Kamis, 31 Januari 2013

Louis Berkhof: Tuhan Yesus Menderita Secara Tubuh dan Jiwa

Pernah ada satu masa di mana perhatian terlalu dipusatkan pada penderitaan jasmani Kristus. Penderitaan ini bukanlah sekedar rasa sakit fisik yang tercakup dalam esensi penderitaanNya, tetapi juga rasa sakit yang disertai penderitaan rohani dan kesadaran sebagai seorang Pengantara atas dosa umat manusia yang harus ditanggungNya.

Kemudian menjadi suatu kebiasaan untuk meremehkan arti penting penderitaan jasmani, sebab dirasakan bahwa dosa sebagai natur yang sifatnya spiritual hanya dapat didamaikan oleh penderitaan yang sepenuhnya spiritual.

Pandangan-pandangan yang hanya menekankan satu sisi seperti ini harus kita hindari. Baik tubuh maupun jiwa manusia telah dipengaruhi oleh dosa, dan karena itu, hukuman atas dosa juga mencakup keduanya. Lebih lanjut Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa Kristus menderita dalam keduanya. Ia sangat berdukacita dan menderita di taman Getsemani, di mana jiwaNya "sangat takut seperti mau mati rasanya" dan Ia ditangkap, disiksa dan disalibkan.

(dari buku "Teologi Sistematika: Doktrin Kristus")

Louis Berkhof: Tuhan Yesus Menderita Seumur HidupNya di Dunia

Berkenaan dengan kenyataan bahwa Yesus mulai membicarakan penderitaan yang akan dialamiNya menjelang akhir hidupNya, kita sering cenderung untuk berpikir bahwa penderitaanNya di atas kayu salib merupakan penggenapan dari seluruh penderitaanNya. Tetapi sesungguhnya keseluruhan hidupNya adalah penderitaan.

Ia harus mengambil rupa seorang hamba, padahal Ia adalah Allah semesta langit. Ia yang tidak berdosa setiap hari harus berhubungan dengan manusia berdosa. HidupNya yang kudus harus menderita di dalam dunia yang terkutuk karena dosa. Jalan ketaatan menjadi milikNya bersamaan dengan jalan penderitaanNya. Ia menderita karena gangguan iblis yang datang berulang kali, dari kebencian dan ketidakpercayaan umatNya, dan dari perlawanan musuh-musuhNya.

Oleh karena Ia harus masuk ke dalam pemerasan anggur itu sendiri, kesendirianNya pastilah merupakan suatu tekanan bagiNya, dan rasa tanggung jawabNya menghancurkan. PenderitaanNya adalah penderitaan yang disadari, makin lama makin berat, semakin Ia mendekati akhirnya. Penderitaan yang dimulai sejak inkarnasi akhirnya mencapai titip puncak dalam 'pasio magna' (penderitaan terbesar) pada akhir hidupNya. Kemudian, murka Allah atas dosa segera menghambur ke arahNya.

(dari buku "Teologi Sistematika: Doktrin Kristus")

Rabu, 30 Januari 2013

John Stott: Sentralitas Yesus (2)

Ketiga, Yesus adalah inti dari Misi. Mengapa ada sebagian orang Kristen menyebrangi daratan dan lautan, benua dan budaya, sebagai misionaris? Apakah yang sesungguhnya mendorong mereka? Tujuan mereka bukanlah untuk mengabarkan tentang suatu peradaban atau lembaga, atau suatu ideologi, melainkan tentang satu pribadi, Yesus Kristus yang mereka yakini sebagai pribadi yang unik. Ini tampak sangat jelas dalam misi Kristen kepada dunia Islam. "Tujuan kami", tulis misionaris dan cendekiawan Uskup Stephen Neill, "adalah terus menyampaikan kepada kaum Muslim dengan kesabaran yang tanpa batas". "Pak, pikirkanlah tentang Yesus, kami tidak punya pesan lain... Masalahnya bukanlah bahwa kaum Muslim pernah melihat Yesus dari Nazaret dan menolak Dia; melainkan bahwa mereka tidak pernah melihatNya".

Tetapi mereka yang benar-benar melihat Yesus dan takluk kepadaNya mengakui Dia sebagai pusat pengalaman pertobatan mereka. Sebut saja misalnya Sadhu Sundar Singh. Ia lahir pada tahun 1889 di dalam sebuah keluarga Shikh yang berpengaruh di India, dia tumbuh besar dengan kebencian kepada kekristenan sebagai (menurut pandangannya) sebuah agama asing. Bahkan dia mengungkapkan permusuhannya saat berusia lima belas tahun dengan membakar sebuah kitab Injil di muka umum. Namun tiga hari sesudah itu, ia bertobat melalui sebuah penglihatan tentang Kristus, dan sekalipun masih remaja, dia memutuskan untuk menjadi seorang sadhu, seorang manusia suci dan pengkhotbah yang mengembara.

Pada suatu kesempatan Singh mengunjungi sebuah kolese Hindu dan ditegur dengan agak sengit oleh seorang dosen yang bertanya kepad adia apa yang telah ditemukannya dalam kekristenan yang tidak dimiliki dalam agamanya dahulu. "Saya memiliki Kristus", jawabnya. "Ya saya tahu" lanjt dosen itu dengan tak sabar, "tetapi prinsip atau doktrin khusus apa yang telah anda temukan yang tidak anda miliki sebelumnya?" "Hal khusus yang sudah saya temukan", jawab Singh, "adalah Kristus".

(dari buku "Kristus Yang Tiada Tara")

John Stott: Sentralitas Yesus (1)

"Tidak peduli apapun yang mungkin dipikirkan atau diyakini setiap orang secara pribadi tentang Dia, Yesus dari Nazaret selama ini adalah sosok yang dominan dalam sejarah budaya Barat selama hampir 20 abad". Begitulah yang ditulis oleh Jaroslav Pelikan pada awal bukunya yang bercakupan luas yang berjudul 'Jesus Through the Centuries'.

Pertama, Yesus adalah pusat dari sejarah. Sedikitnya satu porsi besar umat manusia terus membagi sejarah menjadi Sebelum Masehi dan Sesudah Masehi dengan merujuk kepada kelahiranNya. Pada tahun 2000, populasi dunia mencapai 6000 juta jiwa, sedangkan jumlah orang Kristen menjadi 1700 juta jiwa atau sekitar 28%. Maka hampir sepertiga umat manusia mengaku mengikut Dia.

Kedua, Yesus adalah fokus dari Kitab Suci. Alkitab bukanlah kumpulan acak dari dokumen-dokumen agama. Seperti yang Yesus sendiri katakan, "Kitab-Kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku" (Yoh. 5:39). Dan para cendekiawan Kristen selalu mengakuinya. Misalnya, Jerome, bapa gereja yang besar dari abad ke empat dan kelima, menulis bahwa "tidak mengenal Kitab Suci sama dengan tidak mengenal Kristus".

Pada abad keenambelas, patut dicatat bahwa baik Erasmus dari Renaissans maupun Luther dari Reformasi sama-sama menekankan sentralitas Kristus. Alkitab "akan memberikan Kristus kepada anda" tulis Erasmus "dalam suatu keakraban yang begitu erat sehingga Dia bahkan akan kurang terlihat oleh anda jika Dia berdiri di depan mata anda". Demikian pula halnya dengan Luther, dalam 'Lectures on Romans', menjelaskan bahwa Kristus merupakan kunci ke Kitab Suci. Dalam komentarnya tentang Roma 1:5, dia menulis: "Di sini pintunya didorong agar terbuka lebar bagi pemahaman terhadap Kitab Suci, yakni bahwa segala sesuatu harus dipahami berkaitan dengan Kristus". Dan kemudian ia menulis "bahwa keseluruhan Kitab Suci berkenaan hanya dengan Kristus di semua bagiannya".

bersambung...

(dari buku "Kristus Yang Tiada Tara")


Selasa, 29 Januari 2013

Gereja Tidak Meninggikan Tuhan

Ada banyak gereja...

setiap hari minggunya...

setiap ibadahnya...

setiap khotbahnya...

setiap pemberitaannya...

tidak lagi meninggikan Tuhan...

tidak lagi memberitakan isi hati Tuhan...

tidak lagi memanggil manusia...

agar kembali kepada Tuhan...

tetapi...

terus memberitakan kesembuhan ilahi...

terus membicarakan uang dan uang...

terus memberitakan tentang rahasia setan-setan...

terus membicarakan cerita lucu-lucu...

agar manusia senang...

agar pendengarnya banyak...

agar persembahannya bertambah...

tetapi...

Tuhan sedih dan berdukacita...

Gereja Tanpa Salib

Ada banyak gereja...

yang berdiri megah...

gedungnya tinggi...

kursinya banyak...

lampunya hebat...

panggungnya besar...

mimbarnya bagus...

lukisannya indah...

alat musiknya bermacam-macam...

sayang...

tidak ada satupun...

salib Tuhan Yesus...

tidak ada salib di luar...

juga tidak ada salib di dalam...

Apakah yang ditinggikan di situ?

ternyata...

manusia...

pendetanya...

konglomeratnya...

artisnya...

Senin, 28 Januari 2013

Pdt. Stephen Tong: Menghadapi Kebutuhan Seks (2)

Engkau menjadi agung bukan karena kepandaianmu. Engkau menjadi agung bukan karena kesuksesan kariermu. Engkau menjadi agung bukan karena gelar akademismu yang tinggi sekali. Engkau menjadi agung bukan karena banyaknya kekayaanmu. Tetapi yang membuat engkau agung adalah seberapa besar perasaan belas kasihan, perhatian, kemurahan, dan kerelaanmu mengerti pergumulan sesamamu, seberapa jauh engkau rela menolong orang lain, dan seberapa peka engkau akan nasib umat manusia.

Di dunia ini sangat banyak orang yang pandai; tetapi sedikit orang yang agung; banyak orang yang kaya tetapi sedikit orang yang penuh belas kasihan. Banyak orang yang pandai bicara tetapi sedikit orang yang mau menjalankannya. Kita perlu belajar bukan hanya pandai bicara tetapi juga bisa menjalankan apa yang kita bicarakan. Kita perlu belajar lebih mengerti orang lain. Itu yang membuat manusia menjadi manusia yang agung. Banyak orang yang berakademis tinggi, tetapi sedikit orang yang agung.

Orang yang matanya tajam dalam melihat kesalahan orang lain jumlahnya sangat banyak, tetapi orang yang sungguh-sungguh mau menolong dan membangun orang lain, jumlahnya sangat sedikit. Kita perlu belajar menjadi orang yang agung. Manusia bukan binatang. Manusia tidak boleh terjerumus ke dalam kesalahan, khususnya di dalam hal seks. Kita perlu berjanji di hadapan Tuhan, berdoa minta kekuatan untuk melupakan kesalahan yang sudah dilakukan di masa lalu, tidak mengulanginya lagi, dan saat ini mau hidup dengan baik. Manusia bukan binatang, namun manusia juga membutuhkan seks. Oleh karena itu, manusia membutuhkan cinta yang sunguh, sehingga keseimbangan antara cinta dan seks menjadikan diri sebagai wakil Tuhan yang mulia.

Jangan melampiaskan seks sembarangan, karena akibat yang ditimbulkannya terlalu berat, penyesalannya terlalu dalam, dan kesedihan di dalam hati nuranimu sulit untuk dapat direkatkan dengan cinta Tuhan. Belajarlah untuk bisa mempersatukan cinta dan seks dengan sebaik mungkin. Jangan engkau menikah dengan seseorang yang tidak sungguh-sungguh engkau cintai, karena selanjutnya dia akan menjadi korbanmu. Engkau telah menyita waktunya seumur hidupnya dan dia tidak menikmati cinta yang sesungguhnya darimu. Tetapi engkau mengatakan, bahwa engkau perlu menikah.

