, pembenaran tidak mempengaruhi kehidupan batiniahnya. Pembenaran ini tidak mempengaruhi kondisinya tetapi kedudukannya dan dengan demikian berbeda dengan semua bagian prinsip dari urutan keselamatan.

Pembenaran mencakup pengampunan dosa dan pembaruan berdasarkan kebaikan kemurahan Allah. Mereka yang dibenarkan memiliki damai dengan Tuhan, jaminan keselamatan (Rom 5:1-10) dan warisan di antara mereka yang dikuduskan (Kis. 26:18).

(dari buku "Teologi Sistematika: Doktrin Keselamatan")

Louis Berkhof: Perbedaan Pembenaran dan Penyucian

Berikut ini adalah perbedaan Pembenaran dan Penyucian (Pengudusan):

Pertama, pembenaran menyingkirkan kesalahan karena dosa dan memperbarui orang berdosa untuk semua hak yang mencakup keadaannya sebagai anak Tuhan, termasuk warisan hidup yang kekal. Penyucian menyingkirkan segala kecemaran dosa dan memperbarui orang berdosa makin lama makin sesuai dengan teladan Tuhan.

Kedua, pembenaran terjadi di luar diri orang berdosa dalam tahta pengadilan Allah, dan tidak mengubah kehidupan batiniah mereka, walaupun keputusan itu diberikan kepada orang itu secara subyektif [maksudnya: masuk ke dalam pengalaman penerima kebenaran, Redaksi blog]. Di pihak lain, penyucian terjadi di dalam diri manusia dan makin lama makin mempengaruhi keseluruhan keberadaan orang itu.

Ketiga, pembenaran terjadi sekali untuk selamanya. Pembenaran tidak diulang, dan juga bukan merupakan suatu proses. Pembenaran ini sempurna seketika untuk selamanya. Tidak ada keadaan kurang atau keadaan lebih dalam pembenaran; manusia dibenarkan sepenuhnya atau tidak sama sekali. Berbeda dengan pembenaran, penyucian merupakan suatu proses berkesinambungan, yang tak akan pernah sempurna dalam hidup ini.

Keempat, kendatipun jasa yang menyebabkan kedua hal tersebut terletak pada jasa Kristus semata-mata, tetapi ada perbedaan dalam penyebabnya yang efisien [Penyebab langsung]. Kalau kita berbicara secara ringkas, maka Allah Bapa menetapkan orang berdosa itu sebagai orang benar, dan Allah Roh Kudus menyucikan orang tersebut.

(dari buku "Teologi Sistematika: Doktrin Keselamatan")

Rabu, 17 April 2013

Kuatir Tak Pernah Habis

Terlalu banyak hal...

yang dapat...

dikuatirkan...

Jika orang percaya...

mengikuti...

logika kekuatiran...

maka...

hidup tidak bisa berjalan...

pelayanan tak mungkin ada...

Hanya bila...

kita bersandar Tuhan...

dan...

menyerahkan hidup kita...

maka...

kita belajar...

mengalahkan kekuatiran...

dan...

terus hidup dan melayani Tuhan...

Hidup Perlu Iman

Di dalam...

Dunia yang terkutuk ini...

Dan manusia berdosa...

Orang percaya...

perlu iman sejati...

yakni...

kebergantungan...

kepada Allah...

Tanpa itu...

Kita...

tidak bisa...

hidup...

Selasa, 16 April 2013

Pdt. Stephen Tong: Sifat Budaya dan Sifat Agama (4)

Lalu muncullah sifat lain yang ingin melebihi sifat pertama, yaitu yang disebut sifat agama. Sifat agama bukan saja memberikan rasa tanggung jawab moral dan kelakuan, memberikan kesadaran akan kekekalan yang melampaui kesementaraan, juga memberikan arah ibadah kepada Dia yang kekal. Lalu apakah akibat dari sifat agama ini?

Mengharapkan bahwa di balik fakta yang menaklukkan kita dan pengalaman yang kejam itu terdapat sesuatu yang melampaui semua ini, sehingga suatu hari pada waktu kita tinggalkan dunia ini, kita masih tetap berada bahkan sampai selama-lamanya di dalam kebahagian yang kekal, di dalam nilai pengharapan yang kekal. Itulah segala yang bersifat masyarakat, yang bersifat politik maupun yang bersifat otonomi tidak mampu membasmi yang bersifat budaya dan agama.

Manusia disebut manusia karena manusia dapat melampaui dan menaklukkan alam. Manusia yang hanya dapat menaklukkan alam tidak termasuk orang hebat, tapi mereka yang bisa sungguh-sungguh melampaui alam baru disebut orang hebat. Jadi kita bukan hanya memiliki hukum untuk menaklukkan alam, tapi juga memiliki arah dan hukum kekal. Dengan demikian barulah kita memiliki pengharapan dan arah yang kekal.

Kita telah membahas tentang pentingnya sifat budaya dan sifat agama dengan jelas. Lalu dari manakah sifat agama? Darimanakah sifat budaya? Kita tidak boleh menganggap sifat budaya dan sifat agama sebagai produk alam, juga tidak dapat menyebutnya sebagai proses evolusi. Bukan saja orang Kristen menolak pendapat ini, bahkan para ahli evolusi juga mengakui bahwa sifat ini sendiri pasti mempunyai sumber lain dan sumber itu adalah Allah yang menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya.

Manusia dicipta sesuai dengan gambar dan rupa Allah, jadi keberadaan Allah adalah dasar dari sifat budaya dan sifat agama. Allah adalah sumber utama dari sifat budaya dan sifat agama manusia. Sifat budaya dan sifat agama membuat manusia tidak bisa tidak memikirkan kebenaran-kebenaran penting, seperti keberadaan Allah dan hubungan langsung antara manusia denganNya. Ahli agama memikirkan tentang Allah, para ahli budaya juga demikian. Ahli agama merenungkan tentang relasi manusia dengan kekekalan, ahli budaya merenungkan tentang nilai kekekalan itu sendiri. Ahli agama merenungkan tentang hal-hal yang melampaui alam, ahli budaya juga merenungkan bagaimana menaklukkan alam.

