Alkitab adalah peraturan bagi seorang Calvinis untuk iman dan perbuatan dalam segala sesuatu; karena itu juga merupakan peraturannya dalam dunia politik. Ini mudah dipahami. Menurut seorang Calvinis, Allah adalah Allah adalah Penguasa Tertinggi di mana saja. Karena itu, FirmanNya juga adalah hukum bagi dunia politik. Karena Alkitab sebagai firman Allah, adalah peraturan bagi iman dan perilaku, maka seorang Calvinis mencari bimbingan dalam Alkitab bagi kegiatan politiknya.
Kitab Suci ini, di samping merupakan koreksi terhadap kitab alam, juga mengandung prinsip-prinsip kekal untuk membimbing perilaku masyarakat. Karena itu, Alktiab menjadi kitab keputusan terakhir dan, dalam pengertian khusus, menjadi landasan dari pandangan seorang Calvinis tentang politik.
Alkitab memberikan prinsip-prinsip kekal yang harus mendasari dan mengendalikan semua sistem politik. Prinsip-prinsip ini tidak pernah menjadi usang, tetapi seperti semua prinsip lain, prinsip-prinsip ini adalah kekal, tidak berubah, dan relevan untuk segala masa dan semua kondisi. Begitu orang memahami prinsip-prinsip ini, ia dapat membangun sistem-sistem dan menyusun kebijakan-kebijakan untuk diterapkan pada kondisi yang muncul pada saat itu, dan ia bisa menganalisisnya secara kritis untuk menilai apakah sistem ini benar.
(dari buku "Pandangan-Pandangan Dasar Calvinisme").