Maka di sini, janganlah engkau menikah hanya untuk memenuhi kebutuhanmu, secara spesifik, janganlah engkau menjadikan pasanganmu sebagai alat untuk melampiaskan kebutuhan seksmu. Itu adalah tindakan  dan sikap yang tidak benar. Tidak bisa menikah dengan yang sungguh-sungguh engkau cinta, lalu karena kebutuhan seks menikah dengan orang yang tidak sungguh-sungguh engkau cinta, adalah dua hal yang sama-sama tidak baik. Karena itu, hendaklah engkau berdoa agar Tuhan memberikan kesempatan dan kemungkinan untuk bisa menikah dengan orang yang sungguh-sungguh engkau cintai.

(dari buku "Rahasia Kemenangan dalam Cinta dan Seks Menuju Pernikahan")

Pdt. Stephen Tong: Menghadapi Kebutuhan Seks (1)

Celakalah orang yang hanya ingin menikmati seks tanpa cinta. Dia bagaikan binatang. Kita perlu membedakan dengan tegas (1) kasih seksual, (2) seks tanpa kasih, dan (3) kasih tanpa seks. Di dalam tingkatan kasih ini kita juga dapat melihat bagaimana (1) manusia yang indah memiliki cinta sebagai kekuatan pendorongnya; (2) manusias yang imoral hanya mau seks tanpa cinta; (3) manusia yang berkesempatan sedikit, memiliki cinta, tetapi tidak mungkin tidak memperoleh seks; (4) manusia yang biadab sekali ingin memuaskan seks tanpa pernah ada cinta.

Ada seorang duda yang sedemikian mengasihi istrinya sehingga tidak menikah lagi. Bagaimana dengan kebutuhan seksnya? Ada orang yang begitu cinta Tuhan, bekerja sebagai pelaut berbula-bulan terpisah dari istrinya dan tidak mau melacur. Bagaimana dengan kebutuhan seksnya? Ada orang yang karena kurang cantik atau sifatnya kurang disukai orang, sehingga tidak ada pria yang mau berpacaran atau melamar dia. Bagaimana dengan kebutuhan seksnya? Ada remaja yang masa puber terlalu pagi, sehingga di usia 12 tahun sudah mengerti semua hal tentang seks dan sudah memerlukan seks, tetapi dia masih ingin bersekolah sampai jenjang yang tinggi. Bagaimana dengan kebutuhan seks selama masa itu? Semua ini merupakan fakta yang tidak bisa kita pungkiri atau abaikan.

Di dalam memikirkan hal ini, kita harus pertama-tama melihat kombinasi relasi antara seks dan cinta di dalam diri manusia. Manusia berbeda dari malaikat dan binatang. Binatang bukan manusia, malaikat pun bukan manusia. Malaikat memiliki cinta tetapi tidak memiliki seks. Binatang memiliki seks tetapi tidak memiliki cinta. Binatang memiliki cinta yang bersifat naluri. Ini adalah cinta biologis yang hanya bertujuan untuk memelihara dan menjalankan tugas naturnya.

Ada satu peristiwa yang terjadi di kebun binatang Moskow tahun 1957. Saya heran mengapa ini terjadi di Moskow dan bukan di Amerika Serikat. Sebagai seorang rohaniawan, saya melihat bahwa ini adalah suatu cara Tuhan mengajar orang-orang yang atheis dan tidak mementingkan cinta kasih. Ada seekor anak gajah sakit keras. Ibunya begitu susah payah menjaganya dan tidak mau meninggalkan anaknya. Sekalipun telah diupayakan pengobatan sekuat mungkin, anak gajah ini tetap tidak tertolong dan mati. Ibu gajah itu begitu sedih. Selama tiga hari ibu gajah itu tidak mau makan. Lalu pad ahari ketiga, tiba-tiba ibu gajah ini bangkit dengan sangat marahnya lalu terjun membenturkan kepalanya ke batu berkali-kali sampai akhirnya mati bunuh diri.

Saya masih sangat muda ketika membaca kisah ini. Saya sungguh tidak bisa mengerti, bagaimana seekor gajah bisa mengerti cinta kasih yang dalam sementara manusia bisa begitu kejam dan tidak memiliki kasih sama sekali. Jikalau manusia sudah tidak lagi memiliki perasaan kasih kepada manusia lain, apakah dia masih disebut manusia?

Bersambung...

(dari buku "Rahasia Kemenangan dalam Cinta dan Seks Menuju Pernikahan")

Minggu, 27 Januari 2013

Mari Meninggikan Tuhan

Mari meninggikan Tuhan. Kemuliaan hanya bagi Tuhan. Allah lah yang berhak menerima kemuliaan Tuhan. Mengapa demikian?

Pertama, karena segala sesuatu berasal dari Allah. Roma 11:36 menegaskan hal ini: "sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya". Segala sesuatu dicipta oleh Allah. Tidak ada satupun dari yang sudah ada, yang bisa ada bila bukan Tuhan yang menciptanya (Yoh. 1:3). Dengan demikian, Allah berhak atas segala kemuliaan.

Kedua, Allah berdaulat atas segala sesuatu, sebagai Raja atas segala sesuatu. Ia adalah Penguasa alam semesta. Ia lah yang berhak menerima segala kemuliaan.

Ketiga, Allah adalah Allah yang mahakuasa, yang mampu menangani segala persoalan yang tidak mungkin ditangani oleh manusia. Allah lah yang mengatur alam semesta sehingga semua binatang dapat mempunyai tempat tinggal dan makanan. Hal ini dapat dibaca dengan jelas dalam Ayub 38-41.

Keempat, Allah adalah Allah yang mahakudus, yang berbeda dari segala ciptaan. Ia tinggi dan mulia, hebat dan dahsyat. Ia juga penuh dengan kesucian, tanpa cacat cela dan dosa. Sementara itu, kita melihat manusia, kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata. Demikian pengeluhan Tuhan dalam Kejadian 6:5.

Kelima, manusia berhutang habis-habisan kepada Allah. Bila bukan anugerah Tuhan, manusia tidak bisa berbuat apa-apa. Di balik semua klaim jasa manusia, sebenarnya adalah anugerah Tuhan. "Jawab Yohanes: 'Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga'" (Yoh. 3:27).

Jangan Meninggikan Manusia

Kadang-kadang, di tengah kebuntuan melihat ketidakberesan manusia, entah pejabat atau figur publik, kita menjadi putus asa. Begitu Tuhan munculkan figur publik yang baik, eforia melanda masyarakat dengan terus menerus memujinya. Kita lupa bahwa ia hanya manusia.

Jangan terus memuji dan meninggikan manusia. Mengapa?

Pertama, karena manusia menerima segala sesuatu dari Tuhan. Roma 11:36 berkata "Sebab segala sesuatu adalah dari DIa, dan oleh Dia, dan kepada Dia: bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya". Semuanya berasal dari Tuhan. Manusia menerima segala sesuatu dari kecerdasan, hikmat bijaksana, tubuh yang sehat, udara segar, kesempatan hidup, harta benda dan begitu banyak hal yang tidak habis disebut satu per satu. Bahkan ia bisa  hidup pun, itu adalah anugerah Tuhan. Entah ia adalah orang percaya atau tidak percaya kepada Tuhan Yesus tetapi bahwa ia menerima anugerah Tuhan, itu pasti.

Kedua, manusia hanyalah manusia yang sementara dan terbatas. Yesaya 2:22 berkata, "jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?" Ia bisa mendadak mati karena penyakit atau karena kecelakaan. Ia manusia lemah.

Ketiga, manusia bisa berubah. Hari ini seperti ini dan baik sekali. Suatu hari, entah mengapa, ia mendadak berubah. Pada waktu itu, kita hanya bisa mengatakan, "sayang yah, kok tidak seperti dulu lagi". Perubahan bisa terjadi karena keadaan kepepet, bisa terjadi karena perubahan ambisi. Misalnya, dulu tidak menginginkan kekayaan tetapi sekarang menjadi cinta uang.

Sabtu, 26 Januari 2013

Ayat-Ayat: Murka Allah dalam Mazmur (2)


78:31  maka bangkitlah murka Allah terhadap mereka: Ia membunuh gembong-gembong mereka, dan menewaskan teruna-teruna Israel.

78:49  Ia melepaskan kepada mereka murka-Nya yang menyala-nyala, kegemasan, kegeraman dan kesesakan, suatu pasukan malaikat yang membawa malapetaka;

78:50  Ia membiarkan murka-Nya berkobar, Ia tidak mencegah jiwa mereka dari maut, nyawa mereka diserahkan-Nya kepada penyakit sampar;

88:8 Aku tertekan oleh panas murka-Mu, dan segala pecahan ombak-Mu Kautindihkan kepadaku. Sela

88:17) Kehangatan murka-Mu menimpa aku, kedahsyatan-Mu membungkamkan aku,

89:47 Berapa lama lagi, ya TUHAN, Engkau bersembunyi terus-menerus, berkobar-kobar murka-Mu laksana api?

90:7  Sungguh, kami habis lenyap karena murka-Mu, dan karena kehangatan amarah-Mu kami terkejut.

90:11  Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu?

95:11  Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."

106:40  Maka menyalalah murka TUHAN terhadap umat-Nya, dan Ia jijik kepada milik-Nya sendiri.

110:5  TUHAN ada di sebelah kananmu; Ia meremukkan raja-raja pada hari murka-Nya,

Ayat-Ayat: Murka Allah dalam Mazmur (1)



2:11-12:  Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar, supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di jalan, sebab mudah sekali murka-Nya menyala. Berbahagialah semua orang yang berlindung pada-Nya!


6:2: Ya TUHAN, janganlah menghukum aku dalam murka-Mu, dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan amarah-Mu.

7:12: Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat.

18:8: Lalu goyang dan goncanglah bumi, dan dasar-dasar gunung gemetar dan goyang, oleh karena menyala-nyala murka-Nya.

21:10: Engkau akan membuat mereka seperti perapian yang menyala-nyala, pada waktu Engkau menampakkan Diri, ya TUHAN. Murka TUHAN akan menelan mereka, dan api akan memakan mereka.

76:8 Dahsyat Engkau! Siapakah yang tahan berdiri di hadapan-Mu pada saat Engkau murka?


78:17-22  Tetapi mereka terus berbuat dosa terhadap Dia, dengan memberontak terhadap Yang Mahatinggi di padang kering. Mereka mencobai Allah dalam hati mereka dengan meminta makanan menuruti nafsu mereka. Mereka berkata terhadap Allah: "Sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun? Memang, Ia memukul gunung batu, sehingga terpancar air dan membanjir sungai-sungai; tetapi sanggupkah Ia memberikan roti juga, atau menyediakan daging bagi umat-Nya?" Sebab itu, ketika mendengar hal itu, TUHAN gemas, api menyala menimpa Yakub, bahkan murka bergejolak menimpa Israel, sebab mereka tidak percaya kepada Allah, dan tidak yakin akan keselamatan dari pada-Nya.

Jumat, 25 Januari 2013

Ayat-Ayat: Hidup Manusia Seperti Bunga Rumput

Mazmur 90:4-6: "Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam. Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu".

Mazmur 103:15-17: "Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi. Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu".

