Sabtu, 02 September 2017

Setia dan Bertumbuh dalam Penderitaan

Dalam Alkitab Perjanjian Lama, ada 3 orang yang mengalami kesulitan yang berat: Ayub, Penulis Mazmur 73 dan Habakuk.

Ayub mengalami penderitaan yang bukan karena kesalahannya. Penulis Mazmur 73 mengalami kesulitan meski bukan karena kesalahannya. Ia malah melihat orang fasik semakin senang. Habakuk melihat kebenaran ditindas oleh kelaliman.

Ketiganya menerima jawaban atas pergumulan dari firman Tuhan (Ayub 38-41; Mzm. 73:16-19; Hab. 2:1-20).

Ketiganya juga mengalami perubahan sikap hati dan komitmen hidup setelah mendengarkan firman Tuhan.

Ayub berkata, "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau" (42:5).

Penulis Mazmur berkata, "Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya" (73:26).

Habakuk berkata, "Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan...namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku" (3:18-19).

Dari ketiganya, hanya Ayub yang dicatat mengalami perubahan keadaan. Namun ketiganya mengalami perubahan hati dan hidup.

Dalam penderitaan, mereka setia dan bertumbuh.

Paradoks Pelayan

Bisa masuk sekolah teologi, belum tentu lulus.

Bisa lulus, belum tentu ada pelayanan.

Bisa ada pelayanan, belum tentu jadi berkat bagi orang lain.

Bisa jadi berkat, belum tentu setia kepada Tuhan sampai mati.

Bisa setia sampai mati, hanya anugerah Tuhan semata.

Kerendahan Hati

1 Petrus 5:5-6: "'Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati'. Karena itu, rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat".

Ciri-ciri orang yang rendah hati:

1. Tidak merasa dirinya layak.

2. Mengakui kesalahan-kesalahannya dan mencari belas kasihan Tuhan.

3. Tidak menghitung jasa-jasanya.

4. Mengakui bahwa tanpa Tuhan, semuanya sia-sia dan tidak mungkin.

5. Mengakui bahwa semua hal yang baik dalam hidupnya adalah anugerah Tuhan.

6. Mengakui ketidakmampuan diri, kelemahan diri.

7. Tidak memandang rendah orang lain, tidak menghitung kesalahan-kesalahan orang lain.

8. Tidak menonjolkan diri, tidak memamerkan kehebatannya.

9. Tidak mengejar hal-hal yang terlalu tinggi tetapi setia dalam perkara kecil.

Amsal 16:5: "Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh ia tidak akan luput dari hukuman".