Pernah ada satu masa di mana perhatian terlalu dipusatkan pada penderitaan jasmani Kristus. Penderitaan ini bukanlah sekedar rasa sakit fisik yang tercakup dalam esensi penderitaanNya, tetapi juga rasa sakit yang disertai penderitaan rohani dan kesadaran sebagai seorang Pengantara atas dosa umat manusia yang harus ditanggungNya.
Kemudian menjadi suatu kebiasaan untuk meremehkan arti penting penderitaan jasmani, sebab dirasakan bahwa dosa sebagai natur yang sifatnya spiritual hanya dapat didamaikan oleh penderitaan yang sepenuhnya spiritual.
Pandangan-pandangan yang hanya menekankan satu sisi seperti ini harus kita hindari. Baik tubuh maupun jiwa manusia telah dipengaruhi oleh dosa, dan karena itu, hukuman atas dosa juga mencakup keduanya. Lebih lanjut Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa Kristus menderita dalam keduanya. Ia sangat berdukacita dan menderita di taman Getsemani, di mana jiwaNya "sangat takut seperti mau mati rasanya" dan Ia ditangkap, disiksa dan disalibkan.
(dari buku "Teologi Sistematika: Doktrin Kristus")