Yesaya 40:6-8: "Ada suara yang berkata: "Berserulah!" Jawabku: "Apakah yang harus kuserukan?" "Seluruh umat manusia adalah seperti rumput dan semua semaraknya seperti bunga di padang. Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila TUHAN menghembusnya dengan nafas-Nya. Sesungguhnyalah bangsa itu seperti rumput. Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya."

1 Petrus 1:23-25: "Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal. Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu".  


Ayat-Ayat: Mazmur 5


(5-1)  Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan suling. Mazmur Daud.

(5-2) Berilah telinga kepada perkataanku, ya TUHAN, indahkanlah keluh kesahku.

(5-3) Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa.

(5-4) TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.

(5-5) Sebab Engkau bukanlah Allah yang berkenan kepada kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu.

(5-6) Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau membenci semua orang yang melakukan kejahatan.

(5-7) Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, TUHAN jijik melihat penumpah darah dan penipu.

(5-8) Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.

(5-9) TUHAN, tuntunlah aku dalam keadilan-Mu karena seteruku; ratakanlah jalan-Mu di depanku.

(5-10) Sebab perkataan mereka tidak ada yang jujur, batin mereka penuh kebusukan, kerongkongan mereka seperti kubur ternganga, lidah mereka merayu-rayu.

(5-11) Biarlah mereka menanggung kesalahan mereka, ya Allah, biarlah mereka jatuh karena rancangannya sendiri; buanglah mereka karena banyaknya pelanggaran mereka, sebab mereka memberontak terhadap Engkau.

(5-12) Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita, mereka akan bersorak-sorai selama-lamanya, karena Engkau menaungi mereka; dan karena Engkau akan bersukaria orang-orang yang mengasihi nama-Mu.

(5-13) Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai.

Kamis, 24 Januari 2013

Tuhan itu Luar Biasa! (2)

Tuhan itu luar biasa. Ia luar biasa sabar terhadap kekurangan manusia. Karena itu, hendaklah kita jangan kurang ajar kepada Tuhan.

Tuhan itu luar biasa. Ia sanggup mengangkat orang rendah menjadi pejabat tinggi seperti Yusuf dan Daniel, tetapi Ia juga bisa mengutus malaikat menempeleng Herodes atau menjadikan Nebukadnezar seperti lembu.

Tuhan itu luar biasa. Ia mengingat kita dalam kerendahan kita. Dia ingat bahwa kita ini adalah debu. Kalau kita bisa dipakai Tuhan, itu semata-mata anugerah Tuhan.

Tuhan itu luar biasa. Ia sanggup mencipta dari tidak ada menjadi ada. Pelayanan yang sudah diboikot menjadi nol, justru Tuhan bekerja luar biasa sehingga segalanya menjadi maju berkembang dan memuliakan Tuhan.

Tuhan itu ajaib! Tuhan itu hebat! Tuhan itu luar biasa!

Tuhan itu Luar Biasa! (1)

Tuhan itu luar biasa. Ia adalah Allah Pencipta langit dan bumi, Raja di atas segala raja tetapi Ia mau memperhatikan manusia.

Tuhan itu luar biasa. Ia rela berinkarnasi dan lahir sebagai manusia. Para pejabat yang sama-sama manusia berdosa saja tidak mau turun dan berada di dalam kerendahan rakyat.

Tuhan itu luar biasa. Ia rela mengorbankan AnakNya yang tunggal mati bagi orang berdosa. Manusia pun tidak berani mengorbankan harta benda, rumah, mobil yang cuma satu untuk Allah yang tidak berdosa, yang telah mencipta dan menebus manusia.

Tuhan itu luar biasa. Ia berkorban untuk melibatkan manusia berdosa dalam pekerjaanNya yang mulia. Jadi bukan kita yang berkorban tetapi Allah yang berkorban dalam pelayanan.

Tuhan itu luar biasa. Ketika mengampuni manusia, Ia melupakan dosa manusia. Manusia yang sama-sama berdosa saja sulit melupakan dosa orang lain.

Tuhan itu ajaib! Tuhan itu hebat! Tuhan itu luar biasa!

Rabu, 23 Januari 2013

John Calvin: Doktrin Anugerah Umum (2)

Saya tidak menyangkal bahwa semua karunia berharga yang memanifestasikan dirinya di antara orang-orang yang tidak percaya merupakan karunia Allah... Karena terdapat perbedaan yang begitu besar antara orang benaer dan orang yang tidak benar sehingga perbedaan ini bahkan terlihat di dalam gambar yagn mati itu. Karena jika kita mencampur baurkan perkara-perkara ini, tatanan apakah yang akan tersisa di dalam dunia ini? Oleh karena itu, Tuhan tidak hanya mengukirkan perbedaan antara perbuatan yagn terhormat dan yang fasik di dalam pikiran individu-individu, tetapi juga sering menegaskan hal ini melalui penyebaran providensiaNya. Karena kita melihat Ia memberikan banyak berkat dari kehidupan sekaran ini bagi orang-orang yang mengembangkan kebajikan di antara manusia... Semua kebajikan ini - atau lebih tepat, gambaran dari kebajikan ini - merupakan karunia Allah, karena takada hal yang layak di puji, yang bukan berasal dariNya.

__________________________

Anthony Hoekema: kita bisa meringkaskan apa yang Calvin katakan di dalam kutipan terakhir. Pertama, orang-orang tidak percaya bisa memiliki terang kebenaran yang bersinar di dalam mereka. Kedua, orang-orang tidak percaya bisa memiliki karunia-karunia Allah yang luar biasa. Ketiga, semua kebenaran berasal dari Roh Allah. Keempat, maka menolak atau menghina kebenaran ketika kebenaran diucapkan oleh orang tidak percaya, berarti menghina Roh Kudus Allah.

Dengan ini, Calvin memelopori bidang pemikiran teologis ini. Meski pun ia tidak mengembangkan sepenuhnya doktrin anugerah umum, ia dengan jelas mengajarkan bahwa terdapat suatu anugerah Allah yang mengekang manifestasi dosa di dalam kehidupan manusia tanpa melenyapkan keberdosaan manusia, sehingga mengizinkan orang-orang yang tidak percaya untuk mengucapkan banyak kebenaran (meskipun mereka tidak tahu akan kebenaran sejati) dan menghasilkan banyak karya budaya yang baik.

(dari Anthony Hoekema, "Manusia: Ciptaan Menurut Gambar Allah")

John Calvin: Doktrin Anugerah Umum (1)

Kita harus memerhatikan bahwa di tengah-tengah kerusakan natur, terdapat tempat bagi anugerah Allah; bukan anugerah yang menghapuskan kerusakan, tetapi yang mengekang kerusakan itu dari dalam... Jadi, Allah dengan providensiaNya mengekang penyimpangan natur, agar tidak terwujudkan ke dalam tindakan; tetapi tak menghapuskannya.

Selanjutnya adalah seni, baik yang halus maupun kasar. Kecermatan manusia juga tampak di dalam mempelajari semua seni ini karena kita semua memiliki bakat tertentu... Jadi, dengan alasan yang baik kita terpaksa harus mengakui bahwa awalnya [awal dari bakat atau talenta di dalam bidang seni] sudah dibawa sejak lahir di dalam natur manusia. Jadi, bukti ini jelas menyaksikan suatu pemahaman universal akan rasio dan pengertian yang secara alamiah tertanam di dalam manusia. Akan tetapi, keuniversalan dari kebaikan ini membuat setiap manusia harus melihatnya bagai anugerah umum Allah yang khas.

Kapanpun kita menjumpai perkara-perkara ini [kontribusi yang bernilai di dalam seni dan ilmu pengetahuan] di dalam diri para penulis sekuler, biarlah terang kebenaran yang bersinar dengan mengagumkan di dalam diri mereka mengajar kita bahwa pikiran manusia meskipun jatuh dan menyimpang dari keutuhannya, toh tetap berpakaian dan berhiaskan karunia-karunia Allah yang luar biasa. Jika kita menganggap Roh Allah sebagai satu-satunya sumber kebenaran, maka seharusnya tidak menolak atau menghina kebenaran, kapan pun kebenaran itu muncul, kecuali jika kita ingin merendahkan Roh Allah. Karena dengan merendahkan karunia-karunia Roh, kita menghina dan melecehkan Roh itu sendiri.

(dari buku Anthony Hoekema, "Manusia: Diciptakan Menurut Gambar Allah")

Selasa, 22 Januari 2013

Tuhan Yesus Menang di Kayu Salib (2)

Tuhan Yesus menang!...

Di kayu salib...

Ia mati...

Karena...

Ia menyerahkan...

NyawaNya...

Ia berhak...

Menyerahkan dan mengambil kembali...

NyawaNya sendiri...

Tuhan Yesus Menang di Kayu Salib (1)

Tuhan Yesus menang!...

Di kayu salib...

Karena...

Ia...

Tidak membalas dendam...

Tapi mengampuni...

Balas dendam sesungguhnya...

Adalah kekalahan...

Karena tindakannya...

Dikendalikan orang lain...

Dan...

Kejahatan bertambah-tambah...

Senin, 21 Januari 2013

Ayat-Ayat: 2 Korintus 4:7-15

Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. (7)

Dalam segala hal kami ditindas namun tidak terjepit; kami habis akal namun tidak putus asa (8)

kami dianiaya namun tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempaskan namun tidak binasa; (9)

Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami (10).

Sebab kami yang masih hidup ini terus menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini (11).

Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu (12).

Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis, "aku percaya sebab itu aku berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata (13).

Karena kami tahu bahwa Ia yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diriNya. (14).

Sebab semuaya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia yang semakin besar, berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah (15).

Ayat-Ayat: 2 Korintus 4:1-6

Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini, karena itu kami tidak tawar hati (1).

Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah (2).

Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, (3).

yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah (4).

Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus (5).

Sebab Allah telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terangNya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus (6).

Minggu, 20 Januari 2013

John Piper: Jangan Sembarang Meniru Raksasa Iman

Tentu saja peniruan yang melintasi jarak waktu berabad-abad dan melintasi kebudayaan-kebudayaan adalah urusan yang rumit. Peniruan-peniruan gaya atau bahasa semata akan menunjukkan kegagalan dalam memahami apa yang Jonathan Edwards sendiri sedang kejar dalam pengadaptasian kreatif dari kebenaran alkitabiah yang solid dan kuno untuk zamannya sendiri.

Dibutuhkan hikmat untuk bisa melihat dan membedakan bagaimana kekuatan-kekuatan dari seorang kudus di masa lampau seharusnya muncul dalam masa yang lain. Seperti halnya dengan kata-kata bijak atau amsal, demikian pula halnya dengan biografi. "Amsal di mulut orang bebal adalah seperti duri yang menusuk tangan pemabuk" (Ams 26:9). "Amsal di mulut orang bebal adalah seperti kaki yang terkulai dari pada orang yang lumpuh" (Ams 26:7).

Karena itu biarlah kita berhati-hati supaya jangankita memakai jas rompi Edwards [atau raksasa iman manapun] dan rambut palsunya dan membuat diri kita seperti orang bodoh. Dia memiliki terlalu banyak hal yang sungguh-sungguh sangat kita butuhkan untuk diberikan kepada kita.

(dari buku "Gairah Allah Bagi KemuliaanNya")

John Piper: Mengapa Biografi?

