Sabtu, 30 November 2013

Ayat-Ayat: Celakalah (Luk. 6:24-26- BIS)

[Versi Bahasa Indonesia Sehari-Hari]

Luk 6:24  Tetapi celakalah kalian yang kaya sekarang ini; sebab kalian sudah mengalami kenikmatan!

Luk 6:25  Celakalah kalian yang kenyang sekarang ini; sebab kalian akan kelaparan! Celakalah kalian yang tertawa sekarang ini; sebab kalian akan bersedih hati dan menangis!

Luk 6:26  Celakalah kalian, jika semua orang memujimu; sebab begitu juga nenek moyang mereka memuji nabi-nabi palsu zaman dahulu."

Ayat-Ayat: Berbahagialah (Luk. 6:20-23 - BIS)

[Versi Bahasa Indonesia Sehari-Hari]

Luk 6:20  Yesus memandang pengikut-pengikut-Nya lalu berkata, "Berbahagialah kalian orang-orang miskin, karena kalian adalah anggota umat Allah!

Luk 6:21  Berbahagialah kalian yang lapar sekarang; kalian akan dikenyangkan! Berbahagialah kalian yang menangis sekarang; kalian akan tertawa!

Luk 6:22  Berbahagialah kalian kalau dibenci, ditolak, dihina dan difitnah oleh karena Anak Manusia!

Luk 6:23  Nabi-nabi pada zaman dahulu diperlakukan begitu juga. Kalau hal itu terjadi hendaklah kalian bersenang hati dan menari dengan gembira, sebab besarlah upah yang tersedia untuk kalian di surga.

Jumat, 29 November 2013

Bagaimana Kita Menghormati Tuhan Dalam Ibadah?

Bagaimana kita harus menghormati Tuhan dalam ibadah? Beberapa saran praktis:

Pertama, usahakanlah sedapat-dapatnya jangan terlambat dalam ibadah. Mengapa kita tidak boleh terlambat ke bandara tetapi boleh terlambat dalam ibadah? Berarti ketakutan ketinggalan pesawat lebih penting dari ketakutan kepada Tuhan?

Kedua, berpakaianlah yang sopan dan anggun. Banyak orang kalau pergi ke resepsi pernikahan atau konser musik klasik, menggunakan pakaian yang sangat anggun. Sebaliknya, kalau ke gereja, pakaiannya asal-asalan. Banyak orang percaya lebih menghormati mempelai ketimbang menghormati Tuhan.

Ketiga, persiapkanlah persembahan. Banyak orang percaya selalu mempersiapkan ang pao kalau ke resepsi pernikahan, bahkan keluarga mempelai mempersiapkan perhiasan emas untuk diberikan kepada mempelai tetapi kalau dalam ibadah, memberi persembahan asal-asalan, seadanya. Banyak orang yang pura-pura ke toilet pada waktu kantong persembahan diedarkan hanya karena di dompet tinggal uang seratus ribu satu lembar. Orang seperti ini dosanya double. Sudah tidak memberi persembahan, masih menipu dan berpura-pura lagi.

Keempat, sepenuh hati memuji Tuhan dan mendengarkan firman Tuhan. Yang terbaik haruslah dipersembahkan kepada Tuhan.

Kelima, tidak membiarkan bunyi handphone dipakai setan mengganggu ibadah. Pada tempat-tempat serius seperti pembuatan visa atau istana presiden, peserta dilarang membawa HP dan HPnya diletakkan di locker. Tetapi dalam ibadah di mana Raja di atas segala raja hadir, bunyi HP bukan saja kerap terdengar, malah banyak orang yang berani menelpon ketika ibadah sedang berlangsung. Sesuatu tindakan yang tidak mungkin dilakukan di depan presiden.

Mengapa Harus Menghormati Tuhan Dalam Ibadah?

Mengapa kita harus menghormati Tuhan dalam ibadah?

Pertama, identitas Tuhan menuntut kita harus menghormati Tuhan. Tuhan adalah Pencipta alam semesta; Tuhan adalah Penebus jiwa orang percaya; Tuhan adalah Pemelihara segala sesuatu. Tuhan layak dan berhak untuk dihormati. Kita wajib dan harus menghormati Tuhan. Jikalau kita mengatakan bahwa kita beribadah kepada Tuhan, kita harus menghormatiNya.

Kedua, karena Tuhan hadir dalam ibadah. Tuhan Yesus berkata bahwa di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam namaNya, Ia hadir. Kalau Tuhan, Raja di atas segala raja, Pencipta alam semesta hadir, bagaimana bisa kita tidak menghormatiNya?

Ketiga, Alkitab menunjukkan kepada kita bahwa hormat dan takut kepada Tuhan adalah cara ibadah yang berkenan kepada Tuhan. Ibrani 12:28-29 berkata, "Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan."

Keempat, Alkitab mencatat bahwa Allah memurkai orang-orang yang tidak menghormati Tuhan. Setelah Uzia menjadi kuat dan kerajaan Yehuda menjadi besar, ia menjadi tinggi hati dan melakukan perbuatan yang merusak. Uzia merasa diri layak dalam ibadah dan merampas hak imam untuk membakar ukupan. Di sini, Uzia tidak menghormati Tuhan. Tuhan lalu mengutuknya. Anak-anak Imam Eli yang tidak menghormati Tuhan dalam ibadah juga dimurkai oleh Tuhan.

Kamis, 28 November 2013

Louis Berkhof: Perjanjian (Kovenan) Anugerah (2)

Perjanjian (Kovenan) anugerah dapat didefinisikan sebagai perjanjian yang sangat baik antara Allah yang dilawan dan orang berdosa yang melawan tetapi dipilih, di mana Allah menjanjikan keselamatan melalui iman di dalam Kristus dan orang berdosa menerima janji ini dengan penuh rasa percaya, dan perjanjian ini memberikan janji suatu hidup yang beriman dan penuh ketaatan.

[Isi dari Perjanjian Anugerah adalah]

Kedua, respons manusia. Tanggapan atau respons manusia atas janji-janji Allah dinyatakan dalam berbagai bentuk dan sifat dari tanggapan itu ditentukan oleh janji-janji itu. (a) Secara umum hubungan antara perjanjian Allah dan orang percaya secara pribadi atau orang-orang percaya secara kolektif disebutkan sebagai perjanjian Allah dan orang percaya secara kolektif disebutkan sebagai hubungan yang dekat antara suami dan isteri, pengantin laki-laki dan pengantin wanita, seorang bapa dengan anak-anaknya. Hubungan ini mengandung makna bahwa respons dari mereka yang memperoleh berkat-berkat perjanjian akan menjadi sebuah kasih yang benar, setia, dapat dipercaya, berkorban dan menyerahkan diri sepenuhnya.

(b) kepada janji umum "Aku akan menjadi Allahmu" manusia menjawab "aku akan menjadi umatMu" dan dengan membuang undi bersama umat Allah.

(c) Dan kepada janji pembenaran kepada pengampunan dosa, pengangkatan sebagai anak dan hidup kekal, manusia memberi respons dengan cara beriman kepada Tuhan Yesus Kristus dengan sungguh beriman kepadaNya sepanjang waktu dan kekekalan, dan dengan suatu hidup yang taat dan penyerahan hidup yang taat kepada Allah.

(dari buku "Teologi Sistematika: Doktrin Manusia")

Louis Berkhof: Perjanjian (Kovenan) Anugerah (1)

Perjanjian (Kovenan) anugerah dapat didefinisikan sebagai perjanjian yang sangat baik antara Allah yang dilawan dan orang berdosa yang melawan tetapi dipilih, di mana Allah menjanjikan keselamatan melalui iman di dalam Kristus dan orang berdosa menerima janji ini dengan penuh rasa percaya, dan perjanjian ini memberikan janji suatu hidup yang beriman dan penuh ketaatan.

[Isi dari Perjanjian (Kovenan) Anugerah adalah]

Pertama, janji-janji Allah. Janji Allah yagn utama yang mencakup semua janji yang lain tercakup dalam kata-kata yang senantiasa diulang, "supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu" (Kej. 17:7). Janji ini kemudian dapat kita temukan berulang kali disebut dalam ayat-ayat Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang membicarakan tentang masa yang baru dan hidup perjanjian atau mengacu dalam suatu pembaharuan perjanjian itu, Yer. 31:33; 32:38-40; Yeh. 34:23-25, 30, 31; 36:25-28; 37:26-27; 2 Kor. 6:16-18; Ibr. 8:10.

Janji itu sepenuhnya digenapi nanti pada saat Yerusalem baru turun dari surga Allah, dan Bait Allah memancarkan kemuliaan di antara manusia. Akhirnya kita mendengar gemanya yang terakhir dalam Why 21:3. Janji yang sangat agung ini tergema kembali dalam pernyataan pujian mereka yang berhadapan dengan hubungan perjanjian dengan Allah, "Yehova adalah Allahku". Satu janji ini sesungguhnya mencakup semua janji yang lain, seperti (a) janji berbagai berkat selama hidup dalam dunia, yang seringkali melambangkan berkat rohani; (b) janji pembenaran termasuk di dalamnya pengangkatan sebagai anak, dan klaim atas hidup yang kekal; (c) janji Roh Kudus bagi pelaksanaan yang penuh dan cuma-cuma atas karya penebusan, dan bagi semua berkat keselamatan; (d) dan janji pemuliaan akhir dalam suatu hidup yang tak pernah berakhir, band Ayb 19:25-27; Mzm 16:11; 73:24-26; Yes. 43:25; Yer. 31:33, 34; Yeh. 36:27; Dan. 12:2,3; Gal. 4:5,6; Tit. 3:7; Ibr. 11:7; Yak. 2:5.

