Selasa, 01 Januari 2013

Pdt. Stephen Tong: Bagaimana Menghitung Hari? (1)

Doa Musa: "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian hingga kami beroleh hati yang bijaksana" (Mzm 90:12).

Ada empat cara menghitung waktu sesuai dengan matematika. Pertama, cara tambah. Ini adalah cara menghitung waktu dari orang-orang yang yang tidak suka berpikir, yang tidak berpengetahuan dan yang tidak bijaksana. Anak-anak kecil biasanya mempunyai cara ini. Misalnya, waktu tahun baru atau hari ulang tahunnya, seorang anak kecil merasa senang karena umurnya bertambah, karena merasa sudah lebih besar. Tetapi orang tua biasanya tidak senang melewati tahun baru atau ulang tahunnya karena mereak tidak suka memikirkan kapan mereka akan mati, malah banyak yang merasa takut, karena mengetahui sudah lebih dekat kepada hari kematiannya.

Celakalah kita jikalau setiap hari umur kita bertambah, tetapi tanpa isi atau makna yang ditambahkan ke dalam hidup kita. Hari-hari hidup kita akan terus bertambah, tetapi biarlah juga kebijaksanaan, moral, iman kita pun bertambah, menjadi arti atau makna di dalam hidup kita. Ada orang yang umurnya panjang sekali tetapi hidupnya kosong. Di antara pemimpin-pemimpin agama seperti Musa, Abraham, Budha, Yesus Kristus, Mohammad, dan di antara filsuf-filsuf besar seperti Plato, Sokrates, dan Aristoteles, yang paling berumur pendek adalah Yesus Kristus. Dia mati pada umur kira-kira 33,5 tahun. Tetapi hidup manusia tidak bergantung panjang pendeknya umur, yang penting adalah bobotnya.

Kedua, cara menghitung kurang. Orang bijaksana bukan saja memikirkan hidupnya bertambah, tetapi lebih memikirkan setiap tahun hidupnya sudah berkurang satu tahun. Ibu saya pada malam hari sering menyanyikan sebuah lagu, "hidup sudah berkurang satu hari, kewajibanku sudah berkurang satu hari". Hidupnya setiap hari dianggap sebagai kesempatan menjalankan kewajiban membimbing anak-anaknya di dalam jalan Tuhan. Pada waktu berjumpa dengan Tuhan dia pun merasa lega, karena dia sudah menjalankan kewajibannya dengan bertanggung jawab kepada Tuhan. Setiap tahun kita mengganti kalender berarti kita sudah lebih dekat ke kubur satu tahun. Setiap hari kita merobek penanggalan kita, berarti hidup kita sudah berkurang satu hari. Dengan pikiran demikian, kurang, kita akan menjadi orang yang bijaksana.

(dari buku "Waktu dan Hikmat")