Senin, 31 Desember 2012

Ayat-Ayat: Peringatan "Akan Datang Waktunya"

"'Sesungguhnya waktu akan datang', demikianlah firman TUHAN Allah, 'Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan, bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman Tuhan'" (Amos 8:11).

"Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku selama masih siang. Akan datang malam di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja" (Yoh. 9:4).

"Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak memperdulikan agama" (2 Tim. 3:1-2).

"Karena akan datang waktunya, orang tidak lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan telinganya" (2 Tim. 4:3).

Ayat-Ayat: Maksud Kedatangan Tuhan Yesus

"Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakanya, melainkan untuk menggenapinya" (Mat. 5:17)

"Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mat. 20:28)

"JawabNya: Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang" (Mrk. 1:38).

"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat" (Luk. 5:32).

"Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang" (Luk. 19:10).

"Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan" (Yoh. 10:10B)

"Lalu Aku berkata: sungguh Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku; untuk melakukan kehendakMu, ya AllahKu" (Ibr. 10:7).


Minggu, 30 Desember 2012

Rahasia Keberhasilan

"Rahasia keberhasilan adalah melakukan hal-hal biasa dengan luar biasa"

"Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina" (Ams 22:29)

(dari buku "Kisah-Kisah Rohan Pembangkit Semangat untuk Pemimpin")

Tidak Mengambil Keputusan

"Tidak mengambil keputusan seringkali lebih buruk dari pada bertindak salah".

"Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidup" (Yak. 1:8)

(dari buku "Kisah-Kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Pemimpin")

Sabtu, 29 Desember 2012

Yap Un Han: Ciri Hamba/ Pelayan Tuhan (4)

Keenam, memiliki temperamen seorang hamba Tuhan.

Nabi Elisa dapat dikenal oleh perempuan dari Sunem dengan mengatakan pada suaminya, "Sesungguhnya aku sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah yang kudus" (2 Raj. 4: 9).

Para nabi pada zaman itu memakai pakaian khusus. Dalam 1 Raja-Raja 19:19 disebutkan bahwa Elia memakaikan bajunya apa pada diri Elisa.

Sikap seorang hamba Tuhan lebih penting dari pakaian, karena cara berpakaian hanya bagian kecil dari sikap sedangkan sikap adalah pernyataan seutuhnya dari karakter seseorang. Orang dapat menghormati atau melecehkan seorang hamba Tuhan dengan melihat dari cara ia mengangkat tangan, gayanya waktu berbicara dan mimiknya waktu tertawa dan sebagainya.

Pdt. Dr. Samuel Tang berpendapat bahwa untuk bisa mempunyai sikap yang baik, diperlukan latihan kesalehan. Untuk itu, ada dua hal yang perlu dikerjakan, yaitu: bermeditasi dalam rangka pembinaan secara batiniah dan belajar dalam rangka pembinaan untuk menjadi bijaksana.

(dari buku: "Problematika Hamba Tuhan")

Yap Un Han: Ciri Hamba/ Pelayan Tuhan (3)

Kelima, memiliki sikap menerima tantangan baru.

Sampai saat ini, masih banyak pimpinan gereja mempunyai prasangka buruk atau kesalahpahaman terhadap pekerjaan di bidang misi. Gereja di pedesaan, dengan alasan anggota sedikit dan perekonomian gereja yang lemah, tidak mengerjakan pekerjaan misi, padahal bisa dengan ruang lingkup yang lebih kecil. Banyak gereja besar di kota mempunyai banyak uang dan tenaga, karena memiliki hati yang lebih rela menyimpan uang di bank dengan mendapat bunga, dari pada menggunakannya untuk pekabaran Injil yang membawa jiwa-jiwa kembali kepada Tuhan.

Perlu diingat bahwa pekerjaan gereja yang tidak mengalami kemajuan akan mengalami kemunduran. Sekalipun ada kemajuan di segala bidang pada zaman ini, tetapi pihak gereja tidak mengimbanginya dalam penginjilan. Mereka tetap mempergunakan cara lama yaitu: hari minggu datang beribadah, setiap minggu satu kali ada kebaktian persekutuan doa dan kesaksian, setiap minggu satu kali mengadakan perkunjungan. Pimpinan gereja terhadap tugas penginjilan tidak ada terobosan, tidak ada rencana, tidak terorganisir, tidak ada pelatihan, tidak ada dorongan dan tidak pula menggunakan strategi dan metode baru.

(dari buku "Problematika Hamba Tuhan")

Jumat, 28 Desember 2012

Yap Un Han: Ciri Hamba/Pelayan Tuhan (2)

Ketiga, memiliki hidup berlimpah. Seseorang yang memiliki Roh Kudus, ia memiliki hidup rohani. Setelah dipenuhi atau dikuasai oleh Roh Kudus, ia mempunyai hidup rohani yang berkelimpahan. Sebab itu, seseorang yang mempunyai hidup rohani yang baik secara wajar, akan menyatakan hidup rohani yang berkelimpahan.

Keempat, memiliki kelapangan dada. Seorang hamba Tuhan, harus memiliki kelapangan dada seperti Tuhan Yesus. Pada waktu Yohanes datang memberitahukan kepada Tuhan bahwa ada orang yang atas namaNya mengusir setan. Yohanes meminta agar Tuhan menghentikannya. Tetapi Yesus menjawab, "jangan kamu cegah, sebab barang siapa yang tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu" (Luk. 9:49).

Hamba Tuhan juga mempunyai kelapangan dada seperti rasul Paulus. Ia mengatakan, "supaya kamu tidak beraib dan tiada bernoda sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah. Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian. Dan kamu juga harus bersukacita demikian, bersukacitalah dengan aku" (Flp. 1:15-18).

Hamba Tuhan juga perlu belajar dari Musa. Pada suatu hari datang seorang remaja kepada Musa, dengan mengatakan bahwa ada dua orang sedang bernubuat. Laporan ini langsung ditanggapi oleh Yosua dengan meminta agar Musa menghentikannya. Tapi jawab Musa, "apakah engkau begitu giat mendukung diriku? Ah kalau seluruh umat Tuhan menjadi nabi oleh karena Tuhan memberi RohNya hinggap kepada mereka!" (Bil. 11:29). Dalam terjemahan Mandarin dikatakan, "apakah kamu iri karena aku terhadap orang itu?"

Pada waktu Musa mengambil perempuan Kusy sebagai istrinya, ia dikata-katai oleh kakaknya Miriam dan Harun. Namun Musa tidak membalasnya. Tuhan sendiri bersaksi bahwa Musa adalah seorang yang lembut hatinya melebihi orang lain (Bil. 12:1).

(dari buku "Problematika Hamba Tuhan")

Yap Un Han: Ciri Hamba/Pelayan Tuhan (1)

Pertama, memiliki persembahan dan penyerahan hidup. Seseorang yang sungguh-sungguh mempersembahkan diri, harus mempunyai persembahan dan penyerahan hidup yang tuntas. Dia akan menghancurkan segala berhala dalam bentuk cita-cita diri untuk semata-mata melayani Tuhan. Bahkan secara terus menerus ia akan memangkas tujuan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.

Kedua, memiliki misinasi yang kuat. Orang yang mempersembahkan dan menyerahkan diri, mempunyai tuntutan baru yang tertinggi, adalah: mengabarkan Injil dan membawa jiwa-jiwa pada Tuhan. Dan orang yang mempunyai misinasi kuat akan menunjukkan:

(a) memiliki keyakinan penuh terhadap Injil. Tuhan Yesus yang sudah bangkit, terlebih dahulu memperlihatkan tangan dan rusukNya kepada para murid, setelah itu mengutus mereka dengan mengatakan, "sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu" (Yoh. 20:21). Seorang yang memiliki misinasi yang kuat terhadap Injil yang dikabarkan harus terlebih dahulu memiliki keyakinan yang mantap, barulah bisa diutus untuk memberitakannya. Ia pun harus mempunyai keyakinan yang mantap terhadap Injil, dengan demikian tidak ragu-ragu untuk memberitakan Injil.

(b) memiliki hati rela berkorban. Seseorang yang mempunyai keyakinan mantap secara wajar akan rela memberikan pengorbanan untuk Injil yang diberitakannya. Tetapi jika keyakinannya terhadap Injil labil, maka pandangannya terhadap nilai-nilai Injil pun mengalami kelabilan. Dengan demikian, mempengaruhi sikapnya dalam pelayanan. Bagaimana dengan rasul Paulus? Ia mengatakan, "malahan segala sesuatu ku anggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus" (Flp. 3:8).

(c) memiliki kekuatan doa. Seseorang yang memiliki misinasi yang kuat akan selalu mendekatkan diri melalui doa untuk memohon kekuatan Roh Kudus, karena pelayanan doa, dan kuasa Roh Kudus mempunyai kaitan satu dengan yang lainnya. Sebenarnya doa merupakan satu pekerjaan dan Tuhan berkenan memberkati mereka yang mau bersandar kepadaNya melalui doa. Ada seorang majelis senior mengatakan, pemimpin yang tidak berdoa, hanyalah seorang pemimpi, yang tidak mempunyai visi. Hanya pelayan yang mempunyai Roh Kudus yang dapat mengalirkan sumber air hidup.

(dari buku "Problematika Hamba Tuhan")

Kamis, 27 Desember 2012

Kehidupan Yang Digunakan

Kehidupan yang tidak digunakan adalah kematian dini.

"Orang yang bodoh melipat tangannya dan memakan dagingnya sendiri" (Pkh. 4:5)

(dari buku "Kisah-Kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Pemimpin")

Besar-Kecil

Orang besar selalu bersedia menjadi kecil.

"Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu" (Mat. 23:11).

(dari buku "Kisah-Kisah Rohani Pembangkit Semangat Untuk Pemimpin")

Rabu, 26 Desember 2012

Kris Lundgaard: Allah Tinggi Mengatasi Kita (2)

Allah tinggi mengatasi kita dalam kebahagiaan kekalNya di dalam diriNya sendiri. Allah tidak membutuhkan siapapun atau apapun agar bahagia. Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus telah selalu, dan akan selalu, puas untuk selama-lamanya. Di dalam Trinitas ada kasih yang sempurna. Namun tak ada ciptaan yang mandiri pada dirinya sendiri. Kita semua tergantung pada sesuatu di luar kita, kita semua tergantung pada Allah.

Natur manusiawi Kristus sendiri di sorga tidak mandiri; Dia hidup di dalam Allah, dan Allah di dalam Dia; natur manusiawi Kristus sepenuhnya tergantung pada Allah, seperti kita, untuk menerima segala hal yang baik dariNya. Allah sendiri tidak kekurangan apapun, tidak membutuhkan apapun. Tidak seorangpun bisa menambahkan apa pun pada Allah:

"...[Dia] tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Dia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang" (Kis. 17:25).