(dari buku "Teologi Sistematika: Doktrin Manusia")

Rabu, 27 November 2013

Pdt. Billy Kristanto: Mengapa Saat Teduh? (2)

Sekarang kita akan melihat kaitan saat teduh dengan doktrin keselamatan. Adalah merupakan suatu kerugian jika kita hanya mengerti urusan keselamatan hanya dengan kategori belum diselamatkan atau sudah diselamatkan. Dualisme seperti ini, sekalipun tentu saja ada (dan banyak!) benarnya, namun sesungguhnya acap kali mereduksi (mempersempit) pengertian doktrin keselamatan. Kaum Injili yang hanya melihat urusan keselamatan hanya dalam perspektif apakah seseorang sudah atau belum diselamatkan saja juga akan mencurahkan energinya semata-mata menantang orang dari belum menuju sudah. Sesudah itu apa? Sesudah itu ya sudah. Padahal kenyataannya bagi yang sudah pun juga masih banyak belum-nya: belum luas hati, belum mengerti perlunya pengorbanan, belum bisa taat, belum
mengasihi orang lain dengan tulus, belum mirip Kristus.

Di sini kita melihat bahwa diselamatkan pun bukan hanya dimensi momen (kapan diselamatkan)
melainkan juga proses (keselamatan yang semakin teguh). Konsep yang terakhir ini khususnya banyak dipikirkan oleh theolog seperti Jean Calvin namun sayangnya banyak kaum Injili (bahkan Reformed) yang agaknya lebih berkiblat kepada teologi pertobatan Pietisme dari Halle (Francke) yang lebih
menekankan momen pertobatan. Dari perspektif teologi biblika, secara gamblang dapat dikatakan ada perbedaan penekanan dalam konsep union with Christ a la Paulus dan a la Yohanes. Paulus lebih menekankan doktrin keselamatan yang menekankan kesempurnaan korban Kristus (meskipun bukan
tanpa konsep gradual) sementara Yohanes lebih menekankan partisipasi orang percaya di dalam Kristus (meskipun bukan tanpa pemikiran kesempurnaan korban Kristus). Sayang jika kita hanya menekankan satu bagian sementara kehilangan bagian yang lain.

Karena bagi orang yang sudah diselamatkan pun masih banyak wilayah yang belum sempurna, maka Allah memberikan kita apa yang disebut dengan alat alat/saluran anugerah (means of grace). Yang dimaksud dengan alat-alat anugerah misalnya seperti doa dan sakramen. Dalam batasan yang luas kita
dapat menggolongkan saat teduh juga sebagai alat anugerah. Alat-alat anugerah ini bukanlah yang menyelamatkan kita (yang menyelamatkan kita adalah Kristus yang mati dan bangkit), namun keselamatan yang kita peroleh bukanlah tanpa alat-alat anugerah. Kita memang bukan diselamatkan oleh doa atau oleh sakramen, namun orang yang percaya bukan menghayati keselamatannya tanpa doa dan sakramen. Ada pandangan yang fatal dan keliru jika orang berpendapat bahwa mereka yang menekankan pentingnya alat-alat anugerah sedang mengaburkan keselamatan hanya oleh anugerah Tuhan. Sebaliknyalah yang benar: justru karena saya mengerti saya diselamatkan oleh anugerah Tuhan saja, maka saya dengan bebas dapat menggunakan alat-alat anugerahNya karena saya tahu bukan alat-alat itulah yang menyelamatkan melainkan anugerahNya saja.

Kita mengambil contoh sederhana saja: ketika membersihkan piring kotor kita menggunakan air yang dialirkan dari pipa. Yang membersihkan piring kotor itu tentunya adalah air dan bukan pipa. Namun pengertian bahwa airlah yang membersihkan piring kotor tidak berarti saya tidak membutuhkan pipanya. Dan ketika kita menekankan perlunya dan pentingnya pipa, tentu saja ini juga tidak berarti bahwa saya sedang menyangkali bahwa airlah yang sebenarnya membersihkan piring yang kotor. Hal yang sama juga berlaku bagi alat-alat anugerah. Melalui alat-alat/saluran anugerah itu saya memperoleh anugerah Tuhan yang olehnya (anugerah) saya diselamatkan.

Karena itu kita juga bisa menekankan pentingnya saat teduh dalam konteks alat/saluran anugerah ini. Saat teduh bukanlah yang memberkati kita, yang memberkati kita adalah kehadiran Tuhan dalam Firman-Nya yang kita peroleh melalui saat teduh itu. Dalam pemikiran Calvin, alat-alat anugerah mendapat perhatian atau penekanan yang besar. Dan tentu saja Calvin bukan menemukan pengertian ini dari dirinya sendiri melainkan dari mempelajari pergumulan orang-orang yang sebelum dia dan dari kitab suci. Saat teduh sangat berkaitan dengan konsep keselamatan karena kita tahu mereka yang
diselamatkan adalah mereka yang dipilih, yang disucikan dan dipisahkan (consecrated) bagi suatu tujuan yang mulia. Konsep konsekrasi ini juga hadir dalam saat teduh: kita memisahkan waktu dan tempat khusus bagi kehadiran Tuhan. Ini tidak berarti bahwa Tuhan tidak Mahahadir dalam waktu atau
tempat yang lain, melainkan melalui saat teduh kita secara khusus menghayati kehadiran Tuhan (yang hadir dalam Firman-Nya).

Mereka yang tidak mengerti konsep kekhususan ini juga pada dasarnya tidak akan mengerti mengapa harus beribadah pada hari yang khusus dan bukan setiap hari atau sembarang hari. Mengapa beribadah di Bait Allah dan bukan pada sembarangan tempat. Mengapa orang Israel begitu terpukul pada saat 
pembuangan? Mengapa tidak beribadah di sembarang tempat saja, toh Tuhan hadir di mana-mana, mengapa harus begitu susah jika tidak beribadah di Bait Allah? Jawabannya sederhana: karena mereka mengerti ada konsep kehadiran Allah secara khusus dalam Bait-Nya. Mereka yang tidak mengerti 
pentingnya yang particular (kehadiran Allah secara khusus) akan sulit untuk menghayati yang universal (kemahahadiran Allah di segala tempat dan waktu). 

Melalui saat teduh kita menikmati secara konkret persekutuan dengan Allah dan Kristus-Nya. Dalam doktrin keselamatan kita menekankan union with God atau union with Christ maka dalam saat teduh kita belajar untuk menghayati kesatuan dengan Allah dan dengan Kristus itu. Melalui saat teduh kita mengalami transformasi dan visi hidup yang senantiasa jelas (Markus 1:38). Kita tidak gampang diombang-ambingkan oleh tuntutan manusia (Markus 1:36-37). Yesus sendiri yang adalah Allah tetap
menyisihkan (consecrate) waktu dan tempat yang khusus (Markus 1:35). Jika Yesus yang sempurna tetap menyediakan waktu teduh di hadapan Bapa-Nya, terlebih kita manusia yang memiliki segudang kelemahan, kita jauh lebih membutuhkan saat-saat yang khusus ini untuk menghayati persekutuan
kita dengan Bapa.

(dari Bulletin Rein, MRII Berlin)

Pdt. Billy Kristanto: Mengapa Saat Teduh? (1)

Kita mulai dari doktrin/teologi penciptaan saja. Allah menciptakan langit dan bumi dan pada hari yang ketujuh Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan-Nya (Kej. 2:3). Beda Allah Sang Pencipta dengan manusia adalah Allah berhenti pada hari ke-tujuh itu setelah mencipta selama enam hari, sementara manusia segera masuk (baca: menikmati) hari ke-tujuh itu karena dia diciptakan pada hari keenam. Apa yang bagi Allah adalah hari perhentian untuk merayakan pekerjaanNya, merupakan suatu awal bagi umat manusia.

Di sini ada struktur yang penting dari doktrin/teologi penciptaan: manusia memulai hidupnya dengan terlebih dahulu menikmati istirahat yang disediakan oleh Allah, yaitu hari di mana ia boleh datang beribadah menghadap hadirat Tuhan. Kita bukan membutuhkan istirahat setelah bekerja, melainkan bekerja setelah mendapatkan istirahat yang cukup. Struktur ini merupakan point penting dan merupakan konsep teologi anugerah sebagaimana sangat ditekankan dalam teologi Reformed. Pekerjaan atau
karya manusia haruslah merupakan suatu ekspresi keluar dari apa yang telah terlebih dahulu diterimanya dari Tuhan, yaitu kekuatan rohani yang diperolehnya pada saat ia menikmati istirahat dalam hadirat Tuhan.

Saat teduh sangat berkaitan dengan konsep hari istirahat ini. Saat teduh juga memberikan kita kekuatan untuk menghadapi hari yang akan kita lalui bersama dengan Tuhan. Ada perbedaan kekuatan rohani dari seseorang yang mengekspresikan dirinya dari suatu aliran yang keluar dari kuasa kehadiran Tuhan dalam hidupnya dengan mereka yang mengekspresikan diri juga namun dari kekuatan alamiahnya sendiri. Jenis yang terakhir ini bukannya tidak bisa bekerja banyak, bukannya tidak mungkin menjadi orang yang sangat sibuk, bukannya tidak mungkin mencapai ini dan itu, namun seringkali ada kegelisahan yang menyertainya karena aliran hidupnya bukan berasal dari minyak sukacita yang dialirkan oleh Tuhan sendiri.

(dikutip dari Bulletin Rein, MRII Berlin)

Selasa, 26 November 2013

Kalimat Penting: Apa Bedanya Kuatir dan Jaminan?

"Kekuatiran dan jaminan sama-sama berarah ke masa depan. Tidak ada kekuatiran atau jaminan yang berarah ke masa lalu. Bedanya, kuatir adalah reaksi negatif ke masa depan sedangkan jaminan adalah kekuatan menghadapi masa depan. Jaminan yang sejati dari Tuhan".

