Selasa, 31 Desember 2013

Kalimat Penting: William Penn: Ironi Waktu

"Time is what we want most but what we use worst".

(Waktu adalah sesuatu yang sangat kita butuhkan tetapi justru yang digunakan dengan buruk).

[Refleksi saya: banyak orang selalu mengeluh kekurangan waktu atau bahkan kehabisan waktu tetapi kerap kali waktu tidak dipakai dengan benar. 24 jam tidak bisa dirubah tetapi kegiatan dalam 24 jam itu dapat diatur sesuai dengan prinsip-prinsip firman Tuhan].

Kalimat Penting: Ibu Teresa: Kita Memiliki Hari Ini

"Yesterday is gone. Tommorow has not yet come. We have only today. Let us begin".

(Hari kemarin telah pergi. Hari esok belum datang. Kita hanya mempunyai hari ini. Mari kita mulai).

[Refleksi saya: Kita tidak bisa mengapa-apakan hari kemarin dan hari esok. Meski demikian, kita bisa melakukan sesuatu pada hari ini. Mari kita mulai pada hari ini untuk melakukan sesuatu yang memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain]

Senin, 30 Desember 2013

Kalimat Penting: Kegagalan Anak Muda

Banyak orang pada waktu tua makin menyadari bahwa hidup makin singkat sehingga makin giat melayani Tuhan. Sayangnya, pada waktu ini, kesempatan dan kesehatan tidak sebesar pada waktu muda. Sebaliknya, anak muda malah menganggap bahwa hidup masih panjang dan lebih giat mengikuti 'darah muda' dan lupa melayani padahal kesempatan dan kesehatan masih menunjang. Sisa waktu hanyalah penyesalan karena puluhan tahun cepat lewat.

Kalimat Penting: Perbedaan Ruang dan Waktu

Waktu bersifat tidak terlihat, tidak gampang disadari dan mudah lenyap tetapi tidak bisa dilegalisasi. Ruang (tempat) bersifat kelihatan, gampang disadari dan tidak mudah lenyap dan malah bisa dilegalisasi (ada sertifikat hukumnya). Kenyataan ini membuat manusia seharusnya membangun kesadaran akan waktu yang lebih besar.

Minggu, 29 Desember 2013

Pelajaran Penting dari Pergantian Tahun

Ada satu hal penting yang harus senantiasa diingat dari tradisi perayaan pergantian tahun yakni menghitung mundur detik-detik pergantian tahun. Pada malam "Old and New", semua orang begitu menghargai detik. Biasanya, manusia hanya menghargai jam atau menit dalam perjalanan waktu.

Manusia mungkin hanya beberapa kali menghargai detik: malam pergantian tahun, menanti kelahiran anak, menjelang kematian orang yang dikasihi dan seterusnya.

Manusia memang tidak sanggup untuk menjalankan hidup dengan cara menghitung pemakaian detik demi detik. Namun demikian, satu hal yang pasti, tidak ada detik yang berulang satu kali pun. Semua detik berjalan lenyap ditelan oleh sejarah. Jam di laptop saya adalah 05.33.25 tanggal 29 Desember 2013. Lalu detik itu berjalan ke 26, 27, 28, dan seterusnya. Keesokan harinya, datang lagi 05.33.25 tetapi tanggalnya sudah berbeda yakni 30 Desember 2013. Tidak ada detik yang kembali.

Pada tataran inilah kita perlu merenungkan bagaimana seharusnya kita memakai waktu.

Tahun Baru Itu Hutang Baru

Tahun baru bukanlah kesempatan untuk berpesta pora. Tahun baru sesungguhnya adalah hutang baru. Tuhan memberi hutang waktu kepada kita yang kita harus pakai untuk melayani dan menyenangkan Tuhan. Kita menyambut tahun baru dengan sukacita karena masih ada kesempatan yang diberikan oleh Tuhan. Meskipun demikian, kita juga harus gentar dalam menyambut tahun baru. Dalam tahun-tahun yang lampau, kita belum memakai waktu dengan baik dan bertanggung jawab, sekarang kita sudah diberi lagi tahun yang baru.

Marilah kita mendoakan, apa yang Tuhan mau kita kerjakan dalam tahun yang baru. Kita juga perlu evaluasi diri, kesalahan-kesalahan apa yang harus kita tinggalkan dalam tahun yang baru. Biarlah tahun baru penuh dengan refleksi dan evaluasi, bukan pesta pora yang tidak karuan dan tidak memuliakan Tuhan.

Sabtu, 28 Desember 2013

Berbuat Untuk Manusia atau Untuk Allah? (Kol. 3:23)

Kolose 3:23 dalam berbagai versi:

(ASV)  whatsoever ye do, work heartily, as unto the Lord, and not unto men;

(ESV)  Whatever you do, work heartily, as for the Lord and not for men,

(IBIS)  Pekerjaan apa saja yang diberikan kepadamu, hendaklah kalian mengerjakannya dengan sepenuh hati, seolah-olah Tuhanlah yang kalian layani, dan bukan hanya manusia.

(ITB)  Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

(KJV)  And whatsoever ye do, do it heartily, as to the Lord, and not unto men;

Menyenangkan Tuhan atau Manusia (Gal. 1:10)

Galatia 1:10 dalam berbagai versi:

(ASV)  For am I now seeking the favor of men, or of God? or am I striving to please men? if I were still pleasing men, I should not be a servant of Christ.

(ESV)  For am I now seeking the approval of man, or of God? Or am I trying to please man? If I were still trying to please man, I would not be a servant of Christ.

(IBIS)  Apakah dengan itu nampaknya saya seolah-olah mengharap diakui oleh manusia? Sama sekali tidak! Saya hanya mengharapkan pengakuan dari Allah. Apakah saya sedang berusaha mengambil hati manusia supaya disenangi orang? Kalau saya masih berbuat begitu, saya bukanlah hamba Kristus.

(ITB)  Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.

(KJV)  For do I now persuade men, or God? or do I seek to please men? for if I yet pleased men, I should not be the servant of Christ.

Jumat, 27 Desember 2013

Ayat-Ayat: Tentang Tubuh Dalam Surat Roma (2)

Rom_7:23  tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.

Rom_7:24  Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?

Rom_7:25  Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. (7-26) Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.

Rom_8:10  Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.

Rom_8:11  Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.

Rom_8:13  Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

Rom_8:23  Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.

Rom_12:1  Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Rom_13:14  Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.

Ayat-Ayat: Tentang Tubuh Dalam Surat Roma (1)

Rom_1:24  Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.

Rom_1:26  Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar.

Rom_1:27  Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.

Rom_6:6  Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.

Rom_6:12  Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.

Rom_6:13  Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.

Rom_6:19  Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan.

Rom_7:4  Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah.

Rom_7:5  Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut.

Kamis, 26 Desember 2013

Louis Berkhof: Perlunya Inkarnasi

Inkarnasi tentunya sudah berada dalam rencana Allah yang kekal. Agama sebelum dan sesudah kejatuhan manusia tidak mungkin berbeda secara esensial. Jika seorang Pengantara diperlukan sekarang ini, maka Pengantara itu pastilah diperlukan juga sebelum kejatuhan. Lebih dari itu, karya Kristus tidaklah terbatas pada penebusan dan karya keselamatanNya. Ia adalah Pengantara, tetapi juga Kepala, ia bukan saja arche, tetapi juga telos penciptaan, 1 Kor. 15:45-47; Ef. 1:10, 21-23; 5:31, 32; Kol. 1:15-17.

Akan tetapi harus senantiasa diperhatikan bahwa Alkitab berkali-kali menyebutkan bahwa inkarnasi disebabkan oleh dosa manusia. Tekanan dari ayat-ayat seperti Luk. 19:10; Yoh. 3:16; Gal. 4:4; 1 Yoh. 3:8; dan Flp. 2:5-11 tidak dapat dengan mudah dipatahkan. Ada satu pendapat yang seringkali dikemukakan, bahwa inkarnasi dalam diriNya sendiri mengikat dan perlu bagi Allah dan ini segera membawa ke arah pengertian panteistik dari Allah yang kekal di dalam dunia. Sebenarnya tidak ada kesulitan yang dikaitkan dengan rencana Allah, yang tampaknya membebani pandangan ini, jika kita melihat persoalan ini sebagai sub speciae aeternitatis. Hanya ada satu rencana Allah, dan rencana ini mencakup dosa dan inkarnasi sejak semula, seperti juga karya penebusan, bukan berdasarkan dosa, akan tetapi berdasarkan kesukaan kemurahan Allah. Kenyataan bahwa Kristus juga memiliki arti penting kosmis tidak perlu disangkal, akan tetapi hal ini juga dikaitkan dengan arti penting penebusanNya dalam Ef. 1:10, 20-23; Kol. 1:14-20.

(dari buku "Teologi Sistematika: Doktrin Kristus")

Louis Berkhof: Subyek Inkarnasi

Bukan Allah Tritunggal tetapi Pribadi Kedua dalam Allah Tritunggal yang mengambil natur manusia. Untuk alasan ini lebih baik jika kita mengatakan Firman itu menjadi daging dan bukannya Allah menjadi manusia. Pada saat yang sama kita harus ingat bahwa masing-masing pribadi Ilahi ikut aktif dalam inkarnasi (Mat. 1:20; Luk. 1:35; Yoh. 1:14; Kis. 2:30; Rm. 8:3; Gal. 4:4; Flp. 2:7. Hal ini juga berarti bahwa inkarnasi bukanlah suatu peristiwa yang hanya terjadi pada Logos, akan tetapi juga merupakan penyelesaian aktif di pihakNya.

Dalam membicarakan inkarnasi yang berbeda dengan kelahiran Logos, partisipasi aktifNya dalam fakta historis sangat ditekankan, dan praeksistensiNya diasumsikan. Tidak mungkin bagi kita untuk membicarakan inkarnasi dari seseorang yang sebelumnya tidak memiliki praeksistensi. Praeksistensi telah diajarkan oleh Alkitab: "Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah" (Yoh. 1:1); "Aku datang dari surga" (Yoh. 6:38)...
...
Putra Allah, yang sudah ada sejak praeksistensi, mengambil natur manusia dan memakai daging dan darah manusia, suatu mujizat yang melampaui keterbatasan pemahaman kita. Hal ini jelas menunjukkan bahwa yang tidak terbatas dapat dan sesungguhnya telah memasuki hubungan yang terbatas dan bahwa yang supranatural dengan suatu cara tertentu dapat memasuki hidup yang historis dalam dunia.

(dari buku "Teologi Sistematika: Doktrin Kristus")

Rabu, 25 Desember 2013

Menderita di Hari Natal...

Di tengah perayaan Natal yang meriah...

Di tengah hingar bingar dunia...

yang ikut merayakan Natal...

meski hatinya berbeda...

dengan hati Kristus...

Jangan lupakan mereka...

orang percaya sejati...

hamba Tuhan sejati...

tetapi menderita karena iman...

dalam penjara...

dalam kamp siksa...

dalam hutan pelarian...

pada hari Natal...

doakan mereka...

yang merasakan palungan sesungguhnya...

tanpa pohon Natal...

tanpa lampu Natal...

tanpa sinterklas...

apalagi piet hitam...

Selamat Natal 2013

Nama Yesus sungguh ajaib...

Nama Yesus sungguh indah...

Nama Yesus sungguh berkuasa...

Nama yang diberi oleh malaikat...

pada hari Natal...

Nama yang berkuasa menyelamatkan manusia...

Nama yang berkuasa mengalahkan setan...

Mari meninggikan nama Yesus...



Selamat Natal 2013

Pdt. Antonius Steven Un (Anton)
Ibu Damai Puspitahati (Pipit)
Elijah Calvin Un (I Lay)
Zephaniah Nelson Un (Ze Fan)

Selasa, 24 Desember 2013

Antara Gembala dan Majus... (2)

Orang-orang Majus...

dipimpin Tuhan...

mencari bijaksana...

begitu jauh...

sampai...

berhenti...

di palungan...

di tempat...

di mana...

para gembala...

menemukan...

pengharapan...

Antara Gembala dan Majus... (1)

Para gembala yang rendah...

Orang-orang Majus dari Timur...

merupakan...

orang-orang...

yang sama-sama...

direndahkan...

dihina...

disingkirkan...

oleh...

masyarakat waktu itu...

tetapi...

Tuhan memilih...

memberitahukan...

kabar baik...

kelahiran Raja...

kelahiran Tuhan...

kelahiran Juruselamat...

kepada...

mereka...

Senin, 23 Desember 2013

Pengakuan Atas Momen Penting Kristiani

Semua orang mengakui kelahiran Kristus.

Sebagian orang mengakui kematian Kristus. Orang Kristen mengakui kematian Kristus. Orang Yahudi mengakuinya, orang agama lain tidak mengakuinya.

Hanya orang Kristen yang mengakui kebangkitan Kristus.

Sayangnya, perayaan kelahiran Kristus lebih meriah dari peringatan kematian dan kebangkitan Kristus. Padahal, kematian dan kebangkitan Kristus adalah inti kekristenan. Tanpa kematian dan kebangkitan Kristus, Natal tidak memiliki arti dan signifikansi apapun.

Tanggal Merah Kristiani di Indonesia

Hanya terdapat 3 tanggal merah (hari libur nasional) Kristiani di Indonesia. Pertama adalah Natal, lalu Jumat Agung dan Kenaikan Kristus.