(dari buku "Melihat Kemuliaan Kristus Melalui Cermin Alkitab")

Kris Lundgaard: Allah Tinggi Mengatasi Kita (1)

Allah tinggi mengatasi kita dalam keberadaanNya, dalam KeAllahanNya. Tidak ada makhluk hidup yang memiliki esensi Ilahi yang sama dengan Dia. Jika dibandingkan dengan Allah, semua bangsa seperti setitik air dalam timba - jika ditimbang dalam neraca dengan Dia, kita hanyalah sebutir debu (Yes. 40:15). Yesaya bahkan sampai menggambarkan bangsa-bangsa sebagai "hampa dan sia-sia saja" (Yes. 40:17).

Bahkan ketika kita berusaha membandingkan keberadaan Allah, yang adalah sumber dari segala yang ada, dengan salah satu makhluk ciptaanNya, kita tidak bisa memberikan ilustrasi atau proporsi yang berarti. Satu molekul air dibandingkan dengan Samudra Pasifik tetap lebih dekat daripada ukuran perbandingan keberadaan kita dengan keberadaan Allah. Segala sesuatu yang bis akita katakan hanyalah pernyataan yang jauh dari lengkap.

Maka sangatlah luar biasa ketika Allah mendekat kepada ciptaanNya. Kita tidak bisa memahami betapa rendahnya Dia merendahkan diriNya untuk dapat mendekat pada ciptaanNya. Dan ketika Dia melangkah turun dan memeluk, bukannya raja maupun ratu, melainkan sampah masyarakat, kita jadi terdiam membisu di hadapan anugerahNya.

"Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, Yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus namaNya: 'Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus. Tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati. Untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk'" (Yes. 57:15).

(dari buku "Melihat Kemuliaan Kristus melalui Cermin Alkitab")

Selasa, 25 Desember 2012

Natal bukanlah....

Natal...

bukanlah pohonnya...

bukanlah kartunya...

bukanlah dramanya...

bukanlah lampunya...

bukanlah pestanya...

bukanlah hadiahnya...

bukanlah Sinter Klasnya...

melainkan...

Kristus...

Kristuslah...

yang menjadikan...

CHRISTMASS...

Tanpa Kristus...

Natal...

menjadi...

X'Mass...

yaitu...

lahirnya...

Mr. X...

yang mati...

di...

kamar mayat RSU...

Selamat Natal 2012

Kristus...

lahir...

seperti...

binatang...

mati...

seperti...

binatang...

untuk...

mengasihi...

kita...

Puji...

Tuhan...

untuk...

cintaNya...

Selamat Natal 2012!

* Pdt. Antonius Steven Un
* Ibu Damai Puspitahati (Pipit)
* Elijah Calvin Un (I Lay)
* Zephaniah Nelson Un (Ze Fan)

Senin, 24 Desember 2012

Pdt. Stephen Tong: Hal-Hal Kecil Yang Membahagiakan Keluarga (4)

Pikirkan kebahagiaan keturunan:

Satu hal lagi, senantiasa pikirkan kebahagiaan untuk keturunan. Kadang ketika emosi sudah meluap sehingga ingin bercerai, maka tidak sempat berpikir tentang anak. Statistik membuktikan banyak keluarga yang pecah belah dan tidak berbahagia menghasilkan anak yang kurang ajar. Banyak anak yang menjadi pencopet yang tidak beres dalam masyarakat berasal dari keluarga yang broken-home.

Bagaimanapun orang tua harus memikirkan kebahagiaan anak-anak dan hari depan mereka. Kita harus menciptakan keluarga bahagia untuk memberi kekuatan membesarkan mereka. Tidak berarti keluarga bahagia juga akan menghasilkan anak-anak bahagia 100%. Juga tidak berarti keluarga yang kurang bahagia anaknya juga tidak bahagia. Tidak tentu. Tetapi bagaimanapun orang tua harus memikirkan anak-anaknya. Kerusakan yang dialami, kesedihan dan luka yang ditanggung anak karena suami isteri bercekcok, sulit untuk diobati oleh apapun. Kiranya Tuhan memberi kekuatan kepada kita untuk berpikir baik-baik bagi anak-anak kita.

(dari buku "Keluarga Bahagia")

Pdt. Stephen Tong: Hal-Hal Kecil Yang Membahagiakan Keluarga (3)

Saling menghadapi oknum yang dicintai dan dihormati dalam I and Thou Relationship:

Kacamata adalah benda (Ingg: it), sebagai benda yang tidak mempunyai hubungan dengan saya. Tetapi dengan setiap orang yang beroknum, tanggapan yang kita ambil harus berbeda. Oknum mempunyai kehormatan yang tidak boleh diganggu, perasaan yang tidak boleh diejek, kewibawaan yang tidak boleh dikurangi. Tanggapan oknum harus dijaga. Perlakukan pasangan Saudara sebagai oknum. Jangan memperalat suami Anda atau isteri Anda, karena kurang menghormatinya sebagai oknum. Kamu memperlakukan isteri Anda secara licik. Itu sebabnya ia menangis dan tangisannya didengar oleh Tuhan Allah.

___________________________

Jangan ada oknum ketiga dalam pernikahan:

Kita juga tidak menginjinkan oknum ketiga mencampuri keluarga sehingga menjadi tidak karuan. Jikalau ada seorang wanita yang menceritakan segala kegagalan pernikahannya kepada Anda, sementara Anda sudah beristri, jangan mendengarkan terlalu banyak kalimat-kalimatnya. Karena wanita yang mencetuskan segala kesusahannya seharusnya berbicara kepada wanita lain atau orang tua atau pendeta atau isteri pendetanya, bukan kepada pria yang sudah beristri. Karena banyak bicara bisa menimbulkan simpati dan simpati akan menimbulkan kecabangan hati dsb. Masalah suami istri harus diselesaikan antara suami istri bersama dengan Tuhan. Jangan sampai oknum ketiga campur tangan dan memberi racun dalam keluarga kita.

Bagaimanapun hubungan antara suami istri adalah hubungan paling intim yang tidak bisa dilampaui oleh siapapun kecuali Tuhan sendiri. Yang menikah adalah suami istri. Tidak seharusnya mertua ikut campur. Mertua boleh memberikan nasehat tetapi tidak turun tangan untuk menjadi pengatur di rumah anak menantu. Jika ada orang ketiga masuk ke dalam bayang-bayang cinta atau sebagai interuptor maka bahagia akan keluar dari keluarga itu. Hati-hati!

(dari buku "Keluarga Bahagia")

Minggu, 23 Desember 2012

Respon Tuhan Yesus Terhadap Penghinaan

Petrus berkata: "Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil" (1 Pet. 2:23).

Tuhan Yesus diam selama di pengadilan.

Tuhan Yesus sabar menghadapi semua kekurangan murid-murid.

Tuhan Yesus tenang menghadapi semua caci maki.

Tuhan Yesus setia dalam penderitaan.

Demi menyenangkan Tuhan dan mengasihi umatNya, Ia menelan semua pil pahit dengan sabar.

Hinaan Yang Tuhan Yesus Terima

Tuhan Yesus pernah dianggap tidak waras oleh keluargaNya (Mrk 3:21).

Orang Farisi menganggap Tuhan Yesus kerasukan Beelzebul (Mrk. 3:22).

Orang-orang sekampungNya di Nazaret kecewa dan menolakNya, meski Ia tidak berdosa dan tidak berbuat salah apapun (Mrk 6:1-6).

Petrus, murid yang begitu dekat denganNya, menyangkalNya tiga kali.

Yudas, murid yang begitu dipercaya sebagai bendahara, malah menjual dan mengkhianatiNya.

Yohanes mencatat: "Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan olehNya, tetapi dunia tidak mengenalNya. Ia datang kepada milik kepunyaanNya tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya".

Tuhan Yesus diperlakukan seperti binatang, seperti orang buta, seperti orang lumpuh dan seterusnya.

Semua penderitaan dan penghinaan Ia terima tetapi Ia setia dan taat melaksanakan kehendak Allah.

Mari kita memikirkan perasaan Tuhan dan jangan memikirkan perasaan sendiri.

Sabtu, 22 Desember 2012

Ayat-Ayat: Kehendak Allah Dalam Perjanjian Baru (2)



2Ko_7:10  Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.

2Ko_7:11  Sebab perhatikanlah betapa justru dukacita yang menurut kehendak Allah itu mengerjakan pada kamu kesungguhan yang besar, bahkan pembelaan diri, kejengkelan, ketakutan, kerinduan, kegiatan, penghukuman! Di dalam semuanya itu kamu telah membuktikan, bahwa kamu tidak bersalah di dalam perkara itu.

Gal_1:4  yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita.

Efe_1:5  Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,

Efe_5:17  Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

Efe_6:6  jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah,

Kol_1:9  Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna,

1Tes_2:12  dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya.

1Tes_4:3  Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,

2Ti_1:1  Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus,

Ibr_10:7  Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."

1Pe_2:15  Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh.

1Pe_2:19  Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

1Pe_4:2  supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

1Pe_4:3  Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.

1Pe_4:19  Karena itu baiklah juga mereka yang harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan jiwanya, dengan selalu berbuat baik, kepada Pencipta yang setia.

1Pe_5:2  Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.

2Pe_1:20  Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,

2Pe_1:21  sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.

1Yoh_2:17  Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

1Yoh_5:14  Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.

Why_4:11  "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."

Why_17:17  Sebab Allah telah menerangi hati mereka untuk melakukan kehendak-Nya dengan seia sekata dan untuk memberikan pemerintahan mereka kepada binatang itu, sampai segala firman Allah telah digenapi.

Ayat-Ayat: Kehendak Allah dalam Perjanjian Baru (1)


Mat_3:15  Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.

Mat_6:10  datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Mat_7:21  Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Mat_10:29  Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu.

Mat_12:50  Sebab siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."

Mat_26:42  Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Yoh_4:34  Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Yoh_6:38  Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.

Yoh_7:17  Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.

Kis_13:22  Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.

Kis_13:36  Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, lalu ia mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia memang diserahkan kepada kebinasaan.

Rom_12:2  Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Rom_15:5  Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus,

Rom_15:32  agar aku yang dengan sukacita datang kepadamu oleh kehendak Allah, beroleh kesegaran bersama-sama dengan kamu.

1Ko_1:1  Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Sostenes, saudara kita,

2Ko_1:1  Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Timotius saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus dengan semua orang kudus di seluruh Akhaya.


Jumat, 21 Desember 2012

Matthew Henry: Hatiku Bergembira Karena Allah


Dengan rasa puas yang luar biasa di dalam Dia sebagai Juruselamatnya, "hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku". Tampaknya hal ini berkaitan dengan Sang Mesias, yang untuknya ia akan menjadi seorang ibu. Ia menyebutnya Allah Juruselamatnya, karena malaikat telah mengatakan bahwa Dia akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi, dan namaNya akan disebut Yesus, Sang Juruselamat.

Ini adalah yang dipegang erat-eratnya bagi dirinya: Dia adalah Allah Juruselamatku. Bahkan ibu Tuhan kita memerlukan Dia sebagai Juruselamatnya, karena iapun akan binasa tanpa Dia. Ia lebih bersukacita atas kebahagiaan keselamatan yang akan dimilikinya bersama orang-orang percaya lainnya, melebihi kebahagiaan menjadi seorang ibu bagiNya, sekalipun ini merupakan kehormatan khusus bagi dia.

