Kamis, 12 Desember 2013

Richard Baxter: Manfaat Bersuka Di Dalam Allah

[Bagian ini merupakan pemikiran Richard Baxter yang ditulis kembali oleh Mark Shaw. Tulisan dalam kutipan (" ") merupakan kutipan dari Baxter sedangkan sisanya adalah catatan Shaw]

Pertama, keyakinan yang lebih besar tentang keselamatan saya, sebab bersuka di dalam Allah akan menjadi bukti bahwa saya mengenal dan mengasihi Allah.

Kedua, daya tahan yang lebih besar terhadap materialisme sebab "kekayaan... tidak akan mudah menipu saya".

Ketiga, damai sejahtera yang lebih besar ketika mengalami pencobaan, sebab ketika saya dipenuhi oleh sukacita kekal, "kemalangan yang merupakan penghadang kesukaan itu tidak akan menyedihkan saya lagi". Menjadikan Allah sebagai puncak sukacita saya itu akan berarti "saya memiliki kesenangan yang tak habis-habisnya bersama Dia yang akan membuat setiap salib kehidupan yang saya pikul itu terasa manis".

Keempat, akal budi yang lebih waspada dan dinamis sebab "saya akan memperoleh lebih banyak berkat melalui khotbah, buku-buku maupun persekutuan, di mana saya bersuka atasnya", dibandingkan jika kesukaan itu tidak ada. Ketika saya berusaha untuk bersuka di dalam Allah, akal budi saya peka terhadap setiap pemikiran yang dapat menjadi pemicu bagi semangat saya.

Kelima, sukacita yang lebih besar dalam bekerja, sebab kesukaan mengangkat banyak beban pekerjaan saya. Ketika saya sedang dipenuhi oleh kesukaan, saya merasakan kebenaran kata-kata Baxter ini: "Semua pelayanan saya akan terasa menyenangkan bagi saya sendiri, sekaligus berkenan kepada Allah" (bandingkan dengan Mazmur 149:4).

Keenam, bersuka di dalam Allah menumbuhkan sukacita saya dalam segala hal yang lain. "Ketika saya bersuka di dalam Allah, kesukaan saya sebagai ciptaan akan dikuduskan dan aman di tempatnya; yang bila di dalam diri orang yang lain akan menjadi cemar dan korup". Allah berkenan untuk melimpahkan lebih banyak hal dan pengalaman kesenangan bila Ia melihat bahwa saya tidak akan menjadikannya sebagai berhala. Manfaat demikian akan menjadi suatu insentif yang kuat bagi saya untuk lebih mencari Allah.

(dari buku "Sepuluh Pemikiran Besar dari Sejarah Gereja")