Pada satu sisi, ketiga hari libur nasional ini sudah tepat sebab menggambarkan inti kekristenan adalah pada pribadi Tuhan Yesus. Natal adalah hari libur dalam rangka kelahiran Kristus. Jumat Agung adalah hari libur dalam rangka kematian Kristus. Lalu ada juga hari libur dalam rangka Kenaikan Kristus ke surga.

Pada sisi lain terdapat kesulitan yang belum diselesaikan atau patut direnungkan. Pertama, kekristenan tidak sepakat atau meragukan bahwa Tuhan Yesus dilahirkan pada tanggal 25 Desember. Memang terdapat dua kemungkinan yakni kemungkinan 25 Desember benar-benar tanggal kelahiran Kristus atau kemungkinan bahwa tanggal itu tidak tepat. Hal ini masih dalam perdebatan dan keraguan. Tetapi, paling tidak, dengan dijadikannya hari libur maka orang percaya dapat mengadakan ibadah pada hari tersebut. Selain itu, penetapan tanggal 25 Desember sebagai hari libur nasional merupakan gambaran penghargaan pemerintah kepada kelahiran Kristus sebagai momen penting dalam kekristenan.

Kedua, mengapa Kebangkitan Kristus sebagai peristiwa maha penting, tanda kemenangan justru bukan dijadikan hari libur nasional? Memang ada pandangan bahwa hari libur nasional hanya diutamakan bagi tanggal-tanggal penting yang jatuh pada hari kerja. Dengan demikian, pada hari-hari itu, para pemeluk agama dapat diliburkan untuk merayakan momen penting agama mereka. Tetapi bahwa kebangkitan merupakan momen penting kekristenan perlu mendapatkan pengakuan.

Demikian sekelumit catatan penulis berkenaan dengan hari libur nasional.

Minggu, 22 Desember 2013

Kalimat Penting: Pdt. Stephen Tong: Reaksi Terhadap Kritik/Pujian

"Saya belajar untuk mati terhadap pujian dan mati terhadap kritik".

[Refleksi saya: mati terhadap pujian artinya tidak terpengaruh oleh pujian. Pujian tidak menjadikan kita tambah senang, tambah rajin. Pujian tidak membuat kita mencuri kemuliaan Tuhan. Sebaliknya, mati terhadap kritik berarti tidak terpengaruh oleh kritik. Kritik tidak menjadikan kita tawar hati, tambah lemas di dalam hidup dan pelayanan. Kritik tidak membuat kita meragukan anugerah Tuhan. Jangan menafsirkan kalimat ini sebagai sikap menolak dikritik. Jangan juga menafsirkan kalimat ini sebagai tidak mau belajar dari pujian dan kritik].

Kalimat Penting: Pdt. Stephen Tong: Tidak Maju Berarti Mundur

"Ada seorang hamba Tuhan mengatakan: "gereja yang saya layani diberkati Tuhan karena dari dulu sampai sekarang jemaat dipelihara Tuhan sehingga jumlah jemaat tetap 300 orang". Gereja yang tidak maju berarti sudah mundur. Menurut skala pertumbuhan penduduk, gereja sudah mundur. Pertanyaan saya: berapa banyak anak-anak yang dilahirkan dalam kota ini selama satu tahun?".

[Refleksi saya: kita seringkali puas pada saat melihat apa yang ada. Kalau gereja bertumbuh dari 10 orang menjadi 20 orang, pendeta dan majelis/ pengurus sudah merasakan kegirangan luar biasa. Apa yang belum kita pikirkan, berapa banyak pertumbuhan penduduk di Indonesia. Mari kita belajar agar jangan terjebak kepada apa yang fenomenal saja tetapi melihat apa yang belum dicapai. Terutama, kita perlu menguji segala sesuatu di dalam mata Tuhan, bukan dalam mata kita].


Sabtu, 21 Desember 2013

Pokok Doa: Ucapan-Ucapan Syukur (2)

1 Tes 5:18: "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."

Bersyukur kepada Tuhan untuk keluarga kita dengan segala pergumulannya yang dipelihara oleh Tuhan.

Bersyukur kepada Tuhan untuk anak-anak/adik-adik kita yang dipelihara oleh Tuhan.

Bersyukur kepada Tuhan untuk pasangan kita/ orang tua kita yang dipelihara oleh Tuhan.

Bersyukur kepada Tuhan untuk pekerjaan/ pendidikan kita yang dipelihara oleh Tuhan.

Bersyukur kepada Tuhan untuk kecukupan keuangan dan berkat-berkat jasmani.

Bersyukur kepada Tuhan untuk tempat tinggal yang disediakan oleh Tuhan bagi kita.

Bersyukur kepada Tuhan untuk alat komunikasi/ teknologi informasi yang disediakan oleh Tuhan bagi kita.

Bersyukur kepada Tuhan untuk kendaraan yang disediakan oleh Tuhan bagi kita.

Bersyukur kepada Tuhan untuk setiap jalan keluar yang diberikan oleh Tuhan dalam pergumulan kita.

Bersyukur karena Tuhan itu baik, tidak berkesudahan kasih setia-Nya.

Pokok Doa: Ucapan-Ucapan Syukur (1)

Mzm 86:12: "Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya;"

Bersyukur kepada Allah Pencipta yang berkenan mau menciptakan kita dan mengijinkan kita hadir dalam dunia. Biarlah kiranya kita dipakai oleh Tuhan sebagai alat untuk menggenapkan rencana-Nya.

Bersyukur kepada Allah, Raja di atas segala raja yang berkenan memberikan kesempatan kepada kita untuk berelasi dengan Tuhan.

Bersyukur kepada Tuhan Yesus yang karena cinta-Nya kepada kita, rela mengorbankan diri-Nya di kayu salib untuk menanggung dosa dan hukuman kita sehingga kita diselamatkan.

Bersyukur kepada Tuhan untuk Roh Kudus yang diutus untuk tinggal dalam diri kita dan dengan tekun dan sabar membimbing kerohanian kita.

Bersyukur kepada Tuhan untuk Alkitab yang adalah firman Allah, yang menguatkan kita dengan janji-janji-Nya, mengarahkan kita dengan perintah-perintah-Nya dan memelihara kita dengan peringatan-peringatan-Nya.

Bersyukur kepada Tuhan yang berkenan mau mendengar doa-doa kita.

Bersyukur kepada Tuhan yang sabar terhadap kekurangan-kekurangan kita dan berkenan mau membimbing kita.

Bersyukur kepada Tuhan yang terus memelihara gereja-gereja Tuhan di mana-mana tempat dan gereja-gereja di tempat kita berbakti kepada Tuhan.

Bersyukur kepada Tuhan untuk hamba-hamba Tuhan yang diutus dan dipakai Tuhan untuk membimbing kerohanian kita.  

Bersyukur kepada Tuhan untuk persekutuan-persekutuan, bacaan-bacaan, tayangan-tayangan, siaran-siaran yang dipakai Tuhan membawa kerohanian kita bertumbuh. 

Jumat, 20 Desember 2013

Ambisi Suci Seorang Hamba Tuhan (2)

Ketiga, seorang hamba Tuhan perlu memiliki ambisi intelektual. Ambisi intelektual berarti ambisi untuk memiliki pengetahuan. Tujuannya bukan untuk memuaskan diri tetapi untuk kepentingan ministerial. Ambisi intelektual berbeda dengan ambisi menyandang gelar akademik. Orang yang memiliki gelar akademik belum tentu berpengetahuan. Orang yang memiliki banyak pengetahuan juga belum tentu memiliki gelar akademik. Jadi tidak ada relasi langsung antara kedua hal tersebut.

Di dalam Surat Filipi 3:10, Paulus menyatakan ambisinya yakni untuk mengenal Allah. Pada pengertian tertentu, kita dapat menafsirkan bahwa ambisi ini adalah suatu ambisi intelektual. Paulus ingin mempunyai pengetahuan tentang Allah. Efesus 4:11-15, Paulus menyatakan bahwa jabatan-jabatan gereja diadakan oleh Tuhan untuk memperlengkapi gereja Tuhan. Orang percaya diperlengkapi dalam banyak hal, salah satunya adalah pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.

Dengan ini, seorang hamba Tuhan perlu memiliki ambisi untuk berpengetahuan secara teologis. Seorang hamba Tuhan perlu terus menerus mempelajari buku-buku teologi yang benar dan sehat sehingga membangun pemahaman teologisnya secara komprehensif. Sekarang, penerbit-penerbit Indonesia telah menerbitkan banyak buku teologi yang berbobot dan sesuai dengan Alkitab. Penerbit Momentum, yang menerbitkan buku-buku teologi Reformed, misalnya, bahkan memberikan potongan harga sangat besar khusus untuk hamba Tuhan sehingga memudahkan hamba Tuhan memiliki buku-buku berbobot.

Pengetahuan teologis berfungsi dalam beberapa aspek antara lain menolong hamba-hamba Tuhan agar dapat mempunyai penafsiran yang benar terhadap firman Tuhan. Tujuan akhirnya adalah jemaat dipimpin kepada kebenaran. Selain itu, pengetahuan teologis juga bermanfaat menolong hamba-hamba Tuhan agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan, baik yang diajukan oleh jemaat maupun oleh orang-orang yang belum mengenal Kristus sehingga melalui jawaban tersebut, mereka dapat dibimbing kepada kebenaran. Mengenai pengetahuan yang lain, saya akan membahasnya di dalam ruang yang lain.

Tuhan memberkati.

Ambisi Suci Seorang Hamba Tuhan (1)

Seorang yang hamba Tuhan yang sungguh-sungguh perlu memiliki ambisi yang disucikan oleh Roh Kudus dan yang dikoridori/ dibingkai oleh kehendak Allah.

Pertama, ambisi spiritual. Hal-hal yang termasuk dalam ambisi ini antara lain ambisi untuk mengasihi Tuhan, ambisi untuk menyediakan waktu bersekutu dengan Tuhan, ambisi untuk membaca firman Tuhan, ambisi untuk berdoa berjam-jam, ambisi untuk memiliki hati yang murni, ambisi untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan Tuhan dan seterusnya. Spiritualitas adalah bagian terdalam dalam kehidupan seorang manusia. Jangankan hamba Tuhan, seharusnya setiap orang percaya mempunyai ambisi spiritual. Di dalam Alkitab, kita menemukan bahwa para hamba-hamba Tuhan mempunyai ambisi spiritual ini. Musa meminta untuk melihat kemuliaan Tuhan. Yakub mendesak agar Tuhan memberkatinya. Ambisi ini terasa mendesak bila kita mengingat bahwa tujuan Tuhan menyelamatkan kita adalah untuk berelasi dengan Allah sejati dan hal itu merupakan dimensi utama dalam spiritualitas. Bila ambisi ini sudah pudar, maka seorang hamba Tuhan berada dalam keadaan yang sangat berbahaya.

Kedua, ambisi ministerial. Hal-hal yang termasuk dalam ambisi ini antara lain ambisi untuk memberitakan Injil, ambisi untuk memimpin orang lain kepada kebenaran Tuhan, ambisi untuk menjangkau jiwa-jiwa terhilang, ambisi untuk membangun iman orang percaya, ambisi untuk membawa gereja dalam kesehatian dan seterusnya. Apa yang disebut sebagai ambisi ministerial atau ambisi pelayanan bukanlah soal-soal karikatural/ fenomenal misalnya ambisi naik mimbar, bicara depan ribuan orang dan sebagainya. Hal yang lebih penting adalah substansinya. Apakah tujuan seorang hamba Tuhan berdiri di atas mimbar di depan ribuan orang? Ambisi yang seharusnya ada adalah kerinduan untuk membawa ribuan orang mengenal Kristus, kerinduan untuk membawa nama Tuhan ditinggikan di depan ribuan orang dan seterusnya. Hamba Tuhan yang sungguh-sungguh dipanggil oleh Tuhan seharusnya mempunyai ambisi ministerial tersebut. Di dalam Alkitab, hal ini terlihat jelas dalam kerinduan Paulus untuk memberitakan Injil kepada banyak suku bangsa hingga ke ujung bumi.

Kamis, 19 Desember 2013

Natal Versi Filipi 2:7

Flp 2:7: "melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia."

LAI dengan tepat menerjemahkan: "mengambil rupa seorang hamba". Tuhan Yesus benar-benar datang dan mengambil (Yun: lambano) mengambil rupa seorang hamba (doulos/ budak).

Natal berarti Kristus merendahkan diri untuk mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia.

Hamba beda dengan manusia. Hamba pasti manusia tetapi manusia belum tentu hamba. Hakekat hamba adalah ketaatan.

Natal berarti Tuhan Yesus mengambil keputusan untuk mengambil rupa seorang budak. Peristiwa merendahkan diri ini adalah natal sejati. Saat ini, natal begitu meriah seolah-olah Tuhan Yesus lahir di  istana raja dalam segala kemuliaan. Natal seperti ini membuktikan gereja salah mengerti mengenai Kristus.

Natal Versi Yohanes 1:14

Yoh 1:14: "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran."

Firman telah menjadi manusia. Kata "menjadi" agak mengganjal, seolah terjadi perubahan dari Firman menjadi manusia. Bahasa Yunaninya "egeneto" dari akar kata "gen" yang dipakai untuk "regenerasi". Kita dapat menerjemahkan ayat ini: "Firman telah dilahirkan sebagai daging".