Dan memang hal ini cocok dengan kehendak Kristus yang meninggikan orang-orang percaya yang taat melebihi ibu saudara-saudaraNya (Mat. 12:50; Luk. 11:27-28). Perhatikanlah mereka yang memiliki Kristus sebagai Allah dan Juruselamat mereka akan memiliki banyak alasan untuk bergembira, bergembira dalam Roh, seperti yang dilakukan Kristus (Luk. 10:21) dengan sukacita rohani.

(tafsiran Lukas 2:47 dari buku "Tafsiran Matthew Henry - Lukas 1-12")

Matthew Henry: Jiwaku Memuliakan Tuhan

Amatilah di sini bagaimana Maria berbicara tentang Allah,

Dengan penuh rasa hormat yang mendalam kepadaNya, sebagai Tuhan, "jiwaku memuliakan Tuhan; tidak pernah aku melihat keagunganNya seperti sekarang ini, ketika aku mendapati betapa baiknya Ia". Perhatikanlah, hanya mereka yang sungguh-sungguh telah menikmati rahmat belas kasihanNya, yang bisa berpikir betapa tinggi dan muliaNya Allah itu; sedangkan mereka yang makmur dan berkedudukan tinggi akan berkata, "Yang Mahakuasa itu apa, sehingga kami harus beribadah kepadaNya?"

Semakin Allah meninggikan kita dengan berbagai cara, kita harus semakin tekun mempelajari kemuliaan apa yang bisa kita berikan kepadaNya; dengan demikian kita dapat memuliakan Allah, ketika jiwa kita dan semua yang ada di dalam kita memuliakan Dia. Memuji harus menjadi pekerjaan jiwa.

(tafsiran Lukas 2:46 dari buku "Tafsiran Matthew Henry - Lukas 1-12")

Kamis, 20 Desember 2012

Kerinduan Seorang Hamba Tuhan - Refleksi Pribadi (2)


Keempat, seorang hamba Tuhan sejati merindukan kesehatian dan organisme dalam gereja yang dilayaninya seperti analogi tubuh. Setiap anggota menemukan bagiannya dan giat dalam bagiannya masing-masing dengan tetap sinkron kepada anggota yang lain. Bila setiap anggota di dalam gereja giat dalam kesehatian maka gereja menjadi tubuh Kristus yang hidup dan sehat. Tetapi bila di dalam gereja terjadi perpecahan, sungguh hamba Tuhan akan sangat sedih.

Kelima, seorang hamba Tuhan sejati rindu menjadi teladan dalam pengorbanan dan ketaatan. Ia rindu bahkan memberikan dirinya asal Tuhan senang dan jemaat dibangun. Ia rindu "membayar harga berapapun" asal banyak jiwa dipersembahkan bagi Allah.

Keenam, seorang hamba Tuhan sejati rindu memiliki waktu pribadi bersama Tuhan yang cukup, yakni dalam doa dan meditasi firman Tuhan. Tanpa persekutuan erat dengan Tuhan, maka sang hamba Tuhan tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menghadapi visi, rutinitas dan persoalan-persoalan yang tidak gampang di dalam pelayanannya.

Ketujuh, seorang hamba Tuhan sejati rindu disertai Tuhan, melihat kemuliaan Tuhan dalam firman dan pekerjaan Roh Kudus serta melihat kesucian Tuhan dinyatakan dalam pertobatan-pertobatan.

Kerinduan Seorang Hamba Tuhan - Refleksi Pribadi (1)

Seorang hamba Tuhan sejati tentu mempunyai kerinduan-kerinduan atau harapan-harapan yang ia doakan selalu. Berikut ini refleksi pribadi saya.

Pertama, ia rindu dipakai Tuhan dan setia sampai mati. Tidak penting soal jabatan, harta, atau gelar tetapi dipakai Tuhan dan setia merupakan doa banyak hamba Tuhan sejati.

Kedua, ia rindu diberi kuasa Roh Kudus. Kuasa untuk mewakili Tuhan, kuasa untuk mempertobatkan orang dan membawa manusia kepada Tuhan, kuasa untuk memuliakan Tuhan, kuasa untuk menggerakkan orang bagi Allah, kuasa melaksanakan kehendak Tuhan dan lain-lain.

Ketiga, yang diharapkan seorang hamba Tuhan dari jemaat sebenarnya bukanlah pujian tetapi pertobatan/ perubahan hidup. Banyak jemaat sering memuji khotbah hamba Tuhan tetapi yang diharapkan hamba Tuhan adalah perubahan yang ada pada diri jemaat setelah mendengar khotbah tersebut.

(bersambung)

Rabu, 19 Desember 2012

H Henry Meeter: Alkitab dan Politik (2)

Seorang Calvinis percaya bahwa landasan alkitabiah dari wawasan politiknya atau wawasan theologis atau sosialnya, tidak semata-mata terdapat dalam beberapa ayat tertentu. Sebaliknya ia menemukan prinsip-prinsip ini dalam peraturan iman yang terdapat di seluruh Alkitab dan yang menyatakan dirinya dalam berbagai cara, juga kadang-kadang dalam ayat-ayat khusus seperti "Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya" atau "Karena aku para raja memerintah" (Rm 13:1; Ams 8:15).

Prinsip-prinsip ini tidak hanya berkaitan dengan perkara-perkara yang sangat umum seperti kedaulatan Allah dan kewajiban untuk taat kepada pemerintah, tetapi juga dengan banyak masalah politik lainnya, misalnya hubungan individu dengan kelompok, hubungan gereja dan organisasi-organisasi masyarakat lainnya dengan negara, batas-batas kekuasaan pemerintah, dan hak-hak setiap orang. Dalam mengembangkan wawasan politiknya, Calvin menggunakan banyak prinsip alkitabiah seperti kebenaran, keadilan dan kesejahteraan orang banyak.

(dari buku "Pandangan-Pandangan Dasar Calvinisme")

H Henry Meeter: Alkitab dan Politik (1)

Alkitab adalah peraturan bagi seorang Calvinis untuk iman dan perbuatan dalam segala sesuatu; karena itu juga merupakan peraturannya dalam dunia politik. Ini mudah dipahami. Menurut seorang Calvinis, Allah adalah Allah adalah Penguasa Tertinggi di mana saja. Karena itu, FirmanNya juga adalah hukum bagi dunia politik. Karena Alkitab sebagai firman Allah, adalah peraturan bagi iman dan perilaku, maka seorang Calvinis mencari bimbingan dalam Alkitab bagi kegiatan politiknya.

Kitab Suci ini, di samping merupakan koreksi terhadap kitab alam, juga mengandung prinsip-prinsip kekal untuk membimbing perilaku masyarakat. Karena itu, Alktiab menjadi kitab keputusan terakhir dan, dalam pengertian khusus, menjadi landasan dari pandangan seorang Calvinis tentang politik.

Alkitab memberikan prinsip-prinsip kekal yang harus mendasari dan mengendalikan semua sistem politik. Prinsip-prinsip ini tidak pernah menjadi usang, tetapi seperti semua prinsip lain, prinsip-prinsip ini adalah kekal, tidak berubah, dan relevan untuk segala masa dan semua kondisi. Begitu orang memahami prinsip-prinsip ini, ia dapat membangun sistem-sistem dan menyusun kebijakan-kebijakan untuk diterapkan pada kondisi yang muncul pada saat itu, dan ia bisa menganalisisnya secara kritis untuk menilai apakah sistem ini benar.

(dari buku "Pandangan-Pandangan Dasar Calvinisme").

Selasa, 18 Desember 2012

Roh Kudus Bersyafaat Bagi Orang Percaya

Roh Kudus...

bersyafaat...

bagi...

orang percaya...

dalam...

menghadapi...

penderitaan...

(Rm 8:26)

Tuhan Yesus Bersyafaat Bagi Orang Percaya

Tuhan Yesus...

dulu...

sekarang...

selamanya...

bersyafaat...

bagi...

orang percaya...

dalam...

menghadapi...

serangan setan...

(Luk. 22:31-32; Yoh. 17; Ibr. 7:25)

Senin, 17 Desember 2012

Kris Lundgaard: Kemuliaan Allah Pada Wajah Kristus

Melihat kemuliaan Allah pada wajah Kristus harus kita hargai sebagai privelese terbesar dalam hidup ini.

Itu adalah fajar sorga dan buah sulung dari hidup kekal bahkan inilah kehidupan yang kekal itu: bahwa mereka mengenal satu-satunya Allah yang benar, dan Yesus Kristus yang diutusNya (Yoh. 17:3). Kecuali anda menganggapnya sebagai suatu privelese, anda tidak akan menikmatinya; dan apapun yang tidak anda nilai sesuai dengan kelayakannya akan anda remehkan.

Tidaklah cukup hanya menganggapnya sebagai suatu privelese dan suatu keuntungan, anda harus menghargainya di atas segala sesuatu. Jiwa anda harus hancur karenanya; dan hati anda dan daging anda harus bersorak-sorai karena merasakan Allah yang hidup (Mz 84:3), jika tidak, maka anda akan menjadi orang asing selamannya bagi kemuliaanNya.

(dari buku "Melihat Kemuliaan Kristsu melalui Cermin Alkitab")

Kris Lundgaard: Wajah Kristus & Kasih Allah

"Allah adalah kasih" (1 Yoh. 4:8). SifatNya yang kekal adalah kasih. Tetapi apa yang kita lihat di dunia? "Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengna kelaliman" (Rm 1:18). Dunia penuh dengan bukti murka dan ketidakberkenananNya, jadi bagaimanakah mungkin kita mengenal dan meliaht Allah yang adalah kasih? "Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus AnakNya yang tunggal ke dunia, supaya kita hidup olehNya" (1 Yoh. 4:9). 

Di sini kita bisa menyenangkan mata iman dengan menyaksikan keindahan Kristus. Allah Bapa memberikan kemuliaan ini kepadaNya: bahwa dengan darahNya Dia mau menuliskan dengan huruf-huruf besar bahwa ALLAH ADALAH KASIH. Demi kita semata-mata tanpa paksaan melainkan hanya karena kasihNya kepada kita, Dia mengenakan tubuh kita. Dengan senang hati Dia menanggung rasa malu dan kerendahan yang tidak layak diterimaNya. 

Dia lapangkan punggungNya untuk dicambuk, menundukkan kepalaNya untuk dipasangkan sebuah mahkota yang menyakitkan, dan mengulurkan kedua tanganNya untuk menerima paku. Semuanya ini untuk kita. Semua ini dilakukanNya dalam kasih. Dan semuaNya ini dilakukan sehingga Ia lebih utama dalam segala sesuatu (Kol. 1:18). Apakah anda melihat betapa hebat, betapa indah, betapa mulia, dan betapa menariknya Dia? 

Di dalam Dia kita melihat penglihatan tentang Allah yang paling menyenangkan yang bisa disaksikan siapa saja. Adapun tanda dari kasih Allah yang kita lihat dari dalam atau karya pemeliharaan memang sangat berarti; tetapi, dari semua itu kita tak bisa tahu Allah adalah kasih. Dalam menyatakan bahwa Allah adalah kasih, Kristuslah tanda yang terbesar. 