Selain fakta bahwa membaca biografi itu menyenangkan, Jonathan Edwards memberikan sebuah alasan dan Alkitabpun demikian. Edwards menerbitkan 'The Life of David Brainerd' pada tahun 1749, dan menjelaskan dalam kata pengantarnya mengapa ia melakukan hal itu: "Ada dua cara yang telah Allah gunakan untuk mendorong agama yang sejati dan kebajikan di dalam dunia: yang satunya adalah dengan doktrin dan pedoman; yang lainnya adalah dengan contoh dan teladan".

Apa yang dikatakan Edwards untuk membenarkan penulisannya tentang Brainerd, juga membenarkan penulisan saya tentang Edwards. Kisah tentang suatu kehidupan yang baik dan kudus, adalah sebuah pertahanan yang kokoh dan konfirmasi yang kuat bagi kekristenan sejati dan bagi keindahan kebaikan.

Dengan cara yang sama Alkitab mengatakan "Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka" (Ibr. 13:7). Maka kita diperintahkan untuk memikirkan dengan mendalam kehidupan dari para pemimpin yang setia dan menelusuri kehidupan mereka sehingga pada akhirnya dan meneladani cara iman membentuk perilaku mereka.

(dari buku "Gairah Allah Bagi KemuliaanNya")

Sabtu, 19 Januari 2013

Tuhan Senang... (Menurut Surat Yudas)

Tuhan senang bila manusia berhati budak (ayat 1).

Tuhan senang bila manusia dipanggil, dikasihi dalam Allah Bapa dan dipelihara untuk Yesus Kristus (ayat 1).

Tuhan senang bila manusia dilimpahkan dengan rahmat, damai sejahtera dan kasih (ayat 2).

Tuhan senang bila manusia tetap berjuang untuk mempertahankan iman (ayat 3).

Tuhan senang bila manusia memperhatikan peringatan Tuhan (ayat 7).

Tuhan senang bila manusia sadar akan penghakiman dan murka Allah (ayat 15).

Tuhan senang bila manusia ingat akan apa yang dahulu disampaikan oleh firman Tuhan (ayat 17).

Tuhan senang bila manusia membangun dirinya sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci (ayat 20).

Tuhan senang bila manusia tekun berdoa di dalam bimbingan Roh Kudus (ayat 20).

Tuhan senang bila manusia memelihara dirinya sendiri di dalam kasih Allah (ayat 21).

Tuhan senang bila manusia senantiasa menantikan rahmat Tuhan kita Yesus Kristus untuk hidup yang kekal (ayat 21).

Tuhan senang bila manusia menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu (ayat 22).

Tuhan senang bila manusia diselamatkan dari api (ayat 23).

Tuhan senang bila manusia membenci pakaian yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan berdosa (ayat 23).

Tuhan senang bila manusia tidak tersandung dan tak bernoda dan dengan penuh kegembiraan berdiri di hadapan kemuliaanNya (ayat 24).

Tuhan senang bila manusia mengembalikan segala kemuliaan dan kebesaran kepadaNya (ayat 24-25)

Tuhan Tidak Senang... (Menurut Surat Yudas)

Tuhan tidak senang bila manusia menyalahgunakan kasih karunia Allah untuk melampiaskan hawa nafsu (ayat 4).

Tuhan tidak senang bila manusia menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus (ayat 4).

Tuhan tidak senang bila manusia tidak percaya kepada Tuhan (ayat 5).

Tuhan tidak senang bila manusia melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tidak wajar (ayat7).

Tuhan tidak senang bila manusia mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah (ayat 8).

Tuhan tidak senang bila manusia hidup dengan naluri seperti binatang yang tidak berakal (ayat 10).

Tuhan tidak senang bila manusia mementingkan dirinya sendiri (ayat 12).

Tuhan tidak senang bila manusia mengeluh dan menggerutu tentang nasib mereka (ayat 16).

Tuhan tidak senang bila manusia hidup menuruti hawa nafsunya (ayat 16).

Tuhan tidak senang bila manusia mengeluarkan perkataan-perkataan yang bukan-bukan (ayat 16).

Tuhan tidak senang bila manusia menjilat orang untuk mendapat keuntungan (ayat 16). 


Jumat, 18 Januari 2013

Donald Guthrie: Tujuan Surat 2 Tesalonika

Tampaknya surat 1 Tesalonika tidak seefektif harapan Paulus dalam menyelesaikan masalah kemalasan dan telah muncul pemahaman baru tentang 'parousia' (kedatangan Tuhan Yesus kedua kali).

Bisa jadi jemaat Tesalonika telah menerima surat yang memalsukan nama Paulus, yang isinya mengklaim hari Tuhan telah tiba (bdk. 2 Tes. 2:2) dan hal ini jelas perlu dikoreksi. Pemalsuan ini juga bisa menjelaskan tanda tangan pribadi (3:17). Di lain pihak, agak sulit memahami ada orang Makedonia yang berani memalsukan nama Paulus sementara Paulus masih melayani di provinsi perbatasan.

Bisa jadi Paulus sekadar menebak kemungkinan ini untuk menjelaskan kesalahpahaman jemaat atas pengajarannya. Tidak dapat disangkal bahwa pengajaran yang salah itu telah dikaitkan dengan nama Paulus dan ia memakai surat kedua untuk menyangkalnya.

Paulus menyatakan tanda-tanda yang mendahului parousia Kristus bukan untuk memberi gambaran harafiah, melainkan untuk menjawab kesalahpahaman jemaat. Karena pertama-tama harus muncul kemurtadan, lalu bangkit manusia durhaka, maka hari Tuhan tidak mungkin sudah datang dan tidak sedekat anggapan mereka yang telah berhenti bekerja karena menyangkan Kristus segera datang. Orang-orang seperti ini ditegur dengan keras (3:11).

(dari buku "Pengantar Perjanjian Baru" (II))

Donald Guthrie: Tujuan Surat 1 Tesalonika

Berita yang diterima dari Timotius tidak hanya mendorong 1 Tesalonika ditulis, tetapi juga mengarahkan isinya. Pertama, Paulus menyatakan kepuasannya saat mendengar kemajuan jemaat, dan sukacitanya ini muncul di sepanjang surat. 

Kedua, ia merasa perlu menjwab tuduhan, mungkin oleh para lawan Yahudinya, bahwa ia mencari keuntungan pribadi dan bersikap pengecut (2:1-12).

Ketiga, Ia mendorong jemaat untuk bertekun, sekalipun mereka harus menghadapi perlawanan dan penganiayaan orang Yahudi (2:14dst).

Keempat, Paulus menunjukkan keunggulan moralitas Kristen atas orang-orang kafir (4:4 dst), mungkin untuk menjaga mereka dari usaha orang-orang kafir mau mengembalikan orang Kristen yang baru bertobat pada kebiasaan lama mereka. 

Kelima, Paulus membetulkan kesalahpahaman tentang 'parousia'. Beberapa jemaat cemas akan orang yang mereka kasihi, yang telah meninggal, sementara beberapa yang lain jatuh pada kemalasan, karena mereka percaya Tuhan akan segera datang.

Keenam, ia mendorong jemaat agar menghormati pemimpin mereka (5:12), yang mungkin menunjukkan adanya ketegangan atau ketidakpatuhan. 

Ketujuh, Ia memberi beberapa petunjuk lembut tentang manifestasi Roh (5:19-20). Seluruh surat ini bernada praktika, mengandung pesan yang langsung terarah pada problem yang dihadapi oleh jemaat masa itu. 

(dari buku "Pengantar Perjanjian Baru" (II))

Kamis, 17 Januari 2013

Ciptaan Baru Yang Bermakna

Kaya atau tidak kaya tidak ada artinya...

Terkenal atau tidak terkenal tidak ada artinya...

Bergelar atau tidak bergelar tidak ada artinya...

Dipuji atau tidak dipuji orang tidak ada artinya...

Hidup enak atau tidak enak tidak ada artinya...

Berwisata atau tidak berwisata tidak ada artinya...

Diselamatkan dan menjadi anak Tuhan, itulah yang paling berarti...

Rasul Paulus berkata,

"Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya,
tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya"
(Gal. 6:15)

Berbangga dalam Salib Kristus

Aku tidak mau berbangga dalam harta yang sementara...

Aku tidak mau berbangga dalam popularitas yang mudah lenyap...

Aku tidak mau berbangga dengan gelar-gelar yang banyak...

Aku tidak mau berbangga dengan pengalaman yang bertumpuk-tumpuk...

Aku tidak mau berbangga dengan orang-orang dekatku yang sukses....

Aku tidak mau berbangga dengan apapun juga, betapa hebatnya hal itu...

Aku hanya mau berbangga di dalam Kristus yang tersalib.

Rasul Paulus berkata,

"Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain
dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya
dunia disalibkan bagiku dan aku bagi dunia"
(Gal. 6:14)

Rabu, 16 Januari 2013

Pdt. Stephen Tong: Menerima Roh Kudus - Permohonan Pada Bapa (3)

Mengapa mereka bisa mencari dan meminta Roh Kudus? Hal ini disebabkan karena mereka sudah menerima ajaran yang sangat berbeda dengan Alkitab: lihatlah ada karunia berbahasa roh, ada Roh Kudus. Kalau tidak mempunyai karunia berbahasa roh berarti kau tidak mempunyai Roh Kudus. Jadi untuk membuktikan dirinya mempunyai Roh Kudus, bukan minta Roh Kudus itu sendiri. Memutarbalikkan Roh Kudus dan karunia Roh Kudus. Roh Kuduslah pemberi karunia, bukan karunia yang membuktikan Roh Kudus. Karunia tidak bisa membuktikan Roh Kudus, karena karunia khususnya beberapa karunia yang berada di urutan akhir itu mudah dipalsukan oleh setan. Berkata-kata dengan hikmat, dan berkata-kata dengan pengetahuan adalah dua macam karunia yang bersangkut paut dengan bahasa, yang bisa langsung diuji kebenarannya. Kedua istilah ini sudah diselewengkan oleh Third Wave.

Perhatikan 9 macam karunia yang terdapat di 1 Korintus 12, dua jenis karunia yang berada pada urutan depan berhubungan dengan bahasa dan perkataan, dan dua jenis karunia yang berada pada urutan terakhir, juga berkaitan dengan bahasa dan perkataan. Adapun dua jenis karunia yang berada di urutan depan adalah berkata-kata dengan hikmat dan berkata-kata dengan pengetahuan. Sedangkan dua jenis karunia yang berada pada urutan terakhir adalah bahasa roh dan penerjemahan bahasa roh.

Yang dua jenis di depan bisa diuji benar atau tidaknya, sedangkan dua jenis di belakang, tidak bisa diuji, bahkan penerjemahannya pun sulit diuji. Sebab itu dua jenis karunia yang berada di urutan terakhir mudah dipalsukan oleh setan. Namun justru yang berada di urutan terakhir, yang paling tidak penting itu, sekarang dimutlakkan menjadi tanda untuk mengetahui seseorang mempunyai Roh Kudus atau tidak. Sambil terus membesar-besarkan  karunia lidahsebagai karunia yang paling penting dan yang penting dibuat  menjadi tidak penting. Yang tidak mutlak menjadi mutlak, yang yang mutlak menjadi tidak mutlak. Yang utama menjadi tidak utama, yang tidak utama menjadi yang utama. Sehingga orang mulai mengejar karunia itu.