Firman masuk dan dilahirkan sebagai daging. Hal ini sesuai dengan keputusan Konsili Chalcedon bahwa natur Allah dan natur manusia dalam diri Kristus tidak berubah, tidak terbagi, tidak terpisah, tidak bercampur.

Firman dilahirkan sebagai daging, datang dan masuk ke dalam daging. Inilah Natal. Natal berarti kebenaran masuk ke dalam realitas.

Biarlah kita bertekad membawa kebenaran dalam konteks dan realitas hidup kita. 

Rabu, 18 Desember 2013

Philip Yancey: Natal dan Kesederhanaan

Di London, ketika melihat balkon tempat duduk khusus bagi ratu dan keluarganya, saya melihat cara yang lebih lumrah bagi penguasa untuk berjalan di atas dunia: dengan para penjaga, tiupan trompet, dan gebyar pakaian indah dan permata berkilauan. Ratu Elizabeth II baru-baru ini mengunjungi Amerika Serikat dan para wartawan  dengan senang hati menyebutkan satu persatu barang bawaannya: empat ribu pon barang, termasuk dua pakaian untuk tiap acara, pakaian berkabung siapa tahu ada yang meninggal, empat puluh pint plasma, dan tempat duduk toilet putih dari kulit anak kambing. Ia juga membawa penata rambutnya sendiri, dua pelayan pria, dan sejumlah pegawai lain. Kunjungan singkat seorang ratu ke negara asing bisa dengan mudah menghabiskan dua puluh juta dolar.

Sebaliknya, kunjungan Allah ke muka bumi mengambil tempat di kandang hewan, tanpa pegawai dan tidak ada tempat untuk meletakkan Raja yang baru lahir kecuali tempat makanan hewan. Namun kejadian yang membagi sejarah itu, bahkan membagi kalender kita menjadi dua mungkin disaksikan lebih banyak hewan daripada manusia. Bisa saja seekor keledai menginjakNya...

(dari buku "Bukan Yesus Yang Saya Kenal" [Batam: Gospel Press])

Philip Yancey: Natal dan Kerendahan Hati

Saya teringat ketika pada satu musim Natal saya duduk di auditorium yang indah di London dan mendengarkan Messiah karya Handel, di mana seluruh paduan suara menyanyikan tentang hari ketika "kemuliaan Tuhan akan diungkapkan". Saya menghabiskan pagi hari di museum mengamati sisa-sisa kemegahan Inggris - mahkota bertatahkan permata, tongkat kerajaan emas murni, kereta Lord Mayor bersepuh emas - dan terpikir oleh saya bahwa citra kekayaan dan kekuasaan seperti itulah yang pasti memenuhi pikiran orang-orang di zaman Yesaya yang pertama kali mendengar janji itu. 

Ketika orang Yahudi membaca perkataan Yesaya, tidak diragukan lagi mereka berpikir dengan penuh rasa nostalgia pada zaman keemasan Salomo ketika "Raja membuat banyaknya perak di Yerusalem sama seperti batu". Namun Mesias yang muncul mengenakan kemuliaan dalam bentuk lain, kemuliaan dalam kerendahan...

(dari buku "Bukan Yesus Yang Saya Kenal" [Batam: Gospel Press]) 

Selasa, 17 Desember 2013

Pdt. Stephen Tong: 3 Pengertian Mengenai Hari-Hari

Hari-hari lalu dimiliki oleh setan. Maksudnya, kalau kita pernah berbuat kesalahan yang sulit diperbaiki maka setan bisa menuduh kita.

Hari-hari sekarang dimiliki oleh kita untuk melihat pimpinan Tuhan.

Hari-hari mendatang dimiliki oleh Tuhan.

[Refleksi saya: biarlah kita baik-baik menggunakan hari-hari sekarang agar tidak meninggalkan masa lalu yang dapat diganggu oleh setan dengan tuduhan-tuduhan liciknya. Biarlah hari-hari sekarang menjadi kesempatan kita mentaati panggilan dan pimpinan Tuhan. Biarlah kita tidak kuatir akan hari-hari depan karena hari-hari depan dimiliki oleh Tuhan].

Pdt. Stephen Tong: 3 Prinsip Tindakan Orang Percaya

Ada tiga prinsip dalam tindakan orang percaya.

Pertama, apakah yang dilakukan itu memuliakan Tuhan atau tidak?

Kedua, apakah yang dilakukan itu menjadi berkat bagi orang lain atau tidak?

Ketiga, apakah yang dilakukan itu membelenggu/ memperhamba atau tidak?

Senin, 16 Desember 2013

Ayat-Ayat: Cerita Para Gembala - Bahasa Indonesia Sehari-Hari

Luk 2:8  Pada malam itu ada gembala-gembala yang sedang menjaga domba-dombanya di padang rumput di daerah itu.

Luk 2:9  Tiba-tiba malaikat Tuhan menampakkan diri kepada mereka, dan cahaya terang dari Tuhan bersinar menerangi mereka, dan mereka sangat ketakutan.

Luk 2:10  Tetapi malaikat itu berkata, "Jangan takut! Sebab saya datang membawa kabar baik untuk kalian--kabar yang sangat menggembirakan semua orang.

Luk 2:11  Hari ini di kota Daud telah lahir Raja Penyelamatmu yaitu Kristus, Tuhan.

Luk 2:12  Inilah tandanya: Kalian akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan kain, dan berbaring di dalam sebuah palung."

Luk 2:13  Tiba-tiba malaikat itu disertai banyak malaikat lain, yang memuji Allah. Mereka berkata,

Luk 2:14  "Terpujilah Allah di langit yang tertinggi! Dan di atas bumi, sejahteralah manusia yang menyenangkan hati Tuhan!"

Luk 2:15  Setelah malaikat-malaikat meninggalkan mereka dan kembali ke surga, gembala-gembala itu berkata satu sama lain, "Mari kita ke Betlehem dan melihat peristiwa yang terjadi itu, yang diberitahukan Tuhan kepada kita."

Luk 2:16  Mereka segera pergi, lalu menjumpai Maria dan Yusuf, serta bayi itu yang sedang berbaring di dalam palung.

Luk 2:17  Ketika para gembala melihat bayi itu, mereka menceritakan apa yang dikatakan para malaikat tentang bayi itu.

Luk 2:18  Dan semua orang heran mendengar cerita para gembala itu.

Luk 2:19  Tetapi Maria menyimpan semua itu di dalam hatinya dan merenungkannya.

Luk 2:20  Gembala-gembala itu kembali ke padang rumput sambil memuji dan memuliakan Allah, karena semua yang telah mereka dengar dan lihat, tepat seperti yang dikatakan oleh malaikat.

Ayat-Ayat: Cerita Orang Majus - Bahasa Indonesia Sehari-Hari

Mat 2:1  Yesus dilahirkan di kota Betlehem di negeri Yudea pada masa pemerintahan Raja Herodes. Pada waktu itu beberapa ahli ilmu bintang dari Timur datang ke Yerusalem.

Mat 2:2  Mereka bertanya di mana-mana, "Di manakah Anak itu, yang lahir untuk menjadi raja orang Yahudi? Kami melihat bintang-Nya terbit di sebelah timur, dan kami datang untuk menyembah Dia."

Mat 2:3  Ketika Raja Herodes mendengar hal itu, ia terkejut sekali, begitu juga semua orang di Yerusalem.

Mat 2:4  Maka ia menyuruh semua imam kepala dan guru-guru agama bangsa Yahudi datang berkumpul. Lalu ia bertanya kepada mereka, "Di manakah akan lahir Raja yang dijanjikan Allah?"

Mat 2:5  Mereka menjawab, "Di kota Betlehem di negeri Yudea. Sebab beginilah ditulis oleh seorang nabi,

Mat 2:6  'Engkau Betlehem, di negeri Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara kota-kota utama di Yehuda. Karena dari engkau akan datang seorang pemimpin yang akan memimpin umat-Ku Israel.'"

Mat 2:7  Sesudah mendapat keterangan itu, Herodes memanggil ahli-ahli bintang dari Timur itu secara diam-diam. Lalu ia bertanya kepada mereka kapan tepatnya bintang itu mulai kelihatan.

Mat 2:8  Sesudah itu ia menyuruh mereka ke Betlehem dengan pesan ini, "Pergilah, carilah Anak itu dengan teliti. Dan kalau kalian menemukan Dia, beritahukanlah kepadaku, supaya aku juga pergi menyembah Dia."

Mat 2:9  Lalu pergilah mereka. Mereka melihat lagi bintang yang mereka lihat dahulu di sebelah timur. Alangkah gembiranya mereka melihat bintang itu! Bintang itu mendahului mereka, lalu berhenti tepat di atas tempat Anak itu.

Mat 2:10  (See 2:9)

Mat 2:11  Mereka masuk ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu dengan Maria, ibu-Nya. Mereka sujud dan menyembah Anak itu, lalu membuka tempat harta mereka, dan mempersembahkan kepada-Nya emas, kemenyan, dan mur.

Mat 2:12  Allah memperingatkan mereka di dalam mimpi supaya jangan kembali kepada Herodes. Jadi mereka pulang melalui jalan yang lain.

Minggu, 15 Desember 2013

Kalimat Penting: Pdt. Stephen Tong: Gereja Milik Siapa?

"Church is contributed by all but belongs to none".

(Gereja dikontribusikan oleh semua tetapi bukan milik siapa-siapa).

[Catatan saya: di dalam gereja semua orang berbagian, mulai dari yang kaya sampai yang miskin, dari yang pintar sampai yang bodoh. Semua orang turut terlibat dalam pelayanan dan memberikan doa, dana dan daya. Tetapi gereja bukan milik orang yang memberi. Jikalau pola ini yang digunakan maka gereja tentu akan milik orang kaya yang memberikan persembahan yang banyak]

Kalimat Penting: Pdt. Stephen Tong: Kesan Pertama

"First impression impresses most" (Kesan pertama paling berkesan).

[Catatan saya: karena itu, kita paling berhati-hati dalam banyak hal terutama dalam kesaksian hidup dan pelayanan supaya tidak menjadi batu sandungan. Kesan pertama yang jelek dapat dipakai setan untuk membuat kita mengalami kesulitan pada waktu yang akan datang]


Sabtu, 14 Desember 2013

..... Apalagi .....

Waktu masih berdosa saja Tuhan begitu sayang kepada kita apalagi setelah menjadi anak Tuhan...

Tuhan Yesus, Allah sejati saja banyak berdoa apalagi kita manusia berdosa yang lemah...

Tuhan Yesus, Anak Allah Yang Tunggal saja banyak mengalami penderitaan dan pencobaan apalagi kita...

Daud, hamba Tuhan yang berkenan di hadapan Tuhan saja ketika bersalah dihukum oleh Tuhan apalagi kita...

Yohanes Pembaptis yang penuh Roh Kudus dari rahim ibu saja tidak pernah menghembuskan Roh Kudus apalagi pendeta-pendeta sekarang yang tidak jelas...




Yang ..... Belum Tentu .....

Yang berani belum tentu benar...

Yang bersuara keras belum tentu benar...

Yang menarik belum tentu benar...

Yang cantik belum tentu benar...

Yang bergelar belum tentu benar...

Yang kaya belum tentu benar...

Yang pendengarnya banyak belum tentu benar...

Yang terkenal belum tentu benar...

Yang baik belum tentu benar...

Yang banyak memberi belum tentu benar...

Lebih baik...

Zakaria dan Elisabet yang benar di hadapan Allah...

(Luk. 1:5-6)

Jumat, 13 Desember 2013

Kalimat Penting: Billy Graham: Banyak Berita Salib Dalam Injil Sejati

"Sepertiga bagian Injil Matius... sepertiga bagian Injil Markus... dan seperempat bagian Injil Lukas, serta setengah bagian Injil Yohanes disediakan bagi [berita] kematian (Kristus)... Yesus datang untuk menyatakan tujuan-Nya mati bagi para pendosa. Ketika Dia meninggalkan surga, Yesus tahu bahwa Dia akan menuju ke salib".

(dari "Billy Graham in Quotes")

Kalimat Penting: Billy Graham: Dosa vs Allah di Kayu Salib

"Rasa malu dan kebencian yang merupakan karya besar dosa menjadi belas kasihan dan pengampunan yang merupakan karya agung Allah. Melalui kematian Kristus di atas kayu salib, dosa telah disalibkan bagi mereka yang percaya kepada-Nya".

(dari "Billy Graham in Quotes")

Kamis, 12 Desember 2013

Richard Baxter: Cara Allah Menolong Kita Untuk Bersuka

[Bagian ini adalah tulisan Richard Baxter yang ditulis ulang oleh Mark Shaw. Tulisan dalam tanda kutip (" ") merupakan kutipan dari Baxter sedangkan sisanya adalah catatan Shaw. Terdapat seluruhnya 16 cara namun Shaw hanya mengutip 5 di antaranya]

Pertama, Allah memberikan kepada kita berbagai objek keindahan yang kudus untuk menjadi fokus pikiran kita, seperti "sifat-sifat-Nya, kasih-Nya, kemurahan-Nya, Putra-Nya, Roh Kudus-Nya dan kerajaan-Nya". Allah Trinitas dan kesempurnaan-Nya diberikan untuk membangkitkan pujian dan kesukaan di dalam hati kita.