(dari buku "Melihat Kemuliaan Kristus Melalui Cermin Alkitab"). 

Minggu, 16 Desember 2012

Pdt. Stephen Tong: Buah Merupakan Tanda Pertumbuhan

Kalau anda belum pernah menanam pohon dengan tangan sendiri dan hanya bisa membeli buah-buah dari pasar maka Anda belum mengerti apa artinya sabar menantikan dan mengharapkan pohon yang ditanam bertumbuh dan mengeluarkan buah. Jika anda menanam benih dan menyaksikan benih itu bertumbuh makin besar dan suatu saat berbuah maka anda akan sangat terhibur. Demikian juga hidup orang Kristen.

Paulus berkata kepada orang Kristen zamannya dengan suatu ilustrasi. Bahwa ia bagaikan ibu rohani, yang terus bertahan untuk melahirkan anak rohani. Ia bertahan dan sabar menunggu sampai suatu hari, dengan penderitaan seperti seorang ibu yang melahirkan, Paulus bisa melihat Kristus hidup di dalam orang yang beriman.

Kadang kita melihat anak orang lain yang bertumbuh dengan cepat dan heran melihatnya, tetapi tentu saja ibunya yang setiap hari mengasuh dan memberinya makan dan merawatnya tidak lah terkejut melihat anaknya bertambah besar. buah-buahan yang baik yang dibeli di pasar, bisa anda dapatkan lebih mudah dari pada menanamnya sendiri.

Berbuah adalah tanda pertumbuhan. Jika anda mau menjadi orang Kristen yang bertumbuh, nyatakanlah anugerah Tuhan yang sudah anda terima kepada orang lain dengan mengabarkan Injil. Setiap orang yang mau melayani Tuhan harus belajar bergumul sendiri untuk bertumbuh karena bertumbuh itu tidak bisa dibantu atau ditolong oleh orang lain. Ada prinsip-prinsip dasar untuk bertumbuh.

Tidak ada suatu metode pun yang bisa diciptakan manusia yang dapat dengan mutlak memperkembangkan penginjilan yang sejati. Begitu banyak orang hendak memperkembangkan penginjilan  dengan cara yang cepat, bahkan yang tidak sesuai dengan Alkitab. Penginjilan dan iman datang dari mendengarkan firman Tuhan, mengerti firman Tuhan, bertobat meninggalkan dosa dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi.

(dari buku "Hidup Kristen Yang Berbuah")


Pdt. Stephen Tong: Buah Merupakan Tanda Kehidupan

Pada waktu sebuah pohon berbuah, ini menandakan pohon itu masih hidup; jadi buah adalah tanda hidup. Jika Anda mempunyai kehidupan maka dengan sendirinya kehidupan itu akan mengeluarkan buah. Alkitab berkata: "jika iman tidak disertai perbuatan makan iman itu pada hakekatnya adalah mati" (Yak. 2:17). Dan Alkitab berkata dengan jelas kepada kita bahwa tubuh tanpa jiwa adalah mayat. Demikian pula iman tanpa buah adalah mati.

Jikalau kita mempunyai iman di dalam tetapi tidak mempunyai kelakukan di luar, kita merupakan orang Kristen yang mati, orang Kristen yang menipu diri. Yohanes Pembaptis berkata: "Hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan". Kita harus membedakan hati pertobatan dan buah-buah pertobatan; hati pertobatan itu dilihat oleh Tuhan, tetapi buah pertobatan dilihat oleh manusia.

Jikalau hati Anda beriman kepada Tuhan, tetapi kelakukan anda bertentangan dengan iman, maka anda bukan saja tidak mempermuliakan nama Tuhan, tapi juga akan memberikan kesempatan bagi orang bukan Kristen untuk menganiaya orang Kristen, mengumpat orang Kristen dan memfitnah orang Kristen lain karena buah merupakan tanda hidup.

(dari buku "Hidup Kristen Yang Berbuah")

Sabtu, 15 Desember 2012

Ayat-Ayat: 1 Korintus 9:24-27: Penguasaan Diri Dalam Pelayanan


LAI Terjemahan Baru:

9:24  Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!

9:25  Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.

9:26  Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.

9:27  Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

_________________________
English Standard Version:


9:24  Do you not know that in a race all the runners run, but only one receives the prize? So run that you may obtain it.

9:25  Every athlete exercises self-control in all things. They do it to receive a perishable wreath, but we an imperishable.

9:26  So I do not run aimlessly; I do not box as one beating the air.

9:27  But I discipline my body and keep it under control, lest after preaching to others I myself should be disqualified.

Ayat-Ayat: 1 Korintus 9:15-23: Berkorban bagi Injil


9:15  Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satupun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya akupun diperlakukan juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada...! Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapapun juga!

9:16  Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.

9:17  Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku.

9:18  Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.

9:19  Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.

9:20  Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.

9:21  Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat.

9:22  Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.

9:23  Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.

Jumat, 14 Desember 2012

E. E Ellis: Paulus (2)


Pemberitaan Injil ke Galatia – sidang di Yerusalem – Yunani. Sesudah Paulus dan Barnabas kembali dari Yerusalem,  tahun 46 M, mereka ditugasi jemaat Antiokia memulai perjalanan penginjilan mereka. Mereka menjelajahi Pulau Siprus dan melintasi Galatia Selatan (Kis.13-14). Cara kerja mereka, yang menjadi pola Paulus dalam pemberitaan Injil ialah mula-mula berkhotbah di sinagoge atau rumah ibadat. Ada orang Yahudi dan non-Yahudi yang ‘takut akan Allah’ menerima pemberitaan mereka dan menjadi anggota perkumpulan setempat. Jika masyarakat Yahudi menolak Injil – kadang-kadang dengan kekerasan – maka pemberitaan dialihkan kepada masayarakat non-Yahudi (bnd. Kis.13:46). Kendati bahaya ini dan perpisahan di Perga dari pembantu mereka yaitu Yohanes Markus, pemberitaan Injil berhasil menumbuhkan gereja Kristen di daerah Pisidia, diantaranya jemaat di kota: Antiokhia, Ikonium, Listra, Derbe dan mungkin Perga.

Sementara masyarakat non-Yahudi banjir memasuki gereja Kristen, maka timbul masalah berat tentang hubungan mereka dengan hukum dan adat-istiadat yahudi. Sebagian orang Kristen Yahudi mengharuskan orang Kristen non-Yahudi disunat dan memelihara Taurat Musa jika mereka hendak diterima ‘sebagai sekutu yang setara’ dalam persekutuan Kristen. Sesudah Paulus kembali ke Antiokhia,  49 M, ia melihat dalam gerakan pen-Yahudi-an ini suatu ancaman terhadap hakikat Injil yang sebenarnya, lalu ia nyatakan perlawanannya tanpa tedeng aling-aling. Pertama, ia tempelak Petrus dimuka umum (Gal.2:13) karena untuk menghindari perpecahan dari para pentolan pen-Yahudi-an, Petrus meninggalkan orang-orang Kristen non-Yahudi. Kedua, sesudah mendengar bahwa ajaran pen-Yahudi-an itu meracuni gereja-gereja yang baru didirikannya, Paulus menulis surat peringatan yang tegas kepada jemaat di galatia, pada surat mana ia paparkan dengan penuh semangat semoyannya, ‘Keselamatan karena kasih karunia melalui iman’.

Peristiwa di Antiokhia menimbulkan krisis teologi besar dan yang pertama dalam gereja. Untuk menyelesaikan kemelut teologis yang ditimbulkannya, gereja Antiokhia mengutus Paulus dan Barnabas untuk berunding dengan para rasul dan tua-tua dalam sidang di Yerusalem (Kis.15). Sidang para rasul dan tua-tua itu mengambil keputusan supaya kepada orang-orang Kristen non-Yahudi ‘jangan ditanggungkan lebih banyak beban’ (Kis.15:28) tapi harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, darah, daging binatang yang mati lemas, dan percabulan. Keputusan ini menopang pandangan Paulus bahwa orang Kristen non-Yahudi tidak usah memegang Taurat Musa. Larangan yang disebut itu agaknya pada intinya dikenakan secara setempat (bnd 1 Kor 8) dan guna membantu hubungan baik antara Yahudi dan non-Yahudi.

Karena perbedaan pendapat dengan Barnabas perihal membawa Yohanes Markus lagi bersama mereka (Kis.15:38-39), Paulus memilih teman baru yaitu Silas dalam perjalanan penginjilan kedua (Kis.15:40-18:22). Dari Antiokhia mereka menempuh jalan darat ke jemaat-jemaat di Galatia Selatan. Di Listra pemuda Timotius bergabung dengan mereka. Karena dilarang oleh Roh Kudus untuk memberitakan Injil ke wilayah barat, mereka menuju utara ke Galatia Utara. Di Troas dalam penglihatan Paulus melihat seorang Makedonia memanggil dia. Dengan demikian mulailah penginjilannya di Yunani. Di Makedonia penginjilan dilakukan di Filipi, Tesalonika dan Berea; di Akhaya, atau Yunani Selatan, dikunjunginya Atena dan Korintus. Paulus tinggal di Korintus hampir dua tahun dan membangun suatu persekutuan Kristen yang dikemudian hari menjadi sumber sukacita maupun cobaan.

Melalui rekan sekerjanya (Lukas yang bergabung kepada kelompok Paulus di Troas) dan melalui sura-menyurat (kepada orang Tesalonika) ia terus memelihara hubungan dengan jemaat-jemaat muda yang bergumul di Makedonia. Sekarang Roh Kudus menggerakkan Paulus mengarahkan pandang ke Asia, yang dulu di larang. Sesudah meninggalkan Korintus, Paulus singgah sebentar di Efesus, kota perdagangan di Asia, dan meninggalkan di sana dua oran gteman dari Korintus sebagai pasukan pelopor yaitu Priskila dan Akwila. Dalam perjalanan kilat kembali ke Antiokhia via Yerusalem – Paulus melengkapi ‘perjalanan penginjilan kedua’, sesudah kali terakhir ia tinggal di Antiokhia, ia siap memindahkan basis pekerjaannya ke wilayah barat di Efesus.

Pelayanan di daerah Egea. Masa pelayanan di Egea (53-58 M;Kis.18:23-20:38) merupakan bagian yang paling penting dalam hidup Paulus. Propinsi Asia, yang begitu penting bagi gereja di kemudian hari, mulai diInjili; dan basis-basis Kristen diluar wilayah Kristen seperti Yunani diperkokoh. Pada tahun-tahun itulah Paulus menulis kedua surat kepada jemaat di Korintus, surat Roma dan surat-surat di penjara (Ef, Flp, Kol, Flm); yang dengan kehendak dan ketentuan Allah, surat-surat itu membentuk Kitab Suci yang kudus dan berwibwa bagi semua generasi umat manusia. Bagi Paulus sendiri masa ini merupakan masa kemenangan dan kekalahan, masa pemasyuran Injil dan bidat-bidat yang mengancam, masa sukacita dan frustrasi, masa aktif dan bersemedi dipenjara. Kristus memakai semua ini untuk membentuk Paulus menurut gambar-Nya dan untuk berbicara kepada gereja melalui Paulus. 

