Minggu, 14 April 2013

Leon Morris: Anak Allah Menurut Injil Markus (2)

Hanya dua kali ia mencatat adanya suara ilahi, dan pada kedua peristiwa tersebut Allah memanggil Yesus "Anak". Makrus bermaksud mengatakan bahwa Allah memberitahukan kepada kita bagaimana kita seharusnya memandang Yesus. Pada waktu Yesus dibaptis, ada "suara dari surga" (jelas suara Allah) yang berkata "Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan" (1:11). Hal ini tidak bisa dilihat sebagai pujian yang diberikan kepada seseorang sekedar baik saja. Anak yang dikasihi Allah ini adalah seseorang yang istimewa.

Sebutan ini kita temukan lagi di atas gunung Transfigurasi, ketika suara dari awan mengatakan "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia" (9:7). Untuk sesaat tiga orang pilihan - Petrus, Yakobus, Yohanes - telah menyaksikan sepintas kemuliaan Anak Allah, suatu kemuliaan yang tidak dinyatakan selama hidupNya di dunia ini, namun benar-benar nyata. Markus tidak mau membiarkan kita ragu-ragu mengenai hal ini.

Markus mencatat kebenaran ini dari sudut pandangan lain ketika ia memberitahu para pembacanya bahwa roh-roh jahat mengenal Yesus. Ketika mereka melihatnya, roh-roh jahat itu biasanya "jatuh tersungkur di hadapanNya dan berteriak, 'Engkaulah Anak Allah'" (3:11; bentuk waktu dari kata kerja yang dipakai menunjukkan perbuatan yang berlangsung terus menerus). Ada kejadian istimewa yaitu orang yang kerasukan setan dari Gerasa yang menyebut Tuhan kita sebagai "Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi" (5:7). Roh jahat itu mengakui kuasa Yesus, karena ia menyatakan tidak mempunyai urusan apapun dengan Yesus dan ia menyadari bahwa Yesus bisa memperlakukan dia dengan keras. Yesus mempunyai kuasa untuk berbuat begitu.

Dalam Injil Markus para murid tidak memakai gelar ini (tidak juga dalam Injil Lukas; sedangkan dalam Injil Matius sekali-sekali mereka menggunakannya). Yesus pun tidak menggunakan gelar tersebut, meskipun satu kali Dia berbicara mengenai diriNya sendiri sebagai "Anak", ketika Ia mengatakan bahwa tak seorangpun mengetahui saat 'parousia', 'malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak..." (13:32). Kata sandang 'the' menempatkan Yesus dalam hubungan yang khusus dengan Bapa. Juga ketika imam besar bertanya kepada Yesus, 'Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?' Ia menjawab 'Akulah Dia" (14:61-62). Jelas Yesus memandang diriNya mempunyai hubungan dengan Bapa, hal yang tidak dipunyai orang lain. Ini merupakan pandangan khas Kristen. Sumber-Sumber Yahudi tidak memakai istilah "Anak Allah", kalau mereka berbicara mengenai Mesias.

(dari buku "Teologi Perjanjian Baru")