Setelah itu, mulai ada usaha untuk melatih bahasa roh, sambil dipukul-pukul dan ditekan-tekan kepalanya, sambil diperintahkan untuk mengulang-ulang kata yang terlintas di pikirannya. Itulah kursus bahasa roh. Di dalam Alkitab tidak pernah ada orang yang kursus agar bisa berbahasa roh. Saya rasa kita perlu mengoreksi ketidakberesan seperit ini dan membawa orang-orang Kristen kembali kepada prinsip-prinsip Alkitab.

(dari buku "Roh Kudus, Doa dan Kebangunan")

Pdt. Stephen Tong: Menerima Roh Kudus - Permohonan Pada Bapa (2)

Tetapi barang siapa berkata di dalam doanya, "Tuhan, berikanlah ini dan itu kepada saya" sambil mengutarakan segala ambisinya yang liar, yang egois, orang ini adalah oran gyang memperalat Allah. Memang kelihatannya doanya sangat sungguh-sungguh, tetapi nyatanya ia belum mengerti doa dan belum berdoa. Dia sedang mempermainkan suatu metode agama, fenomena doa untuk mengutarakan racun egoismenya di hadapan Tuhan. Celakalah orang itu!

Di dalam pembahasan Roma 3 di Gereja Reformed Injili Indonesia di Jakarta (1993), saya terus menekankan bahwa agama dan motivasi agama bukanlah mencari Allah, melainkan melarikan diri dari Allah. Oleh karena manusia tidak mungkin menolak keberadaan Allah, maka manusia berusaha melarikan diri dari Allah yang sejati, menutup diri dengan jubah agama, membius diri sendiri dengan agama yang dianutnya, menetapkan serangkaian hukum, agar bisa memuaskan tuntutan kerohanian diri sendiri. Ini bukanlah agama yang sejati.

Jika orang-orang Israel betul-betul mencari Allah di dalam agama mereka, mengapa pada waktu Allah mengirim Yesus, justru mereka pakukan di atas kayu salib. Itulah bukti mereka bukan mencari Allah, melainkan membius diri, lalu menganggap diri sudah mempunyai Allah, mempunyai Taurat, mempunyai kitab, mempunyai Musa, Abraham sambil membanggakan diri dengan sejarah dan tradisi yang mereka miliki. Demikian juga orang-orang yang berkata seperti ini, "kamu adalah kafir. Sedangkan ayah saya majelis, ibu saya pendeta wanita. Ketika masih muda, saya sudah diangkat menjadi tua-tua. Nenek moyang saya nabi. Saya keturunan Yesaya".

Oleh karena itu, tatkala Roh Kudus memenuhi Yohanes Pembaptis, dan pertama kali dia berkhotbah, dia berkata, "celakalah kamu, hai kamu keturunan ular beludak... janganlah mengira bahwa kau dapat berkata dalam hatimu, Abraham adalah bapa kami. Karena aku berkata kepadamu, Allah dapat membangkitkan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! Tetapi kamu yang tidak bertobat, ketahuilah  bahwa kapak sudah tersedia di akar pohon, akan ditebang". Mnegapa khotbah yang begitu keras keluar dari mulut orang yang dipenuhi Roh Kudus? Karena dia tidak mau berkompromi, tidak mau melihat agama dipermainkan.

Jika agama tidak membuktikan manusia mencari Allah, maka saya menegaskan bahwa kebanyakan dari mereka yang meminta-minta Roh Kudus, sebenarnya bukan minta Roh Kudus, karena mereka belum mengerti apa itu Roh Kudus. Mereka hanya memperalat dan mempermainkan Allah. Mereka sedang mencari 'ilah' yang bisa diperalat untuk memenuhi keinginan mereka.

Bersambung...

(dari buku "Roh Kudus, Doa dan Kebangunan")

Pdt. Stephen Tong: Menerima Roh Kudus - Permohonan Pada Bapa (1)

Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan daripadanya, akan memberi ular kepada anaknya itu sebagai pengganti ikan? Atau jika ia minta telur akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya. Artinya, datanglah kepada Tuhan, mintalah kepada Tuhan. Berserulah dalam nama Kristus dan mintalah pertolongan, pengampunan, hidup yang kekal, penyertaan, serta kuasaNya, Tuhan akan mengirim Roh Kudus kepadamu.

Di butir keempat ini terdapat satu keganjilan: mengapa banyak orang minta Roh Kudus, akhirnya yang dia peroleh bukan Roh Kudus? Bukankah Tuhan berkata, "jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anakmu, apalagi Bapamu di sorga, tidakkah Dia akan memberikan Roh Kudus kepada orang yang meminta kepadaNya? Menurut prinsip Alkitab: yang meminta Roh Kudus akan dierikan. Tetapi say amenegaskan, mereka "meminta-minta" sehingga yang didapat bukan Roh Kudus. Mengapa hal itu terjadi?

Sekarang kita perlu meluruskan keganjilan seperti itu. Pertanyaan pertama yang perlu dipersoalkan ialah: apakah saudara mengira orang yang berdoa minta Roh Kudus itu sungguh minta Roh Kudus? Jawabnya: belum tentu. Apabila seseorang meminta Roh Kudus dengan mempunyai praanggapan yang salah pada dasar imannya, maka permintaan doanya akan melenceng.

Pada saat seseorang berdoa, berdoa, berdoa, janganlah Saudara hanya melihat fenomena doanya, tetapi harap Saudara melihat terlebih dahulu motivasi doanya, pengertian doanya, dan isi permintaan doanya. Doa berarti menaklukkan diri kepada Allah, mengakui bahwa hanya Allah yang berdaulat atas diri kita. Barangsiapa memakai istilah doa dan aktivitas doa untuk memuaskan ambisi pribadi, dia adalah orang yang egois, yang belum pernah tahu apa itu doa. Pada saat seperti itu, pada hakekatnya, ia belum berdoa. Doa adalah mengakui kedaulatan Allah. Doa adalah mengabdikan diri di bawah kuasaNya. Doa adalah mengakui hanya Allah yang mempunyai kedaulatan, ketuhanan atas dirinya. Sebagai ciptaan ia patut mematuhkan diri kepadaNya. Itu yang disebut doa.

Bersambung...

(dari buku "Roh Kudus, Doa dan Kebangunan")

Selasa, 15 Januari 2013

Pdt. Stephen Tong: Menerima Roh Kudus - Pemberitaan Injil

Roh Kudus diberikan kepada orang yang taat pada pemberitaan Injil. Kis. 5:32 mencatat, "Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus yang dikaruniakan kepada semua orang yang mentaati Dia". Terjemahan yang lebih jelas, "sekarang kami adalah saksi bagi semua hal ini dan Roh Kudus yang diberikan kepada mereka yang taat kepada Allah juga bersaksi bagi hal ini".

Roh Kudus memberi kesaksian kepada orang yang taat. Roh Kudus yang diberikan kepada orang yang taat, ikut memberi kesaksian tentang Injil. Roh Kudus diberikan kepada orang yang taat kepada pemberitaan Injil. Firman yang didengar, firman yang diberitakan itu menuntut ketaatan. Barangsiapa taat, dan memberitakan Injil, ia akan didampingi oleh kuasa Roh Kudus. Akibatnya, yang mendengar juga akan menerima Roh. Roh Kudus diberikan kepada orang yang taat.

(dari buku "Roh Kudus, Doa dan Kebangunan").

Pdt. Stephen Tong: Menerima Roh Kudus - Pengakuan akan Kristus

Orang yang percaya Yesus sebagai Anak Allah, Gal 3:14. Efesus 1:13-14: "Di dalam Dia kamu juga  - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeterailkan dengan Roh Kudus yang dijanjikanNya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaanNya".

Di dalam ayat 14 disebutkan Roh Kudus adalah jaminan, atau yang lebih dikenal sebagai uang muka (uang panjar). Kalau kita mau membeli sebuah rumah, kita membayar sejumlah kecil uang terlebih dahulu, lalu menandatangani jual beli. Setelah akte yang ditempeli meterai dan dibubuhi cap itu ditandatangani, rumah itu tidak boleh dijual kepada orang lain, sampai seluruh pembayaran itu selesai. Rumah itu jadi milikmu, tapi sebelumnya, rumah itu secara status sudah dijual hanya kepadamu. Itu yang disebut uang muka.

Demikian juga Roh Kudus. Ketika seseorang bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus, ia diberi Roh Kudus, dimeteraikan. Tuhan memberikan meterai surgawi dan meterai itu dicapkan di dalam diri kita, meterai itu adalah Roh Kudus. Barangsiapa menerima Yesus, dia diberi Roh Kudus.

(dari buku "Roh Kudus, Doa dan Kebangunan")

Pdt. Stephen Tong: Menerima Roh Kudus - Pertobatan

Roh Kudus diberikan kepada orang yang betul-betul bertobat. Alkitab tidak mengatakan, bahwa Roh Kudus diberikan kepada anggota gereja tertentu dan tidak diberikan kepada anggota gereja yang lain, tiba kepada yang dibaptis dengan selam dan tidak kepada mereka yang dibaptis percik, kepada yang mempunyai karunia berbahasa roh dan tidak kepada mereka yang tidak memiliki karunia tersebut. Roh Kudus diberikan kepada siapa? Alkitab berkata, Roh Kudus diberikan kepada mereka yang betul-betul bertobat.

Setelah Petrus berkhotbah di hari Pentakosta, mereka yang mendengar tentang Kristus yang mati di atas kayu salib dan bangkit kembali, hatinya seperti tertusuk. Lalu mereka bertanya, bagaimana mereka bisa diselamatkan. Petrus menjawab mereka, "bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, makakamu akan menerima karunia Roh Kudus" (Kis. 2:38-39). Jadi jelaslah bahwa Roh Kudus diberikan kepada orang yang bertobat. Orang yang bertobat yang menerima Roh Kudus. Alkitab menegaskan prinsip ini dengan jelas: Roh Kudus diberikan kepada orang yang bertobat.

Apakah yang dimaksud dengan bertobat? Secara pasif, bertobat berarti meninggalkan dosa dardi arah kebinasaan, berpaling kepada Tuhan dan menerima jasa Kristus di kayu salib untuk diselamatkan. Jadi pertobatan jangan hanya dimengerti sebagai menyesali dosa. Kalau menyesali dosa identik dengan pertobatan, berarti Yudas juga sudah bertobat.

Yudas telah menyesali perbuatannya dan mengembalikan uang yang ia terima untuk menjual Tuhan Yesus. Dia tahu ia bersalah, oleh karena itu dia berkata, "Aku telah mengalirkan darah orang yang tidak bersalah" dan ia melemparkan uang itu. Tapi itu belum berarti bertobat, karena dia hanya mengetahui kesalahannya, menyesali kesalahannya tetapi belum menerima dan kembali kepada Tuhan Yesus. Bahkan bila dia mau kembalipun, Tuhan tidak akan menerimanya, karena kesempatan yang diberikan kepadanya, sudah lewat. Secara aktif pertobatan berarti menerima yang terang. Secara pasif, meninggalkan setan, secara aktif menerima Yesus. Barangsiapa yang bertobat dan menerima Yesus, dia akan menerima pengampunan dosa dan Roh Kudus yang dijanjikan.

(dari buku "Roh Kudus, Doa dan Kebangunan")
(note: saya berada di pulau Timor yang kesulitan sinyal internet, sehingga sulit mengakses internet).

Minggu, 13 Januari 2013

Berdiri Teguh dalam Iman

Iman berarti kebergantungan pada Tuhan. Iman berarti bersandar pada Tuhan.

Iman berarti berjalan bersama Tuhan dalam lembah kekelaman.

Iman kepada Tuhan berarti tidak bersandar kepada manusia dan hal-hal yang sementara tapi bersandar kepada Tuhan.