Kedua,  Allah memberi kita Roh Kudus-Nya untuk menolong kita bersuka di dalam Allah dengan cara "mematikan, membersihkan, mencerahkan dan membangun rohani kita".

Ketiga, Allah telah memberi kita salib Kristus, yang telah menebus sukacita bagi umat-Nya melalui penderitaan-Nya sendiri sebagai gantinya: "menanggung penderitaan kita dan menjadi manusia yang penuh derita, sehingga kita yang tidak melihat-Nya, boleh bersukacita di dalam iman, dengan sukacita yang tak terkatakan dan yang penuh dengan kemuliaan".

Keempat, Allah memberi kita firman-Nya yang "berulang kali memerintahkan kita untuk bersukacita dan terus menerus memerintahkan kita untuk bersukacita".

Kelima, Allah memberi kita janji firman-Nya: "Tidak percuma Ia mengisi firman-Nya dengan kesukaan dan penghiburan, melalui kabar terbaik yang pernah datang kepada manusia dan melalui berbagai janji setia-Nya".

(dari buku "Sepuluh Pemikiran Besar Dari Sejarah Gereja")

Richard Baxter: Manfaat Bersuka Di Dalam Allah

[Bagian ini merupakan pemikiran Richard Baxter yang ditulis kembali oleh Mark Shaw. Tulisan dalam kutipan (" ") merupakan kutipan dari Baxter sedangkan sisanya adalah catatan Shaw]

Pertama, keyakinan yang lebih besar tentang keselamatan saya, sebab bersuka di dalam Allah akan menjadi bukti bahwa saya mengenal dan mengasihi Allah.

Kedua, daya tahan yang lebih besar terhadap materialisme sebab "kekayaan... tidak akan mudah menipu saya".

Ketiga, damai sejahtera yang lebih besar ketika mengalami pencobaan, sebab ketika saya dipenuhi oleh sukacita kekal, "kemalangan yang merupakan penghadang kesukaan itu tidak akan menyedihkan saya lagi". Menjadikan Allah sebagai puncak sukacita saya itu akan berarti "saya memiliki kesenangan yang tak habis-habisnya bersama Dia yang akan membuat setiap salib kehidupan yang saya pikul itu terasa manis".

Keempat, akal budi yang lebih waspada dan dinamis sebab "saya akan memperoleh lebih banyak berkat melalui khotbah, buku-buku maupun persekutuan, di mana saya bersuka atasnya", dibandingkan jika kesukaan itu tidak ada. Ketika saya berusaha untuk bersuka di dalam Allah, akal budi saya peka terhadap setiap pemikiran yang dapat menjadi pemicu bagi semangat saya.

Kelima, sukacita yang lebih besar dalam bekerja, sebab kesukaan mengangkat banyak beban pekerjaan saya. Ketika saya sedang dipenuhi oleh kesukaan, saya merasakan kebenaran kata-kata Baxter ini: "Semua pelayanan saya akan terasa menyenangkan bagi saya sendiri, sekaligus berkenan kepada Allah" (bandingkan dengan Mazmur 149:4).

Keenam, bersuka di dalam Allah menumbuhkan sukacita saya dalam segala hal yang lain. "Ketika saya bersuka di dalam Allah, kesukaan saya sebagai ciptaan akan dikuduskan dan aman di tempatnya; yang bila di dalam diri orang yang lain akan menjadi cemar dan korup". Allah berkenan untuk melimpahkan lebih banyak hal dan pengalaman kesenangan bila Ia melihat bahwa saya tidak akan menjadikannya sebagai berhala. Manfaat demikian akan menjadi suatu insentif yang kuat bagi saya untuk lebih mencari Allah.

(dari buku "Sepuluh Pemikiran Besar dari Sejarah Gereja")

Sejarah Hadirnya Blog Ini

Kehadiran blog ini merupakan kerinduan saya yang sudah sangat lama. Setiap kali saya membaca buku atau membaca ayat tertentu dan saya begitu diberkati, saya rindu supaya menjadi berkat lagi bagi orang lain. Saya kemudian memberikan layanan pesan singkat kepada ratusan orang setiap minggu dan jumlahnya terus bertambah. Karena itu, saya memutuskan untuk menulis di blog sehingga jumlah pembaca tidak dibatasi oleh space dalam telepon genggam tetapi dapat dibaca secara luas. Lagipula, dengan penulisan blog, posting yang lama masih bisa dibaca kembali.

Saya sendiri diberkati dengan blog ini karena saya terus menerus membaca ulang posting-posting yang ada. Apalagi, dengan adanya mesin pencari, saya dapat mencari posting-posting sesuai pergumulan dan kerinduan saya. Blog ini terus menerus menjadi sumber makanan rohani bagi kerohanian saya. Saya dapat membaca blog ini di mana saja sepanjang ada akses internet.

Tuhan memberkati

Share Blog Ini...

Francis Asisi, seorang percaya yang mendedikasikan diri sebagai "rasul" bagi orang miskin, digerakkan oleh satu ayat: Matius 10:8B: "Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma".

Bila saudara sudah diberkati melalui blog ini, bagikanlah (share) kepada rekan-rekan saudara supaya mereka juga diberkati. Setiap saudara membaca 1 artikel apa saja dan saudara merasa diberkati, relakan diri saudara dengan satu atau dua click untuk memberkati banyak orang. Apa yang sudah diperoleh dengan cuma-cuma, bagikanlah pula dengan cuma-cuma.

Biarlah nama Tuhan dipermuliakan...

Rabu, 11 Desember 2013

J. C Carlile: Rahasia Charles Spurgeon (2)

"Salah satu tema yang disukai Spurgeon adalah kasih karunia. Kebaikan hati dan kemurahannya paling mengesankan banyak orang yang mengenalnya, dan ia menanamkan kedua sifat ini dalam diri orang lain. Banyak hamba Tuhan dan misionaris memulai pelayanan mereka dengan bantuan keuangan dari Spurgeon".

"Roh Kudus menjadikannya pemenang jiwa yang luar biasa. Banyak orang dari mancanegara bertobat berkat pelayanan Spurgeon. Sungguh, Tuhan membuat hambaNya itu menjadi kobaran api".

"Spurgeon tidak hanya pengkhotbah yang hebat namun juga gembala yang memiliki pengaruh rohani yang amat kuat bagi sidang jemaatnya. Bila ditanya mengapa dirinya meraih kesuksesan dengan amat menakjubkan, seringkali ia menjawab, "Jemaat saya mendoakan saya". Persekutuan doa mereka saat itu sungguh luar biasa! Ratusan orang berkumpul setiap Minggu malam di gerejanya. Persekutuan doa ini dan kelompok-kelompok doa yang lebih kecil tetapi berlangsung dalam waktu lama setelah kematiannya."

"Kesaksian Spurgeon adalah kuasa Injil yang membuat manusia bertobat. Pertobatan para pendengarnya selalu menjadi tujuan pelayanannya, dan oleh karena itu hal tersebut juga selalu menjadi buah pelayanannya".

"Dr. Nicoll menjelaskan kuasa Spurgeon dengan dua kata "Roh Kudus". Roh Kudus bekerja melalui manusia. Berulang kali Roh Kudus mengilhami para penguasa yang menjadi pemerintah banyak orang".

"Spurgeon membenci perpecahan antara umat Tuhan".

(dari buku "Pahlawan Iman" [Jakarta: Adonai])

J. C Carlile: Rahasia Charles Spurgeon (1)

[Charles Spurgeon dianggap sebagai King of Preacher (Raja Pengkhotbah) pada masanya, melayani jutaan orang dan memimpin Metropolitan Tabernacle Church yang besar di London. Berikut ini sekilas catatan-catatan tentang kerohaniannya yang dapat kita pelajari dan memuliakan Tuhan]

"Semuanya mengikuti Spurgeon menjadi gembala, pemimpin dan sahabat mereka. Kesetiaan pada kebenaran, kasih pada jiwa-jiwa, kemandirian dalam berpikir dan bertindak serta kasih yang dalam pada Juru Selamat adalah ciri khas mereka".

"Spurgeon adalah saksi yang penuh kuasa bagi firman Allah sekaligus penjabarnya. Sumbangsihnya bagi pemikiran penginjilan tidak akan pernah dapat terhapuskan. Pengajaran-pengajarannya mengenai kasih karunia menjadi makanan dan minumannya. Baginya, Juru Selamat selalu menjadi pribadi yagn hidup".

"Ia sungguh-sungguh meyakini semua kebenaran yang diajarkannya dan selalu mampu menunjukkan firman Tuhan yang mendukung keyakinannya. Alkitab menjadi pesannya, gudang senjata, keyakinan dan argumentasinya. Ia berusaha keras berkhotbah untuk mendorong orang-orang agar [menerima] kehidupan kekal, namun juga menekankan bahwa manusia bertanggung jawab kepada Tuhan. Ia tidak pernah ragu mengemukakan kebenaran yang tidak dapat diterima sepenuhnya oleh pikirannya jika itu memang ada dalam Firman Tuhan".

(dari buku "Pahlawan Iman" [Jakarta: Adonai])

Selasa, 10 Desember 2013

Kegelisahan Duniawi Yang Binasa

Kegelisahan duniawi yang tidak berguna adalah kegelisahan soal tetek bengek, urusan sehari-hari yang tidak penting, yang mudah diselesaikan.

Ada tipikal orang percaya yang memang sedikit-sedikit gelisah dan kuatir. Orang seperti ini sangat kasihan sekali.

Mari kita belajar menggelisahkan hal-hal yang berharga di mata Tuhan: seperti kegelisahan eskatologis, kegelisahan kalau tidak mentaati kehendak Tuhan sementara waktu terus berjalan dan kematian semakin mendekat.

Makna Kegelisahan Eskatologis

Orang-orang yang dipakai Tuhan luar biasa dalam sejarah gereja, menjelang akhir hidupnya mereka mempunyai kegelisahan eskatologis (teologi tentang hal-hal terakhir dalam hidup manusia dan dalam zaman). Kegelisahan eskatologis adalah kegelisahan menjelang kematian atau menjelang kedatangan Tuhan Yesus kedua kali dan kesadaran akan penghakiman Allah dalam kekekalan.

Karena itu, hamba-hamba Tuhan yang setia, menjelang kematiannya, menggumulkan kehendak Tuhan mana yang belum dilaksanakan dalam hidupnya. Meskipun tenaga mereka makin sedikit tetapi mereka bukan saja tidak mengurangi pelayanan malah menambah pelayanan. Hal ini terlihat dalam hidup John Sung. Bagaikan lampu minyak, ketika minyak tinggal sedikit, apinya tidak dikurangi malah dibesarkan. Hal ini dimaksudkan agar cahayanya bersinar lebih terang di tengah kegelapan dunia.

Pada konteks seperti ini, medis, uang, dan hal-hal binasa lainnya tidak menjadi pertimbangan mereka. Fokus dari hamba-hamba Tuhan ini adalah kehendak Allah diselesaikan, dituntaskan sampai titik terakhir bahkan titik darah penghabisan.

Seharusnya kita setiap hari mempunyai kegelisahan esktologis:

Kegelisahan kalau waktu terus berjalan tetapi tidak banyak melakukan kehendak Tuhan.
Kegelisahan bahwa kematian dan kedatangan Tuhan semakin dekat.
dan seterusnya...

Senin, 09 Desember 2013

Will Metzger: Target Penginjilan Yang Salah

Pertanyaaan apakah kita sudah memberitakan Injil atau belum tidak dapat dinilai berdasarkan jumlah petobat yang kita hasilkan. Karena bila demikian halnya, banyak misionaris yang setia yang tidak pernah mendapatkan seorang petobatpun selama jerih payah bertahun-tahun harus ditegur karena kurang [berhasil dalam] bersaksi. Mendefinisikan penginjilan hingga mencakup hasilnya adalah definisi yang terlalu luas. Pasalnya, dengan definisi yang demikian, intinya adalah penilaian yang kuantitatif: bila tidak ada hasil, berarti penginjilan belum dilakukan.

Saya tidak bermaksud menyarankan agar kita tidak perlu mengevaluasi apakah ada hasil atau tidak. Kita perlu merasakan ketidakpuasan yang kudus bila tidak ada hasil. Kita tidak puas bila tidak ada ikan yang berhasil kita tangkap sejak kita pergi menjala (Luk. 5:4-11) atau ketika masih ada banyak tempat duduk yang masih kosong pada perjamuan dalam Kerajaan Allah (Luk. 14:15-24). Pernahkah Anda mengimbau orang-orang yang terhilang dengan dukacita yang mendalam seperti yang dilakukan oleh Yesus dan Paulus? Pernahkah Anda menangis bagi mereka?

(dari buku "Beritakan Kebenaran" [Surabaya: Momentum])

Will Metzger: Apa itu Bersaksi?