Kalimat Penting: Apa Bedanya Janji dan Jaminan?

"Janji dan jaminan sama-sama menyangkut masa depan. Bedanya, janji belum tentu mengandung jaminan tetapi jaminan pasti mengandung janji. Semua janji Allah bersifat jaminan".

Senin, 25 November 2013

Kalimat Penting: John Knox: Mayoritas

"A man with God is always a majority".

(Satu orang bersama Allah selalu mayoritas).

[Catatan saya: Karena Allah adalah Pencipta langit dan bumi, yang berdaulat atas seluruh alam semesta maka satu orang yang disertai dan diperkenan oleh Tuhan adalah mayoritas. Ia bahkan bisa berdiri melawan seluruh dunia dengan anugerah Tuhan. Nuh dan keluarganya, 8 orang, bersama Tuhan menjadi mayoritas melawan seluruh dunia]

Kalimat Penting: John Knox: Antagonisme & Pengaruh

"You cannot antagonize and influence at the same time."

(Kita tidak dapat menjadi orang yang antagonis (dalam film itu biasanya karakter jahat) dan juga sekaligus orang yang berpengaruh pada saat yang sama)

[Catatan saya: orang yang memiliki karakter buruk tidak mungkin memberi pengaruh. Orang yang memberi pengaruh baik karena ada keindahan dalam dirinya yang terpancar sehingga orang tertarik untuk mengikutinya]

Minggu, 24 November 2013

Ayat-Ayat: Yosua 1:1-9: Kuatkan & Teguhkan Hatimu

1:1  Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian:

1:2  "Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.

1:3  Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa.

1:4  Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu.

1:5  Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.

1:6  Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.

1:7  Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.

1:8  Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.

1:9  Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."


Ayat-Ayat: Yosua 1:1-9: Kuatkan & Teguhkan Hatimu (BIS)

[Terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-Hari]

1:1  Sesudah kematian Musa, hamba TUHAN itu, TUHAN berbicara kepada wakil Musa, yaitu Yosua anak Nun.

1:2  TUHAN berkata, "Hamba-Ku Musa sudah mati. Maka sekarang baiklah engkau dan seluruh umat Israel bersiap-siap untuk menyeberangi Sungai Yordan, dan memasuki negeri yang Kuberikan kepada mereka.

1:3  Aku sudah mengatakan kepada Musa bahwa setiap wilayah yang kamu jejaki telah Kuberikan kepadamu, Yosua, dan kepada seluruh umat-Ku.

1:4  Wilayahmu akan terbentang dari padang gurun di selatan sampai ke Pegunungan Libanon di utara dan dari Sungai Efrat yang besar itu di timur terus meliputi negeri bangsa Het sampai ke Laut Tengah di barat.

1:5  Seorang pun tak akan sanggup mengalahkan engkau, Yosua, seumur hidupmu. Sebab Aku akan selalu mendampingimu seperti dahulu Aku mendampingi Musa. Aku tidak akan meninggalkanmu.

1:6  Hendaklah engkau yakin dan berani, sebab engkau akan memimpin bangsa ini sewaktu mereka menduduki negeri yang Kujanjikan kepada nenek moyang mereka.

1:7  Hanya, hendaklah engkau sungguh-sungguh yakin dan berani. Engkau harus menjaga agar engkau mentaati seluruh hukum yang diberikan Musa hamba-Ku itu kepadamu, jangan kaulalaikan sedikit pun, maka kau akan berhasil.

1:8  Buku hukum itu harus selalu kaubacakan kepada umat-Ku. Pelajarilah buku itu siang dan malam, supaya selalu kau melaksanakan semua yang tertulis di dalamnya. Kalau kau melakukan semuanya itu, hidupmu akan makmur dan berhasil.

1:9  Ingat, Aku sudah memerintahkan kepadamu supaya engkau sungguh-sungguh yakin dan berani! Janganlah engkau takut atau kurang bersemangat, sebab Aku TUHAN Allahmu mendampingi engkau ke mana saja engkau pergi."

Sabtu, 23 November 2013

Menyala-nyala vs Menyala-nyala

Di dalam Surat Roma, terdapat dua kali istilah "menyala-nyala".

Yang pertama adalah dalam Roma 1:27: "Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki".

Yang kedua adalah dalam Roma 12:11: "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan".

Pada waktu seseorang menyala-nyala dalam berahi, ia bukan saja bersalah kepada Tuhan tetapi akan dihakimi oleh Tuhan.

Tetapi yang paling menakutkan adalah dalam penghakiman terakhir, Tuhan akan menghakimi kita, mana api yang lebih besar. Apakah api berahi bernyala lebih besar dari api pelayanan atau sebaliknya. Celakalah kita bila api berahi ternyata, di mata Tuhan, lebih besar dari api pelayanan.

Melampiaskan vs Melampiaskan

Amsal 29:11: "Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya".

Amsal 14:16: "Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman".

Orang bebal suka "melampiaskan" apa saja yang ia inginkan.

Apakah Tuhan tidak dapat "melampiaskan apa yang Ia inginkan? Marilah kita lihat:

Yehezkiel 5:13: "Aku akan melampiaskan murkaKu kepada mereka sehingga hatiKu yang panas tenang kembali dan Aku merasa puas dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN yang mengatakannya di dalam cemburuKu tatkala Aku melampiaskan amarahKu kepada mereka".

Yehezkiel 16:42: "Demikianlah Aku melampiaskan murkaKu kepadamu sehingga cemburuKu reda kembali barulah Aku merasa tenang dan tidak sakit hati lagi".

Demi keadilan Tuhan, Tuhan wajib melampiaskan murkaNya kepada orang bebal yang suka melampiaskan hawa nafsu dan amarahnya. 


Jumat, 22 November 2013

Ayat-Ayat: Yeremia 17:5-10 (Terjemahan Lama)

17:5 Demikianlah firman Tuhan: Kutuklah orang jang harap pada manusia dan jang menaruh daging akan lengannja, dan jang hatinja undur daripada Tuhan!

17:6 Karena adalah halnja seperti pokok kerendang di padang, jang tiada merasainja apabila datang baiknja dan tinggallah ia di tempat-tempat kering dalam gurun, di tanah masin, jang tiada diduduki orang.

17:7 Berkatlah atas orang jang pertjaja kepada Tuhan dan jang menaruh harapnja pada Tuhan!

17:8 Karena adalah ia seperti sebatang pohon kaju jang tertanam pada tepi air dan jang merambatkan akarnja pada tepi sungai; maka tiada dirasainja apabila datang panas terik, melainkan daunnja tinggal hidjau djuga, tiada diindahkannja djikalau kering setahun lamanja dan tiada ia berhenti daripada berbuah.

17:9 Adapun hati itu penipulah adanja terlebih daripada segala sesuatu; sekali-kali tiada ia berketentuan; siapa gerangan boleh mengetahui isinja?

17:10 Bahwa Akulah Tuhan jang menduga hati dan menjelidik batin hendak membalas kepada tiap-tiap orang sekadar kelakuannja dan sekadar pahala perbuatannja.

Ayat-Ayat: Yeremia 17:5-10 (Bahasa Indonesia Sehari-Hari)

17:5  TUHAN berkata, "Apabila orang meninggalkan Aku, Tuhannya, dan berharap kepada manusia serta bersandar pada kekuatannya, maka Aku akan menghukum dia.

17:6  Ia seperti tanaman yang tumbuh di padang, di tanah tandus, sunyi sepi dan bergaram, tak pernah ia mengalami kebaikan.

17:7  Tapi orang yang berharap kepada-Ku akan Kuberkati selalu.

17:8  Ia bagaikan pohon di tepi sungai yang mengalir; akarnya merambat sampai ke air. Ia tak takut musim kemarau, daun-daunnya selalu hijau. Sekalipun negeri dilanda kekeringan, ia tak gelisah sebab ia selalu menghasilkan buah.

17:9  Hati manusia tak dapat diduga, paling licik dari segala-galanya dan terlalu parah penyakitnya.

17:10  Aku, TUHAN, menyelidiki hati, batin manusia Kuuji. Setiap orang akan Kubalas menurut tingkah lakunya, dan Kuperlakukan sesuai dengan perbuatannya."

Kamis, 21 November 2013

Kalimat Penting: Abraham Kuyper: Sumber Otoritas Pemerintah

"Tesis yang kedua yang tidak kalah penting [dari Calvinisme] yaitu bahwa segala otoritas pemerintah-pemerintah di bumi berasal dari Kedaulatan Allah sendiri".

[Catatan saya: hal ini sinkron dengan Roma 13. Pemerintah memperoleh otoritas dari Allah].

(dari buku: "Ceramah-Ceramah Mengenai Calvinisme" [Surabaya: Momentum])

Kalimat Penting: Abraham Kuyper: Dosa & Pemerintah

"Tesis Calvinistis yang pertama yaitu bahwa dosa sendiri telah meniscayakan adanya pemerintah-pemerintah".

[Catatan saya: maksudnya, di dalam penciptaan dalam Kejadian 1, Allah belum mendirikan pemerintah. Allah baru mendirikan pemerintah sebagai bagian pemeliharaan Allah atas manusia, setelah manusia jatuh dalam dosa. Hal ini dimaksudkan agar manusia tidak saling membunuh dan terjadi neraka di bumi]

(dari buku "Ceramah-Ceramah Mengenai Calvinisme" [Surabaya: Momentum])

Rabu, 20 November 2013

Berhentilah Berbuat Jahat...

Yesaya 1:16: "Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat,"

Dengarlah seruan terdalam dari hati Tuhan yang mengasihi engkau: "Berhentilah berbuat jahat".

Terjemahkanlah kalimat ini untuk konteks pergumulan saudara sendiri, sebagai seruan hati terdalam hati Tuhan yang ingin agar saudara memuliakanNya:

"Berhentilah bermain dengan dosa!"

