Senin, 07 Januari 2013

Pdt. Stephen Tong: Kesehatian Orang Tua

Seorang ayah yang mempunyai cara pendidikan yang berbeda dengan ibu akan menimbulkan konflik, yang kemudian berkembang menjadi self-defeating power atau kekuatan yang saling melemahkan. Akibat dari hal ini yaitu anak tidak hormat dan segan pada kedua orang tuanya. Kalau anak itu melihat ada dualisme dalam didikan ayah dan ibu, ia akan mencari sesuatu untuk bisa diperalat - ini berbahaya sekali.

Anak yang sedang bertumbuh menjadi besar, dan mulai menilai akan segera melihat adanya dualisme dan dengan demikian orang tua akan melemahkan pendidikan terhadap anaknya sendiri. Perselisihan karena cara mendidik anak yang berbeda dapat menimbulkan perpecahan dan konflik antara kedua orang tua, itulah sebabnya saling menyesuaikan diri, merupakan hal yang penting sekali. Walaupun masih ada banyak perbedaan konsep dalam mendidik anak, namun sebagai orang tua, kita harus memiliki kesehatian.

Satu kali ada seorang anak kecil memecahkan sebuah kaca yang besar. Waktu ibunya pulang, ia marah sekali dan bertanya, "siapa yang memecahkan kaca ini?" Lalu anaknya menjawab, "saya". Ibunya berkata, "nanti saya kasih tahu ayahmu baru tahu berapa hebat ayahmu". Anaknya jawab, "ayah sudah tahu, ia bilang nanti saya kasih tahu ibumu, biar kamu tahu berapa hebat ibumu!". Ayah memakai ibu untuk menggertak anak, ibu memakai ayah untuk mengancam anak. Anak melihat kedua orang tuanya tidak hebat. Ini suatu contoh yang kecil, tetapi selalu terjadi. Ketidaksepakatan merupakan kelemahan dalam pendidikan anak. Seorang ayah jangan sekali-kali memakai anak untuk melawan ibu, atau seorang ibu memakai anak memihak dirinya melawan ayah, itu adalah kebodohan besar.

Orang tua juga harus mengerti bahwa di antara diri Allah Tritunggal, ada suatu kerjasama di antara ketiga Oknum, menjadi contoh dari segala komunitas. Satu dasar dalam komunikasi yang rukun. Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus, begitu rukun. Allah Tritunggal menjadi dasar bagi para wakil Tuhan baik ibu maupun bapak untuk belajar bagaimana rukun dan sehati.

(dari buku "Membesarkan Anak Dalam Tuhan")