Di dalam memikirkan tentang hal bersaksi, kita dapat mengambil posisi antara definisi yang sempit dan yang luas. Dalam definisi yang sempit, bersaksi dibatasi pada membicarakan fakta-fakta Injil kepada orang yang belum percaya. Definisi luasnya adalah segala sesuatu yang kita perbuat sebagai orang Kristen di hadapan mata dunia. Kedua definisi ini sama-sama tidak memadai. Definisi yang pertama membatasi hal bersaksi hanya pada perkataan kita; yang kedua memperluasnya hanya menjadi suatu perilaku yang baik. Kedua-duanya, baik perkataan maupun perbuatan kita terjalin menjadi satu dan tak terpisahkan dalam bersaksi. Mudah bagi kita untuk berdalih dengan mengatakan "bukankah saya sudah menyampaikan Injil kepadanya?" atau "orang lain dapat melihat kehidupan saya yang baik". Kedua ekstrem ini tampaknya berkembang sebagai reaksi terhadap kedua pandangan di atas dan bukannya atas dasar yang alkitabiah.
...
Bagaimana Alkitab mendefinisikan hal bersaksi?
Dalam Amanat Agung yang tercatat dalam Injil Lukas, kita mendapatkan kebenaran-kebenaran pokok yang harus kita saksikan (Luk. 24:48). Pada saat kenaikanNya ke sorga, kata-kata Kristus yang terakhir memerintahkan murid-muridNya untuk bersaksi tentang Dia, seorang Pribadi (Kis. 1:8). Dalam Kitab-Kitab Injil, kita melihat para penulisnya memilih peristiwa-peristiwa tertentu dari kehidupan Kristus untuk menyampaikan berita Injil. Latar belakang dair kata 'saksi' adalah sidang pengadilan. Bersaksi artinya memberikan kesaksian bahwa Kristus adalah Pribadi seperti yang dikatakanNya. Kesaksian seperti itu adalah cara untuk mencapai suatu tujuan - memberikan kesaksian dari seseorang saksi mata tentang kebenaran (1 Yoh. 1:1-3).

(dari buku "Beritakan Kebenaran" [Surabaya: Momentum])

Minggu, 08 Desember 2013

Pdt. Stephen Tong: Apakah Arti Purifikasi, Multiplikasi & Kaderisasi?

Suatu gerakan memerlukan purifikasi motivasi. Lawan dari purifikasi motivasi adalah distorsi yang datang dari kebudayaan duniawi, dari istri/suami/anak, dari hawa nafsu/ kedagingan dan dari keuntungan diri.

[Catatan saya: purifikasi motivasi artinya penyucian motivasi supaya menjadi murni, hanya menyenangkan dan mentaati Tuhan. Kalau motivasi tidak benar, maka pelayanan menjadi tidak murni di hadapan Tuhan. Kebudayaan bisa mempengaruhi seseorang menjalankan visi/misi Tuhan dengan cara nilai-nilai dari kebudayaan yang bertentangan dengan firman menjadi penekanan. Demikian pula dengan keluarga, kedagingan dan keuntungan diri, bisa menggeser arah seseorang dalam menjalankan visi/misi Tuhan].

Multiplikasi berarti orang yang mendapatkan visi misi harus berkumpul membentuk suatu kekuatan/ kubu. Bahaya multiplikasi adalah relativisme, sinkretisme, pluralisme yang menyebabkan menjadi divisi/ pemecahan yang sulit dikontrol.

[Catatan saya: multiplikasi atau pelipatgandaan terjadi ketika orang yang mendapat visi misi mengajak orang lain untuk ikut dalam memahami dan menjalankan visi/misi. Mengajak semakin banyak orang membentuk kekuatan atau kubu untuk mengerjakan visi/misi dengan kekuatan yang lebih besar. Bahayanya adalah orang diajak bisa dari latar belakang yang beragam sehingga terjadi kompromi yang menuju relatif (kebenaran tidak mutlak), sinkretisme atau pencampuran nilai-nilai, pluralisme artinya percaya yang lain juga benar dan akibatnya perpecahan yang sulit terkontrol. Pada waktu suatu gerakan menjadi besar, resiko-resiko ini ada karena kepentingan makin banyak, dan latar belakang juga makin beragam].

Kaderisasi berarti setelah mengerti visi misi dan mulai membagikan kepada lebih banyak orang untuk hari depan. Adanya jurang perbedaan zaman, perbedaan kesulitan, perbedaan ideologi sehingga kadang-kadang menjadi sulit di dalam transfer visi/misi.

Setelah prinsip-prinsip dasar: visi, misi, purifikasi motivasi, multiplikasi dan kaderisasi maka perlu dipikirkan strategi, konsistensi dan disiplin.

Pdt. Stephen Tong: Apakah Arti Visi & Misi?

Visi adalah "the sharing of God's eternal will to His chosen people" [sharing kehendak kekal Allah kepada orang-orang pilihanNya].

Visi seharusnya ditanggapi oleh reaksi yakni ketaatan kepada visi.

[Catatan saya: kalau Tuhan sudah menyatakan hatiNya dengan jelas kepada seseorang atau sekelompok orang, mereka harus taat kepada visi itu. Visi Tuhan tentu tidak bertentangan dengan Alkitab dan menyangkut kemuliaan Tuhan, Kerajaan Tuhan dan kebenaran Tuhan, bukan soal tetek bengek urusan sehari-hari].

Sebelum ada misi ada janji. Sebab "promise" dalam bahasa Inggris sebenarnya berarti "pre+mission" (sebelum misi). Sebelum menjalankan misi, seseorang harus mengerti kesulitannya tetapi juga memahami janji Allah.

Orang yang berdedikasi adalah orang yang menjawab atau berespon kepada misi/ janji Tuhan.

[Catatan saya: misi adalah pelaksanaan visi yang diteguhkan dengan janji Tuhan, meski bukan tidak ada kesulitan. Orang yang berdedikasi adalah orang yang habis-habisan mau bekerja menjalankan misi Tuhan].

Sabtu, 07 Desember 2013

Ayat-Ayat: Ketahuilah dan Kecaplah

[Silahkan baca konteks dan ayat-ayat sekitarnya untuk memahami lebih jelas]

Mzm_46:10  (46-11) "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!" 

Mzm_34:8  (34-9) Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! 

Ayat-Ayat: Menanti-nantikan Tuhan

[Silahkan baca konteks dan ayat-ayat sekitarnya untuk memahami lebih jelas]

Kej_49:18  Aku menanti-nantikan keselamatan yang dari pada-Mu, ya TUHAN.

Ayb_35:14  Lebih-lebih lagi kalau engkau berkata, bahwa engkau tidak melihat Dia, bahwa perkaramu sudah diadukan kehadapan-Nya, tetapi masih juga engkau menanti-nantikan Dia!

Mzm_25:21  Ketulusan dan kejujuran kiranya mengawal aku, sebab aku menanti-nantikan Engkau.

Mzm_33:20  Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita!

Mzm_37:9  Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri.

Mzm_40:1  Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (40-2) Aku sangat menanti-nantikan TUHAN; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong.

Mzm_130:5  Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.

Mzm_8:17  Dan aku hendak menanti-nantikan TUHAN yang menyembunyikan wajah-Nya terhadap kaum keturunan Yakub; aku hendak mengharapkan Dia.

Yes_30:18  Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!

Yes_40:31  tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Yes_49:23  Maka raja-raja akan menjadi pengasuhmu dan permaisuri-permaisuri mereka menjadi inangmu. Mereka akan sujud kepadamu dengan mukanya sampai ke tanah dan akan menjilat debu kakimu. Maka engkau akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, dan bahwa orang-orang yang menanti-nantikan Aku tidak akan mendapat malu."

Mar_15:43  Karena itu Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota Majelis Besar yang terkemuka, yang juga menanti-nantikan Kerajaan Allah, memberanikan diri menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus.

Luk_8:40  Ketika Yesus kembali, orang banyak menyambut Dia sebab mereka semua menanti-nantikan Dia.

Jumat, 06 Desember 2013

Penuh Roh Kudus dan Berani Memberitakan Firman

Ada satu pola yang sangat mirip dalam kitab Kisah Para Rasul yakni orang-orang yang penuh Roh Kudus sangat berani memberitakan firman Tuhan dan menyatakan kebenaran Allah.

Petrus:
Kis 4:8  Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua,
Kis 4:9  jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan,
Kis 4:10  maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati--bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu.
Kis 4:11  Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu sendiri--,namun ia telah menjadi batu penjuru.
Kis 4:12  Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

Murid-Murid:
Kis 4:31  Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.

Stefanus:
Kis 7:55  Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.
Hal ini terjadi setelah Stefanus berkhotbah dengan keras kepada orang-orang Yahudi.

Paulus:
Kis 13:9  Tetapi Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap dia,
Kis 13:10  dan berkata: "Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu?
Kis 13:11  Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, dan engkau menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat matahari." Dan seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut dan gelap, dan sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia.

Akhir Zaman dan Berjaga-Jaga

Banyak orang percaya suka mengaitkan akhir zaman dengan kejadian fenomenal, aneh-aneh dan spektakuler. Tetapi di dalam Injil, yang merupakan khotbah Tuhan Yesus, justru Tuhan Yesus berulang-ulang menekankan respon orang percaya supaya berjaga-jaga. Paulus juga menggemakan apa yang diucapkan oleh Tuhan Yesus. Perhatikan cuplikan ayat-ayat ini:

Mar 13:5  Maka mulailah Yesus berkata kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!

Mar 13:9  Tetapi kamu ini, hati-hatilah! Kamu akan diserahkan kepada majelis agama dan kamu akan dipukul di rumah ibadat dan kamu akan dihadapkan ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja karena Aku, sebagai kesaksian bagi mereka.

Mar 13:23  Hati-hatilah kamu! Aku sudah terlebih dahulu mengatakan semuanya ini kepada kamu."

Mar 13:33  "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba.

Mar 13:35  Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta,
Mar 13:36  supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur.

Mar 13:37  Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!"


Perhatikan juga perkataan Tuhan Yesus dalam Injil Lukas:

Luk 21:34  "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.

Luk 21:35  Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.

Luk 21:36  Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

Marilah kita berjaga-jaga menghadapi zaman yang akan datang, waktu yang sedang berjalan terus dan kemungkinan kita bertemu Tuhan atau Tuhan Yesus datang kembali...

Pencarian Mudah di Google

Banyak orang sudah diberkati oleh Tuhan melalui blog ini, hanya dengan pencarian mudah di Google. Silahkan mengetik "memikirkan hati Tuhan stephen tong", "memikirkan hati Tuhan john piper", "memikirkan hati Tuhan john owen", "memikirkan hati Tuhan pokok doa", "memikirkan hati Tuhan cinta", "memikirkan hati Tuhan Tuhan Yesus" dan seterusnya.

Untuk pencarian yang lebih maksimal, pembaca dapat mengetik demikian di kolom pencarian Google:

site:antoniusstevenun.blogspot.com darah Yesus

atau

site:antoniusstevenun.blogspot.com kemuliaan Tuhan

(Dua modus ini adalah contoh saja. Pembaca dapat mencari untuk keyword yang lain).

Selamat mencari...
Tuhan memberkati

Aturan Pengutipan

Pembaca yang dikasihi dalam Kristus, blog ini terbuka bagi pengutipan dengan beberapa aturan. Pertama, seharusnya sumber-sumber blog ini dicantumkan baik para teolog yang dikutip atau nama blognya bila akan dikutip pada renungan/ warta gereja dll. Kedua, blog ini bukan untuk kutipan akademis baik paper maupun skripsi/tesis apalagi disertasi. Mudah-mudahan tidak ada yang berniat mengutip untuk tulisan akademis. Mengapa? Sebab kadang-kadang, karena sifat blog ini yang ringkas sehingga tidak semua bahan dari buku dikutip lengkap. Sebaiknya mencari buku aslinya di perpustakaan/ toko buku. Ketiga, untuk pengutipan dalam khotbah, sebaiknya menyebut nama teolog yang tulisannya ada dalam blog ini. Keempat, blog ini tidak pernah dimaksudkan untuk memindahkan seluruh isi buku tetapi untuk memperkenalkan sebagian kecil pikiran-pikiran dari buku itu. Karena itu, seringkali tidak dikutip secara lengkap. Sebaiknya, pembaca mencari buku aslinya bila ingin mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap.

Tuhan memberkati

Kamis, 05 Desember 2013

Waspadailah Cinta Palsu!

Suatu cinta akan disebut palsu bila:

Tidak ada pengorbanan diri sama sekali dalam cinta itu untuk orang yang dicintai.

Membungkus cinta yang kelihatan anggun, indah dan penuh pengorbanan dengan motivasi-motivasi satanik: ingin merebut hartanya, seksualitasnya, bahkan ingin mempermainkannya.

Mulutnya banyak mengucapkan "aku cinta padamu" tetapi hatinya sebenarnya tidak mencintai dan demikian juga perbuatannya jauh dari pengorbanan untuk cinta.

Tidak memikirkan dan mengusahakan atau bahkan berkorban demi kebaikan orang yang dicintai.

Waspadailah Kerendahan Hati Palsu!

Suatu kerendahan hati akan disebut palsu bila:

Terus menerus merasa diri tidak layak karena banyak dosa tetapi tidak mau bertobat. Memelihara perasaan diri tidak layak agar terus nyaman berbuat dosa.

Berfokus kepada kekurangan manusia dan tidak berfokus kepada anugerah Allah.

Berpenampilan rendah hati: tidak banyak bicara, wajah menunduk, tidak berani mengangkat kepala, tidak suka tampil. Meski demikian, hatinya jahat: hatinya penuh dengan keangkuhan, memuji diri, meninggikan diri bahkan di hadapan Allah. Ini adalah kesombongan yang berbaju kerendahan hati.