Agama dan budaya mempunyai topik dan wilayah pemikiran yang sama tapi apakah agama itu budaya atau budaya itu agama? Bolehkah kita memperlakukan kebudayaan sebagai agama atau agama sebagai kebudayaan? Siapakah yang menetapkan jaminan dari sifat agama dan sifat budaya ini?

Penetapan nilai dari sifat agama dan sifat budaya tidaklah berasal dari dalam diri manusia, karena manusia adalah relatif, tidak mempunyai kuasa dan kemampuan untuk memberikan penetapan yang mutlak. Jadi penetapan itu hanya dapat dilakukan oleh Allah.

(dari buku "Dosa dan Kebudayaan")

Pdt. Stephen Tong: Sifat Budaya dan Sifat Agama (3)

Kebudayaan membuat manusia berniat dan berusaha melampaui alam. Maksudnya, tak perduli di dalam masyarakat yang paling maju teknologinya atau di antara bangsa yang paling primitif dan belum beradab sekalipun, kita akan menemukan sifat yang sama, yang melampaui alam, yang menguasai alam, yang menang atas alam, yang memanfaatkan alam, dan yang membuat alam takluk di bawah dirinya.

Inilah yang menyebabkan manusia tidak dapat dimusnahkan oleh binatang buas, melainkan tetap hidup di dunia ini. Manusia telah menaklukkan alam dengan kebudayaan. Manusia dapat menggunakan benda sebagai alat, dapat menjadikan hasil tanah sebagai suplai kebutuhan hidup dan dapat memakai semua fungsi yang transendental ini untuk mengubah prinsip alam sebagai hamba manusia.

Bila kita pergi ke daerah pedalaman, kita akan menemukan alat-alat yang mereka pakai, baik yang terbuat dari batu, kayu, bambu yang sangat sederhana, tetapi mempunyai hikmat yang tinggi. Orang-orang primitif memakai alat-alat itu untuk memelihara hidup mereka dan khasiatnya tidak berbeda dengan bom atom yang digunakan oleh manusia modern.

Menaklukkan alam adalah satu fungsi terbesar dari manusia, namun manusia juga menemukan bahwa sifat manusia yang bisa menaklukkan alam ini akan dihancurkan oleh alam. Maksudnya, manusia menaklukkan alam tapi pada waktu tua dan mati, manusia akan dikebumikan oleh alam. Jadi sebenarnya manusia yang menaklukkan alam atau alam yang menaklukkan manusia? Saling menaklukkan dan akhirnya ditaklukkan.

Manusia melampaui alam, tapi akhirnya manusia harus dikebumikan oleh alam. Manusia boleh saja memiliki tanah yang amat luas, tapi yang dia peroleh hanyalah sebidang tanah yang luasnya 2x1 meter saja. Kebudayaan pada akhirnya telah mendatangkan kehancuran bagi sifat manusia. Betapa ironis!

bersambung...

(dari buku "Dosa dan Kebudayaan")

Senin, 15 April 2013

Pdt. Stephen Tong: Sifat Budaya dan Sifat Agama (2)

Kita menemukan dua macam unsur yang sama sekali berbeda telah membentuk sifat manusia kita yakni kita mempunyai tubuh yang hampir sama dengan binatang, membutuhkan makanan dan seks; namun di dalam diri manusia masih terdapat satu unsur lain, yang ikut membentuk bagian yang lebih dalam dan lebih penting yang bisa membuat kita tidak mengindahkan kemuliaan dan kemewahan dunia, memandang enteng akan kesengsaraan hidup, dan membuat kita mempunyai sifat-sifat transendental seperti tidak merasa iri, tidak membenci, dan tidak merendahkan mereka yang lebih hina dari kita. Jika manusia hanya mempunyai kebutuhan makan dan seks saja, hidup kita di dunia ini tidaklah memiliki nilai yang istimewa.

Dari manakah datangnya unsur transendental itu? Tidak ada satu kebudayaan yang bisa memberi jawaban pada pertanyaan tersebut, karena tatkala manusia mencari tahu tentang kebenaran ini, mereka langsung menetapkan bahwa unsur tersebut adalah produk dari kebudayaan sehingga mereka tidak betul-betul mempelajari dari mana unsur itu datang. Hanya Firman Tuhan menguraikan asal unsur-unsur itu dengan jelas. Sayang sekali, banyak orang sudah keburu meninggal dunia sebelum mereka mengerti kekristenan dengan benar.

Tapi yang paling kasihan adalah orang-orang yang setiap hari memperkenalkan kekristenan kepada orang lain padahal diri mereka sendiri sama sekali tidak tahu apa-apa. Jadi bukan saja ada orang yang belum sempat memahami dan sudah meninggal dunia, ada juga orang yang belum sempat memahami sudah berani mengajar orang lain, sehingga mereka bukan hanya tidak bisa menunjukkan nilai kekristenan sesungguhnya kepada dunia, bahkan diri mereka sendiri juga tidak menikmatinya dan hidup mereka tentu tidak berbeda dengan merkea yang bergumul dengan alam: tanpa arah dan tanpa prinsip.

bersambung...

(dari buku "Dosa dan Kebudayaan")

Pdt. Stephen Tong: Sifat Budaya dan Sifat Agama (1)

Allah adalah Pencipta manusia yang adalah gambar dan rupaNya. Sebagai gambar dan rupa Allah, manusia memiliki sifat dasar, yaitu sifat agama dan sifat budaya. Manusia disebut manusia karena manusia mempunyai sifat budaya dan sifat agama. Dengan demikian barulah manusia dapat hidup sebagai manusia di dunia. Ketika kedua sifat ini disingkirkan dari manusia, manusia tidak lagi menjadi manusia.