Dari Antiokhia Paulus menempuh jalan darat melalui daerah Galatia yang telah dikenalnya menuju Efesus. Di sana ia menemui murid-murid tertentu, di antaranya Apolos, yang sempat mengenal Yohanes Pembaptis dan mungkin Yesus juga (Kis.18:24). Di atas alas inilah tumbuh gereja. Allah mengerjakan mujijat-mujijat luar biasa sehingga ahli-ahli jampi dan pembuang-pembuang setan Yahudi tertentu tergoda memakai nama ‘Yesus yang diberitakan oleh Paulus’ (Kis.19:13), tetapi tanpa hasil. Serta-merta timbul perlawanan dari pihak penyembah dewi Artemis (Diana), dewi kota; dan si kaya Demetrius, ahli pembuat patung dewi Artemis, berhasil (dengan motif mutlak negatif) menghasut orang banyak untuk menimbulkan huru-hara. 

Tentu ada perjalanan Paulus jarak pendek dari kota Efesus; ia gunakan kesempatan ini,  3tahun sesudah ia tiba di situ, untuk membuat kunjungan terakhir pada jemaat-jemaat di daerah Egea. Melalui Troas ia sampai ke Makedonia dan di situ ditulisnya surat Korintus yang kedua dan kemudian ia melanjutkan perjalanan ke arah selatan ke Korintus. Di sana ia tinggal pada musim dingin dan menulisnya suratnya kepada jemaat Roma, sebelum ia mengarahkan langkahnya lagi ke Miletus, suatu pelabuhan dekat Efesus. Sesudah diadakan perpisahan yang mengharukan, berlayarlah Paulus sebagai ‘tawanan Roh’ (Kis.20:22) dan dalam suasana penuh ancaman ia berlayar dengan tujuan Yerusalem dan mendekati penjara yang sudah hampir pasti. Tapi semua hal ini tidak membuat dia gentar – dia sudah dirangkul untuk Injil dan di asudah mendapat penglihatan-penglihatan mengenai Roma (Kis.23:11). 

Dipenjarakan di Kaisarea dan di Roma – Kematian Paulus. Paulus mendarat di Kaisarea, dan dengan membwa sumbangan untuk orang-orang miskin ia tiba di Yerusalem pada hari Pentakosta (Kis.21:23 bdn 1 Kor16:3; 2 Kor 9; Rm 15:25). Walaupun dengan seksama ia mengikuti tata cara Bait Suci, tapi para peziarah Yahudi yang datang dari Efesus – mengingat ‘rasul bangsa-bangsa non-Yahudi’ itu – menuduhnya memperkosa kekudusan Bait Suci. Mereka menghasut orang banyak menimbulkan huru-hara. Paulus ditangkap dan ditahan tetapi diizinkan berbicara kepada orang banyak dan kemudian kepada Sanhedrin atau mahkamah agama. 

Untuk mencegah Paulus dibunuh tanpa peradilan, maka ia dipindahkan ke Kaisarea. Di situ ia dipenjarkan oleh Feliks,k wali negeri Roma selama dua tahun (58-60 M; Kis.23-26). Pada saat itu Festus, pengganti Feliks hendak menyerahkan dia kepada orang Yahudi supaya diadili. Sadar akan hasil peradilan seperti itu maka Paulus sebagai warga negara Roma naik banding kepada kaisar. Usai temu wicara dengan wali negeri dan tamu-tamunya yaitu Raja Agripa dan Bernike, ia dipindahkan ke Roma dengan pengawalan ketat. Jadi, dalam suasana di luar perhitungan, Kristus sendiri menggenapi mimpi Rasul Paulus dengan kata-kataNya ‘…demikian hendanya engkau juga bersaksi di Roma (Kis.23:11). 

Perjalanan Laut Paulus mengalami taufan dan sesudah kapal mereka kandas, ia tinggal selama musim dingin di Malta (61 M). pada musim semi sampailah ia di Roma dan selama dua tahun berikutnya ia dalam tahanan rumah, sambil dengan terus terang mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus (Kis.28:31). Di sinlah berakhir cerita Kis, dan sisa hidup rasul Paulus harus digali dari sumber-sumber lain (penelitian yang paling berguna mengenai zaman para rasul dan tempat Paulus di situ ialah F.F Bruce, New Testament History, 1969). 

Besar kemungkinan Paulus dibebaskan tahun 63 M lalu mengunjungi Spanyol dan daerah Egea sebelum ditahan kembali dan mati dalam pemerintahan Kaisar Nero (67 M). Surat 1 Clement (5:5-7; 95 M) dan kanon Muratori (170 M) dan kitab Apokrifa (Vercelli) Acts of Peter (1:3; 200 M) menyaksikan tentang perjalanan ke Spanyol dan Surat Penggembalaan atau setidak-tidaknya 2 Timotius mencatat penginjilan di Timur sesudah Kis. Sampai akhirnya Paulus ‘mengakhiri pertandingan yang baik, mencapai garis akhir dan memelihara iman’. Dan telah tersedia mahkota baginya (bnd 2 Tim 4:7 dst).

(dari "Ensiklopedia Alkitab Masa Kini")

E. E Ellis: Paulus (1)

Latar Belakang. Dari kelahiran sampai ia tampil di Yerusalem sebagai penganiaya orang Kristen, hanya sedikit yang kita ketahui. Walaupun dia suku Benyamin, dan anggota Farisi yang sangat aktif (Rm.11:1; Flp.3:5;Kis.23:6), ia lahir di Tarsus sebagai warga negara Roma (Kis.16:37; 21:39;22:25). Yerome mengutip cerita tradisi yang mengatakan leluhur Paulus berasal dari Galilea. Tidak jelas apakah mereka pindah ke Tarsus karena alasan perdagangan, atau karena dijajah oleh pemerintah Siria. Tentang mereka warga negara Roma memberi kesan bahwa mereka sudah lama tinggal di sana.

Sir William Ramsay dan yang lain-lain membuktikan bahwa Tarsus benar ‘kota yang terkenal’ (Kis.21:39). Tarsus adalah pusat pendidikan sehingga para ahli umumnya menerima bahwa Rasul Paulus mempelajari berbagai filsafat Yunani dan ibadah-ibadah agama pada masa mudanya di sana. Tapi kemudian anggapan ini dipersoalkan oleh Van Unnik. Alasannya ialah bahwa ayat-ayat yang terkait (Kis.22:3;26:4) menempatkan Paulus di Yerusalem sebagai anak kecil; Kis.22:3 harus dibaca dengan urutan (1) lair di Tarsus; (2) dibesarkan di lutut ibu (anatethrammenos) di kota ini; (3) dididik dengan telitit di bawah pimpinan Rabi Gamaliel. Sebagai ‘seorang muda’ (Kis.7:58; Gal.1:13;1Kor.15:9) Paulus mendapat kekuasaan resmi untuk mengatur penganiayaan orang Kristen, dan sebagai anggota sinagoge atau Dewan Sanhedrin ‘aku juga setuju jika mereka dihukum mati’ (Kis.26:10). Mengingat pendidikan Paulus dan kedudukannya sebagai tokoh terkemuka, bolehlah dianggap keluarganya kaya dan berkedudukan tinggi; bahwa kemenakannya bisa berjumpa dengan pemimpin di Yerusalem cocok juga dengan kesan ini (Kis.23:16,20).

Mengenai penampilan pribadi lahiriah Paulus, Alkitab hanya menggambarkan tidak meyakinkan (1 Kor.2:3; 2Kor.10:10). Gambaran yang mengesankan yang Deissman (hal.58) dan Ramsay (The Church in the Roman Empire, hal.31 dst) cederung menerimanya ialah yang terdapat dalam kitab Apokrifa Acts of Paul and Thecla, ‘Dan dia lihat Paulus datang, seorang yang kecil perawakannya, rambutnya tipis dan halus, kakinya bengkok, badanya tegap, alisnya bertemu, hidung sedikit bungkuk, penuh belas kasihan, kadang-kadang ia kelihatan seperti manusia, kadang-kadang wajahnya seperti wajah malaikat.

Pertobatan dan Pelayanan Paulus mula-mula. Walaupun tak ada bukti bahwa Paulus pernah mengenal Yesus pada masa pelayanan Yesus di dunia ini (2 Kor.5:16 hanya mengacu ‘menilai menurut ukuran manusia’), saudara-saudaranya orang Kristen (bnd.Roma 16:7) dan pengalamannya dengan martir Stefanus (Kis.8:1) pasti mempunyai dampaik dalam hatinya. Pertanyaan Yesus yang sudah dimuliakan dalam Kis.26:14 mengacu pada pengertia di atas. Dampak perjumpaan Paulus dengan Kristus yang sudah bangkit memberikan bukti yang melimpah, bahwa hal itu dialami oleh akal sehat dalam kesadaran yang mantap dan hal itu jelas dapat ditafsirkan seperti yang memang dilakukan oleh Lukas, mutlak sebagai muzijat yang mengubah musuh Kristus menjadi rasulNya. Tiga keterangan dalam Kis (ps.9,22 dan 26) bukan hanya menyaksikan makna dari pertobatan Paulus bagi pokok pemberitaan Lukas (bnd.CBQ 15, 1953 hlm.315-338) tapi seperti dikemukakan J.Dupont dan M.E Thrall, pentingnya hal itu juga bagi pengertian Paulus sendiri mengenai pelayanannya bagi masyarkaat non-Yahudi dan mengenai Kristologinya. Bandingkan Kim.Hal.135-138, 170 dst.338. 

Kecuali masa selang di padang gurun Transyordan, Paulus menggunakan ketiga tahun sesudah baptisannya untuk memberitakan Injil di Damsyik (Gal.1:17, Kis.9:19). Karena tekanan dari pihak Yahudi, Paulus lari ke Yerusalem dan disitu Barnabas berani memperkenalkan dia kepada pemimpin-pemimpin Kristen yang sangat mencurigainya, hal yang dapat dimengerti. Pelayan Paulus tidak sampai 2 minggu sebab orang Yahudi Helenistis berusaha lagi membunuh dia. Untuk mengelakkan bahaya itu ia kembali ke tempat kelahirannya dan tinggal di situ sepuluh tahun, yang bagi kita hal itu sama dengan berada ‘dalam kesunyian’. Kemudian Barnabas mendengar pekerjaan Paulus dan teringat perjumpaan mereka pertama kali, maka dimintanyalah Paulus datang ke Antiokhia untuk menolong pemberitaan Injil yang sedang berkembang di tengah-tengah masyarakat non-Yahudi (Gal.1:17; Kis.9:26; 11:20). Orang-orang yang baru saja disebut ‘orang Kristen’, segera memulai tugas penginjilan mereka. Sesudah satu tahun mengalami berkat yang menonjol, Paulus dan Barnabas diutus ke Yerusalem untuk melakukan ‘kunjungan dalam rangka masa lapar’ untuk menolong orang-orang Kristen yang terpukul disana.