Tidak berani tampil untuk membela kehormatan dan kebenaran Allah. Kelihatannya ia adalah orang yang merasa diri tidak layak.




Rabu, 04 Desember 2013

John Owen: Tritunggal dan Kerohanian

"Whatever the Son of God wrought in, by or upon the human nature, He did it by the Holy Spirit, as He is the Spirit of the Father".

(Apapun yang Anak Allah tempa dalam, dengan atau di atas diri manusia, Ia melakukannya melalui Roh Kudus yang adalah Roh Bapa).

[Catatan saya: maksudnya, Kristus membentuk kerohanian kita melalui pekerjaan Roh Kudus yang adalah Roh Bapa. Setiap tempaan, pukulan, didikan yang Tuhan Yesus mau dalam diri kita, dikerjakan melalui Roh Kudus].

(dari buku "John Owen: The Man and His Theology")

John Owen: Kalimat Terakhir

[Salah satu bagian dari kalimat terakhir John Owen]:

"I am going to Him whom my soul hath loved, or rather hath loved me with an everlasting love; which is the whole ground of my consolation. The passage is very irksome and wearisome through strong pain of various sorts... I am leaving the ship of the church in a storm, but while the great Pilot is in it the loss of a poore under rower will be inconsiderable".

(Saya sedang pergi kepada Dia yang dicintai oleh jiwa saya atau lebih tepatnya Dia yang mencintai saya dengan kasih yang kekal, yang menjadi seluruh dasar bagi penghiburan saya. Hidup ini sangat menjemukan dan sangat melelahkan melalui penderitaan yang kuat dari banyak bagian... Saya sedang meninggalkan kapal gereja di tengah badai tetapi ketika Pilot besar ada di dalam kapal itu, hilangnya "kekuatan" [terjemahan bebas, saya tidak mendapatkan arti istilah "poore"] dari pendayung bukanlah hal yang harus dipikirkan).

(dari buku "John Owen: The Man and His Theology")

Selasa, 03 Desember 2013

Kalimat Penting: Billy Graham: Kuasa Firman Allah (2)

"I had used from twenty-five to one hundred passages of Scripture with every sermon and learned that modern man will surrender to the impact of the Word of God".

(Saya telah menggunakan kira-kira dua puluh lima sampai seratus bagian Alkitab setiap kali khotbah dan saya belajar bahwa manusia modern akan menyerahkan diri kepada dampak dari Firman Allah)

Kalimat Penting: Billy Graham: Kuasa Firman Allah (1)

"I have had the privilege of preaching the Gospel on every continent in most of the countries of the world. And I have found that when I present the simple message of the Gospel of Jesus Christ with authority, quoting from the Word of God - He takes that message and drives it supernaturally into the human heart".

(Saya menerima hak istimewa untuk memberitakan Injil di setiap benua di kebanyakan negara di dunia. Saya menemukan bahwa ketika saya mempresentasikan berita sederhana dari Injil Yesus Kristus dengan otoritas, mengutip dari Firman Allah - Allah mengambil berita itu dan menggerakkannya secara supranatural dalam hati manusia).

Senin, 02 Desember 2013

Matthew Henry: Mengakui Allah (Ams. 3:6)

[Ams 3:6: "Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu."]

Akuilah Allah dalam segala lakumu. Kita bukan saja wajib percaya dalam pertimbangan kita, bahwa ada tangan Allah yang berkuasa mengatur dan menempatkan kita beserta segenap urusan kita, tetapi juga harus mengakui dan melayangkannya kepada Allah dengan segala kesungguhan hati. Kita harus meminta izin dariNya dan tidak merencanakan sesuatu selain dari yang kita yakini diperbolehkan. Kita harus meminta nasehat dan memohon bimbinganNya, bukan hanya ketika sedang menghadapi perkara yang sulit saja (yaitu ketika kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan dan harus melayangkan pandangan kita ke arahNya), tetapi juga dalam segala hal, semudah apapun perkara itu.

Kita tetap harus mendoakannya kepada Allah mohon keberhasilan, karena kita tahu bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat. Kita harus memandangNya sebagai sumber dari segala pertimbangan kita, dan menantikan imbalan dariNya dengan sabar dan keberserahan yang kudus. Dalam segala laku kita yang kudus, mudah dan menyenangkan, yang memberi kita kepuasan, kita harus mengakui Allah dengan segenap rasa syukur.

Dalam segala laku kita yang menyakitkan dan menyulitkan, yaitu jalan yang dipagari dengan duri-duri, kita harus mengakui Allah dengan tunduk dan berserah diri. Mata kita harus selalu tertuju kepada Allah. Kepada Dialah kita harus menyatakan segala permintaan kita, dalam hal apapun sebagaimana Yefta membawa seluruh perkaranya ke hadapan TUHAN, di Mizpa (Hak. 11:11). Untuk mendorong kita supaya berlaku demikian, di sini dijanjikan bahwa "Ia akan meluruskan jalanmu, sehingga jalanmu akan berakhir dengan baik dan aman, dan perkaramu berakhir menyenangkan".

Perhatikanlah, orang-orang yang menempatkan diri mereka di bawah bimbingan ilahi akan selalu mendapatkan keuntungan darinya. Allah akan memberi mereka hikmat yang bermanfaat untuk membimbing sehingga mereka tidak akan menyimpang ke dalam dosa, dan akan mengatur segala sesuatu sedemikian bijaknya sehingga hal itu mendatangkan kebaikan bagi mereka. Orang-orang yang setia mengikuti tiang awan dan api akan mendapati bahwa tiang-tiang itu menunjukkan jalan yang benar dan pada akhirnya akan membawa mereka ke tanah Kanaan, sekalipun pada mulanya mereka dibawa berkeliling.

(dari "Tafsiran Kitab Amsal" [Surabaya: Momentum])

Matthew Henry: Iman Sejati (Ams. 3:5)

[Ams 3:5:  "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri."]

Kita harus menaruh segenap keyakinan kita di dalam hikmat, kuasa dan kebaikan Allah, meyakinkan diri kita mengenai jangkauan pemeliharaanNya yang terulur kepada segenap makhluk ciptaanNya beserta segala tindak tanduk mereka. Oleh karena itu, kita harus percaya kepada TUHAN dengan segenap hati kita (ay. 5). Kita harus percaya bahwa Dia sanggup melakukan apa pun yang Ia kehendaki, dan bijak melakukan yang terbaik. Kita juga harus percaya bahwa Ia sangat baik, sesuai dengan janjiNya, untuk melakukan yang terbaik bagi kita, jika kita mengasihi dan melayaniNya. Dengan segenap hati yang tunduk dan puas, kita harus sepenuhnya mengandalkan Dia untuk menjalankan segala sesuatu bagi kita dan tidak bersandar kepada pengertian kita sendiri seolah-olah kita mampu menyokong diri kita sendiri dan menyelesaikan semua tugas kita dengan baik tanpa pertolongan Allah.

Orang-orang yang mengenal diri mereka sendiri dengan baik pastilah mendapati bahwa pengertian mereka hanyalah seperti buluh yang terkulai, yang pasti patah jika mereka bersandar kepadanya. Dalam segala tingkah laku kita, hendaknya kita tidak memercayai pertimbangan kita sendiri, melainkan percaya akan hikmat, kuasa dan kebaikan Allah. Oleh karena itu, kita harus mengikuti Sang Pemelihara dan tidak memaksakan kehendak kita sendiri. Ketika kita berserah dan tidak ngotot melakukan sesuatu, biasanya malah hasilnya sangat baik.

(dari "Tafsiran Kitab Amsal" [Surabaya: Momentum])

Minggu, 01 Desember 2013

Kalimat Penting: Pdt. Stephen Tong: Hamba Tuhan Reproduktif

"Seorang hamba Tuhan yang baik adalah yang reproduktif: menghasilkan banyak hamba Tuhan baru. Seorang guru sekolah minggu yang baik adalah yang mempengaruhi banyak pemuda-pemudi menjadi guru sekolah minggu. Seorang misionaris yang baik adalah yang mempengaruhi banyak orang menjadi misionaris, dan seterusnya".

Kalimat Penting: Pdt. Stephen Tong: Kualitas & Kuantitas

"Keep the quality first and the quanitity will come up".

(Peliharalah kualitas dan kuantitas akan menyusul mengikuti kualitas).

[Catatan saya: bila di dalam pelayanan kita menjaga kualitas yang terbaik di hadapan Tuhan, biarlah Tuhan yang menambah kuantitasnya. Prinsip ini sejalan dengan apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus: barang siapa yang setia perkara kecil, kepadanya akan dipercayakan perkara besar].

Sabtu, 30 November 2013

Ayat-Ayat: Celakalah (Luk. 6:24-26- BIS)

[Versi Bahasa Indonesia Sehari-Hari]

Luk 6:24  Tetapi celakalah kalian yang kaya sekarang ini; sebab kalian sudah mengalami kenikmatan!

Luk 6:25  Celakalah kalian yang kenyang sekarang ini; sebab kalian akan kelaparan! Celakalah kalian yang tertawa sekarang ini; sebab kalian akan bersedih hati dan menangis!

Luk 6:26  Celakalah kalian, jika semua orang memujimu; sebab begitu juga nenek moyang mereka memuji nabi-nabi palsu zaman dahulu."

Ayat-Ayat: Berbahagialah (Luk. 6:20-23 - BIS)

[Versi Bahasa Indonesia Sehari-Hari]

Luk 6:20  Yesus memandang pengikut-pengikut-Nya lalu berkata, "Berbahagialah kalian orang-orang miskin, karena kalian adalah anggota umat Allah!

Luk 6:21  Berbahagialah kalian yang lapar sekarang; kalian akan dikenyangkan! Berbahagialah kalian yang menangis sekarang; kalian akan tertawa!

Luk 6:22  Berbahagialah kalian kalau dibenci, ditolak, dihina dan difitnah oleh karena Anak Manusia!

Luk 6:23  Nabi-nabi pada zaman dahulu diperlakukan begitu juga. Kalau hal itu terjadi hendaklah kalian bersenang hati dan menari dengan gembira, sebab besarlah upah yang tersedia untuk kalian di surga.

Jumat, 29 November 2013

Bagaimana Kita Menghormati Tuhan Dalam Ibadah?

Bagaimana kita harus menghormati Tuhan dalam ibadah? Beberapa saran praktis:

Pertama, usahakanlah sedapat-dapatnya jangan terlambat dalam ibadah. Mengapa kita tidak boleh terlambat ke bandara tetapi boleh terlambat dalam ibadah? Berarti ketakutan ketinggalan pesawat lebih penting dari ketakutan kepada Tuhan?

Kedua, berpakaianlah yang sopan dan anggun. Banyak orang kalau pergi ke resepsi pernikahan atau konser musik klasik, menggunakan pakaian yang sangat anggun. Sebaliknya, kalau ke gereja, pakaiannya asal-asalan. Banyak orang percaya lebih menghormati mempelai ketimbang menghormati Tuhan.

Ketiga, persiapkanlah persembahan. Banyak orang percaya selalu mempersiapkan ang pao kalau ke resepsi pernikahan, bahkan keluarga mempelai mempersiapkan perhiasan emas untuk diberikan kepada mempelai tetapi kalau dalam ibadah, memberi persembahan asal-asalan, seadanya. Banyak orang yang pura-pura ke toilet pada waktu kantong persembahan diedarkan hanya karena di dompet tinggal uang seratus ribu satu lembar. Orang seperti ini dosanya double. Sudah tidak memberi persembahan, masih menipu dan berpura-pura lagi.

Keempat, sepenuh hati memuji Tuhan dan mendengarkan firman Tuhan. Yang terbaik haruslah dipersembahkan kepada Tuhan.

Kelima, tidak membiarkan bunyi handphone dipakai setan mengganggu ibadah. Pada tempat-tempat serius seperti pembuatan visa atau istana presiden, peserta dilarang membawa HP dan HPnya diletakkan di locker. Tetapi dalam ibadah di mana Raja di atas segala raja hadir, bunyi HP bukan saja kerap terdengar, malah banyak orang yang berani menelpon ketika ibadah sedang berlangsung. Sesuatu tindakan yang tidak mungkin dilakukan di depan presiden.

Mengapa Harus Menghormati Tuhan Dalam Ibadah?

Mengapa kita harus menghormati Tuhan dalam ibadah?

Pertama, identitas Tuhan menuntut kita harus menghormati Tuhan. Tuhan adalah Pencipta alam semesta; Tuhan adalah Penebus jiwa orang percaya; Tuhan adalah Pemelihara segala sesuatu. Tuhan layak dan berhak untuk dihormati. Kita wajib dan harus menghormati Tuhan. Jikalau kita mengatakan bahwa kita beribadah kepada Tuhan, kita harus menghormatiNya.

Kedua, karena Tuhan hadir dalam ibadah. Tuhan Yesus berkata bahwa di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam namaNya, Ia hadir. Kalau Tuhan, Raja di atas segala raja, Pencipta alam semesta hadir, bagaimana bisa kita tidak menghormatiNya?

Ketiga, Alkitab menunjukkan kepada kita bahwa hormat dan takut kepada Tuhan adalah cara ibadah yang berkenan kepada Tuhan. Ibrani 12:28-29 berkata, "Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan."