Manusia adalah manusia karena dapat mandiri, dapat melampaui alam, mengalahkan alam, kecuali sampai pada hari di mana batasan yang alam berikan kepadanya telah sampai. Manusia bukan hanya hidup selama beberapa puluh tahun di dunia, setelah meninggal, sifat budaya masih bisa berpengaruh bagi generasi berikut, sedangkan sifat agamanya membawa dia pulang ke tempat kekekalan dengan sejahtera.

Dari manakah datangnya sifat budaya dan sifat agama yang membentuk manusia? Singkatnya memang ada secara alami. Begitu manusia lahir, dia sudah mempunyai sifat agama dan sifat budaya. Tetapi perhatikan, tujuan dari sifat agama dan sifat budaya tidak bisa disejajarkan dengan alam. Jika budaya adalah produk alam, maka kebudayaan tidak mungkin menjadi alat untuk menguasai alam. Jika sifat agama adalah produk alam, mengapa agama seringkali melampaui, menentang bahkan menggeser alam? Jadi bila yang bersifat agama dan yang bersifat budaya bukan berasal dari alam, pasti hal-hal itu berasal dari sifat yang supraalami.

Itulah sebabnya para ahli ilmu alam seperti Herbert Spencer dan Thomas Henry Huxley, di dalam keheranannya mengatakan kalimat yang istimewa: "Rasio dan hati nurani manusia sama sekali bukan produk evolusi". Mereka sama sekali tidak memberitahukan dari mana asal rasio dan hati nurani manusia. Mereka hanya secara terpaksa mengakui adanya bagian supraalami di dalam diri manusia.

bersambung...

(dari buku "Dosa dan Kebudayaan")

Minggu, 14 April 2013

Leon Morris: Anak Allah Menurut Injil Markus (2)

Hanya dua kali ia mencatat adanya suara ilahi, dan pada kedua peristiwa tersebut Allah memanggil Yesus "Anak". Makrus bermaksud mengatakan bahwa Allah memberitahukan kepada kita bagaimana kita seharusnya memandang Yesus. Pada waktu Yesus dibaptis, ada "suara dari surga" (jelas suara Allah) yang berkata "Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan" (1:11). Hal ini tidak bisa dilihat sebagai pujian yang diberikan kepada seseorang sekedar baik saja. Anak yang dikasihi Allah ini adalah seseorang yang istimewa.

Sebutan ini kita temukan lagi di atas gunung Transfigurasi, ketika suara dari awan mengatakan "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia" (9:7). Untuk sesaat tiga orang pilihan - Petrus, Yakobus, Yohanes - telah menyaksikan sepintas kemuliaan Anak Allah, suatu kemuliaan yang tidak dinyatakan selama hidupNya di dunia ini, namun benar-benar nyata. Markus tidak mau membiarkan kita ragu-ragu mengenai hal ini.

Markus mencatat kebenaran ini dari sudut pandangan lain ketika ia memberitahu para pembacanya bahwa roh-roh jahat mengenal Yesus. Ketika mereka melihatnya, roh-roh jahat itu biasanya "jatuh tersungkur di hadapanNya dan berteriak, 'Engkaulah Anak Allah'" (3:11; bentuk waktu dari kata kerja yang dipakai menunjukkan perbuatan yang berlangsung terus menerus). Ada kejadian istimewa yaitu orang yang kerasukan setan dari Gerasa yang menyebut Tuhan kita sebagai "Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi" (5:7). Roh jahat itu mengakui kuasa Yesus, karena ia menyatakan tidak mempunyai urusan apapun dengan Yesus dan ia menyadari bahwa Yesus bisa memperlakukan dia dengan keras. Yesus mempunyai kuasa untuk berbuat begitu.

Dalam Injil Markus para murid tidak memakai gelar ini (tidak juga dalam Injil Lukas; sedangkan dalam Injil Matius sekali-sekali mereka menggunakannya). Yesus pun tidak menggunakan gelar tersebut, meskipun satu kali Dia berbicara mengenai diriNya sendiri sebagai "Anak", ketika Ia mengatakan bahwa tak seorangpun mengetahui saat 'parousia', 'malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak..." (13:32). Kata sandang 'the' menempatkan Yesus dalam hubungan yang khusus dengan Bapa. Juga ketika imam besar bertanya kepada Yesus, 'Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?' Ia menjawab 'Akulah Dia" (14:61-62). Jelas Yesus memandang diriNya mempunyai hubungan dengan Bapa, hal yang tidak dipunyai orang lain. Ini merupakan pandangan khas Kristen. Sumber-Sumber Yahudi tidak memakai istilah "Anak Allah", kalau mereka berbicara mengenai Mesias.

(dari buku "Teologi Perjanjian Baru")

Leon Morris: Anak Allah Menurut Injil Markus (1)

Markus mengawali Injilnya dengan menyebut Yesus Kristus sebagai "Anak Allah" (1:1), dan ketika dia sampai pada puncak tulisannya, ia mengisahkan bagaimana seorang perwira, ketika menyaksikan kematian Kristus di kayu salib berkata, "Sungguh, Orang ini adalah Anak Allah" (15:39). Jadi "Anak Allah" merupakan gelar yang pertama dan yang terakhir di antara gelar-gelar yang digunakan untuk Yesus dalam Injil Markus ini.

Sebagaimana yang sudah kita lihat dalam pembicaraan kita tentang Paulus, ungkapan tersebut bisa mempunyai arti yang dalam atau dangkal. Ungkapan itu bisa dipakai untuk kaum beriman sebagai anggota-anggota keluarga surgawi, meskipun Markus tidak memakai ungkapan tersebut dalam arti khusus ini (tetapi bdk. 2:5). Si perwira yang menyaksikan penyaliban Yesus mungkin memakai ungkapan tersebut dengan arti semacam itu, tetapi Philip H. Bligh mempunyai alasan yang kuat bahwa yang dimaksud oleh perwira itu adalah "Orang ini, bukan Kaisar, adalah Anak Allah".