"Berhentilah melawan Tuhan!"

"Berhentilah melukai hati Tuhan!"

"Berhentilah.............."

isilah titik-titik di atas dengan dosa-dosa saudara, minta kekuatan Roh Kudus untuk bertobat...

Karena Takut Akan Allah...

Nehemia berkata: "Tetapi para bupati yang sebelumnya, yang mendahului aku, sangat memberatkan beban rakyat. Bupati-bupati itu mengambil dari mereka empat puluh syikal perak sehari untuk bahan makanan dan anggur. Bahkan anak buah mereka merajalela atas rakyat. Tetapi aku tidak berbuat demikian karena takut akan Allah." (5:15).

Nehemia tidak berbuat demikian karena takut akan Allah. Mari kita terjemahkan kalimat ini:

"Tetapi aku tidak berani berbuat dosa karena takut akan Allah".

"Tetapi aku tidak berani melawan Tuhan karena takut akan Allah".

"Tetapi aku tidak berani meninggikan diri karena takut akan Allah".

"Tetapi aku tidak berani bersungut-sungut karena takut akan Allah".

"Tetapi aku tidak berani mencuri kemuliaan Tuhan karena takut akan Allah".

"Tetapi aku tidak berani mencintai uang karena takut akan Allah".

"Tetapi aku tidak berani melampiaskan hawa nafsu karena takut akan Allah".

Selasa, 19 November 2013

Kalimat Penting: J.C Ryle: Kekudusan Praktis (2)

"Kekudusan ialah saat ketika seseorang berusaha keras untuk menjauhi setiap kejahatan yang ia ketahui dan mengupayakan untuk menaati setiap perintah Allah yang ia ketahui. Kekudusan ialah merasa seperti Daud ketika ia berkata “Itulah sebabNya aku hidup jujur sesuai dengan titahMu; segala jalan dusta aku benci” (Mzm 119:128). Dan Paulus dapat berkata “di dalam batinku aku suka akan hukum Allah” (Rm. 7:22)."

(dari buku "Aspek-Aspek Kekudusan" [Surabaya: Momentum]) 

Kalimat Penting: J. C Ryle: Kekudusan Praktis (1)

"Kekudusan ialah kebiasaan untuk setuju dengan kehendak Allah. Artinya, mengasihi apa yang Ia kasihi dan membenci apa yang Ia benci. Kekudusan ialah mengukur segala sesuatu di dunia ini dengan standar firman Allah, yaitu Alkitab. Siapapun yang paling setuju dengan Allah adalah orang yang paling kudus."
(dari buku "Aspek-Aspek Kekudusan" [Surabaya: Momentum])

Senin, 18 November 2013

Kalimat Penting: John Owen: Doa & Pencobaan

"If we do not abide in prayer, we will abide in temptation. Let this be one aspect of our daily intercession: "God, preserve my soul and keep my heart and all its ways so that I will not be entangled". When this is true in our lives, a passing tempation will not overcome us. We will remain free while others lie in bondage".

"Jika kita tidak tinggal dalam doa, kita akan tinggal dalam pencobaan. Biarlah hal ini menjadi aspek dari syafaat kita setiap hari: "Allah, peliharalah jiwaku dan jagalah hatiku dan segala jalanya sehingga aku tidak akan terjerat". Ketika hal ini benar dalam hidup kita, pencobaan yang lewat tidak akan menguasai kita. Kita akan tetap bebas sementara yang lain terbelenggu".

(www.johnowen.org)

Kalimat Penting: John Owen: Takut Kepada Pencobaan

"Let no man pretend to fear sin that does not fear temptation also! These two are too closely united to be separated. He does not truly hate the fruit who delights in the root".

"Biarlah tidak ada manusia yang cenderung takut kepada dosa tetapi tidak takut kepada pencobaan juga! Dosa dan pencobaan begitu bersatu sehingga sulit dipisahkan. Seseorang tidak akan sungguh membenci buahnya bila masih menyukai akarnya".

(dari www.johnowen.org)

Minggu, 17 November 2013

Eugene Peterson: Matius 18:21-35: Pengampunan (2)

[Eugene Peterson menulis kembali Matius 18:21-35 dalam bahasa masa kini]

"Baru saja hamba itu keluar dari ruangan itu, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang sepuluh dolar kepadanya. Dia mencekik lehernya dan menuntut: 'Bayar utangmu sekarang!'

Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya, 'Berilah saya waktu dan saya akan membayar semuanya'. Tetapi ia menolaknya. Dia menyerahkan kawannya untuk ditangkap dan dipenjara sampai utangnya dibayar. Ketika hamba-hamba lain melihat apa yang terjadi, mereka menjadi marah dan melaporkan hal itu kepada raja tersebut.

Raja itu memanggil orang itu dan berkata, 'Engkau hamba yang jahat! Saya mengampuni semua hutangmu ketika kamu memohon belas kasihanku. Tidakkah kamu juga seharusnya berbelas kasihan kepada kawanmu yang memohon belas kasihan? Raja itu menjadi marah dan memenjarakan orang itu sampai dia membayar kembali semua utangnya. Dan begitulah tepatnya apa yang Bapa ku di sorga akan lakukan kepada setiap kalian yang tidak mengampuni tanpa syarat siapapun yang meminta bela kasihan".

(teks diambil dari Tim Lane & Paul Tripp, "Relasi: Kekusutan Yang Layak Dihadapi" [Surabaya: Momentum])

Eugene Peterson: Matius 18:21-35: Pengampunan (1)

[Eugene Peterson menulis kembali Matius 18:21-35 dalam bahasa masa kini]

Pada waktu itu bangkitlah keberanian Petrus untuk bertanya, "Tuhan, berapa kali aku harus mengampuni seorang saudara atau saudari yang melukaiku? Tujuh kali?
Yesus menjawab, "Tujuh? Bukan. Cobalah tujuh puluh kali tujuh".

"Kerajaan Allah seumpama seorang raja yang memutuskan untuk mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang seratus ribu dolar. Dia tidak dapat membayarnya maka raja itu memerintahkan supaya orang itu, bersama dengan istrinya, anak-anak dan hartanya dilelang di pasar budak.

Orang miskin yang malang itu bersujud di kaki raja dan memohon, 'Berilah saya satu kesempatan dan saya akan membayar semuanya'. Tergeraklah hati raja oleh permohonannya itu, raja membarkan dia pergi, menghapus utangnya.

bersambung...

(teks diambil dari Tim Lane & Paul Tripp, "Relasi: Kekusutan Yang Layak Dihadapi" [Surabaya: Momentum])

Sabtu, 16 November 2013

R. C Sproul: Edwards & Murka Allah (2)

Ketiga, murka Allah adalah murka yang abadi. Tidak ada akhir dari murka Allah yang diarahkan pada mereka yang berada di neraka. Jika kita mempunyai belas kasihan untuk seorang sahabat kita, kita akan meratap ketika kita memikirkan setiap mereka yang jatuh ke dalam lubang neraka. Kita tidak mungkin tahan mendengar teriakan mereka yang terkutuk selama lima menit. Terbuka sejenak melihat kegeraman Allah yang melebihi apa yang bisa kita tanggung. Menatapnya selama-lamanya terlalu mengerikan untuk dipertimbangkan. Kita tidak ingin dibangunkan dengan khotbah seperti ini. Kita merindukan tidur yang penuh dengan kebahagiaan, yaitu ketenangan tidur yang sentosa.

Yang menjadi tragedi bagi kita adalah bahwa walaupun ada peringatan yang jelas dari Alkitab, dan ajaran Yesus yang sederhana tentang masalah ini, kita terus berada dalam ketenteraman di Zion berkenaan dengan penghakiman yang akan datang atas orang-orang jahat...Allah bisa dipercaya, [dan] kita harus menghadapi kebenaran yang mengerikan bahwa suatu hari nanti murkaNya yang dahsyat akan dicurahkan.

Edwards mengamati: "Hampir setiap manusia biasa yang mendengar tentang neraka, memuji-muji dirinya sendiri sehingga ia luput dari padanya; ia tergantung pada dirinya sendiri untuk keamanannya sendiri; ia memuji-muji dirinya sendiri dalam apa yang telah ia lakukan, dalam apa yang sekarang sedang ia lakukan, atau apa yang hendak ia lakukan. Setiap orang mereka-reka dalam benaknya sendiri bagaimana ia akan menghindari kemarahan,dan memuji-muji dirinya sendiri sehingga ia mempunyai rencana yang baik bagi dirinya sendiri, dan bahwa rencananya tidak akan gagal".

(dari buku "Kekudusan Allah" [Batam: Gospel Press])

R. C Sproul: Edwards & Murka Allah (1)

Dalam bagian aplikasi khotbah [Jonathan Edwards yang sangat terkenal: "Orang Berdosa di Tangan Allah Yang Murka], Edwards memberikan tekanan yang besar pada sifat alami dan kehebatan murka Allah. Yang menjadi pusat pemikirannya adalah gagasan yang jelas bahwa Allah yang kudus juga adalah Allah yang murka. Ia mendaftarkan beberapa hal utama tentang murka Allah yang tidak boleh dilupakan:

Pertama, murka siapakah itu. Murka yang dikhotbahkan Edwards adalah murka Allah yang tidak terbatas. Ia membandingkan murka Allah dengan kemarahan manusia atau murka seorang raja untuk subyeknya. Kemarahan manusia berakhir. Kemarahan manusia mempunyai titik akhir. Kemanusiaan manusia terbatas. Murka Allah bisa berlangsung selamanya.