Keempat, Alkitab mencatat bahwa Allah memurkai orang-orang yang tidak menghormati Tuhan. Setelah Uzia menjadi kuat dan kerajaan Yehuda menjadi besar, ia menjadi tinggi hati dan melakukan perbuatan yang merusak. Uzia merasa diri layak dalam ibadah dan merampas hak imam untuk membakar ukupan. Di sini, Uzia tidak menghormati Tuhan. Tuhan lalu mengutuknya. Anak-anak Imam Eli yang tidak menghormati Tuhan dalam ibadah juga dimurkai oleh Tuhan.

Kamis, 28 November 2013

Louis Berkhof: Perjanjian (Kovenan) Anugerah (2)

Perjanjian (Kovenan) anugerah dapat didefinisikan sebagai perjanjian yang sangat baik antara Allah yang dilawan dan orang berdosa yang melawan tetapi dipilih, di mana Allah menjanjikan keselamatan melalui iman di dalam Kristus dan orang berdosa menerima janji ini dengan penuh rasa percaya, dan perjanjian ini memberikan janji suatu hidup yang beriman dan penuh ketaatan.

[Isi dari Perjanjian Anugerah adalah]

Kedua, respons manusia. Tanggapan atau respons manusia atas janji-janji Allah dinyatakan dalam berbagai bentuk dan sifat dari tanggapan itu ditentukan oleh janji-janji itu. (a) Secara umum hubungan antara perjanjian Allah dan orang percaya secara pribadi atau orang-orang percaya secara kolektif disebutkan sebagai perjanjian Allah dan orang percaya secara kolektif disebutkan sebagai hubungan yang dekat antara suami dan isteri, pengantin laki-laki dan pengantin wanita, seorang bapa dengan anak-anaknya. Hubungan ini mengandung makna bahwa respons dari mereka yang memperoleh berkat-berkat perjanjian akan menjadi sebuah kasih yang benar, setia, dapat dipercaya, berkorban dan menyerahkan diri sepenuhnya.

(b) kepada janji umum "Aku akan menjadi Allahmu" manusia menjawab "aku akan menjadi umatMu" dan dengan membuang undi bersama umat Allah.

(c) Dan kepada janji pembenaran kepada pengampunan dosa, pengangkatan sebagai anak dan hidup kekal, manusia memberi respons dengan cara beriman kepada Tuhan Yesus Kristus dengan sungguh beriman kepadaNya sepanjang waktu dan kekekalan, dan dengan suatu hidup yang taat dan penyerahan hidup yang taat kepada Allah.

(dari buku "Teologi Sistematika: Doktrin Manusia")

Louis Berkhof: Perjanjian (Kovenan) Anugerah (1)

Perjanjian (Kovenan) anugerah dapat didefinisikan sebagai perjanjian yang sangat baik antara Allah yang dilawan dan orang berdosa yang melawan tetapi dipilih, di mana Allah menjanjikan keselamatan melalui iman di dalam Kristus dan orang berdosa menerima janji ini dengan penuh rasa percaya, dan perjanjian ini memberikan janji suatu hidup yang beriman dan penuh ketaatan.

[Isi dari Perjanjian (Kovenan) Anugerah adalah]

Pertama, janji-janji Allah. Janji Allah yagn utama yang mencakup semua janji yang lain tercakup dalam kata-kata yang senantiasa diulang, "supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu" (Kej. 17:7). Janji ini kemudian dapat kita temukan berulang kali disebut dalam ayat-ayat Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang membicarakan tentang masa yang baru dan hidup perjanjian atau mengacu dalam suatu pembaharuan perjanjian itu, Yer. 31:33; 32:38-40; Yeh. 34:23-25, 30, 31; 36:25-28; 37:26-27; 2 Kor. 6:16-18; Ibr. 8:10.

Janji itu sepenuhnya digenapi nanti pada saat Yerusalem baru turun dari surga Allah, dan Bait Allah memancarkan kemuliaan di antara manusia. Akhirnya kita mendengar gemanya yang terakhir dalam Why 21:3. Janji yang sangat agung ini tergema kembali dalam pernyataan pujian mereka yang berhadapan dengan hubungan perjanjian dengan Allah, "Yehova adalah Allahku". Satu janji ini sesungguhnya mencakup semua janji yang lain, seperti (a) janji berbagai berkat selama hidup dalam dunia, yang seringkali melambangkan berkat rohani; (b) janji pembenaran termasuk di dalamnya pengangkatan sebagai anak, dan klaim atas hidup yang kekal; (c) janji Roh Kudus bagi pelaksanaan yang penuh dan cuma-cuma atas karya penebusan, dan bagi semua berkat keselamatan; (d) dan janji pemuliaan akhir dalam suatu hidup yang tak pernah berakhir, band Ayb 19:25-27; Mzm 16:11; 73:24-26; Yes. 43:25; Yer. 31:33, 34; Yeh. 36:27; Dan. 12:2,3; Gal. 4:5,6; Tit. 3:7; Ibr. 11:7; Yak. 2:5.

(dari buku "Teologi Sistematika: Doktrin Manusia")

Rabu, 27 November 2013

Pdt. Billy Kristanto: Mengapa Saat Teduh? (2)

Sekarang kita akan melihat kaitan saat teduh dengan doktrin keselamatan. Adalah merupakan suatu kerugian jika kita hanya mengerti urusan keselamatan hanya dengan kategori belum diselamatkan atau sudah diselamatkan. Dualisme seperti ini, sekalipun tentu saja ada (dan banyak!) benarnya, namun sesungguhnya acap kali mereduksi (mempersempit) pengertian doktrin keselamatan. Kaum Injili yang hanya melihat urusan keselamatan hanya dalam perspektif apakah seseorang sudah atau belum diselamatkan saja juga akan mencurahkan energinya semata-mata menantang orang dari belum menuju sudah. Sesudah itu apa? Sesudah itu ya sudah. Padahal kenyataannya bagi yang sudah pun juga masih banyak belum-nya: belum luas hati, belum mengerti perlunya pengorbanan, belum bisa taat, belum
mengasihi orang lain dengan tulus, belum mirip Kristus.

Di sini kita melihat bahwa diselamatkan pun bukan hanya dimensi momen (kapan diselamatkan)
melainkan juga proses (keselamatan yang semakin teguh). Konsep yang terakhir ini khususnya banyak dipikirkan oleh theolog seperti Jean Calvin namun sayangnya banyak kaum Injili (bahkan Reformed) yang agaknya lebih berkiblat kepada teologi pertobatan Pietisme dari Halle (Francke) yang lebih
menekankan momen pertobatan. Dari perspektif teologi biblika, secara gamblang dapat dikatakan ada perbedaan penekanan dalam konsep union with Christ a la Paulus dan a la Yohanes. Paulus lebih menekankan doktrin keselamatan yang menekankan kesempurnaan korban Kristus (meskipun bukan
tanpa konsep gradual) sementara Yohanes lebih menekankan partisipasi orang percaya di dalam Kristus (meskipun bukan tanpa pemikiran kesempurnaan korban Kristus). Sayang jika kita hanya menekankan satu bagian sementara kehilangan bagian yang lain.

Karena bagi orang yang sudah diselamatkan pun masih banyak wilayah yang belum sempurna, maka Allah memberikan kita apa yang disebut dengan alat alat/saluran anugerah (means of grace). Yang dimaksud dengan alat-alat anugerah misalnya seperti doa dan sakramen. Dalam batasan yang luas kita
dapat menggolongkan saat teduh juga sebagai alat anugerah. Alat-alat anugerah ini bukanlah yang menyelamatkan kita (yang menyelamatkan kita adalah Kristus yang mati dan bangkit), namun keselamatan yang kita peroleh bukanlah tanpa alat-alat anugerah. Kita memang bukan diselamatkan oleh doa atau oleh sakramen, namun orang yang percaya bukan menghayati keselamatannya tanpa doa dan sakramen. Ada pandangan yang fatal dan keliru jika orang berpendapat bahwa mereka yang menekankan pentingnya alat-alat anugerah sedang mengaburkan keselamatan hanya oleh anugerah Tuhan. Sebaliknyalah yang benar: justru karena saya mengerti saya diselamatkan oleh anugerah Tuhan saja, maka saya dengan bebas dapat menggunakan alat-alat anugerahNya karena saya tahu bukan alat-alat itulah yang menyelamatkan melainkan anugerahNya saja.

Kita mengambil contoh sederhana saja: ketika membersihkan piring kotor kita menggunakan air yang dialirkan dari pipa. Yang membersihkan piring kotor itu tentunya adalah air dan bukan pipa. Namun pengertian bahwa airlah yang membersihkan piring kotor tidak berarti saya tidak membutuhkan pipanya. Dan ketika kita menekankan perlunya dan pentingnya pipa, tentu saja ini juga tidak berarti bahwa saya sedang menyangkali bahwa airlah yang sebenarnya membersihkan piring yang kotor. Hal yang sama juga berlaku bagi alat-alat anugerah. Melalui alat-alat/saluran anugerah itu saya memperoleh anugerah Tuhan yang olehnya (anugerah) saya diselamatkan.

Karena itu kita juga bisa menekankan pentingnya saat teduh dalam konteks alat/saluran anugerah ini. Saat teduh bukanlah yang memberkati kita, yang memberkati kita adalah kehadiran Tuhan dalam Firman-Nya yang kita peroleh melalui saat teduh itu. Dalam pemikiran Calvin, alat-alat anugerah mendapat perhatian atau penekanan yang besar. Dan tentu saja Calvin bukan menemukan pengertian ini dari dirinya sendiri melainkan dari mempelajari pergumulan orang-orang yang sebelum dia dan dari kitab suci. Saat teduh sangat berkaitan dengan konsep keselamatan karena kita tahu mereka yang
diselamatkan adalah mereka yang dipilih, yang disucikan dan dipisahkan (consecrated) bagi suatu tujuan yang mulia. Konsep konsekrasi ini juga hadir dalam saat teduh: kita memisahkan waktu dan tempat khusus bagi kehadiran Tuhan. Ini tidak berarti bahwa Tuhan tidak Mahahadir dalam waktu atau
tempat yang lain, melainkan melalui saat teduh kita secara khusus menghayati kehadiran Tuhan (yang hadir dalam Firman-Nya).

Mereka yang tidak mengerti konsep kekhususan ini juga pada dasarnya tidak akan mengerti mengapa harus beribadah pada hari yang khusus dan bukan setiap hari atau sembarang hari. Mengapa beribadah di Bait Allah dan bukan pada sembarangan tempat. Mengapa orang Israel begitu terpukul pada saat 
pembuangan? Mengapa tidak beribadah di sembarang tempat saja, toh Tuhan hadir di mana-mana, mengapa harus begitu susah jika tidak beribadah di Bait Allah? Jawabannya sederhana: karena mereka mengerti ada konsep kehadiran Allah secara khusus dalam Bait-Nya. Mereka yang tidak mengerti 
pentingnya yang particular (kehadiran Allah secara khusus) akan sulit untuk menghayati yang universal (kemahahadiran Allah di segala tempat dan waktu). 

Melalui saat teduh kita menikmati secara konkret persekutuan dengan Allah dan Kristus-Nya. Dalam doktrin keselamatan kita menekankan union with God atau union with Christ maka dalam saat teduh kita belajar untuk menghayati kesatuan dengan Allah dan dengan Kristus itu. Melalui saat teduh kita mengalami transformasi dan visi hidup yang senantiasa jelas (Markus 1:38). Kita tidak gampang diombang-ambingkan oleh tuntutan manusia (Markus 1:36-37). Yesus sendiri yang adalah Allah tetap
menyisihkan (consecrate) waktu dan tempat yang khusus (Markus 1:35). Jika Yesus yang sempurna tetap menyediakan waktu teduh di hadapan Bapa-Nya, terlebih kita manusia yang memiliki segudang kelemahan, kita jauh lebih membutuhkan saat-saat yang khusus ini untuk menghayati persekutuan
kita dengan Bapa.

(dari Bulletin Rein, MRII Berlin)

Pdt. Billy Kristanto: Mengapa Saat Teduh? (1)

Kita mulai dari doktrin/teologi penciptaan saja. Allah menciptakan langit dan bumi dan pada hari yang ketujuh Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan-Nya (Kej. 2:3). Beda Allah Sang Pencipta dengan manusia adalah Allah berhenti pada hari ke-tujuh itu setelah mencipta selama enam hari, sementara manusia segera masuk (baca: menikmati) hari ke-tujuh itu karena dia diciptakan pada hari keenam. Apa yang bagi Allah adalah hari perhentian untuk merayakan pekerjaanNya, merupakan suatu awal bagi umat manusia.

Di sini ada struktur yang penting dari doktrin/teologi penciptaan: manusia memulai hidupnya dengan terlebih dahulu menikmati istirahat yang disediakan oleh Allah, yaitu hari di mana ia boleh datang beribadah menghadap hadirat Tuhan. Kita bukan membutuhkan istirahat setelah bekerja, melainkan bekerja setelah mendapatkan istirahat yang cukup. Struktur ini merupakan point penting dan merupakan konsep teologi anugerah sebagaimana sangat ditekankan dalam teologi Reformed. Pekerjaan atau
karya manusia haruslah merupakan suatu ekspresi keluar dari apa yang telah terlebih dahulu diterimanya dari Tuhan, yaitu kekuatan rohani yang diperolehnya pada saat ia menikmati istirahat dalam hadirat Tuhan.