(dari "Ensiklopedia Alkitab Masa Kini")

Kamis, 13 Desember 2012

Dari Iman Kepada Iman


Roma 1:17: "Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."

Kehidupan Kristen adalah "from faith to faith" (dari iman kepada iman). Iman berarti kebergantungan kepada Allah. Iman sejati memiliki empat unsur yakni pengetahuan akan Allah yang sesuai dengan Alkitab, persetujuan terhadap pengetahuan tersebut, kebergantungan (trust) dan ketaatan kepada Allah. 

Kebergantungan kepada Allah dimulai dari pergumulan akan kehidupan rohani dan keselamatan kekal. Tanpa bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, kita pasti dimurkai dalam neraka, karena dosa-dosa kita sangat banyak. Tetapi oleh anugerah Tuhan-lah kita diselamatkan. 

Tetapi kebergantungan kepada Allah tidak berhenti pada waktu kita diselamatkan saja. Paulus berkata, oleh anugerah Tuhan ia ada sebagaimana ia ada (1 Kor. 15:10). Hidup Kristen kita adalah hidup bergantung kepada Allah sehari demi sehari. 

Alkitab selalu memarahi orang yang mengandalkan diri sendiri atau mengandalkan manusia. Sampai-sampai firman Tuhan dalam Yeremia mengutuk orang yang mengandalkan diri sendiri (Yer. 17:5). Amsal menyebut orang yang mengandalkan diri dan tinggi hati sebagai kekejian bagi Tuhan (Ams 16:5). Yesaya 2:11, 22 mengatakan jangan bersandar kepada manusia yang hanya embusan nafas. Manusia yang tinggi hati akan direndahan dan Tuhan saja yang ditinggikan.

Mari kita belajar merendahkan diri dan bergantung kepada Tuhan sehari demi sehari. 

Kasih Karunia demi Kasih Karunia

Yohanes 1:16: "Karena dari kepenuhanNya kami semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia".

Kasih karunia yang pertama kita terima adalah kasih karunia keselamatan. Kita diselamatkan bukan karena kebaikan kita tetapi karena anugerah Tuhan semata-mata. Oleh anugerah Tuhan-lah Tuhan Yesus mau menanggung dosa kita di kayu salib. Oleh kasih karunia pula kita diperbolehkan memakai jubah kebenaran Kristus sehingga kita dideklarasikan sebagai orang benar. Jadi, hidup rohani dan hidup kekal yang kita terima, semata-mata adalah anugerah Tuhan.

Tetapi sebenarnya, hidup jasmani juga adalah anugerah Tuhan. Kita tidak bisa mengatur apakah kita bisa lahir di dunia atau tidak. Bahkan kita tidak bisa mengatur kita akan lahir dalam keluarga yang kaya atau yang miskin atau dalam suku bangsa tertentu. Waktu, ras, suku, tempat, zaman kelahiran kita merupakan pengaturan Allah yang berdaulat. Semua itu adalah anugerah Tuhan.

Tidak hanya di situ, kerohanian kita juga merupakan hasil anugerah Tuhan. Paulus mengatakan "aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah lah yang memberi pertumbuhan" (1 Kor. 3:6). Meskipun kita ditetapkan untuk memiliki tanggung jawab dalam kewajiban dalam kerohanian kita, tetapi yang terpenting dan terutama adalah anugerah Tuhan yang memberi pertumbuhan.

Seluruh pelayanan dan kehidupan kita adalah anugerah Tuhan. Di luar Tuhan, kita tidak bisa berbuat apa-apa (Yoh. 15:5). Biarlah setiap hari kita minta belas kasihan Tuhan agar dengan anugerah Tuhan itu, kita hidup dan melayani serta menghadapi segala persoalan.

Rabu, 12 Desember 2012

Pentingnya Doktrin Roh Kudus (2)


Pdt. Stephen Tong mengatakan bahwa "Doktrin Roh Kudus adalah doktrin tentang apa yang Alkitab bicarakan dan tentang Allah Tritunggal, Allah yang kita sembah (systematically). Tetapi juga doktrin tentang kehidupan Kristen dan penginjilan (practically)".

RC Sproul mengutip Abraham Kuyper: “Roh Kudus tidak meninggalkan jejak di pasir. Tuhan Yesus meninggalkan jejak karena Ia adalah Allah yang berinkarnasi. Tetapi Roh Kudus seperti angin (Yoh. 3:8). Kita tidak dapat menangkap angin dan memasukkannya dalam sebuah botol. Ia misterius tetapi riil. Kita melihat efek dari angin seperti pohon bergoyang. Ia ada meski tidak kelihatan. PekerjaanNya lebih berkuasa dari angin. Roh Kudus memberikan penataan atas apa yang kacau. Ia dapat merubah dosa, orang berdosa menjadi orang baik. Roh Kudus merubah orang. Pemberi Hidup juga sekaligus adalah Perubah Hidup.

Pentingnya Doktrin Roh Kudus (1)


The late George Smeaton of Scotland mengatakan "Di manapun kekristenan menjadi sebuah kuasa yang hidup, doktrin Roh Kudus secara serentak diperhatikan, bersama dengan doktrin Penebusan dan doktrin Pembenaran melalui iman, sebagai pokok yang menentukan jatuh atau bangunnya gereja". 

Charles Hodge: "Pekerjaan Roh Kudus dalam menerapkan penebusan Kristus dapat dipahami sebagai esensi dari penebusan itu sendiri".

Arthur Pink mengatakan bahwa pribadi dan karya Roh Kudus dibicarakan dalam percakapan terakhir Tuhan Yesus. Sinclair Ferguson mengatakan percakapan terakhir Tuhan Yesus tentang Allah Tritunggal.


Selasa, 11 Desember 2012

TUHANLAH PEMBELA!

Tuhanlah pembela kita...

Pada waktu diserang...

Pada waktu dicacimaki...

Jangan membela diri...

Jangan mencari pembelaan orang kuat...

Jangan mencari pembelaan orang terkenal...

Jangan mencari pembelaan orang hebat...

Semua hanya embusan nafas...

Biarlah Tuhan yang membela...

Seperti...

Tuhan membela Yusuf...

Tuhan membela Stefanus...

Tuhan membela Paulus...

TUHAN AJAIB !

Tuhan ajaib!...

Tuhan luar biasa!...

Tuhan berdaulat melakukan...

kehendakNya...

bagi...

kemuliaanNya...

Tuhan sanggup...

menjadikan...

apa yang tidak ada...

menjadi...

ada...

Senin, 10 Desember 2012

Arthur Pink: Doa Membentuk Kerohanian Kita

Doa ditetapkan Allah untuk menjadi berkat spiritual, sebagai suatu sarana bagi pertumbuhan kita di dalam anugerah. Dalam upaya mempelajari tujuan dari doa, kita hendaknya senantiasa mencamkan hal ini sebelum kita terlanjur menganggap doa hanya sebagai sarana mencapai kebutuhan kita.

Doa dimaksudkan Allah sebagai sarana untuk menjadikan kita rendah hati. Doa-doa yang sejati merupakan sarana untuk menghampiri hadirat Allah dan pengalaman akan kemuliaanNya yang menakjubkan itu menghasilkan suatu kesadaran akan keberadaan kita yang tidak ada apa-apanya dan tidak layak.

Kembali, doa dimaksudkan Allah untuk menjadi suatu sarana untuk melatih iman. Iman timbul dari pendengaran akan Firman Kristus (Rm 10:17), namun dilatih di dalam doa; oleh karenanya kita mendengar ungkapan "doa iman". 

Doa mewujudkan kasih ke dalam tindakan. Sehubungan dengan keberadaan orang-orang munafik, pertanyaan yang dikemukakan adalah: dapatkah ia bersenang-senang karena yang Mahakuasa dan berseru kepada Allah setiap waktu? (Ayub 27:10). Tetapi mereka yang mengasihi Tuhan tidak dapat jauh dari hidup dalam persekutuan denganNya, sebab mereka ini suka mencurahkan beban mereka kepadaNya. Doa bukan sekedar menerjemahkan kasih ke dalam tindakan, melainkan juga melalui jawaban doa yang diberikan kepada kita, kasih kita kepada Allah menjadi bertambah. "Aku mengasihi Tuhan sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku" (Mzm 116:1).

Doa dimaksudkan Allah untuk mengajar kita tentang nilai dari berkat-berkat yang kita minta dariNya, dan kita menjadi lebih bersukacita ketika Dia melimpahkan kepada kita segala sesuatu yang kita minta kepadaNya. 

(dari buku "Kedaulatan Allah")

Arthur Pink: Doa Mempermuliakan Allah


Doa dimaksudkan untuk mempermuliakan Allah sendiri. Allah menghendaki agar kita mengenal Dia sebagai "Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya" (Yes. 57:15). Allah menghendaki agar kita mengalami kuasa-Nya yang universal. Ketika meminta hujan kepada Allah, Elia sedang menyatakan pengakuannya terhadap kuasa Allah atas alam semesta. Ketika meminta kepada Allah untuk melepaskan orang berdosa dari murka yang akan datang, kita sedang mengakui bahwa "keselamatan adalah dari TUHAN" (Yun. 2:9). Ketika meminta berkatNya bagi penginjilan ke seluruh penjuru bumi, kita sedang menyatakan pengakuan terhadap pemerintahanNya atas seluruh bumi ini.

 Allah menghendaki agar kita menyembah Dia, dan doa-doa yang sungguh-sungguh – merupakan suatu tindakan penyembahan. Doa merupakan suatu tindakan penyembahan karena berdoa berarti merebahkan jiwa di hadapan Allah; karena berdoa memanggil namaNya yang kudus dan agung; karena berdoa adalah mengalami kebaikanNya, kuasaNya, ketidakberubahanNya, anugerahNya, dan karena berdoa mengakui kedaulatanNya yang diterima dengan tunduk kepada kehendakNya. 

Doa memberikan kemuliaan kepada Allah karena dalam berdoa kita mengakui ketergantugan kita kepada Allah saja. Ketika dengan rendah hati berseru kepada yang Ilahi; kita menyerahkan diri ke dalam kuasa dan kemurahanNya. Ketika meminta sumber berkat Allah, kita mengakui Dia sebagai Pencipta dan Sumber dari setiap karunia yang baik dan sempurna. Bahwa doa memberikan kemuliaan kepada Allah jelas terlihat dari fakta bahwa doa merupakan suatu sarana melatih iman, dan tak sesuatu apapun dari kita yang dapat lebih menyenangkan dan mempermuliakan Dia selain iman kita. 

(dari buku "Kedaulatan Allah")

Minggu, 09 Desember 2012

Ayat-Ayat: Mazmur 19: Wahyu Khusus


19:8 Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.

19:9 Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya.

19:10 Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya,

19:11 lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah.

19:12 Lagipula hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu, dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar.

19:13 Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari.

19:14 Lindungilah hamba-Mu, juga terhadap orang yang kurang ajar; janganlah mereka menguasai aku! Maka aku menjadi tak bercela dan bebas dari pelanggaran besar.

19:15 Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.

