Jumat, 07 Desember 2012

Pdt. Billy Kristanto: Kasih Sabar Menanggung Segala Sesuatu

Pengharapan yang sejati tidak mungkin tidak akan menuntut kesabaran menanggung segala sesuatu. Orang yang berani berharap mengetahui resiko ini. Berharap berarti rela untuk menanggung beban, khususnya kelemahan yang dimiliki oleh yang kita harapkan. Adalah natur kasih untuk menanggung beban yang lain. Akan tetapi orang yang egois selalu mempercayakan bebannya kepada orang lain untuk dipikul, sementara ia sendiri sedapat mungkin mengangkat beban yang paling ringan. Inilah model manusia yang berintegritas rendah!

Orang sedemikian tidak dapat menjadi pemimpin yang baik. Pemimpin yang tidak mau menanggung resiko dan lebih suka mau amannya saja tidak dapat menjadi pemimpin sejati. Pemimpin menanggung beban yang paling berat. Sayangnya, seringkali konsep ini dihayati pada tahap awal saja. Ketika seseorang masih berada pada jabatan yang rendah, ia melihat dirinya sebagai seorang pelayan, seorang hamba. Namun sementara waktu berjalan dan jabatanpun tidak tetap tinggal di situ, manusia menjadi lupa akan panggilannya.

Betapa banyak hamba Tuhan (kalau tetap mau disebut hamba Tuhan!) setelah melayani bertahun-tahun akhirnya menyatakan diri lebih mirip bos gereja dari pada hamba Tuhan! Beban-beban yang berat dipercayakan kepada bawahan sementara ia sendiri perlu banyak istirahat atau Sabat? Dan waktu rekreasi yang cukup tidak ketinggalan fasilitas hidup yang dinikmati karena bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian.

Bagaimana gereja akan memiliki masa depan jika pemimpin-pemimpinnya seperti ini? Jangan menghakimi orang lain dan jangan menganggap diri lebih baik! Akhir dari tulisan ini adalah untuk mengingatkan kita bahwa Tuhan dengan begitu sabar menanggung kelemahan kita dan kita pun wajib untuk belajar menanggung kelemahan sesama kita.

Ada satu perkataan indah yang terus berusaha saya pelajari, jika Tuhan mengijinkan kita melihat kelemahan orang lain maka itu berarti kita dipercayakan Tuhan mendoakannya. Itulah yang Kristus, pendoa syafaat yang agung, terus kerjakan bagi saudara dan saya sampai hari ini. Kiranya Tuhan terus menggerakkan hati kita dengan kasihNya yang besar. Sola Gratia.

(dari buku "Ajarlah Kami Bertumbuh")