Iman berarti menaklukan diri kepada Tuhan.

Berjaga-jagalah...

Berjaga-jaga dilakukan terhadap hal-hal yang membahayakan dan kedatangannya bersifat tak terduga. 

Berjaga-jaga dilakukan terhadap kelemahan dosa sendiri, ancaman setan, terhadap kesempatan yang akan hilang, dan berjaga-jaga terhadap kedatangan Tuhan Yesus yang sama sekali tidak diketahui waktunya.

Kita berjaga-jaga agar bukan saja tidak mengecewakan Tuhan, sebaliknya malah berkenan kepada Tuhan.

Sabtu, 12 Januari 2013

Ayat-Ayat: Mazmur 123

Nyanyian Ziarah.
KepadaMu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga.

Lihat seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.

Kasihanilah kami ya TUHAN, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang dengan penghinaan,

jiwa kami sudah cukup kenyang dengan olok-olok orang-orang yang merasa aman, dengan penghinaan orang-orang yang sombong.

Ayat-Ayat: Mazmur 121

Nyanyian Ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung, darimanakah akan datang pertolonganku?

Pertolonganku ialah dari TUHAN yang menjadikan langit dan bumi.

Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.

Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.

TUHAN lah Penjagamu, TUHAN lah naunganmu, di sebelah tangan kananmu.

Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam.

TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan. Ia akan menjaga nyawamu.

TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.

Jumat, 11 Januari 2013

John Piper: Penderitaan Demi Nama Yesus

Ketika Paulus diubahkan dalam perjalanannya ke Damsyik, Yesus Kristus menjadi harta dan sukacita terbesar dalam hidupnya. "Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya" (Flp. 3:8). Kesetiaan Paulus kepada Yesus menuntut pengorbanan yang mahal. Apa yang Paulus pelajari di Damsyik bukan hanya tentang sukacita karena dosanya diampuni, juga bukan hanya tentang persekutuan dengan Raja alam semesta, tetapi juga tentang berapa banyak ia harus menderita.

Yesus mengirim Ananias kepadanya dengan pesan ini, "Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena namaKu" (Kis. 9:16). Penderitaan yang Paulus alami sebagai utusan Injil ditanggungnya "demi nama Yesus". Ketika ajalnya sudah dekat, dan ia diperingatkan untuk tidak pergi ke Yerusalem, ia menjawab, "mengapa kamu menangsi dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus" (Kis. 21:13).

Bagi Paulus, kemuliaan nama Yesus dan reputasi nama Yesus di dunia ini lebih penting dari hidupnya sendiri.

(dari buku "Jadikan Sekalian Bangsa Bersukacita: Supremasi Allah dalam Misi")

John Piper: Gairah Allah Terhadap DiriNya Sendiri

 Salah satu hal yang digunakan Allah sehingga kebenaran ini dipegang oleh perseorangan maupun gereja: kesadaran bahwa pernyataan di atas ini juga merupakan kebenaran bagi Allah sendiri. Misi bukanlah sasaran akhir Allah. Ibadahlah yang menjadi sasaran akhirNya. Kalau hal tersebut diyakini dalam hati setiap setiap orang, segala sesuatu akan berubah. Segala sesuatu akan terlihat berbeda - termasuk pekerjaan pengutusan pemberita Injil.

Fondasi yang sesungguhnya dari gairah kita untuk melihat Allah dimuliakan merupakan gairah Allah sendiri untuk dimuliakan. Allah adalah pusat dan unggul dalam kasihNya. Tidak ada tandingan bagi supremasi kemuliaan Allah dalam hatiNya sendiri. Allah bukanlah berhala. Ia tidak melanggar hukumNya yang pertama. Dengan segenap hati, jiwa, kekuatan, dan akal budi, Ia bersukacita dalam kemuliaan kesempurnaanNya. Hati yang paling bergairah bagi Allah di seluruh alam semesta ini adalah hati Allah sendiri.

Kebenaran ini, lebih daripada kebenarna lainnya yang saya ketahui, memberi keyakinan bahwa ibadah adalah penggerak dan sasaran misi. Alasan terdalam mengapa gairah kita terhadap Allah harus menggerakan misi ialah karena gairah Allah terhadap diriNya sendiri menggerakkan misi. Misi adalah hasil dari luapan kesukaan kita terhadap Allah karena misi adalah hasil luapan sukacita Allah atas keberadaanNya sendiri sebagai Allah. Dan alasan terdalam mengapa ibadah merupakan sasaran dalam misi adalah karena ibadah adalah sasaran Allah sendiri. Kita diyakinkan mengenai sasaran ini oleh ayat-ayat Alkitab yang berbicara tentang keinginan Allah dipuji di antara segala bangsa. "Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa" (Mzm 117:1).

(dari buku "Jadikan Sekalian Bangsa Bersukacita: Supremasi Allah dalam Misi")

Kamis, 10 Januari 2013

John Owen: Nilai Mematikan Dosa (4)

Ketiga, mematikan dosa adalah sarana yang melaluinya Allah bisa memberikan damai sejahtera yang sejati bagi jiwa. Mematikan dosa merupakan salah satu bukti yang paling jelas dari ketulusan seseorang. Biarlah seseorang membuktikan ketulusannya melalui jiwa yang dengan penuh semangat melawan dirinya sendiri maka orang tersebut akan menikmati rasa damai yang kokoh dalam jiwanya.

(dari buku "Mematikan Dosa").

John Owen: Nilai Mematikan Dosa (3)

Mematikan dosa adalah satu-satunya penawar untuk menghadapi dua pengaruh buruk dosa terhadap jiwa.

Kedua, mematikan dosa juga memberi pengaruh yang sangat menguntungkan terhadap pertumbuhan anugerah Allah di dalam hati manusia. Jika hati manusia itu diibaratkan sebuah taman, maka mematikan dosa bisa diibaratkan dengan pekerjaan menyingkirkan gulma, yang akan menghalangi pertumbuhan tanaman anugerah Allah. Pikirkanlah sebuah taman di mana satu tumbuhan obat yang berharga telah ditanam. Jika taman itu disiangi, secara teratur tumbuhan obat itu akan berkembang. Namun jika gulma dibiarkan berkembang, maka tumbuhan itu tidak akan subur, menjadi layu dan tak berguna. Ketika tugas mematikan dosa gagal menghancurkan benih-benih dosa, tanaman anugerah Allah akan sekarat (Why 3:2). Tanaman-tanaman itu akan layu dan membusuk.

Hati yang seperti itu bagaikan ladang si pemalas, yang begitu banyak ditumbuhi gulma, sehingga anda hampir tidak bisa melihat gandum yang baik di sana. Jika anda mengamat-amati hati yang seperti itu, anugerah iman, kasih dan semangat ada di sana, namun semuanya begitu lemah, begitu terhimpit oleh gulma dosa, sehingga iman, kasih dan semangat itu tidak terlalu berguna. Biarlah hati yang seperti itu disiangi dari dosa, dengan cara mematikan dosa sehingga tanaman iman, kasih dan semangat akan mulai tumbuh subur dan siap untuk setiap pemakaian dan tujuan yang baik.

(dari buku "Mematikan Dosa")

Rabu, 09 Januari 2013

John Owen: Nilai Mematikan Dosa (2)

Dosa melemahkan jiwa melalui tiga cara, pertama, dosa membuat keadaan rohani seluruh hati menjadi tidak tenang. Dosa akan mengalihkan hati dari keadaan rohani yang diperlukan untuk memiliki persekutuan yang penuh semangat dengan Allah. Pengalihan ini dilakukan dengan menjerat keinginan hati dengan keinginan duniawi sehingga kasih kepada Allah Bapa tersingkir. Cara kedua, dosa akan mempengaruhi pikiran, memunculkan pikiran-pikiran yang bertujuan mendorong kepada pemuasan-pemuasan keinginan berdosa. Dosa akan terarah kepada pembesar-besaran kesenangan berdosa dan memberikan alasan-alasan mengapa keinginan berdosa tersebut harus dipuaskan.

Cara ketiga, dosa mendorong kita melalaikan kewajiban dan benar-benar menghalangi pelaksanaan kewajiban dengan memikat keinginan berdosa tertentu yang ada dalam diri seseorang. Misalnya, ketika seorang manusia yang ambisius harus terlibat dalam ibadah kepada Allah, dosa akan mendorongnya untuk beralih kepada tugas belajar dan tidak beribadah kepada Allah.

Dua, dosa yang tidak dimatikan, selain melemahkan, dosa juga menggelapkan jiwa dan merampas penghiburan dan damai sejahtra darinya. Dosa bagaikan awan mendung yang tebal, yang menyelimuti jiwa dan menghalangi masuknya cahaya kasih dan perkenan Allah. Dosa membuat manusia tidak menyadari dan tidak menikmati hak istimewa sebagai anak Allah.

(dari buku "Mematikan Dosa")

John Owen: Nilai Mematikan Dosa (1)

Dalam hubungan kita yang wajar dengan Allah, dan dalam caraNya yang wajar memperlakukan kita, suatu kehidupan rohani yang kuat dan menyenangkan sangat tergantung pada konsistensi kita mematikan dosa. Sebagai peraturan umum, mematikan dosa memiliki pengaruh yang efektif dalam menghasilkan kehidupan yang kuat dan menyenangkan. Tiga pertimbangan berikut akan membantu membuktikannya:

Pertama, tidak ada hal lain kecuali mematikan dosa yang akan menghindarkan kehidupan rohani dari kehilangan semangat dan sukacitanya. Setiap dosa yang tidak dimatikan pasti akan mencapai dua hal: satu, dosa melemahkan jiwa dan menghilangkan kekuatannya. Ketika Daud mengizinkan suatu keinginan berdosa yang tidak dimatikan, tinggal dalam hatinya, keinginan itu membuatnya tidak memiliki kekuatan rohani. "Tidak ada" kata Daud, "yang sehat pada dagingku, oleh karena amarahMu, tidak ada yang selamat pada tulang-tulangku, karena dosaku... Aku kehabisan tenaga dan remuk redam" (Mz 38:4,9). Suatu keinginan berdosa yang tidak dimatikan akan mengeringkan roh dan seluruh kekuatan jiwa, dan dengan demikian melemahkannya untuk melakukan segala tugasnya.

(bersambung, dari buku "Mematikan Dosa")

Selasa, 08 Januari 2013

Dunia Akan Lenyap

Yohanes berkata, dunia dan segala keinginannya akan lenyap, tetapi orang yang melakukan kehendak Tuhan akan bertahan selama-lamanya (1 Yoh. 2:17). Apa artinya segala kekayaan yang satu hari akan binasa bila kita tidak melakukan kehendak Allah? Apa artinya semua harta bila tidak dipakai oleh Tuhan, malah dipakai oleh setan? Lebih baik miskin tetapi setia atau kaya tapi dipakai Tuhan.

Apa Gunanya Memperoleh Seluruh Dunia?

Tuhan Yesus berkata, apa gunanya memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Perkataan ini dapat kita terjemahkan. Apa gunanya seseorang mempunyai harta yang banyak tetapi jiwanya binasa dalam neraka? Seluruh duniapun tidak cukup untuk menebus jiwanya. Apa gunanya seseorang terkenal seluruh dunia tetapi jiwanya gelisah? Meskipun memperoleh seluruh dunia itu hal yang sulit, namun tidak berguna di mata Tuhan. Lebih berjalan dalam lembah kekelaman bersama Tuhan dari pada berjalan dalam kehebatan tanpa Tuhan.