Pasti Markus mencatat kata-kata tersebut karena ia melihat maknanya yang lebih mendalam. Istilah tersebut bisa mengacu pada seseorang yang mempunyai hubungan istimewa dengan Allah yang tidak dimiliki oleh orang lain. Tidak perlu diragukan lagi bahwa ketika Markus memakai ungkapan itu untuk Yesus, ia memberikan kepada ungkapan tersebut semua arti yang bisa dikandungnya.

bersambung...

(dari buku "Teologi Perjanjian Baru")

Sabtu, 13 April 2013

Ayat-Ayat: Kemuliaan Tuhan dalam Yesaya 40


40:12  Siapa yang menakar air laut dengan lekuk tangannya dan mengukur langit dengan jengkal, menyukat debu tanah dengan takaran, menimbang gunung-gunung dengan dacing, atau bukit-bukit dengan neraca?

40:13  Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepada-Nya sebagai penasihat?

40:14  Kepada siapa TUHAN meminta nasihat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang mengajar TUHAN untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Dia pengetahuan dan memberi Dia petunjuk supaya Ia bertindak dengan pengertian?

40:15  Sesungguhnya, bangsa-bangsa adalah seperti setitik air dalam timba dan dianggap seperti sebutir debu pada neraca. Sesungguhnya, pulau-pulau tidak lebih dari abu halus beratnya.

40:16  Libanon tidak mencukupi bagi kayu api dan margasatwanya tidak mencukupi bagi korban bakaran.

40:17  Segala bangsa seperti tidak ada di hadapan-Nya mereka dianggap-Nya hampa dan sia-sia saja.

40:18  Jadi dengan siapa hendak kamu samakan Allah, dan apa yang dapat kamu anggap serupa dengan Dia?

40:19  Patungkah? Tukang besi menuangnya, dan pandai emas melapisinya dengan emas, membuat rantai-rantai perak untuknya.

40:20  Orang yang mendirikan arca, memilih kayu yang tidak lekas busuk, mencari tukang yang ahli untuk menegakkan patung yang tidak lekas goyang.

40:21  Tidakkah kamu tahu? Tidakkah kamu dengar? Tidakkah diberitahukan kepadamu dari mulanya? Tidakkah kamu mengerti dari sejak dasar bumi diletakkan?

40:22  Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman!

40:23  Dia yang membuat pembesar-pembesar menjadi tidak ada dan yang menjadikan hakim-hakim dunia sia-sia saja!

40:24  Baru saja mereka ditanam, baru saja mereka ditaburkan, baru saja cangkok mereka berakar di dalam tanah, sudah juga Ia meniup kepada mereka, sehingga mereka kering dan diterbangkan oleh badai seperti jerami.

40:25  Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus.

40:26  Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satupun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat.

40:27  Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: "Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?"

40:28  Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.

40:29  Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.

40:30  Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,

40:31  tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Ayat-Ayat: Kemuliaan Tuhan dalam Ayub 12


12:9  Siapa di antara semuanya itu yang tidak tahu, bahwa tangan Allah yang melakukan itu;

12:10  bahwa di dalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas setiap manusia?

12:11  Bukankah telinga menguji kata-kata, seperti langit-langit mencecap makanan?

12:12  Konon hikmat ada pada orang yang tua, dan pengertian pada orang yang lanjut umurnya.

12:13  Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian.

12:14  Bila Ia membongkar, tidak ada yang dapat membangun kembali; bila Ia menangkap seseorang, tidak ada yang dapat melepaskannya.

12:15  Bila Ia membendung air, keringlah semuanya; bila Ia melepaskannya mengalir, maka tanah dilandanya.

12:16  Pada Dialah kuasa dan kemenangan, Dialah yang menguasai baik orang yang tersesat maupun orang yang menyesatkan.

12:17  Dia yang menggiring menteri dengan telanjang, dan para hakim dibodohkan-Nya.

12:18  Dia membuka belenggu yang dikenakan oleh raja-raja dan mengikat pinggang mereka dengan tali pengikat.

12:19  Dia yang menggiring dan menggeledah para imam, dan menggulingkan yang kokoh.

12:20  Dia yang membungkamkan orang-orang yang dipercaya, menjadikan para tua-tua hilang akal.

12:21  Dia yang mendatangkan penghinaan kepada para pemuka, dan melepaskan ikat pinggang orang kuat.

12:22  Dia yang menyingkapkan rahasia kegelapan, dan mendatangkan kelam pekat pada terang.

12:23  Dia yang membuat bangsa-bangsa bertumbuh, lalu membinasakannya, dan memperbanyak bangsa-bangsa, lalu menghalau mereka.

12:24  Dia menyebabkan para pemimpin dunia kehilangan akal, dan membuat mereka tersesat di padang belantara yang tidak ada jalannya.

12:25  Mereka meraba-raba dalam kegelapan yang tidak ada terangnya; dan Ia membuat mereka berjalan terhuyung-huyung seperti orang mabuk."

Jumat, 12 April 2013

Pdt. Billy Kristanto: Makna Pencobaan

Melalui pencobaan kita mempelajari beberapa hal di antaranya:

Pertama, menghindarkan kita dari percaya diri yang salah (penilaian diri terlalu tinggi).

Kedua, membawa kita bergumul, berjuang sehingga memiliki semangat juang, dan melaluinya kita bertumbuh.

Ketiga, iman kita dimurnikan. Seperti pengalaman bangsa Israel yang tidak bertobat dari dosa mereka, Tuhan mengirim orang Kasdim untuk menyerang mereka (lihat kitab Habakuk). Dengan cara itu, Israel belajar dimurnikan imannya dan mengalami pertobatan sejati.

Keempat, kehidupan yang berjaga-jaga, memelihara kesadaran eskatologis, dan tidak lengah, ini adalah ciri khas orang-orang pilihan yang sejati.