Ayat-Ayat: Mazmur 19: Wahyu Umum


19:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud.

19:2 Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya;

19:3 hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.

19:4 Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar;

19:5 tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari,

19:6 yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya.

19:7 Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya.

Sabtu, 08 Desember 2012

Ayat-Ayat: Jangan Kuatir! (Luk. 12:22-34)


Luk 12:22  Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.

Luk 12:23  Sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian.

Luk 12:24  Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun demikian diberi makan oleh Allah. Betapa jauhnya kamu melebihi burung-burung itu!

Luk 12:25  Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya?

Luk 12:26  Jadi, jikalau kamu tidak sanggup membuat barang yang paling kecil, mengapa kamu kuatir akan hal-hal lain?

Luk 12:27  Perhatikanlah bunga bakung, yang tidak memintal dan tidak menenun, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.

Luk 12:28  Jadi, jika rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api demikian didandani Allah, terlebih lagi kamu, hai orang yang kurang percaya!

Luk 12:29  Jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu.

Luk 12:30  Semua itu dicari bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu tahu, bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu.

Luk 12:31  Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu.

Luk 12:32  Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.

Luk 12:33  Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat.

Luk 12:34  Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."

Ayat-Ayat: Jangan Kuatir! (Flp 4:4-8)


Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! (4)

Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! (5)

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. (6)

Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (7)

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. (8)

Jumat, 07 Desember 2012

Pdt. Billy Kristanto: Kasih Sabar Menanggung Segala Sesuatu

Pengharapan yang sejati tidak mungkin tidak akan menuntut kesabaran menanggung segala sesuatu. Orang yang berani berharap mengetahui resiko ini. Berharap berarti rela untuk menanggung beban, khususnya kelemahan yang dimiliki oleh yang kita harapkan. Adalah natur kasih untuk menanggung beban yang lain. Akan tetapi orang yang egois selalu mempercayakan bebannya kepada orang lain untuk dipikul, sementara ia sendiri sedapat mungkin mengangkat beban yang paling ringan. Inilah model manusia yang berintegritas rendah!

Orang sedemikian tidak dapat menjadi pemimpin yang baik. Pemimpin yang tidak mau menanggung resiko dan lebih suka mau amannya saja tidak dapat menjadi pemimpin sejati. Pemimpin menanggung beban yang paling berat. Sayangnya, seringkali konsep ini dihayati pada tahap awal saja. Ketika seseorang masih berada pada jabatan yang rendah, ia melihat dirinya sebagai seorang pelayan, seorang hamba. Namun sementara waktu berjalan dan jabatanpun tidak tetap tinggal di situ, manusia menjadi lupa akan panggilannya.

Betapa banyak hamba Tuhan (kalau tetap mau disebut hamba Tuhan!) setelah melayani bertahun-tahun akhirnya menyatakan diri lebih mirip bos gereja dari pada hamba Tuhan! Beban-beban yang berat dipercayakan kepada bawahan sementara ia sendiri perlu banyak istirahat atau Sabat? Dan waktu rekreasi yang cukup tidak ketinggalan fasilitas hidup yang dinikmati karena bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian.

Bagaimana gereja akan memiliki masa depan jika pemimpin-pemimpinnya seperti ini? Jangan menghakimi orang lain dan jangan menganggap diri lebih baik! Akhir dari tulisan ini adalah untuk mengingatkan kita bahwa Tuhan dengan begitu sabar menanggung kelemahan kita dan kita pun wajib untuk belajar menanggung kelemahan sesama kita.

Ada satu perkataan indah yang terus berusaha saya pelajari, jika Tuhan mengijinkan kita melihat kelemahan orang lain maka itu berarti kita dipercayakan Tuhan mendoakannya. Itulah yang Kristus, pendoa syafaat yang agung, terus kerjakan bagi saudara dan saya sampai hari ini. Kiranya Tuhan terus menggerakkan hati kita dengan kasihNya yang besar. Sola Gratia.

(dari buku "Ajarlah Kami Bertumbuh")

Pdt. Billy Kristanto: Kasih Mengharapkan Segala Sesuatu

Dalam kasih tercakup pengharapan. Orang yang mengasihi terus berharap dan tidak menjadi putus asa, kecewa atau berkecil hati. Berkecil hati adalah salah satu keadaan yang paling disukai oleh iblis dalam diri orang-orang percaya. Berkecil hati membuat kita berhenti berkarya, enggan melayani dan tidak lagi mengeluarkan buah yang lebat bagi Tuhan. Kadang di dalam kesulitan pelayanan, kita dapat menjadi kecewa.

Mungkin orang yang kita layani selama bertahun-tahun ternyata masih juga berada di luar pengharapan kita, atau mungkin kita kecewa dengan pembimbing kita yang selama ini kita kagumi, yang ternyata masih memiliki kelemahan ini dan itu. Iblis seringkali mempergunakan hal ini untuk membuat kita berhenti maju. Kapan kita berhenti berharap atas seseorang atau suatu keadaan yang kita anggap tidak dapat lagi diharapkan?

Ketika kita sudah kehilangan kasih. Tidak ada pengharapan berarti tidak adanya kasih. Kita rupanya senantiasa memiliki alasan yang cukup untuk kecewa dan pesimis apalagi ketika kita melihat keadaan di sekeliling kita nampaknya memang tidak banyak yang dapat kita harapkan.

Berharap dalam situasi sulit seringkali dikategorikan, sekali lagi, dengan sikap yang terlalu idealis. Persoalanya yaitu kita seringkali mengaitkan antara boleh atau tidaknya seseorang berharap, dengan target yang harus dicapainya. Didukung oleh banyaknya catatan masa lampau, kita lalu akhirnya menjadi kecewa dan berhenti berharap, sementara yang penting sebenarnya bukan bukanlah hasil yang ditargetkan (karena target seringkali tidak tepat), melainkan proses perubahan itu sendiri.

Yesus Kristus memiliki alasan yang sangat sah untuk kecewa kepada para muridNya. Ada yang mengkhianati Dia; yang lain menyangkaliNya tiga kali, bahkan setelah diberi peringatan terlebih dahulu; yang lain lagi - hampir semuanya - meninggalkanNya di saat yang paling sulit. Seandainya Ia berkecil hati, kita pun akan sangat memakluminya. Karena memang penderitaanNya terlalu berat. Namun apa yang dikatakan Alkitab? Ia tidak berhenti berharap.

Pasal terakhir Injil Yohanes mencatat, bagaimana Yesus memulihkan Petrus. Ia tetap mengharapkan Petrus. Kita teringat nubuat nabi Yesaya tentang Yesus: buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya, tidak akan dipadamkannya (42:3). Bukan hanya itu, Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai (42:4). Ia tidak mematahkan semangat orang lain yang sudah hampir patah. Dan Ia sendiri juga tidak akan patah semangat. Sampai kapan? Sampai Ia menegakkan hukum di bumi.

Dan tentang Dia nabi bernubuat, segala pulau mengharapkan pengajaranNya. Tak ada harapan lain di tengah-tengah krisis yang semakin meningkat, selain manusia kembali kepada sumber kasih yang sanggup memberikan pengharapan yang tidak mengecewakan, yaitu Yesus Kristus.

(dari buku "Ajarlah Kami Bertumbuh")

Kamis, 06 Desember 2012

Pdt. Billy Kristanto: Kasih Percaya Segala Sesuatu

Seseorang yang sungguh mengasihi bisa mempercayai yang ia kasihi. Bayangkan sepasang suami istri yang setiap hari harus memberikan laporan ke mana saja ia telah pergi pada hari itu dan apa yang telah dilakukannya tanpa kehadiran pasangannya. Pernikahan tersebut akan segera bubar karena sudah kehilangan unsur kepercayaan. Yang akhirnya muncul hanyalah kecurigaan.

Tentu ini tidak berarti bahwa bentuk kecurigaan adalah salah (para satpam bisa kehilangan pekerjaan mereka!). Dunia yang sudah jatuh dalam dosa memerlukan pengawasan kewaspadaan yang dapat dinyatakan dalam bentuk kecurigaan. Yang dimaksud dalam ayat ini adalah bahwa kasih memikirkan yang terbaik yang dapat dipikirkan mengenai obyek yang dikasihi.

Tuhan pun melakukan hal ini kepada kita. Bukankah kita tidak layak untuk dipercayai, apalagi oleh Tuhan, sumber segala kebenaran dan kesempurnaan? Kita bersalah dalam banyak hal, namun Tuhan masih mempercayai kita untuk melayaniNya. Mengapa? Karena Ia sangat mengasihi kita.

(dari buku "Ajarlah Kami Bertumbuh").

Pdt. Billy Kristanto: Kasih Menutupi Segala Sesuatu

Adalah natur kasih untuk tidak membeberkan kesalahan orang lain. Kasih menjadikan kita manusia yang suka menutupi kelemahan orang lain, bukan karena tidak tahu, dan juga bukan menutup-nutupi, melainkan menutupi dengan motivasi yang mulia.

Yesus Kristus di atas kayu salib mengatakan "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Luk. 23:34). Yesus bukanlah tidak tahu bahwa mereka adalah orang-orang berdosa, dan bahwa mereka melakukan kejahatan tersebut dengan sesadar-sadarnya. Sebaliknya, Yesus yang penuh cinta kasih itu sedang menutupi dosa mereka di hadapan Allah. Inilah sifat kasih. Kasih berusaha memulihkan keadaan orang yang keruh. Kasih menjembatani dan menyediakan diri sebagai mediator.

(dari buku "Ajarlah Kami Bertumbuh").

Rabu, 05 Desember 2012

Louis Berkhof: Akibat Dosa Pertama (2)

Ketiga, perubahan keadaan manusia yang sesungguhnya juga tercermin dalam kesadaran dirinya. Mula-mula ada suatu kesadaran dalam kekotoran, yang kemudian terungkap dalam rasa malu dan juga terlihat dalam hal bagaimana Adam menutupi ketelanjangannya. Dan kemudian ada kesadaran tentang rasa bersalah yang terlihat dalam rasa takut kepada Allah.

Keempat, bukan saja kematian rohani, tetapi kematian jasmani juga disebabkan oleh dosa manusia yang pertama ini. Dari suatu keadaan 'posse non mori' (bisa tidak mati) turun menjadi 'non posse non mori' (tidak bisa tidak mati). Setelah berdosa maka manusia harus kembali kepada debu dari mana ia diambil (Kej. 3:19). Paulus mengatakan bahwa oleh karena satu orang maka dosa masuk ke dalam dunia dan terus diturunkan pada semua manusia (Rom 5:12) dan upah dosa adalah maut (Rom 6:33).

Kelima, perubahan ini juga menghasilkan perubahan tempat tinggal yang penting. Manusia diusir dari Taman Eden sebab taman itu melambangkan persekutuan yang dekat dengan Allah dan juga lambang dari hiudp yang penuh dan berkat yang sedemikian besar yang disediakan bagi manusia, jika ia tetap teguh berpegang pada Allah. Ia diusir dari pohon kehidupan  karena pohon itu adalah lambang  yang dijanjikan dalam perjanjian kerja

(dari buku "Teologi Sistematika: Doktrin Manusia").

