Rabu, 16 Januari 2013

Pdt. Stephen Tong: Menerima Roh Kudus - Permohonan Pada Bapa (3)

Mengapa mereka bisa mencari dan meminta Roh Kudus? Hal ini disebabkan karena mereka sudah menerima ajaran yang sangat berbeda dengan Alkitab: lihatlah ada karunia berbahasa roh, ada Roh Kudus. Kalau tidak mempunyai karunia berbahasa roh berarti kau tidak mempunyai Roh Kudus. Jadi untuk membuktikan dirinya mempunyai Roh Kudus, bukan minta Roh Kudus itu sendiri. Memutarbalikkan Roh Kudus dan karunia Roh Kudus. Roh Kuduslah pemberi karunia, bukan karunia yang membuktikan Roh Kudus. Karunia tidak bisa membuktikan Roh Kudus, karena karunia khususnya beberapa karunia yang berada di urutan akhir itu mudah dipalsukan oleh setan. Berkata-kata dengan hikmat, dan berkata-kata dengan pengetahuan adalah dua macam karunia yang bersangkut paut dengan bahasa, yang bisa langsung diuji kebenarannya. Kedua istilah ini sudah diselewengkan oleh Third Wave.

Perhatikan 9 macam karunia yang terdapat di 1 Korintus 12, dua jenis karunia yang berada pada urutan depan berhubungan dengan bahasa dan perkataan, dan dua jenis karunia yang berada pada urutan terakhir, juga berkaitan dengan bahasa dan perkataan. Adapun dua jenis karunia yang berada di urutan depan adalah berkata-kata dengan hikmat dan berkata-kata dengan pengetahuan. Sedangkan dua jenis karunia yang berada pada urutan terakhir adalah bahasa roh dan penerjemahan bahasa roh.

Yang dua jenis di depan bisa diuji benar atau tidaknya, sedangkan dua jenis di belakang, tidak bisa diuji, bahkan penerjemahannya pun sulit diuji. Sebab itu dua jenis karunia yang berada di urutan terakhir mudah dipalsukan oleh setan. Namun justru yang berada di urutan terakhir, yang paling tidak penting itu, sekarang dimutlakkan menjadi tanda untuk mengetahui seseorang mempunyai Roh Kudus atau tidak. Sambil terus membesar-besarkan  karunia lidahsebagai karunia yang paling penting dan yang penting dibuat  menjadi tidak penting. Yang tidak mutlak menjadi mutlak, yang yang mutlak menjadi tidak mutlak. Yang utama menjadi tidak utama, yang tidak utama menjadi yang utama. Sehingga orang mulai mengejar karunia itu.

Setelah itu, mulai ada usaha untuk melatih bahasa roh, sambil dipukul-pukul dan ditekan-tekan kepalanya, sambil diperintahkan untuk mengulang-ulang kata yang terlintas di pikirannya. Itulah kursus bahasa roh. Di dalam Alkitab tidak pernah ada orang yang kursus agar bisa berbahasa roh. Saya rasa kita perlu mengoreksi ketidakberesan seperit ini dan membawa orang-orang Kristen kembali kepada prinsip-prinsip Alkitab.

(dari buku "Roh Kudus, Doa dan Kebangunan")