Kedua, kedahsyatan murka Allah. Alkitab berulang-ulang menyamakan murka Allah dengan kedahsyatan pemerasan anggur. Di neraka, tidak ada sikap sedang-sedang atau kemurahan. Murka Allah bukan sekedar gangguan atau suatu ketidaksenangan ringan. Murka Allah merupakan suatu kemarahan yang memangsa orang-orang yang tidak bertobat.

bersambung...

(dari buku "Kekudusan Allah", [Batam: Gospel Press])

Jumat, 15 November 2013

J. I Packer: Jangan Lupa Renungkan Murka Allah

Murka Allah [tulis A. W. Pink] adalah kesempurnaan karakter Ilahi yang perlu kita renungkan berulang-ulang. Pertama, agar hati kita menyadari kebencian Allah terhadap dosa sebagaimana mestinya. Kita cenderung menganggap sepele dosa, melalaikan dampaknya yang mengerikan dan membuat dalih atas hal itu. Namun, semakin kita mempelajari dan merenungkan kebencian Allah akan dosa dan pembalasanNya yang keras, semakin kita menyadari dampaknya yang mengerikan.

Kedua, untuk menumbuhkan rasa takut yang sehat dalam jiwa kita kepada Allah. "Jadi karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepadaNya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan" (Ibr. 12:28-29). Kita tidak dapat melayani Dia secara berkenan kecuali ada rasa hormat terhadap keagunganNya yang menggetarkan, "rasa takut ilahi" atas kemarahanNya yang benar, dan hal ini ditonjolkan paling baik dengan selalu mengingat bahwa "Allah kita adalah api yang menghanguskan".

Ketiga, untuk mendorong jiwa kita memuji [Yesus Kristus] dengan sungguh-sungguh karena Ia telah membebaskan kita dari "murka yang akan datang" (1 Tes. 1:10). Kesiapan kita atau keengganan kita untuk merenungkan murka Allah menjadi ujian yang dapat dipercaya tentang bagaimana sikap hati kita sebenarnya kepada Dia [The Attributes of God, hlm. 77].

Pink benar. Jika kita sungguh-sungguh ingin mengenal Dia dan dikenal olehNya, kita harus memohon kepadaNya untuk mengajar kita di sini dan saat ini, untuk memandang realitas murkaNya dengan tepat.

(dari buku "Mengenal Allah" [Yogyakarta: Andi])

J.I Packer: Arti Murka Allah

Murka Allah dalam Surat Roma menunjukkan tindakan Allah yang pasti dalam menghukum dosa. Murka merupakan ekspresi sikap Yahweh Tritunggal secara pribadi dan emosional seperti halnya kasihNya kepada orang berdosa. Frasa "murka" (Rm 5:9; 2:5) bisa mengacu secara khusus pada puncak perwujudan kebencian [yang kudus] ini "pada hari murka" pada masa yang akan datang. Akan tetapi murka juga bisa mengacu pada peristiwa dan proses takdir di mana pembalasan Allah atas dosa sudah ditentukan. 

Jadi, hakim yang akan menghukum orang-orang jahat itu, adalah "hamba Allah yang melaksanakan murkaNya pada para pelanggar hukum" (Rm 13:4; bnd. 5). Murka Allah adalah reaksiNya terhadap dosa kita dan "hukum Taurat mendatangkan murka" (Rm 4:15) karena hukum Taurat menggelitik dosa yang tersembunyi dalam diri kita dan menyebabkan pelanggaran - sikap yang mengakibatkan murka - bertambah banyak (5:20; 7:7-13). 

Sebagai reaksi terhadap dosa, murka Allah merupakan ungkapan keadilanNya dan Paulus dengan marah menolak pandangan bahwa Allah tidak adil karena menunjukkan murkaNya terhadap kita (Rm 3:5). Orang yang "cocok untuk dibinasakan" ia gambarkan sebagai saluran murka, artinya objek murka itu dalam pengertian yang sama dengan sebutannya di tempat lain untuk hamba dunia, daging dan Iblis, "anak-anak yang pantas mendapat murka" (Ef. 2:3). Orang-orang itu dengan sekadar menjadi seperti diri mereka, mengundang murka Allah. 

(dari buku "Mengenal Allah" [Yogyakarta: Andi])

Kamis, 14 November 2013

Kalimat Penting: Matthew Henry: Meniadakan Untuk Membuka Jalan

"Dengan meniadakan sesuatu, maka terbukalah jalan untuk berbuat sesuatu yang lain".

[Orang berdosa mengatakan Allah tidak ada. Sebenarnya urusannya bukan sekedar kepercayaan. Kalimat yang lengkap adalah orang berdosa mengatakan Allah tidak ada supaya ia berbuat sesuai kehendak hatinya sendiri. Dengan "meniadakan" Allah, mereka membuka pintu untuk dosa yang lain]

(dari "Tafsiran Matthew Henry: Mazmur 1-50)

Kalimat Penting: Matthew Henry: Puncak Kejahatan

"Nemo repente fit turpissimus" (Tidak ada orang yang dengan begitu saja mencapai puncak kejahatan).

[Catatan saya: maksudnya dari dosa kecil-kecilan, lalu makin lama makin besar, makin berani melawan Tuhan, makin jahat]

(dari "Tafsiran Matthew Henry: Kitab Mazmur 1-50" [Surabaya: Momentum])

Rabu, 13 November 2013

Pokok Doa: Hamba Tuhan di Gerejaku (2)

Berdoalah agar hamba-hamba Tuhan diberi kecukupan buku dan dapat mempersiapkan pemberitaan firman Tuhan dengan baik.

Berdoalah agar hamba-hamba Tuhan mempunyai hati yang jujur, tidak cinta uang dan tidak mencari kemuliaan sendiri.

Berdoalah agar hamba-hamba Tuhan mengasihi setiap domba, tidak hanya orang kaya.

Berdoalah agar dapat seimbang dalam penginjilan, penggembalaan dan pengajaran.

Berdoalah agar hamba-hamba Tuhan mempunyai hati yang terus belajar dan memperlengkapi diri untuk pelayanan.

Berdoalah agar hamba-hamba Tuhan diberi kerendahan hati dan tidak mencuri kemuliaan Tuhan.

Berdoalah agar para majelis tidak "menyiksa" hamba-hamba Tuhan, terutama yang masih muda.

Berdoalah bagi istri-anak-anak hamba Tuhan agar dipelihara dan diberi kekuatan oleh Tuhan.

Tuhan memberkati

Pokok Doa: Hamba Tuhan Di Gerejaku (1)

Setiap kita yang beribadah di gereja masing-masing, dipanggil untuk mendoakan hamba-hamba Tuhan yang melayani.

Berdoalah agar setiap hamba Tuhan jelas panggilan Tuhan untuk melayani Tuhan. Dengan demikian mereka bisa fokus.

Berdoalah agar setiap hamba Tuhan diberi kesucian dalam hidupnya.

Berdoalah agar setiap hamba Tuhan diberi kekuatan rohani untuk melaksanakan pelayanan yang demikian banyak.

Berdoalah agar setiap hamba Tuhan menyediakan waktu saat teduh dan berdoa syafaat secara pribadi.

Berdoalah agar setiap hamba Tuhan dapat membimbing keluarganya takut akan Tuhan.

Berdoalah agar setiap hamba Tuhan diurapi oleh kuasa Roh Kudus dalam pelayanannya.

Berdoalah agar setiap hamba Tuhan disertai dengan cinta kasih, bijaksana dan keberanian untuk melakukan apa yang benar di mata Tuhan.

bersambung...

Selasa, 12 November 2013

2 Cara Melihat Penderitaan

Ada dua cara pandang melihat penderitaan.

Yang satu berkata: "Hidupku penuh penderitaan, yang ada hanyalah masalah-masalah. Meski aku masih mempunyai sedikit hal untuk hidup tetapi semuanya kelam".

Yang lain berkata: "Hidupku penuh berkat, yang ada hanyalah anugerah Tuhan. Meski aku masih mengalami banyak penderitaan tetapi banyak anugerah diberikan Tuhan dalam hidupku".

Cara pandang yang pertama adalah cara pandang pesimis yang tidak jujur.

Cara pandang yang kedua adalah cara pandang optimis yang dengan jujur mengakui banyak berkat Tuhan di dalam hidup.

Marilah kita belajar seperti Paulus. Di tengah penjara-penjara, ia masih melihat banyak berkat Tuhan.

Marilah kita minta anugerah Tuhan yang memampukan kita melihat banyak kebaikan Tuhan dalam hidup.

2 Cara Melihat Hidup

Ada 2 cara melihat hidup yang hanya satu kali.

Yang satu berkata: "Hidup hanya satu kali, karena itu aku pakai kebebasanku untuk memuaskan semua keinginanku".

Yang lain berkata: "Hidup hanya satu kali, karena itu aku mau mencari hal-hal yang bermakna, bernilai kekekalan dan menyenangkan Tuhan".

Apa beda dari dua pandangan ini?

Pandangan yang pertama beranggapan bahwa kematian adalah akhir segala-galanya karena itu harus segera mengejar kepuasan bagi diri. Ada asumsi materialisme-ateistis di belakangnya.

Pandangan yang kedua beranggapan bahwa ada kehidupan setelah kematian, ada Tuhan, ada penghakiman dan seterusnya. Ada asumsi kekekalan dan kekuasaan Allah Tritunggal di belakangnya.

Marilah kita memandang hidup dengan kacamata Allah berdasarkan firman Tuhan. Penghakiman terakhir akan membuktikan bahwa semua jerih payah kita tidak sia-sia.

