Seseorang yang sungguh mengasihi bisa mempercayai yang ia kasihi. Bayangkan sepasang suami istri yang setiap hari harus memberikan laporan ke mana saja ia telah pergi pada hari itu dan apa yang telah dilakukannya tanpa kehadiran pasangannya. Pernikahan tersebut akan segera bubar karena sudah kehilangan unsur kepercayaan. Yang akhirnya muncul hanyalah kecurigaan.
Tentu ini tidak berarti bahwa bentuk kecurigaan adalah salah (para satpam bisa kehilangan pekerjaan mereka!). Dunia yang sudah jatuh dalam dosa memerlukan pengawasan kewaspadaan yang dapat dinyatakan dalam bentuk kecurigaan. Yang dimaksud dalam ayat ini adalah bahwa kasih memikirkan yang terbaik yang dapat dipikirkan mengenai obyek yang dikasihi.
Tuhan pun melakukan hal ini kepada kita. Bukankah kita tidak layak untuk dipercayai, apalagi oleh Tuhan, sumber segala kebenaran dan kesempurnaan? Kita bersalah dalam banyak hal, namun Tuhan masih mempercayai kita untuk melayaniNya. Mengapa? Karena Ia sangat mengasihi kita.
(dari buku "Ajarlah Kami Bertumbuh").