Di akhir hidupnya, Martin Luther ingin sekali menulis satu buku tentang 'Anfechtung' (pencobaan/ penggocohan dari iblis). Menurut Luther, tanpa itu seseorang tidak bisa mengerti firman Tuhan, tidak bisa mengerti apa itu iman, tidak bisa mengerti takut akan Tuhan, dan tidak bisa mengerti cinta kasih Tuhan. Barangsiapa tidak pernah mengalami pencobaan, ia tidak pernah bisa mengetahui apa itu pengharapan.

Dalam kehidupan Luther, kita melihat bahwa dia mengalami banyak pergumulan dan justru melalui pergumulan tersebut dia dibentuk menjadi seseorang yang dipakai Tuhan dengan luar biasa. Jika dalam perjalanan iman, kita kadang-kadang merasa penat, lelah dan mungkin bahkan jenuh karena pergumulan yang tidak ada habis-habisnya, kita justru harus belajar bersyukur karena sesungguhnya Tuhan sangat mengasihi kita. Orang yang dikasihi Tuhan justru dibentuk, dididik dan disempurnakanNya.

(dari buku "Ajarlah Kami Bertumbuh: Refleksi atas Surat 1 Korintus")

Pdt. Billy Kristanto: Pencobaan & Bahaya Percaya Diri

1 Korintus 10:12: "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!". Aya 12 ini memberikan peringatan akan bahaya keyakinan diri yang salah, karena ada orang yang selalu percaya diri, menilai diri terlalu tinggi dan akhirnya jatuh. Manusia harus belajar untuk menilai dirinya secara tepat. Proses pertumbuhan yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita berlangsung terus-menerus dan tidak pernah berhenti. Ketika kita merasa mencapai level rohani tertentu, lalu kita mulai merasa puas menikmati kemajuan itu, hal seperti ini seringkali dapat mencelakakan kita.

Apa hubungan ayat ini dengan ayat selanjutnya: 1 Korintus 10:13: "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya"?

Pencobaan, dalam tangan Tuhan, dapat dipakai untuk menghindarkan kita dari bahaya percaya diri atau menilai diri terlalu tinggi. Pencobaan yang terus menyertai kehidupan orang percaya - memang secara manusia kita dapat merasa penat dan lelah - akan menjadikan kita terus menerus bergumul. Pencobaan dapat membawa kita mengalami kemajuan. Petrus bahkan mengatakan agar kita berbahagia meskipun untuk sementara waktu, jika perlu, kita tertekan oleh berbagai macam pencobaan. Mengapa? Karena itu akan membuktikan kemurnian iman kita. Dalam pencobaan, berdasarkan perspektif iman, Rasul Petrus mengajarkan agar kita belajar berbahagia.

(dari buku "Ajarlah Kami Bertumbuh: Refleksi atas Surat 1 Korintus")

Kamis, 11 April 2013

Kesaksian: Orang Lumpuh Yang Giat Berdoa

Dalam buku 'Glorious Intruder', Joni Eareckson Tada [yang sendirinya lumpuh, tetapi begitu setia melayani Tuhan] menulis tentang Diane, yang menderita multiple schlerosis. Berikut ini kesaksian yang disadur dan disesuaikan seperlunya.

Dalam ruang kudusnya yang tenang, Diane memutar kepalanya sedikit di atas bantal ke arah papan gabus di dinding. Matanya menelusuri setiap kartu dan surat yang dipasang. Setiap foto, semua carikan kertas yang dengan cermat, ditempelkan membentuk sebuah barisan. Kesunyian itu pecah tatkala Diane mulau bergumam. Ia berdoa.

Beberapa orang akan melihat Diane - kaku dan tak bergerak - dan menggeleng-gelengkan kepala mereka... 'Sungguh memalukan. Hidupnya tak bermakna. Ia benar-benar tak dapat melakukan apapun'. Namun Diane percaya dan yakin bahwa hidupnya beraerti. Kerja kerasnya dalam doa penting. Ia mendoakan agar misionaris yang berjalan tak terhalang oleh gunung-gunung. Ia berdoa agar Allah membuka mata rohani mereka yang buta rohani di Asia Tenggara. Ia berdoa agar Allah mendorong mundur kerajaan kegelapan yang menghitamkan gang-gang dan jalan-jalan geng-geng di Los Angeles Timur.

Ia mendoakan bagi para ibu tuna wisma, para orang tua tunggal, anak-anak yang teraniaya, remaja-remaja yang remuk hati, anak-anak yang cacat, dan orang-orang tua yang sekarat dan terlupakan di panti jompo di seberang tempat tinggalnya.

Diane ada di garis depan, memajukan Injil Kristus, menopang orang-orang kudus yang lemah, menginspirasi orang-orang percaya yang ragu-ragu, memberi kekuatan kepada para pejuang doa lain, dan menyukakan Tuhan dan Juruselamatnya.

(dari buku "Kisah-Kisah Pembangkit Semangat untuk Pendoa" dengan penyesuaian seperlunya).

Doa-Doa Raksasa-Raksasa Iman

George Whitefield, penginjil Inggris yang terkenal itu berkata, "Oh Tuhan, berikanlah kepadaku jiwa-jiwa, atau ambillah jiwaku!".

Misionari Henry Martyn bertelut di pantai koral India dan berseru, "Di sini, biarlah aku hangus bagi Tuhan".

David Brainerd, seorang misionari bagi orang-orang India Amerika Utara (1718-1747) berdoa, "Tuhan, kepadaMu kudedikasikan diriku. Oh terimalah aku, dan biarlah aku menjadi milikMu selama-lamanya. Tuhan, aku tidak menginginkan yang lain, aku tidak menginginkan apa-apa lagi".