Senin, 07 Januari 2013

Pdt. Stephen Tong: Kesehatian Orang Tua

Seorang ayah yang mempunyai cara pendidikan yang berbeda dengan ibu akan menimbulkan konflik, yang kemudian berkembang menjadi self-defeating power atau kekuatan yang saling melemahkan. Akibat dari hal ini yaitu anak tidak hormat dan segan pada kedua orang tuanya. Kalau anak itu melihat ada dualisme dalam didikan ayah dan ibu, ia akan mencari sesuatu untuk bisa diperalat - ini berbahaya sekali.

Anak yang sedang bertumbuh menjadi besar, dan mulai menilai akan segera melihat adanya dualisme dan dengan demikian orang tua akan melemahkan pendidikan terhadap anaknya sendiri. Perselisihan karena cara mendidik anak yang berbeda dapat menimbulkan perpecahan dan konflik antara kedua orang tua, itulah sebabnya saling menyesuaikan diri, merupakan hal yang penting sekali. Walaupun masih ada banyak perbedaan konsep dalam mendidik anak, namun sebagai orang tua, kita harus memiliki kesehatian.

Satu kali ada seorang anak kecil memecahkan sebuah kaca yang besar. Waktu ibunya pulang, ia marah sekali dan bertanya, "siapa yang memecahkan kaca ini?" Lalu anaknya menjawab, "saya". Ibunya berkata, "nanti saya kasih tahu ayahmu baru tahu berapa hebat ayahmu". Anaknya jawab, "ayah sudah tahu, ia bilang nanti saya kasih tahu ibumu, biar kamu tahu berapa hebat ibumu!". Ayah memakai ibu untuk menggertak anak, ibu memakai ayah untuk mengancam anak. Anak melihat kedua orang tuanya tidak hebat. Ini suatu contoh yang kecil, tetapi selalu terjadi. Ketidaksepakatan merupakan kelemahan dalam pendidikan anak. Seorang ayah jangan sekali-kali memakai anak untuk melawan ibu, atau seorang ibu memakai anak memihak dirinya melawan ayah, itu adalah kebodohan besar.

Orang tua juga harus mengerti bahwa di antara diri Allah Tritunggal, ada suatu kerjasama di antara ketiga Oknum, menjadi contoh dari segala komunitas. Satu dasar dalam komunikasi yang rukun. Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus, begitu rukun. Allah Tritunggal menjadi dasar bagi para wakil Tuhan baik ibu maupun bapak untuk belajar bagaimana rukun dan sehati.

(dari buku "Membesarkan Anak Dalam Tuhan")

Pdt. Stephen Tong: Menetapkan Sasaran Pendidikan

Pendidikan tanpa sasaran akan menghamburkan tenaga, waktu dan lain sebagainya, sama seperti orang naik mobil kelebihan bensin, berputar-putar tak tahu mau ke mana. Apa tujuan kita mendidik anak? Saya kira orang yang paling malang, adalah orang yang mempunyai ayah-ibu yang hanya bisa melahirkan anak, tapi tidak tahu bagaimana mengarahkan hidup anaknya.

Pada bulan Februari tahun 1974, saya berkhotbah di Vietnam; di tengah perjalanan ke Dalat, ada seorang yang menceritakan kepada saya tentang tentara-tentara Amerika yang meniduri wanita Vietnam, lalu melahirkan anak-anak yang cantik. Ada orang-orang tertentu yang mau mengambil anak-anak tanpa ayah itu. Tindakan yang mereka lakukan kelihatannya penuh kasih, tapi sebenarnya tidak. Mereka mengambil anak-anak cantik tersebut, agar dididik dan dibesarkan untuk menjadi pelacur dan menghasilkan banyak uang. Say atidak tahu mengapa orang yang memiliki hati sedemikian dapat disebut sebagai manusia.

Jikalau Allah sudah memberikan anak-anak ke dalam tangan kita, tapi kita tidak memiliki tujuan untuk hari depan mereka, maka kita bukanlah orang tua yang baik; kita tidak menjadi wakil yang baik dari Tuhan. Bagaimana menetapkan sasaran? "Tetapkanlah tujuan-tujuan yang mulia untuk anak-anak, galilah potensi mereka semaksimal mungkin". Jikalau anak-anak Anda memang tidak berpotensi besar, jangan paksa mereka karena sampai tengah jalan bisa menjadi gila. Itu sebabnya, dalam menetapkan sasaran untuk anak-anakpun, kita perlu berhati-hati untuk dua hal: pertama, mempunyai pengertian tentang apa potensi dan karunia Tuhan bagi mereka. Kedua, sampai sejauh mana potensi dan karunia itu mempunyai kemungkinan digali.

Dalam hal ini kita harus senantiasa bertanggung jawab dalam mengoreksi, memonitor; mendidik anak bukanlah hal gampang. Set up a goal for your children. Orang Kristen memiliki satu sasaran penting, yaitu memuliakan Tuhan dalam pikiran, percakapan, hidup sehari-hari, dalam pekerjaan dan dalam semua segi kehidupan. Konsep teologi Reformed ini, paling sedikit dapat kita taruh dalam hidup anak-anak, agar di manapun mereka berada, Allah dipermuliakan.

(dari buku "Membesarkan Anak Dalam Tuhan")

Minggu, 06 Januari 2013

Ayat-Ayat: Kemuliaan Tuhan (2)

Jangan takut, memang kamu telah melakukan segala kejahatan ini, tetapi janganlah berhenti mengikuti Tuhan... Sebab Tuhan tidak akan membuang umatNya, sebab namaNya yang besar (1 Sam. 12:20-22).

Beginilah firman Tuhan ALLAH: bukan karena kamu Aku bertindak, hai kaum Israel tetapi karena namaKu yang kudus... Aku akan menguduskan namaKu yang besar... Dan bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN (Yeh. 36:22-23).

Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu (Yes. 43:25).

Oleh karena namaMu ya Tuhan, ampunilah kesalahanku, sebab besar kesalahan itu (Mz 25:11).

Dan seketika itu juga ia [Herodes] ditampar malaikat Tuhan, karena ia tidak memberi hormat kepada Allah (Kis. 12:23)

(dari buku John Piper: "Jadikan Sekalian Bangsa Bersukacita")

Ayat-Ayat: Kemuliaan Tuhan (1)

Oleh karena namaKu Aku menahan amarahKu, dan oleh karena kemasyuranKu, Aku mengasihani engkau, sehingga Aku tidak melenyapkan engkau. Sesungguhnya Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan. Aku akan melakukannya oleh karena Aku, ya oleh karena Aku sendiri, sebab masakan namaKu akan dinajiskan? Aku tidak akan memberikan kemuliaanKu kepada yang lain! (Yes. 48:9-11)

Bawalah anak-anakKu laki-laki dari jauh, dan anak-anakKu perempuan dari ujung-ujung bumi, semua orang yang disebutkan dengan namaKu, yang Ku ciptakan untuk kemuliaanKu (Yes. 43:6-7).

Engkau adalah hambaKu, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagunganKu (Yes. 49:3).

Nenek moyang kami di Mesir tidak mengerti perbuatan-perbuatanMu yang ajaib... tetapi mereka memberontak terhadap Yang Mahatinggi di tepi Laut Teberau. Namun diselamatkanNya mereka oleh karena namaNya, untuk memperkenalkan keperkasaanNya (Mzm 106:7-8)

Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: 'Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasaKu dalam engkau dan supaya namaKu dimasyurkan di seluruh bumi (Rm 9:17)

(dari John Piper: "Jadikan Sekalian Bangsa Bersukacita")

Sabtu, 05 Januari 2013

Ayat-Ayat: Mazmur 103: Jangan Lupakan KebaikanNya (2)


103:13  Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.

103:14  Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.

103:15  Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga;

103:16  apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.

103:17  Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu,

103:18  bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan titah-Nya.

103:19  TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di sorga dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu.

103:20  Pujilah TUHAN, hai malaikat-malaikat-Nya, hai pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan firman-Nya dengan mendengarkan suara firman-Nya.

103:21  Pujilah TUHAN, hai segala tentara-Nya, hai pejabat-pejabat-Nya yang melakukan kehendak-Nya.

103:22  Pujilah TUHAN, hai segala buatan-Nya, di segala tempat kekuasaan-Nya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku!

Ayat-Ayat: Mazmur 103: Jangan Lupakan KebaikanNya (1)


103:1  Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!

103:2  Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!

103:3  Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,

103:4  Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,

103:5  Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.

103:6  TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas.

103:7  Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-kepada orang Israel.

103:8  TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.

103:9  Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.

103:10  Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,

103:11  tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;

103:12  sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.

Jumat, 04 Januari 2013

Robert Leighton: Disiplin Bermeditasi Tentang Allah (2)

Pada saat kamu memikirkan tentang diri sendiri maupun orang lain, jadikanlah Yesus Kristus sebagai standar untuk menilai dirimu. Jika kamu melakukan hal ini, maka kamu akan mengetahui bahwa apabila dibandingkan dengan diriNya, kita sama sekali bukan apa-apa. Tetapi melalui latihan ini kamu akan belajar merasa puas dan bahkan berbahagia meskipun kamu tidak dikenal di dunia ini. Seandainya kamu menjadi terkenal sekalipun, kamu bisa tetap merasa damai ketika orang lain mengkritik atau menyalahkan kamu. Meskipun demikian, saya ingin memperingatkan kamu agar sedapat mungkin tidak membiarkan kritik semacam itu dijustifikasikan oleh tindakanmu yang bodoh atau berdosa.

Jadikanlah membenci dosa dan merasakan kesedihan yang mendalam atas dosa-dosamu sebagai tujuan. Saya harap kamu memiliki perasaan jijik terhadap diri ketika kamu melakukan dosa. Jika kesedihan ini mencengkram hatimu, jangan biarkan dirimu bertahan dalam keadaan ini, tetapi larilah kepada Kristus untuk memohon pengampunan yang ada dalam darahNya.

Persembahkan dirimu kepada Allah melalui Yesus Kristus sebagai persembahan yang harum, sehingga persembahanmu itu layak dalam pandanganNya. Serahkanlah segala yang kamu miliki kepadaNya. Putuskanlah sekarang juga untuk melakukan dan menggunakan segala sesuatu demi kehormatan dan kemuliaan Allah. Bulatkan tekad bahwa oleh anugerah Allah kamu akan menggunakan segenap kekuatan tubuh dan jiwamu untuk melayaniNya.

Yang terpenting, teman, renungkanlah kematian Kristus berulangkali. Renungkanlah secara mendalam semua penderitaanNya. Ingatlah pukulan, cambukan, dan ejekan yang dialamiNya. Kemudian biarkan akal budimu sekali lagi menjelajahi salib yang menakjubkan, tangan yang tertusuk paku, mahkota diri, rasa malu dan penghinaan yang dilemparkan kepadaNya, tiga jam kegelapan dan rasa sakit yang dahsyat yang ditanggungNya. Lalu ingatlah bahwa Dia menanggung semua penderitaan itu bagiMu.

(dari buku "Hidup Yang Berlimpah di dalam Allah")

Robert Leighton: Disiplin Bermeditasi tentang Allah (1)

Kehidupan ilahi di dalam dirimu akan bertumbuh sementara kamu mencurahkan perhatianmu untuk mengenal Allah. Salah satu cara kamu dapat mengenal Allah lebih baik adalah dengan melakukan perenungan yang mendalam mengenai Allah. Tentu saja kamu harus dengan rendah hati menyetujui bahwa Tuhan itu sangat baik dan mulia, jauh melebihi kemampuan kita untuk memahamiNya sepenuhnya. Meskipun demikian, kamu tetap harus berusaha memperoleh sebanyak mungkin pengetahuan tentang Allah.

