Pada saat kamu memikirkan tentang diri sendiri maupun orang lain, jadikanlah Yesus Kristus sebagai standar untuk menilai dirimu. Jika kamu melakukan hal ini, maka kamu akan mengetahui bahwa apabila dibandingkan dengan diriNya, kita sama sekali bukan apa-apa. Tetapi melalui latihan ini kamu akan belajar merasa puas dan bahkan berbahagia meskipun kamu tidak dikenal di dunia ini. Seandainya kamu menjadi terkenal sekalipun, kamu bisa tetap merasa damai ketika orang lain mengkritik atau menyalahkan kamu. Meskipun demikian, saya ingin memperingatkan kamu agar sedapat mungkin tidak membiarkan kritik semacam itu dijustifikasikan oleh tindakanmu yang bodoh atau berdosa.
Jadikanlah membenci dosa dan merasakan kesedihan yang mendalam atas dosa-dosamu sebagai tujuan. Saya harap kamu memiliki perasaan jijik terhadap diri ketika kamu melakukan dosa. Jika kesedihan ini mencengkram hatimu, jangan biarkan dirimu bertahan dalam keadaan ini, tetapi larilah kepada Kristus untuk memohon pengampunan yang ada dalam darahNya.
Persembahkan dirimu kepada Allah melalui Yesus Kristus sebagai persembahan yang harum, sehingga persembahanmu itu layak dalam pandanganNya. Serahkanlah segala yang kamu miliki kepadaNya. Putuskanlah sekarang juga untuk melakukan dan menggunakan segala sesuatu demi kehormatan dan kemuliaan Allah. Bulatkan tekad bahwa oleh anugerah Allah kamu akan menggunakan segenap kekuatan tubuh dan jiwamu untuk melayaniNya.
Yang terpenting, teman, renungkanlah kematian Kristus berulangkali. Renungkanlah secara mendalam semua penderitaanNya. Ingatlah pukulan, cambukan, dan ejekan yang dialamiNya. Kemudian biarkan akal budimu sekali lagi menjelajahi salib yang menakjubkan, tangan yang tertusuk paku, mahkota diri, rasa malu dan penghinaan yang dilemparkan kepadaNya, tiga jam kegelapan dan rasa sakit yang dahsyat yang ditanggungNya. Lalu ingatlah bahwa Dia menanggung semua penderitaan itu bagiMu.
(dari buku "Hidup Yang Berlimpah di dalam Allah")