Thomas a Kempis (1379-1471) berdoa, "Berikanlah sesuai yang Kau kehendaki, dan seberapa banyak yang Kau kehendaki, dan saat Kau kehendaki. Taruhlah aku di mana Kau kehendaki dan perbuatlah padaku dalam segala hal sebagaimana yang Kau kehendaki".

Dwight L. Moody berdoa, "Gunakanlah aku, Juruselamatku, untuk tujuan apapun dan dengan cara apapun menurut yang Kaukehendaki. Inilah hatiku yang tak ada apa-apanya, sebuah bejana kosong; penuhilah dengan kasih karuniaMu".

John McKenzie berdoa sebagai seorang kandidat misionari muda, "Oh Tuhan, utuslah aku ke tempat tergelap di bumi".

John Hunt, seorang misionari bagi kepulauan Fiji, berdoa di ranjang kematiannya, "Tuhan, selamatkanlah Fiji, selamatkanlah Fiji, selamatkanlah orang-orang ini, oh Tuhan, kasihanilah Fiji, selamatkanlah Fiji".

(dari buku "Kisah-Kisah Pembangkit Semangat untuk Pendoa")

Rabu, 10 April 2013

Katekismus Westminster: Kemuliaan Kristus

Pertanyaan 28: Di manakah letak kemuliaan Kristus?

Jawaban: Kemuliaan Kristus terletak pada: KebangkitanNya dari kematian pada hari ketiga(1), kenaikanNya ke Sorga(2), kedudukanNya di sebelah kanan Allah Bapa(3), serta pada kedatanganNya kembali untuk menghakimi dunia ini pada akhir zaman(4).

______________________________
Ayat-ayat:

(1) Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci (1 Kor. 15:4).

(2) Terangkatlah Ia disaksikan oleh merka, dan awan menutupNya dari pandangan mereka (Kis. 1:9).

(3) Yang dikerjakanNya di dalam Kristus, dengan membangkitkanNya dari antara orang mati dan mendudukan Dia di sebelah kananNya di Sorga (Ef. 1:20).

(4) Yesus ini... akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga (Kis. 1:11). Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh Seseorang yang telah ditentukanNya... (Kis. 17:31).

Katekismus Westminster: Kehinaan Kristus

Pertanyaan 27: Di manakah letak unsur utama kehinaan yang dialami Kristus?

Jawaban: Unsur utama kehinaan yang dialami Kristus terletak pada keberadaan diriNya yang melalui proses kelahiran, serta pada keadaanNya yang hina(1), yang takluk kepada hukum Taurat(2), yang mengalami penderitaan hidup(3), murka Allah(4), dan kematian terkutuk di atas kayu salib(5), yang telah dikuburkan(6) dan berada di bawah kuasa maut untuk seketika lamanya(7).


_____________________________________
Ayat-ayat:

(1) Dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan (Luk. 2:7).

(2) Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan, dan takluk kepada hukum Taurat (Gal. 4:4).

(3) Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan (Yes. 53:3).

(4) AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Seru Yesus dengan suara nyaring di Mat. 27:46).

(5) Ia telah taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Flp. 2:8).

(6) Ia telah dikuburkan (1 Kor. 15:4).

(7) Ia telah dibangkitkan pada hari yang ketiga (1 Kor. 15:4).

Selasa, 09 April 2013

Antara Palungan dan Salib

Palungan di Bethlehem...

dan...

Salib di Golgota...

mempunyai...

satu kesamaan...

Tuhan Yesus Kristus...

Anak Allah...

Allah sejati...

Manusia sejati...

Tuhan...

dan...

Juruselamat dunia satu-satunya...

pernah lahir di palungan...

pernah mati di salib...

Tanpa Kristus...

Palungan dan Salib...

hanya...

tempat hina tak bernilai...

Antara Bethlehem dan Golgota

Antara...

Bethlehem...

dan...

Golgota...

jarak geografisnya...

hanya...

berapa kilometer...

tetapi...

rentang spiritualnya...

dari kelahiran...

hingga...

kematian Kristus...

begitu luar biasa...

penuh penderitaan...

penuh pergumulan...

tetapi juga...

penuh kemuliaan...

Senin, 08 April 2013

Gordon Fee: Kunci Eksegesis Yang Baik

Istilah 'eksegesis' dipakai dalam buku ini dibatasi hanya untuk menunjukkan kepada penyelidikan yang bersifat sejarah atas makna teks Alkitab. Asumsi yang terbentang di balik tugas ini adalah bahwa kitab-kitab dalam Alkitab memiliki 'penulis-penulisnya' dan 'pembaca-pembacanya' serta para penulis itu bermaksud agar para pembacanya mengerti apa yang telah mereka tulis (1 Kor. 5:9-11; 1 Yoh. 2:1).

Oleh karena itu eksegesis menjawab pertanyaan, 'apakah maksud dari penulis Alkitab?' Hal ini berkaitan dengan apa yang penulis telah katakan (isinya) dan mengapa penulis telah mengatakan hal itu pada waktu itu (konteks sastra) - sejauh mungkin yang dapat diketahui sebagai akibat jarak waktu, bahasa dan budaya dari ktia saat ini. Selanjutnya, eksegesis terutama memberikan perhatian secara sengaja bahwa: apa yang penulis inginkan dari para pembaca mula-mula untuk dipahami?

Kunci untuk melakukan eksegesis yang baik adalah kemampuan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat mengenai teks itu supaya mendapatkan pengertian yang dimaksudkan oleh penulis teks itu. Pertanyaan-pertanyaan yang baik tentang eksegesis dikelompokkan dalam dua kategori yang mendasar: pertanyaan-pertanyaan mengenai isi (apa yang dikatakan bagian itu) dan konteks (mengapa dikatakan).

Pertanyaan-pertanyaan kontekstual terdiri dari dua jenis: bersifat sejarah dan sastra. Konteks sejarah yang harus diselidiki ialah setting (latar/kerangka) umum sejarah - sosiologi - budaya dari sebuah dokumen (misalnya, kota Korintus, geografinya, penduduk, agama-agamanya, lingkungan sosial, ekonomi) dan peristiwa khusus dari dokumen itu (mengapa ditulis demikian?). Konteks sastra harus menyelidiki mengapa hal itu dikatakan dalam argumentasi atau cerita di sini.