Senin, 11 November 2013

Pdt. Stephen Tong: Pergilah Dengan Kuasa Allah! (2)

Elia berkata dan tiga setengah tahun tidak ada hujan. Jika Tuhan tidak memberkati, negara akan hancur, kelaparan dan mati semua. Kita seringkali menikmati berkat Tuhan, tetapi tidak memuliakan dan berterima kasih kepada Dia sebagai Tuhan. Kita mengganti Pencipta dengan yang dicipta, maka pikiran kita menjadi bodoh dan hati kita menjadi kacau. Jika engkau pendeta, polisi, hakim, jaksa atau raja, hiduplah baik-baik. Elia di gunung Karmel mengatakan, "Jikalau Tuhan adalah Allah, sembahlah Tuhan. Jikalau Baal adalah Allah, sembahlah Baal!". Tidak ada api turun dari Baal.

Nabi Baal berdoa menikam diri dengan batu dan pisau, mereka berapi-api tetapi bukan Api Roh Kudus. Aneh doa yang paling ngotot bukanlah doa Tuhan Yesus di Getsemani, tetapi justru doa nabi palsu. Baal tidak dapat menjawab doa nabi palsu, tetapi Tuhan Allah menjawab doa Elia. Elia memerintahkan untuk menangkap nabi Baal dan membunuh mereka. Apakah ini nabi yang kejam? Allah memiliki murka yang kudus.

Elisa adalah murid Elia. Ia terus mengikuti Elia sampai terangkat ke surga, sementara begitu banyak murid sekolah teologi tidak mengikuti Elia. Elisa dipilih oleh Elia dari sawah, bukan dari sekolah nabi. Elisa terus mempelajari dan tidak mau meninggalkan Elia. Elisa sangat memperhatikan bagaimana Elia berdoa, khotbah dna melayani. Elisa meminta dua kali lipat roh Elia. Elisa mempunyai niat besar sekali. Elisa melihat kuasa dan visi Tuhan. Elisa menjadi murid dari guru paling besar dan ikut sampai tuntas. Apa yang kurang dari murid lain? Kuasa dan urapan Tuhan, Roh dua kali lipat. Tanpa itu tidak ada harapan hari depan bagi Indonesia.

(dari "Sekilas Konvensi Injil Nasional" Edisi 7, 10 Nov 2013)

Pdt. Stephen Tong: Pergilah Dengan Kuasa Allah! (1)

Khotbah yang sangat luar biasa keras dan menghentak [Jumat malam, 08/11/2013 dari Pdt. Stephen Tong tentang Elia dan Elisa (2 Raj. 2:1-18). Kedua nabi ini begitu unik. Elia adalah nabi dari desa kecil tetapi menjadi seorang nabi yang begitu besar. Tuhan memakai hambaNya yang sejak muda sudah dipenuhi firman. Hamba Tuhan masa kini adalah anak muda sepuluh tahun lalu. Sebelum menjadi pengkhotbah besar, dulu Billy Graham juga anak kecil yang kelihatannya biasa saja.

Elia begitu istimewa. Ia tidak tercatat dari sekolah nabi, tetapi kuasa Tuhan dan konfirmasi Tuhan begitu jelas atas Elia. Elia tidak punya kekuatan militer, politik, atau uang. Tetapi Elia tahu Tuhan beserta dengan dia. Betapa celaka yang mengaku hamba Tuhan, tetapi bersandar pada uang, pada kekuatan politik, pada kekuatan dunia. Banyak pendeta tidak berani berteriak keras dan menegur dosa, karena ia menerima banyak dukungan uang. Apakah Tuhan mengonfirmasi khotbahmu? Apakah Tuhan mengonfirmasi pelayananmu? Elia tidak takut kepada Ahab, sebaliknya Ahab takut kepada Elia. Tuhan membuat raja takut kepada Elia.

bersambung...

(dari Sekilas Konvensi Injil Nasional Edisi 7, 10 Nov 2013)

Minggu, 10 November 2013

Kalimat Penting: Billy Graham: Khotbah (2)

"Berkhotbahlah dengan otoritas. Otoritas kita adalah Firman Allah. Berkhotbahlah dengan kesederhanaan... Berkhotbahlah dengan desakan... surga dan neraka menjadi taruhannya. Berkhotbahlah untuk sebuah keputusan".

Kalimat Penting: Billy Graham: Khotbah (1)

"Saya bukan pengkhotbah besar, dan saya tidak mengklaim diri sebagai seorang pengkhotbah besar... Saya hanyalah seorang pengkhotbah biasa, hanya mengomunikasikan Injil dengan cara terbaik yang saya ketahui".

"Para pengkhotbah bukanlah salesman, karena tidak memiliki apapun untuk dijual. Mereka adalah pembawa Kabar Baik".

(dari buku "Billy Graham in Quotes")

Sabtu, 09 November 2013

Ayat-Ayat: Berani Meninggikan Nama Yesus (2)

[Kisah Para Rasul]

4:18  Dan setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus.

4:19  Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.

4:20  Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."

4:21  Mereka semakin keras mengancam rasul-rasul itu, tetapi akhirnya melepaskan mereka juga, sebab sidang tidak melihat jalan untuk menghukum mereka karena takut akan orang banyak yang memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah terjadi.

4:22  Sebab orang yang disembuhkan oleh mujizat itu sudah lebih dari empat puluh tahun umurnya.

4:23  Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka.

4:24  Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: "Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.

4:25  Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia?

4:26  Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya.

4:27  Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi,

4:28  untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu.

4:29  Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu.

4:30  Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus."

4:31  Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.

Ayat-Ayat: Berani Meninggikan Nama Yesus (1)

[Kisah Para Rasul]

4:1  Ketika Petrus dan Yohanes sedang berbicara kepada orang banyak, mereka tiba-tiba didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki.

4:2  Orang-orang itu sangat marah karena mereka mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati.

4:3  Mereka ditangkap dan diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam.

4:4  Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki.

4:5  Pada keesokan harinya pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat mengadakan sidang di Yerusalem

4:6  dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar.

4:7  Lalu Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan ini: "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?"

4:8  Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua,

4:9  jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan,

4:10  maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati--bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu.

4:11  Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu sendiri--,namun ia telah menjadi batu penjuru.

4:12  Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

4:13  Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.

4:14  Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan itu berdiri di samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya.

4:15  Dan setelah mereka menyuruh rasul-rasul itu meninggalkan ruang sidang, berundinglah mereka,

4:16  dan berkata: "Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mujizat yang menyolok dan kita tidak dapat menyangkalnya.

4:17  Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapapun dalam nama itu."

Jumat, 08 November 2013

Pdt. Romeo Mazo: Karakter Hamba Tuhan Sejati

[Pdt. Romeo Mazo, M.Div menyampaikan session "Karakter Hamba Tuhan Sejati" dalam Konvensi Injil Nasional yang dipelajarinya dari kehidupan Paulus. Berikut cuplikannya]

Paulus adalah hamba Tuhan yang rendah hati. Orang yang rendah hati mengakui dirinya tidak layak melayani Tuhan. Orang yang rendah hati mengakui segala miliknya adalah milik Tuhan. Hamba Tuhan yang rendah hati adalah bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.

Hamba Tuhan yang rendah hati penuh belas kasihan. Dia menangis untuk mereka yang terhilang (Rm. 9:2-3; Flp. 3:18-19). Dia menangis untuk saudara yang sulit mengampuni (2 Kor. 2:4-11). Dia menangsi untuk korban penyesatan (Kis. 20:29-31).

Paulus adalah hamba Tuhan yang berkomitmen. Seperti serdadu: berjanji untuk membela negara sampai tetesan darah terakhir.

Pdt. Sutjipto Subeno: Pengorbanan Tuhan Yesus & Kecurangan Setan

[Di dalam session "Mistik dan Injil" dalam Konvensi Injil Nasional, Pdt. Sutjipto Subeno menyatakan 2 kebenaran yang penting, yang ditulis dalam bahasa saya sendiri]

"Dulu saya berpikir, mengapa Allah Bapa tidak berkorban sendiri dan harus menyuruh Allah Anak berkorban? Bukankah ini berarti keegoisan? Sampai satu hari setelah saya mempunyai anak pertama, yang mengalami sakit keras dan panas tinggi, waktu itu saya tidak tahan melihat dia sakit dan saya ingin agar penyakitnya pindah kepada saya. Di situ barulah saya mengerti. Ternyata, Allah Bapa melihat Allah Anak sakit lebih sakit ketimbang mengalami sakit itu sendiri".

"Perbedaan Tuhan dan setan adalah Tuhan memberi dengan tidak membangkit-bangkit [tidak meminta kembali] tetapi setan memberi dengan meminta bunga".

Kamis, 07 November 2013

Pdt. Billy Kristanto: Boleh Pakai Musik Apa Saja Dalam Ibadah?

"Banyak orang berpikir dalam ibadah musiknya apa saja yang penting motivasinya sungguh-sungguh untuk Tuhan. Bukankah kelayakan pemberian atau persembahan juga termasuk dalam motivasi yang sungguh-sungguh? Bolehkah kita memberi kepada pasangan yang kita kasihi suatu kotak yang berisi kotoran kucing lalu kita berkata 'terimalah, jangan lihat barangnya, yang penting motivasinya baik'"

[Catatan saya: Maksudnya, kalau kita punya motivasi untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan maka kita harus menguji, apakah persembahan kita adalah sesuatu yang layak bagi Tuhan. Demikian pula dengan musik, kita harus bertanya apakah musik yang dipersembahkan adalah sesuatu yang layak dan berkenan di hadapan Tuhan. Jadi motivasi yang benar termasuk juga dalamnya pertanggungjawaban apa yang kita berikan]

[Ditulis dalam bahasa saya sendiri dari session "Injil dan Ibadah" dalam Konvensi Injil Nasional Jakarta 2013]

Pdt. Billy Kristanto: Jangan Memberhalakan Alat Musik

"Banyak hamba Tuhan dan majelis berpikir bahwa supaya anak muda jangan pindah, supaya jemaat jangan menurun, maka lebih baik alat musik diganti dengan band dan pakai drum. Secara tidak sadar, mereka sedang memberhalakan alat musik dan tidak lagi bersandar kepada kuasa dan kehadiran Allah. Secara tidak sadar mereka sedang bersandar kepada sarana dan bukan kepada Tuhan. Lama-lama bukan hanya ganti alat musik tetapi juga ganti AC dan lainnya".