Saat teduh sangat berkaitan dengan konsep hari istirahat ini. Saat teduh juga memberikan kita kekuatan untuk menghadapi hari yang akan kita lalui bersama dengan Tuhan. Ada perbedaan kekuatan rohani dari seseorang yang mengekspresikan dirinya dari suatu aliran yang keluar dari kuasa kehadiran Tuhan dalam hidupnya dengan mereka yang mengekspresikan diri juga namun dari kekuatan alamiahnya sendiri. Jenis yang terakhir ini bukannya tidak bisa bekerja banyak, bukannya tidak mungkin menjadi orang yang sangat sibuk, bukannya tidak mungkin mencapai ini dan itu, namun seringkali ada kegelisahan yang menyertainya karena aliran hidupnya bukan berasal dari minyak sukacita yang dialirkan oleh Tuhan sendiri.

(dikutip dari Bulletin Rein, MRII Berlin)

Selasa, 26 November 2013

Kalimat Penting: Apa Bedanya Kuatir dan Jaminan?

"Kekuatiran dan jaminan sama-sama berarah ke masa depan. Tidak ada kekuatiran atau jaminan yang berarah ke masa lalu. Bedanya, kuatir adalah reaksi negatif ke masa depan sedangkan jaminan adalah kekuatan menghadapi masa depan. Jaminan yang sejati dari Tuhan".

Kalimat Penting: Apa Bedanya Janji dan Jaminan?

"Janji dan jaminan sama-sama menyangkut masa depan. Bedanya, janji belum tentu mengandung jaminan tetapi jaminan pasti mengandung janji. Semua janji Allah bersifat jaminan".

Senin, 25 November 2013

Kalimat Penting: John Knox: Mayoritas

"A man with God is always a majority".

(Satu orang bersama Allah selalu mayoritas).

[Catatan saya: Karena Allah adalah Pencipta langit dan bumi, yang berdaulat atas seluruh alam semesta maka satu orang yang disertai dan diperkenan oleh Tuhan adalah mayoritas. Ia bahkan bisa berdiri melawan seluruh dunia dengan anugerah Tuhan. Nuh dan keluarganya, 8 orang, bersama Tuhan menjadi mayoritas melawan seluruh dunia]

Kalimat Penting: John Knox: Antagonisme & Pengaruh

"You cannot antagonize and influence at the same time."

(Kita tidak dapat menjadi orang yang antagonis (dalam film itu biasanya karakter jahat) dan juga sekaligus orang yang berpengaruh pada saat yang sama)

[Catatan saya: orang yang memiliki karakter buruk tidak mungkin memberi pengaruh. Orang yang memberi pengaruh baik karena ada keindahan dalam dirinya yang terpancar sehingga orang tertarik untuk mengikutinya]

Minggu, 24 November 2013

Ayat-Ayat: Yosua 1:1-9: Kuatkan & Teguhkan Hatimu

1:1  Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian:

1:2  "Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.

1:3  Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa.

1:4  Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu.

1:5  Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.

1:6  Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.

1:7  Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.

1:8  Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.

1:9  Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."


Ayat-Ayat: Yosua 1:1-9: Kuatkan & Teguhkan Hatimu (BIS)

[Terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-Hari]

1:1  Sesudah kematian Musa, hamba TUHAN itu, TUHAN berbicara kepada wakil Musa, yaitu Yosua anak Nun.

1:2  TUHAN berkata, "Hamba-Ku Musa sudah mati. Maka sekarang baiklah engkau dan seluruh umat Israel bersiap-siap untuk menyeberangi Sungai Yordan, dan memasuki negeri yang Kuberikan kepada mereka.

1:3  Aku sudah mengatakan kepada Musa bahwa setiap wilayah yang kamu jejaki telah Kuberikan kepadamu, Yosua, dan kepada seluruh umat-Ku.

1:4  Wilayahmu akan terbentang dari padang gurun di selatan sampai ke Pegunungan Libanon di utara dan dari Sungai Efrat yang besar itu di timur terus meliputi negeri bangsa Het sampai ke Laut Tengah di barat.

1:5  Seorang pun tak akan sanggup mengalahkan engkau, Yosua, seumur hidupmu. Sebab Aku akan selalu mendampingimu seperti dahulu Aku mendampingi Musa. Aku tidak akan meninggalkanmu.

1:6  Hendaklah engkau yakin dan berani, sebab engkau akan memimpin bangsa ini sewaktu mereka menduduki negeri yang Kujanjikan kepada nenek moyang mereka.

1:7  Hanya, hendaklah engkau sungguh-sungguh yakin dan berani. Engkau harus menjaga agar engkau mentaati seluruh hukum yang diberikan Musa hamba-Ku itu kepadamu, jangan kaulalaikan sedikit pun, maka kau akan berhasil.

1:8  Buku hukum itu harus selalu kaubacakan kepada umat-Ku. Pelajarilah buku itu siang dan malam, supaya selalu kau melaksanakan semua yang tertulis di dalamnya. Kalau kau melakukan semuanya itu, hidupmu akan makmur dan berhasil.

1:9  Ingat, Aku sudah memerintahkan kepadamu supaya engkau sungguh-sungguh yakin dan berani! Janganlah engkau takut atau kurang bersemangat, sebab Aku TUHAN Allahmu mendampingi engkau ke mana saja engkau pergi."

Sabtu, 23 November 2013

Menyala-nyala vs Menyala-nyala

Di dalam Surat Roma, terdapat dua kali istilah "menyala-nyala".

Yang pertama adalah dalam Roma 1:27: "Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki".

Yang kedua adalah dalam Roma 12:11: "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan".

Pada waktu seseorang menyala-nyala dalam berahi, ia bukan saja bersalah kepada Tuhan tetapi akan dihakimi oleh Tuhan.

Tetapi yang paling menakutkan adalah dalam penghakiman terakhir, Tuhan akan menghakimi kita, mana api yang lebih besar. Apakah api berahi bernyala lebih besar dari api pelayanan atau sebaliknya. Celakalah kita bila api berahi ternyata, di mata Tuhan, lebih besar dari api pelayanan.

Melampiaskan vs Melampiaskan

Amsal 29:11: "Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya".

Amsal 14:16: "Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman".

Orang bebal suka "melampiaskan" apa saja yang ia inginkan.

Apakah Tuhan tidak dapat "melampiaskan apa yang Ia inginkan? Marilah kita lihat:

Yehezkiel 5:13: "Aku akan melampiaskan murkaKu kepada mereka sehingga hatiKu yang panas tenang kembali dan Aku merasa puas dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN yang mengatakannya di dalam cemburuKu tatkala Aku melampiaskan amarahKu kepada mereka".

Yehezkiel 16:42: "Demikianlah Aku melampiaskan murkaKu kepadamu sehingga cemburuKu reda kembali barulah Aku merasa tenang dan tidak sakit hati lagi".

Demi keadilan Tuhan, Tuhan wajib melampiaskan murkaNya kepada orang bebal yang suka melampiaskan hawa nafsu dan amarahnya. 


Jumat, 22 November 2013

Ayat-Ayat: Yeremia 17:5-10 (Terjemahan Lama)

17:5 Demikianlah firman Tuhan: Kutuklah orang jang harap pada manusia dan jang menaruh daging akan lengannja, dan jang hatinja undur daripada Tuhan!

17:6 Karena adalah halnja seperti pokok kerendang di padang, jang tiada merasainja apabila datang baiknja dan tinggallah ia di tempat-tempat kering dalam gurun, di tanah masin, jang tiada diduduki orang.

17:7 Berkatlah atas orang jang pertjaja kepada Tuhan dan jang menaruh harapnja pada Tuhan!

17:8 Karena adalah ia seperti sebatang pohon kaju jang tertanam pada tepi air dan jang merambatkan akarnja pada tepi sungai; maka tiada dirasainja apabila datang panas terik, melainkan daunnja tinggal hidjau djuga, tiada diindahkannja djikalau kering setahun lamanja dan tiada ia berhenti daripada berbuah.

17:9 Adapun hati itu penipulah adanja terlebih daripada segala sesuatu; sekali-kali tiada ia berketentuan; siapa gerangan boleh mengetahui isinja?

17:10 Bahwa Akulah Tuhan jang menduga hati dan menjelidik batin hendak membalas kepada tiap-tiap orang sekadar kelakuannja dan sekadar pahala perbuatannja.

Ayat-Ayat: Yeremia 17:5-10 (Bahasa Indonesia Sehari-Hari)

17:5  TUHAN berkata, "Apabila orang meninggalkan Aku, Tuhannya, dan berharap kepada manusia serta bersandar pada kekuatannya, maka Aku akan menghukum dia.

17:6  Ia seperti tanaman yang tumbuh di padang, di tanah tandus, sunyi sepi dan bergaram, tak pernah ia mengalami kebaikan.

17:7  Tapi orang yang berharap kepada-Ku akan Kuberkati selalu.

17:8  Ia bagaikan pohon di tepi sungai yang mengalir; akarnya merambat sampai ke air. Ia tak takut musim kemarau, daun-daunnya selalu hijau. Sekalipun negeri dilanda kekeringan, ia tak gelisah sebab ia selalu menghasilkan buah.

17:9  Hati manusia tak dapat diduga, paling licik dari segala-galanya dan terlalu parah penyakitnya.

17:10  Aku, TUHAN, menyelidiki hati, batin manusia Kuuji. Setiap orang akan Kubalas menurut tingkah lakunya, dan Kuperlakukan sesuai dengan perbuatannya."

Kamis, 21 November 2013

Kalimat Penting: Abraham Kuyper: Sumber Otoritas Pemerintah

"Tesis yang kedua yang tidak kalah penting [dari Calvinisme] yaitu bahwa segala otoritas pemerintah-pemerintah di bumi berasal dari Kedaulatan Allah sendiri".

[Catatan saya: hal ini sinkron dengan Roma 13. Pemerintah memperoleh otoritas dari Allah].

(dari buku: "Ceramah-Ceramah Mengenai Calvinisme" [Surabaya: Momentum])

Kalimat Penting: Abraham Kuyper: Dosa & Pemerintah

"Tesis Calvinistis yang pertama yaitu bahwa dosa sendiri telah meniscayakan adanya pemerintah-pemerintah".

[Catatan saya: maksudnya, di dalam penciptaan dalam Kejadian 1, Allah belum mendirikan pemerintah. Allah baru mendirikan pemerintah sebagai bagian pemeliharaan Allah atas manusia, setelah manusia jatuh dalam dosa. Hal ini dimaksudkan agar manusia tidak saling membunuh dan terjadi neraka di bumi]

(dari buku "Ceramah-Ceramah Mengenai Calvinisme" [Surabaya: Momentum])

Rabu, 20 November 2013

Berhentilah Berbuat Jahat...

Yesaya 1:16: "Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat,"

Dengarlah seruan terdalam dari hati Tuhan yang mengasihi engkau: "Berhentilah berbuat jahat".

Terjemahkanlah kalimat ini untuk konteks pergumulan saudara sendiri, sebagai seruan hati terdalam hati Tuhan yang ingin agar saudara memuliakanNya:

"Berhentilah bermain dengan dosa!"

"Berhentilah melawan Tuhan!"

"Berhentilah melukai hati Tuhan!"

"Berhentilah.............."

isilah titik-titik di atas dengan dosa-dosa saudara, minta kekuatan Roh Kudus untuk bertobat...

Karena Takut Akan Allah...

Nehemia berkata: "Tetapi para bupati yang sebelumnya, yang mendahului aku, sangat memberatkan beban rakyat. Bupati-bupati itu mengambil dari mereka empat puluh syikal perak sehari untuk bahan makanan dan anggur. Bahkan anak buah mereka merajalela atas rakyat. Tetapi aku tidak berbuat demikian karena takut akan Allah." (5:15).

Nehemia tidak berbuat demikian karena takut akan Allah. Mari kita terjemahkan kalimat ini:

"Tetapi aku tidak berani berbuat dosa karena takut akan Allah".

"Tetapi aku tidak berani melawan Tuhan karena takut akan Allah".

"Tetapi aku tidak berani meninggikan diri karena takut akan Allah".

"Tetapi aku tidak berani bersungut-sungut karena takut akan Allah".

"Tetapi aku tidak berani mencuri kemuliaan Tuhan karena takut akan Allah".

"Tetapi aku tidak berani mencintai uang karena takut akan Allah".

"Tetapi aku tidak berani melampiaskan hawa nafsu karena takut akan Allah".

Selasa, 19 November 2013

Kalimat Penting: J.C Ryle: Kekudusan Praktis (2)

"Kekudusan ialah saat ketika seseorang berusaha keras untuk menjauhi setiap kejahatan yang ia ketahui dan mengupayakan untuk menaati setiap perintah Allah yang ia ketahui. Kekudusan ialah merasa seperti Daud ketika ia berkata “Itulah sebabNya aku hidup jujur sesuai dengan titahMu; segala jalan dusta aku benci” (Mzm 119:128). Dan Paulus dapat berkata “di dalam batinku aku suka akan hukum Allah” (Rm. 7:22)."

(dari buku "Aspek-Aspek Kekudusan" [Surabaya: Momentum])