Pada dasarnya ada empat jenis pertanyaan mengenai isi: penelitian teks (textual criticism - menentukan kata yang sebenarnya yang dipakai oleh penulis), fakta yang berhubungan dengan bahasa (lexical data- arti dari kata-kata), fakta tata bahasa (grammatical data- hubungan kata-kata satu sama lain) dan latar belakang sejarah budaya (hubungan kata-kata dan gagasan-gagasan dengan latar belakang dan budaya dari penulis dan para pembacanya).

(dari buku "Eksegesis Perjanjian Baru")

Gordon Fee: Empat Tipe Sastra Perjanjian Baru

Pertama, bagian yang paling banyak yaitu surat-surat, terdiri dari paragraf-paragraf argumentasi atau nasihat. Di sini seorang ekseget (penggali) harus memperhatikan, lebih dari yang lainnya, untuk mencari alur argumentasi penulis supaya dapat memahami tiap kalimat dan paragraf.

Kedua, kitab-kitab Injil, terdiri atas perikop-perikop, unit-unit mandiri dari cerita atau pengajaran, yang berbeda-beda jenisnya dengan ciri-ciri formal berbeda, dan yang telah ditetapkan di dalam konteksnya oleh para penginjil.

Ketiga, kitab Kisah Para Rasul pada dasarnya berupa suatu rangkaian yang berkaitan dengan cerita-cerita singkat yang mebentuk seluruh cerita yang diselingi oleh pidato-pidato.

Keempat, kitab Wahyu pada dasarnya adalah suatu rangkaian dari penglihatan-penglihatan yang dibentuk secara hati-hati, dijalin bersama untuk membentuk suatu cerita apokaliptik (penyingkapan yang lengkap).

(dari buku "Eksegesis Perjanjian Baru")

Minggu, 07 April 2013

Kekurangan Diri & Anugerah Tuhan

Orang yang terus menerus memikirkan kelemahan sendiri adalah orang yang berpusat kepada dirinya. Orang seperti ini mempunyai kelemahan dan kesalahan yang sama dengan orang yang terus menerus memikirkan kelebihan diri.

Orang yang berkenan di hati Tuhan adalah orang yang setelah melihat kepada kelemahan diri, lalu bersandar kepada anugerah Tuhan. Hal ini bukan saja benar tetapi juga memuliakan Tuhan.

Kombinasi antara kesadaran akan kelemahan diri dan kebergantungan kepada anugerah Tuhan akan membawa kepada pertumbuhan kebergantungan yang terus menerus dan semakin kuat kepada anugerah Tuhan. Seperti bola salju, makin melihat kelemahan diri, makin bersandar anugerah Tuhan.

Paulus Selalu Berdoa

Dalam Filipi 1: Paulus berkata: "Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita". Hal ini berarti Paulus sering dan rajin berdoa. Jika ia selalu mendoakan jemaat-jemaat yang dilayani sebagaimana yang diungkapkan dalam surat-suratnya, maka berarti Paulus menyediakan banyak waktu untuk berdoa.

Hal ini seiring dengan apa yang ditegaskannya: "Tetaplah berdoa" (1 Tes. 5:17) dan "Bertekunlah dalam doa" (Rm 12:12). Persoalan orang percaya bukanlah tidak berdoa. Saya percaya banyak di antara kita berdoa. Persoalannya adalah kita tidak tetap dan tidak terus menerus berdoa.

Kita terus menerus berdoa, terlepas dari kebutuhan dan pergumulan tetapi terutama bahwa kita bersekutu dan bergantung kepada Tuhan. Keselamatan artinya pemulihan relasi manusia dengan Allah sejati. Tetapi apakah setelah kita diselamatkan atau relasi kita dipulihkan dengan Tuhan, kita masih bersekutu dengan Tuhan dalam doa?

Sabtu, 06 April 2013

Ayat-Ayat: Lidah itu Menakutkan (Yak 3:9-18)


3:9  Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,

3:10  dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.

3:11  Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?

3:12  Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.

3:13  Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan.

3:14  Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!

3:15  Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan.

3:16  Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.

3:17  Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.

3:18  Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.

Ayat-Ayat: Lidah itu Menakutkan (Yak 3:1-8)


3:1  Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.

3:2  Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

3:3  Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

3:4  Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.

3:5  Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.

3:6  Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.

3:7  Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,

3:8  tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.

Jumat, 05 April 2013

John Stott: Sifat Kuasa Jahat (2)

Ketiga, penguasa-penguasa itu sangat licik. Paulus menyinggung tipu muslihat iblis (Efe 6:11), dan dalam 2 Kor. 2:11 ia berkata bahwa 'kita tidak tahu apa maksud iblis'. Iblis jarang menentang sasarannya secara terbuka. Ia lebih suka bersembunyi dan bermain di belakang layar. Namun ia dapat menyamar sebagai malaikat terang (2 Kor. 11:14) sehingga korbannya tanpa sadar terjerat. Serigala ganas dengan berbulu domba bergabung dengan domba-domba Kristus. Iblis dapat mengaum seperti singa, tapi ia biasanya tampil bijak seperit ular (1 Pet. 5:8; Kej. 3:1). Jadi untuk menjerat korbannya, iblis tidak senantiasa melancarkan godaan-godaan dan siksaan secara terbuka. Cara yang paling ia sukai ialah menipu orang sampai orang itu melakukan perbuatan salah atau membujuknya berkompromi. Kata 'licik' itu muncul dalam Efesus 4:14 yang diperankan oleh pengajar-pengajar yang menyesatkan.