Louis Berkhof: Akibat Dosa Pertama (1)

Dosa manusia yang pertama membawa akibat sebagai berikut:

Pertama, segera mengikuti dosa pertama adalah kerusakan total dari natur manusia. Dosa manusia segera merambat pada seluruh manusia dan seluruh naturnya tidak ada yang tidak tersentuh dosa; seluruh tubuh dan jiwanya menjadi dicemari dosa. Kerusakan manusia jelas dikatakan oleh Alkitab, misalnya dalam Kej. 6:5; Mzm 14:3; Rom 7:18. Kerusakan total di sini  bukanlah berarti bahwa natur manusia telah rusak serusak-rusaknya. Dalam kehendak kerusakan ini menyatakan dirinya sebagai ketidakmampuan spiritual.

Kedua, segera terkait dengan kerusakan total adalah hilangnya persekutuan dengan Allah melalui Roh Kudus. Keadaan ini adalah sisi balik dari kerusakan total itu sendiri. Keduanya dapat disatukan dalam suatu pernyataan bahwa manusia telah  kehilangan gambar dan rupa Allah yaitu kebenaran yang hakiki. Manusia memutuskan hubungan dari sumber hidup dan berkat, dan hasilnya adalah suatu keadaan kematian rohani (Efe. 2:1, 5, 12; 4:18).

bersambung...

(dari buku "Teologi Sistematika: Doktrin Manusia").

Selasa, 04 Desember 2012

Senin, 03 Desember 2012

Pdt. Stephen Tong: Rasio: Di Manakah Tempatnya? (2)



Alangkah bodohnya jika seseorang mengatakan, "Hal ini tidak dapat diterima oleh akal saya. Karena tidak masuk akal saya maka itu bukan kebenaran". Orang seperti ini telah berbuat kesalahan dengan memutlakkan rasio yang pada hakekatnya tidak mutlak. Memperluas batasan rasio menjadi tidak terbatas akan menjerumuskan diri sendiri.

Jika seseorang menjadi seorang rasionil, maka kita harus menggunakan rasio kita sebaik mungkin. Jika kita memperdewakan rasio, maka kita mengetahui bagaimanapun kita mempergunakan rasio, kita tetap ada batasnya. Di dalam kedua hal penting ini kita mencari jalan yang benar, dan di sana kita menemukannya, yaitu penaklukkan rasio kepada kebenaran.

Jika memang rasio terbatas, apakah masih ada kebenaran di luar batas tersebut? Jika memang ada, bagaimana rasio dapat bertanggung jawab untuk kebenaran yagn berada di luar batas tersebut? Di sini diperlukan penaklukkan rasio kepada kebenaran. Kebenaran lebih besar dari pada "yang mengerti kebenaran" dan "yang mengerti kebenaran" mengalami perubahan karena mengisi, memenuhi dan mencerahkannya.

Barangsiapa mengerti kebenaran, hidupnya pasti berubah dari gelap menjadi terang, dari berpandangan sempit menjadi luas, dari terikat menjadi bebas. Sesuai dengan perkataan Yesus Kristus, "Jika engkau mengenal kebenaran, kebenaran itu akan memerdekakanmu" (Yoh. 8:32). Ayat ini merupakan penghiburan agung bagi manusia yang berasio untuk menikmati hidup yang seindah mungkin. Orang yang kaya dengan uang belum tentu bebas, tetapi orang yang kaya  kebenaran, pasti bebas.

(dari buku "Iman, Rasio dan Kebenaran")

Pdt. Stephen Tong: Rasio: Di Manakah Tempatnya? (1)

Ketika manusia dicipta menyerupai Penciptanya, ia memiliki hak yang khusus, yaitu memiliki rasio. Oleh karena itu, jika orang Kristen tidak mementingkan rasio atau meniadakan fungsi rasio di dalam kepercayaan atau sistem iman kita, maka kita telah menjual hak yang penting di dalam diri kita masing-masing. Tetapi celaka pula jika orang Kristen memperilah rasio, seingga rasio yang dicipta dimutlakkan seperti Allah yang mencipta. Ia akan mengalami kesulitan yang lebih banyak lagi.

Jangan meniadakan rasio tetapi juga jangan memperilah rasio. Jangan menyangkal rasio dan jangan mendewakan rasio. Rasio hanya suatu fungsi yang tinggi sekali yang dicipta oleh Tuhan di dalam diri manusia, yang serupa dan segambar dengan Tuhan sendiri. Oleh karena itu, rasio bukan tidak ada gunanya, tetapi rasio juga tidak setara dengan Tuhan Allah. Ilmu pengetahuan bukan tidak ada apa-apa, ilmu pengetahuan juga bukan segala-galanya, tetapi ilmu pengetahuan adalah sesuatu hal.

Berpikir bukan tidak ada nilainya, pikiran juga bukan segala-galanya tetapi pikiran adalah sesuatu yang penting. Tidak benar perkataan pemimpin-pemimpin yang tidak bertanggung jawab yang menanggap bahwa rasio itu tidak ada gunanya, yang hanya mengutamakan aspek percaya saja. Jika pemimpin gereja tidak mau berpikir, lalu berharap jemaatnya juga tidak berpikir, maka yang ada hanyalah orang bodoh yang memimpin orang bodoh dan menjadi gereja yang bodoh. Hanya pemimpin yang bodoh takut jemaatnya berpikir lebih banyak daripadanya. Ini adalah peperangan yang sulit bagi kita.

Allah adalah Pencipta rasio, rasio dicipta oleh Allah. Antara Pencipta dan yang dicipta selalu ada tenggang yang penting yang disebut sebagai Kualitas Pembeda. Perbedaan secara kualitas dan perbedaan secara esensi menunjukkan bahwa antara Pencipta dan yang dicipta pasti tidak sama.

(dari buku "Iman, Rasio dan Kebenaran")

Minggu, 02 Desember 2012

Oswald Smith: Dampak Kebangunan Rohani

Walaupun kebangunan rohani hanya diadakan beberapa minggu saja, tetapi jika Roh Kudus bekerja maka akan terbuka banyak sekali kesempatan kerja. Saya ingin menceriterakan beberapa contoh yang membuktikan hal ini.

Evan Roberts, pengkhotbah yang sungguh dipakai Tuhan dalam kebangunan rohani pada tahun 1904. Walaupun ia seorang pendeta ternama, tetapi hidupnya sangat sederhana. Ia mempergunakan semua waktunya untuk membaca dan jarang pergi keluar. Tidak terlalu lama setelah kunjungan saya ke rumahnya, saya pun menerima sepucuk surat tulisan tangannya sendiri, di sana ia menulis, "saat itu ada 20000 orang telah bertobat dan menjadi anggota gereja di Wales hanya dalam waktu lima minggu". Mungkinkah gereja dapat mencapai hasil sebesar itu dalam waktu sekejab?

Contoh kedua adalah pelayanan Charles Finney pada saat mengadakan kebangunan rohani di Amerika Serikat. Ketika ia memulai pelayanan itu, di seluruh Amerika hanya terdapat dua ratus ribu anggota gereja. Bayangkan sendiri, jumlah sekecil itu untuk Amerika yang begitu luas dan padat. Tetapi tahukan anda berapa jumlah anggota bereja setelah beberapa tahun kemudian? Saat itu, Charles Finney baru saja mengakhiri pelayanannya, ternyaa ada lebih dari tiga juta orang Kristen. Mungkinkah gereja dapat menjangkau jumlah sebesar itu tanpa suatu kebangunan rohani? Juga pada saat Finney berkampanye di Rochester, New York, diperkirakan ada seratus ribu orang telah menerima Kristus. Hanya karena suatu kebangunan rohani bukan?

Oswald Smith: Akibat Suatu Kebangunan Rohani

Sebenarnya suatu kebangunan rohani bukan diadakan bagi orang yang belum diselamatkan. Kebangunan rohani secara khusus diberikan hanya bagi umat Allah. Akan tetapi kita juga melihat bahwa tidak pernah kebangunan rohani hanya dihadiri oleh umat Allah saja, selalu ada orang-orang yang belum percaya juga hadir di dalamnya. Baiklah pengertian di atas ini kita pegang, bahwa suatu kebangunan rohani hanya diperntukkan bagi umat Allah.

Api yang besar harus dimulai dengan bunga api yang kecil. Jikalau tidak ada api sama sekali tidak mungkin terjadi kobaran api yang besar. Hal yang sama juga akan terjadi dalam suatu kebangunan rohani jemaat, yang harus dimulai dengan bara api kecil dan kemudian ditiup agar menyala kembali sehingga mampu memberikan kobaran yang luar biasa. Sebaliknya, jika bara api itu padam, maka sulit untuk dinyalakan kembali.

Dalam kebangunan rohani harus ada sesuatu yang dibangunkan! Orang mati tidak dapat dibangunkan. Mereka harus dihidupkan. Hanya orang hidup saja yang dibangunkan. Itu sebabnya kebangunan rohani harus dimulai dengan jemaat Tuhan sendiri. Kalau jemaat Allah telah bangun dalam nyala api kebangunan rohani, maka anak-anak kegelapan pun akan tertarik, mereka akan datang dan berkumpul mengelilingi api kebangunan itu.

Ini dapat diibaratkan dengan peristiwa kebakaran, yang akhirnya menarik perhatian masyarakat untuk mengerumuni dan menyaksikannya. Jika gereja benar-benar menyala maka dunia akan tertarik dan datang kepada Allah. Itulah sebabnya, kebangunan rohani harus dimulai dengan jemaat Tuhan, kemudian mengakibatkan keselamatan jiwa bagi orang yang belum bertobat. Kita telah membaca: "Apakah Engkau tidak mau menghidupkan kami kembali?" Pemazmur menggunakan kata "kami" yang sebenarnya menunjuk pada umat Tuhan.

(dari buku "Merindukan Jiwa Yang Tersesat")

Sabtu, 01 Desember 2012

Ayat-Ayat: Penyertaan Tuhan (2)


DAUD:

Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia. (1 Sam. 18:14)
Lalu makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab TUHAN, Allah semesta alam, menyertainya. (2 Sam. 5:10)

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku, gadaMu dan tongkatMu itulah yang menghibur aku (Mzm 23:4).

YEREMIA:
Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN." (Yer. 1:8).

YOHANES PEMBAPTIS:
Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya, dan berkata: "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia. (Luk. 1:66).

PAULUS:
Pada waktu pembelaanku yang pertama, tidak seorangpun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku - kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka - tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa (2 Tim. 4:16-17).

Ayat-Ayat: Penyertaan Tuhan (1)

YUSUF:
Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia (Kis. 7:9).

MUSA:
Lalu FirmanNya: Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila aku telah membawa bangsa ini keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini (Kel. 3:12).

YOSUA:
Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN Allahmu, menyertai engkau, kemanapun engkau pergi (Yos. 1:9).

GIDEON:

Berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis." (Hak. 6:16)

SAMUEL:

Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satupun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur. (1 Sam. 3:19)