[Ditulis dalam bahasa saya, dari session "Injil dan Ibadah" dalam Konvensi Injil Nasional Jakarta 2013 di mana sekitar 2500 Pendeta/Penginjil/ Aktivis Penginjilan hadir dari seluruh Indonesia]

Rabu, 06 November 2013

Lausanne Covenant 1974: Kehadiran Kristen Dalam Dunia

Menginjil adalah menyebarkan Kabar Baik bahwa Yesus Kristus sudah mati bagi dosa-dosa kita dan dibangkitkan di antara orang mati menurut Kitab Suci, dan bahwa sebagai Tuhan yang memerintah, Ia kini menawarkan pengampunan dosa dan karunia pembebasan bagi semua orang yang bertobat dan percaya. Kehadiran Kristen dalam dunia adalah bagian yang tak terpisahkan dari penginjilan, jadi semacam dialog yang tujuannya adalah mendengar dengan peka supaya dapat memahami.

Namun, penginjilan itu sendiri adalah proklamasi tentang Kristus yang historis dan Alkitabiah sebagai Juruselamat dan Tuhan, dengan maksud untuk mengajak orang agar datang kepada Dia secara pribadi dan dengan demikian diperdamaikan dengan Allah. Dalam menyampaikan undangan Injil, kami tak mempunyai kebebasan untuk menyembunyikan harga pemuridan yang harus dibayar. Yesus masih memanggil semua orang mengikut Dia untuk menyangkal diri, memikul salib dan mengidentifikasi diri mereka dengan komunitasNya yang baru. Hasil penginjilan adalah termasuk ketaatan kepada Kristus, menjadi bagian dari GerejaNya, dan bertanggungjawab melayani dalam dunia.
(1 Kor. 15:3, 4; Kis. 2:32-39; Yoh. 20:21; 1 Kor. 1:23; 2 Kor. 4:5; 5:11, 20; Luk. 14:25-33; Mrk. 8:34; Kis. 2:40, 47; Mrk. 10:43-45).

(dari buku JI Packer & Thomas Oden, "Satu Iman: Konsensus Injili" [Jakarta: Gunung Mulia])

Lausanne Covenant 1974: Harta Dalam Bejana Tanah Liat

[Allah] telah dan terus memanggil dari dunia satu umat bagi diriNya sendiri dan mengutus umatNya kembali ke dalam dunia untuk menjadi hamba-hamba dan saksi-saksiNya, untuk memperluas kerajaanNya, membangun tubuh Kritus dan memuliakan namaNya. Kami dengan malu mengaku bahwa kami telah sering menyangkali panggilan kami dan gagal dalam misi kami, karena menjadi sama dengan dunia atau justru menarik diri dari dalamnya. Namun kami bersukacita karena meskipun berwadahkan bejana tanah liat, Injil tetap adalah harta yang tak ternilai. Agar harta itu dikenal dalam kuasa Roh Kudus, kami hendak mempersembahkan diri kami kembali secara baru (Yes. 40:28; Mat. 28:19; Ef. 1:11; Kis. 15:14; Yoh. 17:6, 18; Ef. 4:12; 1 Kor. 5:10; Rm. 12:2; 2 Kor. 4:7).

(dari buku JI Packer & Thomas Oden, "Satu Iman: Konsensus Injili" [Jakarta: Gunung Mulia])

Selasa, 05 November 2013

Berkobar-kobar untuk apa?

Berkobar-kobar untuk apa?

untuk memberitakan nama pejabat?

untuk membicarakan uang?

untuk mencurahkan perasaan?

untuk melampiaskan nafsu?

Mengapa tidak berkobar-kobar...

untuk memberitakan Injil?

Jangan Takut Memberitakan Injil...

Jangan takut...

memberitakan Injil...

Jangan takut...

memberitakan nama Yesus...

Jangan takut...

menyampaikan kabar baik...

sebab...

Injil adalah...

kekuatan Allah...

yang menyelamatkan...

Senin, 04 November 2013

Sinclair Ferguson: Menyalibkan Dosa (2)

[Mematikan dosa] dalam pengalaman kita sehari-hari. Di ayat [Kol 3:8: "Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu."] Paulus meneruskan daftar sifat-sifat yang cenderung dinyatakan di rumah dan di tempat kerja. Kemarahan dan kegeraman! Maksud yang jahat - bersukacita atas kemalangan orang lain yang terhadapnya kita iri hati atau kepada siapa kita ingin melawan. Dapatkah orang-orang Kristen menggunakan bahasa yang kotor?

Kemungkinan itu tidak di luar imajinasi Paulus. "Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini" (ayat 8). R.C.H Lenski mengatakan di Commentary on Colossians bahwa kita harus menerjemahkan "geram" dengan "kemarahan yang pahit". Betapa kata-kata ini benar-benar mengena! Kadang-kadang orang-orang memandang kepada ketidaksabaran semacam itu sebagai kebajikan Kristen. Tidak, kata Paulus, matikan itu!

(dari buku "Kehidupan Kristen" [Surabaya: Momentum])

Sinclair Ferguson: Menyalibkan Dosa (1)

[Bagian ini membicarakan tentang mematikan dosa dalam aspek pribadi]

[Mematikan dosa] dalam kehidupan pribadi kita. Daftar mengenai apa yang termasuk bernatur duniawi di [Kol 3:5: "Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala"] sebagian besar berhubungan dengan motivasi batin sebagaimana juga dengan tingkah laku di luar. Hati kita seperti memiliki alam semestanya sendiri, dan darinya keluar segala macam kejahatan. Paulus di sini membeberkan keinginan-keinginan dan tindakan-tindakan berdosa yang jarang kita bicarakan. Ini bukanlah pembenaran bagi menjadikan ketidaksucian seksual dan hawa nafsu sebagai bagian regular dari percakapan kita.

Sesungguhnya dalam suratnya yang paralel kepada jemaat di Efesus, Paulus memandang percakapan semacam itu sebagai "perkataan kotor" (Ef. 4:29). Tetapi dia menyebutkan hal-hal ini di sini karena ini adalah wilayah di mana banyak orang Kristen menghadapi ujian mereka yang terberat. Tidak ada artinya berpura-pura bahwa pencobaan yang menyakitkan semacam itu tidak ada. Robert Murray M'Cheyne yang saleh suatu kali menulis dalam buku hariannya bahwa dia telah menemukan bahwa benih dari setiap dosa yang diketahui berdiam dalam hatinya.

Kadang-kadang tidak mungkin bagi kita untuk membuat kemajuan yang sungguh-sungguh dalam kekudusan sampai kita menyadari bahwa - dan sampai kita menspesifikasikan kepada diri kita sendiri dan di hadapan Allah apa yang merupakan dosa kita sendiri. Kita malu, jika "berpikiran kotor" (JB Phillips: "dirty mindedness") merupakan masalah yang nyata bagi kita, kita harus menghadapinya dan memakukannya pada salib Kristus: hawa nafsu dan keserakahan harus diperlakukan dengan cara yang sama.

(dari buku "Kehidupan Kristen" [Surabaya: Momentum])

Minggu, 03 November 2013

Pdt. Stephen Tong: Roh Kudus & Pertobatan (2)

Apakah yang dimaksud dengan bertobat? Secara pasif, bertobat berarti meninggalkan dosa dari arah kebinasaan, berpaling kepada Tuhan dan menerima jasa Kristus di kayu salib untuk diselamatkan. Jadi pertobatan jangan hanya dimengerti sebagai menyesali dosa. Kalau menyesali dosa identik dengan pertobatan, berarti Yudas juga sudah bertobat. Yudas telah menyesali perbuatannya dan mengembalikan uang yang ia terima untuk menjual Tuhan Yesus. Dia tahu dia bersalah oleh karena itu dia berkata, "Aku telah mengalirkan darah orang yang tidak berdosa". Dan dia melemparkan uang itu.

Tetapi itu belum berarti bertobat, karena dia hanya mengetahui kesalahannya, menyesali kesalahannya, tapi belum menerima dan kembali kepada Tuhan Yesus. Bahkan bila dia mau kembalipun, Tuhan tidak akan menerimanya, karena kesempatan yang diberikan kepadanya sudah lewat. Secara aktif pertobatan berarti menerima yang terang. Secara pasif meninggalkan setan, secara aktif menerima Yesus. Barangsiapa yang bertobat dan menerima Yesus, dia akan menerima pengampunan dosa dan Roh Kudus yang dijanjikan itu.

(dari buku "Roh Kudus, Doa dan Kebangunan")

Pdt. Stephen Tong: Roh Kudus & Pertobatan (1)

Roh Kudus diberikan kepada orang yang betul-betul bertobat. Alkitab tidak mengatakan, bahwa Roh Kudus diberikan kepada anggota gereja tertentu dan tidak diberikan kepada anggota gereja yang lain, tiba kepada yang dibaptis dengan selam dan tidak kepada mereka yang dibaptis dengan percik, kepada yang mempunyai karunia berbahasa roh dan tidak kepada mereka yang tidak memiliki karunia tersebut. Roh Kudus diberikan kepada siapa? Alkitab berkata, Roh Kudus diberikan kepada mereka yang betul-betul bertobat.

Setelah Petrus berkhotbah di hari Pentakosta, mereka yang mendengar tentang Kristus yang mati di atas kayu salib dan bangkit kembali, hatinya seperti tertusuk. Lalu mereka bertanya, bagaimana mereka bisa diselamatkan. Petrus menjawab mereka, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus" (Kis. 2:38-39). Jadi jelaslah bahwa Roh Kudus diberikan kepada orang yang bertobat. Orang yang bertobat yang menerima Roh Kudus. Alkitab menegaskan prinsip ini dengan jelas: Roh Kudus diberikan kepada orang yang bertobat.

bersambung...