Penguasa-penguasa gelap itu kuat, jahat dan licik. Mustahil kita mampu melawan mereka bila kita bersandar pada kekuatan diri kita sendiri dan lupa - atau tidak percaya - betapa hebatnya kekuatan musuh rohani itu. Hanya kuat kuasa Allah yang dapat melindungi dan melepaskan kita dari kekuatan, kejahatan dan kelicikan iblis. Allah yang punya kuasa membangkitkan Kristus di atas tahtaNya. Hal ini terjadi di dunia tidak kelihatan, di tempat-tempat gelap di mana penguasa-penguasa jahat itu bekerja (Efe 6:12).

Tapi iblis telah dikalahkan di kayu salib. Dan sekarang mereka adalah taklukkan dan berada di bawah kaki Kristus. Jadi, dunia yang tidak kelihatan di mana mereka melawan kita dan dimana kita berjuang membela diri terhadap serangan mereka, adalah juga di dunia dimana Kristus memerintah dan di situ kita memerintah bersama Dia.

(dari buku "Efesus")

John Stott: Sifat Kuasa Jahat (1)

Pertama, mereka kuat. Kita tidak tahu apakah kata-kata khusus yang dipakai Paulus, merujuk kepada tingkat-tingkat dalam hirarki neraka atau tidak. Tapi kata-kata itu memberi petunjuk tentang kuasa yang mereka pegang. Paulus menyebut mereka "kosmokrates", penghulu-penghulu dunia yang gelap ini (Efe. 6:10-11). Kata ini dipakai dalam ilmu nujum tentang planet-planet yang ada pada zaman itu dianggap menguasai nasib manusia, dan ada pemakaiannya yang lain lagi yang memuat pengertian tentang kekuasaan universal.

Berkaitan dengan pengertian itu, kita teringat akan perkataan Iblis kepada Yesus, bahwa ia akan memberikan kepada Yesus semua kerajaan di dunia ini (Mat. 4:8-9). Teringat, juga pada gelar 'penguasa dunia' yang dipakai Yohanes bagi iblis (Yoh. 12:31), dan pada pernyataan Yohanes bahwa "seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat" (1 Yoh. 5:19). Ayat-ayat ini tidak menyangkal bahwa Tuhan Yesus telah mengalahkan penguasa-penguasa jahat itu, namun sebagai perampas-perampas kuasa mereka tidak mengakui kekalahan mereka dan belum hancur secara total. Jadi mereka masih terus beraksi sebagai penguasa.

Kedua, penguasa-penguasa itu benar-benar jahat. Kuasa bersifat netral, dapat dipakai untuk tujuan yang baik atau tujuan yang jahat. tapi musuh-musuh rohani kita menggunakan kuasa mereka melulu untuk tujuan yang jahat, yaitu menghancurkan atau membinasakan. Mereka menguasai dunia yang gelap ini, mereka membenci terang dan bersembunyi terhadap terang. Kegelapan adalah habitat khas mereka, kegelapan yang adalah lautan kebohongan dan dosa. Mereka juga disebut roh-roh jahat di udara, yaitu suatu wilayah riil yang tidak kelihatan. Mereka tidak peduli terhadap prinsip-prinsip moral, tidak mau tahu apa itu 'hormat' dan tidak perduli apa itu perasaan. Mereka benar-benar jahat dan bertindak keji untuk mencapai tujuan-tujuan mereka.

bersambung...

(dari buku "Efesus")

Kamis, 04 April 2013

Ayat-Ayat: Kebangkitan Kristus dalam Lukas 24 (2)


Luk 24:33  Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.

Luk 24:34  Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon."

Luk 24:35  Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Luk 24:36  Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!"

Luk 24:37  Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu.

Luk 24:38  Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?

Luk 24:39  Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."

Luk 24:40  Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka.

Luk 24:41  Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?"

Luk 24:42  Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng.

Luk 24:43  Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka.

Luk 24:44  Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."

Luk 24:45  Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.

Luk 24:46  Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga,

Luk 24:47  dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.

Luk 24:48  Kamu adalah saksi dari semuanya ini.

Luk 24:49  Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi."

Luk 24:50  Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka.

Luk 24:51  Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.

Luk 24:52  Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.

Luk 24:53  Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.

Ayat-Ayat: Kebangkitan Kristus dalam Lukas 24 (1)


Luk 24:1  tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka.

Luk 24:2  Mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu,

Luk 24:3  dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus.

Luk 24:4  Sementara mereka berdiri termangu-mangu karena hal itu, tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan.

Luk 24:5  Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati?

Luk 24:6  Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea,

Luk 24:7  yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga."

Luk 24:8  Maka teringatlah mereka akan perkataan Yesus itu.

Luk 24:9  Dan setelah mereka kembali dari kubur, mereka menceriterakan semuanya itu kepada kesebelas murid dan kepada semua saudara yang lain.

Luk 24:10  Perempuan-perempuan itu ialah Maria dari Magdala, dan Yohana, dan Maria ibu Yakobus. Dan perempuan-perempuan lain juga yang bersama-sama dengan mereka memberitahukannya kepada rasul-rasul.

Luk 24:11  Tetapi bagi mereka perkataan-perkataan itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan itu.

Luk 24:12  Sungguhpun demikian Petrus bangun, lalu cepat-cepat pergi ke kubur itu. Ketika ia menjenguk ke dalam, ia melihat hanya kain kapan saja. Lalu ia pergi, dan ia bertanya dalam hatinya apa yang kiranya telah terjadi.

Luk 24:13  Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,

Luk 24:14  dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.

Luk 24:15  Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.

Luk 24:16  Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.

Luk 24:17  Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram.

Luk 24:18  Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?"

Luk 24:19  Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.

Luk 24:20  Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.

Luk 24:21  Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.

Luk 24:22  Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,

Luk 24:23  dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.

Luk 24:24  Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat."

Luk 24:25  Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!

Luk 24:26  Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"

Luk 24:27  Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.

Luk 24:28  Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.

Luk 24:29  Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.

Luk 24:30  Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.

Luk 24:31  Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.

Luk 24:32  Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"