Yang saya maksudkan dengan mengenal Allah bukanlah semata-mata memiliki pegnetahuan tentang diriNya. Yang saya maksudkan adalah kamu harus berusaha mengenalNya secara pribadi. Untuk ini, kamu perlu belajar dan mencariNya dalam doa. Mengenal Allah dengan cara ini merupakan karunia yang secara khusus Ia berikan kepada anak-anakNya. Tidak diragukan lagi, ini merupakan karunia paling berharga yagn dapat kita terima.

Karena itu, tengadahkan hatimu kepada Allah dan renungkanlah kuasaNya yang kekal dan tak terbatas. Pikirkanlah hikmatNya yang luar biasa, kebaikanNya yang tak terbatas dan kasihNya yang menakjubkan. Dialah satu-satunya Allah yagn benar. Dialah yang teragung, tertinggi dan termulia. Dialah kasih yang kekal dan tak terbatas, kebaikan yang kekal dan tak pernah berubah. Allah sungguh mulia sehingga semua pikiran dan perkataan yang digunakan untuk melukiskan diriNya tidaklah cukup untuk mengungkapkan sedikitpun kemuliaanNya.

Hatimu akan mendapatkan damai dan ketenteraman hanya jika kamu bersandar kepada Allah. Semoga kebenaran ini membimbingmu untuk terus merenungkan Trinitas yang terpuji dengan penuh iman dan pengabdian. Sembahlah Bapa, Anak dan Roh Kudus dengan roh yang lemah lembut dan rendah hati. Renungkanlah Yesus, Sang Penebus dan Kekasih jiwamu berulangkali. Berjalanlah bersamaNya dalam kesetiaan, kerendahan hati, ketaatan dan penyerahan diri.

Kamu juga harus berpikir keras dan mendalam mengenai keadaanmu sendiri yang penuh dosa. Kamu, sama seperti setiap orang, telah tercemar oleh dosa dan bersalah atas pemberontakan yang jahat terhadap Allah. Semua penderitaan kita disebabkan oleh kejatuhan kita ke dalam dosa. Satu-satunya cara kamu bisa mengalami kebahagiaan yang sejati adalah melalui persatuan iman dengan Yesus Kristus.

(dari buku "Hidup Yang Berlimpah di dalam Allah")

Kamis, 03 Januari 2013

Arthur Pink: Mengapa Allah Mengingat Kita?

Kata "mengingat" menunjukkan sebelumnya Allah sudah memiliki pikiran kasih dan kemurahan yang ditujukan kepada kita. Seperti halnya Dia mengingat anak-anak Israel di Mesir, Diapun mengingat kita di dalam natur kita yang sudah rusak. Dia "mengingat" perjanjianNya, perjanjian yang di dalamnya telah Ia cantumkan Jaminan bagi kita sejak kekekalan.

Dalam Titus 1:2 kita membaca tentang kehidupan kekal, "yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta": yakni, Allah Bapa berjanji pada Kristus bahwa Ia akan memberikan hidup kekal itu kepada orang-orang yang dengan mereka Dia mengadakan Perjanjian. Benar, Allah "mengingat" bahwa Dia "telah memilih kita di dalam Dia sebelum dunia dijadikan" (Efe 1:4). Oleh karena itu, pada saatnya nanti Dia akan membawa kita dari kematian menuju kehidupan kekal.

Kata yang menyenangkan ini tidak hanya mencakup pengalaman awal kita saat menerima anugerah yang menyelamatkan dari Allah. Menurut sejarah, ayat utama di atas tidak hanya mengacu pada Allah mengingat umatNya saat di Mesir saja, tetapi juga saat mereka berada di padang gurun, dalam perjalanan menuju tanah perjanjian.

Pengalaman Israel di padang gurun menjadi gambaran perjalanan orang kudus dalam melewati dunia yang memusuhi mereka. "ingatan" Allah pada mereka diwujudkan dalam tindakan Allah yang menyediakan kebutuhan sehari-hari mereka, sebagai gambaran kelimpahan pemeliharaan anugerahNya bagi kita sementara kita berjalan menuju Rumah Sorgawi kita. Keberadaan kita di dunia ini memang rendah, karena kita tidak berkuasa sebagai raja. Akan tetapi, Allah kita sungguh memperdulikan kita, dan setiap saat melayani kita.

(dari buku "Penghiburan bagi Orang Percaya")

Arthur Pink: Allah Mengingat Kita

Kita akan terkesan bila meneliti konkordansi Alkitab dan mendapati bahwa kelima pemakaian pertama dari kata "mengingat" dalam Alkitab masing-masing dihubungkan dengan Allah. "Maka Allah mengingat Nuh dan segala binatang liar dan segala ternak yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu" (Kej. 8:1). "Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjianKu yang kekal antara Allah dan segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi" (Kej. 9:16).

"Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkannyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu" (Kej. 19:29). Pertama kali kata itu dihubungkan dengan manusia, berbunyi, "tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya" (Kej. 40:23).

Catatan sejarah ini tentang umat Israel ketika mereka bekerja keras di tengah-tengah pembuatan bata di Mesir. Mereka benar-benar berada di "posisi rendah": sebuah bangsa budak mengerang di bawah cambuk mandor-mandor yang tak berbelaskasihan, ditindas oleh seorang raja yang kejam dan tidak bertuhan. Namun ketika tak ada yang mengasihani mereka, Allah memperhatikan dan mendengar seruan kesusahan mereka. Dia mengingat mereka dalam kerendahan mereka. Kel. 2:24, 25: "Allah mendengar mereka mengerang lalu Ia mengingat kepada perjanjianNya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka".

(dari buku "Penghiburan bagi Orang-Orang Percaya")

Rabu, 02 Januari 2013

Hidup Baru

Semua yang baru bisa menjadi lama. Tahun baru akan menjadi tahun lalu. Kawan baru menjadi kawan lama. Rumah-baru bisa menjadi rumah lama. Satu-satunya yang tidak bisa menjadi lama adalah hidup baru. Hidup baru dalam Kristus terus diperbaharui hingga masuk dalam hidup kekal.

Tidak Ada Yang Baru

Tidak ada yang baru selain di dalam Kristus. Sebab hanya Kristuslah Pencipta dan Pencipta Ulang atau Penebus. Di dalam Kristus lah ada hidup baru.

Selasa, 01 Januari 2013

Pdt. Stephen Tong: Bagaimana Menghitung Hari? (2)

Doa Musa: "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana" (Mzm 90:12).

Ketiga, cara menghitung kali. Bagaimana kita menghitung atau menggunakan waktu dengan cara kali? Dengan melakukan lebih dari satu pekerjaan pada waktu yang bersamaan. Dr. Lie Sen Chang, seorang profesor teologi dari sebuah sekolah teologi di Boston memberi kesaksian, bahwa setiap pagi sambil berolah raga kira-kira setengah jam, dia mendoakan kira-kira 70 orang. Inilah cara menggunakan waktu dengan sistem kali. Orang bijaksana yang sudah terlatih dapat melakukan hal seperti ini. Kita dapat melatih diri bagaimana dalam waktu yang terbatas bisa mengerjakan pekerjaan yang lebih banyak.

Mary Slassor, seorang wanita utusan misi yang dikirim ke Afrika, setelah meninggal dunia harus digantikan tiga orang laki-laki untuk meneruskan pekerjaannya. Ia tahu bagaimana menggunakan waktu; dia bisa menggunakan hidupnya yang singkat, beberapa puluh tahun untuk melakukan banyak hal. Kita bisa melipatgandakan penggunaan waktu kita yang terbatas; bagaimana memakai waktu yang sedikit untuk mencapai hasil yang terbesar, yang bernilai kekal. Jangan kita membuang waktu, kesempatan, dan segala sesuatu yang sudah Tuhan berikan kepada kita! Kita harus bertanggung jawab melipatgandakan segala kemampuan, sehingga tidak menyia-nyiakan waktu dan anugerah Tuhan.

Keempat, membagi-bagikan waktu. Ini berarti kita harus secepatnya memberikan atau membagi-bagikan kepada lebih banyak orang segala sesuatu yang kita miliki. Jika kita memiliki sesuatu dan kita memonopolinya hanya untuk diri kita pribadi, maka kita akan mati dan apa yang kita miliki itu akan dikuburkan bersama diri kita. Tetapi kalau kita rela membagi-bagikannya kepada orang lain, sehingga orang lain juga mendapatkannya, maka lebih banyak orna gdi dunia mendapatkan manfaat atau berkat dari Tuhan.

(dari buku "Waktu dan Hikmat")

Pdt. Stephen Tong: Bagaimana Menghitung Hari? (1)

Doa Musa: "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian hingga kami beroleh hati yang bijaksana" (Mzm 90:12).

Ada empat cara menghitung waktu sesuai dengan matematika. Pertama, cara tambah. Ini adalah cara menghitung waktu dari orang-orang yang yang tidak suka berpikir, yang tidak berpengetahuan dan yang tidak bijaksana. Anak-anak kecil biasanya mempunyai cara ini. Misalnya, waktu tahun baru atau hari ulang tahunnya, seorang anak kecil merasa senang karena umurnya bertambah, karena merasa sudah lebih besar. Tetapi orang tua biasanya tidak senang melewati tahun baru atau ulang tahunnya karena mereak tidak suka memikirkan kapan mereka akan mati, malah banyak yang merasa takut, karena mengetahui sudah lebih dekat kepada hari kematiannya.

Celakalah kita jikalau setiap hari umur kita bertambah, tetapi tanpa isi atau makna yang ditambahkan ke dalam hidup kita. Hari-hari hidup kita akan terus bertambah, tetapi biarlah juga kebijaksanaan, moral, iman kita pun bertambah, menjadi arti atau makna di dalam hidup kita. Ada orang yang umurnya panjang sekali tetapi hidupnya kosong. Di antara pemimpin-pemimpin agama seperti Musa, Abraham, Budha, Yesus Kristus, Mohammad, dan di antara filsuf-filsuf besar seperti Plato, Sokrates, dan Aristoteles, yang paling berumur pendek adalah Yesus Kristus. Dia mati pada umur kira-kira 33,5 tahun. Tetapi hidup manusia tidak bergantung panjang pendeknya umur, yang penting adalah bobotnya.

Kedua, cara menghitung kurang. Orang bijaksana bukan saja memikirkan hidupnya bertambah, tetapi lebih memikirkan setiap tahun hidupnya sudah berkurang satu tahun. Ibu saya pada malam hari sering menyanyikan sebuah lagu, "hidup sudah berkurang satu hari, kewajibanku sudah berkurang satu hari". Hidupnya setiap hari dianggap sebagai kesempatan menjalankan kewajiban membimbing anak-anaknya di dalam jalan Tuhan. Pada waktu berjumpa dengan Tuhan dia pun merasa lega, karena dia sudah menjalankan kewajibannya dengan bertanggung jawab kepada Tuhan. Setiap tahun kita mengganti kalender berarti kita sudah lebih dekat ke kubur satu tahun. Setiap hari kita merobek penanggalan kita, berarti hidup kita sudah berkurang satu hari. Dengan pikiran demikian, kurang, kita akan menjadi orang yang bijaksana.

(dari buku "Waktu dan Hikmat")