(dari buku "Roh Kudus, Doa dan Kebangunan")

Sabtu, 02 November 2013

Ayat-Ayat: Takut Akan Tuhan (2)

Ams_1:7  Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. 

Ams_1:29  Oleh karena mereka benci kepada pengetahuan dan tidak memilih takut akan TUHAN, 

Ams_2:5  maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. 

Ams_8:13  Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat. 

Ams_9:10  Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian. 

Ams_10:27  Takut akan TUHAN memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek. 

Ams_14:2  Siapa berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang yang sesat jalannya, menghina Dia. 

Ams_14:26  Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya. 

Ams_14:27  Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut. 

Ams_15:16  Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan. 

Ams_15:33  Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan. 

Ams_16:6  Dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni, karena takut akan TUHAN orang menjauhi kejahatan. 

Ams_22:4  Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan. 

Ams_28:14  Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka. 

Ams_31:30  Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji. 

Yes_11:2  Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; 

Yes_11:3  ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. 

Yes_33:6  Masa keamanan akan tiba bagimu; kekayaan yang menyelamatkan ialah hikmat dan pengetahuan; takut akan TUHAN, itulah harta benda Sion. 

Yes_50:10  Siapa di antaramu yang takut akan TUHAN dan mendengarkan suara hamba-Nya? Jika ia hidup dalam kegelapan dan tidak ada cahaya bersinar baginya, baiklah ia percaya kepada nama TUHAN dan bersandar kepada Allahnya! 

Yer_5:24  Mereka tidak berkata dalam hatinya: Baiklah kita takut akan TUHAN, Allah kita, yang memberi hujan pada waktunya, hujan pada awal musim maupun hujan pada akhir musim, dan yang menjamin bagi kita minggu-minggu yang tetap untuk panen. 

Yer_26:19  Apakah Hizkia, raja Yehuda, beserta segenap Yehuda membunuh dia? Tidakkah ia takut akan TUHAN, sehingga ia memohon belas kasihan TUHAN, agar TUHAN menyesal akan malapetaka yang diancamkan-Nya atas mereka? Dan kita, maukah kita mendatangkan malapetaka yang begitu besar atas diri kita sendiri?" 

Yun_1:9  Sahutnya kepada mereka: "Aku seorang Ibrani; aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan." 

Mal_3:16  Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan TUHAN: "TUHAN memperhatikan dan mendengarnya; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya." 

Kis_9:31  Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus. 

2Ko_5:11  Kami tahu apa artinya takut akan Tuhan, karena itu kami berusaha meyakinkan orang. Bagi Allah hati kami nyata dengan terang dan aku harap hati kami nyata juga demikian bagi pertimbangan kamu. 

Kol_3:22  Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. 

Ayat-Ayat: Takut Akan Tuhan (1)

Ul_6:2  supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu. 

Ul_6:13  Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah. 

Ul_6:24  TUHAN, Allah kita, memerintahkan kepada kita untuk melakukan segala ketetapan itu dan untuk takut akan TUHAN, Allah kita, supaya senantiasa baik keadaan kita dan supaya Ia membiarkan kita hidup, seperti sekarang ini. 

Ul_10:12  "Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, 

Ul_10:20  Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah. 

Ul_14:23  Di hadapan TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya untuk membuat nama-Nya diam di sana, haruslah engkau memakan persembahan persepuluhan dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu, supaya engkau belajar untuk selalu takut akan TUHAN, Allahmu. 

Ul_17:19  Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya, 

Ul_31:12  Seluruh bangsa itu berkumpul, laki-laki, perempuan dan anak-anak, dan orang asing yang diam di dalam tempatmu, supaya mereka mendengarnya dan belajar takut akan TUHAN, Allahmu, dan mereka melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat ini, 

Ul_31:13  dan supaya anak-anak mereka, yang tidak mengetahuinya, dapat mendengarnya dan belajar takut akan TUHAN, Allahmu, --selama kamu hidup di tanah, ke mana kamu pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya." 

Yos_22:25  Bukankah TUHAN telah menentukan sungai Yordan sebagai batas antara kami dan kamu, hai orang bani Ruben dan bani Gad! Kamu tidak mempunyai bagian akan TUHAN. Demikianlah mungkin anak-anak kamu membuat anak-anak kami berhenti dari pada takut akan TUHAN. 

1Sa_12:14  asal saja kamu takut akan TUHAN, beribadah kepada-Nya, mendengarkan firman-Nya dan tidak menentang titah TUHAN, dan baik kamu, maupun raja yang akan memerintah kamu itu mengikuti TUHAN, Allahmu! 

1Raj_18:3  Sebab itu Ahab telah memanggil Obaja yang menjadi kepala istana. Obaja itu seorang yang sungguh-sungguh takut akan TUHAN. 

1Raj_18:12  Mungkin terjadi, apabila aku sudah pergi dari padamu, Roh TUHAN mengangkat engkau ke tempat yang tidak kuketahui. Kalau aku sampai kepada Ahab untuk memberitahukannya dan engkau tidak didapatinya, tentulah ia akan membunuh aku, padahal hambamu ini dari sejak kecil takut akan TUHAN. 

2Raj_4:1  Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: "Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya." 

2Taw_19:9  Ia memerintahkan mereka: "Kamu harus bertindak dengan takut akan TUHAN, dengan setia dan dengan tulus hati, demikian: 

Ayb_28:28  tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi." 

Mzm_15:4  yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi; 

Mzm_19:9  (19-10) Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, 

Mzm_22:23  (22-24) kamu yang takut akan TUHAN, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel! 

Mzm_25:12  Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya. 

Mzm_34:11  (34-12) Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan TUHAN akan kuajarkan kepadamu! 

Mzm_111:10  Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya. 

Mzm_112:1  Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. 

Mzm_115:11  Hai orang-orang yang takut akan TUHAN, percayalah kepada TUHAN! --Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka. 

Mzm_115:13  memberkati orang-orang yang takut akan TUHAN, baik yang kecil maupun yang besar. 

Mzm_118:4  Biarlah orang yang takut akan TUHAN berkata: "Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!" 

Mzm_128:1  Nyanyian ziarah. Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! 

Mzm_128:4  Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN. 

Mzm_135:20  Hai kaum Lewi, pujilah TUHAN! Hai orang-orang yang takut akan TUHAN, pujilah TUHAN! 

Jumat, 01 November 2013

Warren Wiersbe: Tikhikus (2)

Tikhikus juga seorang pelayan yang setia. Kasihnya dibuktikan dalam tindakan. Ia melayani Paulus, dan juga melayani kepentingan Paulus dalam berbagai kewajiban yang harus diselesaikan. Seseorang pernah mengatakan bahwa kemampuan terbesar di dunia adalah kemampuan untuk dapat dipercaya, dan ini benar. Paulus dapat mengandalkan Tikhikus untuk menyelesaikan banyak pekerjaan.

Tikhikus juga rekan pelayanan Paulus. Walaupun ia bukan seorang rasul, ia membantu Paulus dalam pelayanan rasulinya. Paulus dan Tikhikus bekerja bersama dalam melayani Tuhan. Kelak Paulus dapat mengirim Tikhikus ke Kreta (Tit. 3:12) dan kemudian ke Efesus (2 Tim. 4:12).

Tidak mudah bagi Tikhikus untuk menyertai Paulus yang dipenjara, karena Paulus mempunyai banyak musuh. Juga tidak mudah bagi Tikhikus untuk mengadakan perjalanan seperti yang dilakukannya dalam membantu Paulus menyelesaikan berbagai pekerjaan. Tikhikus tidak memilih jalan yang mudah, melainkan jalan yang benar. Gereja-gereja kita pada masa kini perlu memakai lebih banyak anggota seperti Tikhikus!

(dari buku "Utuh di Dalam Kristus")

Warren Wiersbe: Tikhikus (1)

Ketika Paulus meninggalkan Efesus, ia disertai tujuh orang percaya lain - di antaranya Tikhikus (Kis. 20:4). Orang-orang ini membantu Paulus membawa persembahan kasih dari jemaat-jemaat bukan Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yudea (1 Kor. 16:1; 2 Kor. 8-9). Dua saudara yang disinggung Paulus dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus kemungkinan adalah Tikhikus dan Trofimus (2 Kor. 8:19-24).

Tikhikus menemani Paulus dalam penjara di Roma dan tidak diragukan kehadirannya sangat berarti bagi Paulus dalam banyak hal. Paulus memilih Tikhikus dan Onesimus untuk menyampaikan surat kepada jemaat di Efesus (Ef. 6:21) dan surat kepada jemaat di Kolose (Kol. 4:7-9). Tentu saja mereka juga membawa surat pribadi untuk Filemon. Paulus meminta Tikhikus untuk menceritakan keadaannya di Roma secara terinci kepada orang-orang Kristen di Kolose.

Penjelasan Paulus tentang Tikhikus mengungkapkan betapa mengesankan kehidupan Kristen Tikhikus. Ia seorang saudara yang kekasih, yang bersedia tinggal bersama Paulus sekalipun keadaannya sulit. Alangkah menguatkan memiliki saudara seiman di samping kita ketika segala sesuatu seakan-akan memusuhi kita!

bersambung...

(Catatan: di dalam membaca tafsiran apapun, kita perlu menguji secara doktrinal, termasuk membandingkan dengan ayat-ayat lain, untuk menguji apakah tafsirannya konsisten secara Alkitab dan doktrin Reformed)

(dari buku tafsiran Kolose "Utuh di Dalam Kristus" [Bandung: Kalam Hidup])