Selasa, 31 Juli 2012

Pdt. Peter Wongso tentang Pdt. Stephen Tong

Hamba Tuhan untuk Masa Kini: Pdt. Stephen Tong
oleh Pdt. Dr. Peter Wongso
(Rektor Kehormatan Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang, D.Th dari Trinity Theological Seminary)

 Dengan kuasa Roh Kudus, semangat dan kecerdasannya, selama setahun delapan bulan ia mengadakan kampanye penginjilan yang meliputi seluruh kepulauan di Indonesia, Asia Tenggara dan bahkan gereja-gereja Tionghoa di Amerika Utara, Eropa dan Australia. Ribuan orang bertobat dalam kebaktian yang beliau pimpin, dan ribuan orang mempersembahkan diri untuk melayani Tuhan.

Dalam pelayanannya, beliau menggunakan tiga metode. Pertama, mengkhotbahkan firman Tuhan secara sistematis. Kedua, menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh orang yang hadir dalam kebaktian tersebut. Ketiga, mengadakan seminar tentang metode mengajar sekolah minggu dan penginjilan pribadi.

Pada umumnya beliau berkhotbah tiga kali sehari, pada umumnya dua sampai tiga jam setiap kebaktian. Ribuan orang menghadiri kebaktian yang dipimpinnya selama berminggu-minggu tanpa kenal lelah. Kebaktian yang terbesar dihadiri kira-kira 20.000 orang pada tahun 1971 dan 60.000 pada tahun 1991 di Manado, Sulawesi Utara.

Selama lebih dari 30 tahun, Pdt. Dr. Stephen Tong, selain mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani, juga menyelenggarakan Seminar Iman Kristen di kota-kota besar di Indonesia serta Kebaktian Kebangunan Rohani dan seminar-seminar secara rutin di manca negara.

(Dicuplik dari buku, "Hamba Tuhan dan Jemaat Kristen Melintasi Zaman". Malang: SAAT, 1997, hal. 251-252).

Stephen Nichols tentang Jonathan Edwards

Terlahir pada tanggal 5 Oktober 1703, Jonathan Edwards dibesarkan dalam sebuah keluarga pendeta, di East Windsor, Connecticut. Pada usia 13 tahun, ia menempuh pendidikan di Yale, meraih gelar sarjana muda pada tahun 1720 dan gelar masternya pada tahun 1723.

Pada periode tahun 1722-1723 ia menggembalakan sebuah gereja Presbiterian di New York, sebelum kemudian kembali ke Yale untuk menjadi tenaga pengajar selama beberapa tahun ajaran. Pada tahun 1727 ia memenuhi panggilan untuk melayani sebagai pendeta pembantu di Northampton Congregasional Church di Massachusetts.

Setelah wafatnya Solomon Stoddard, Edwards mengemban jabatan pendeta di Northampton pada tahun 1729-1750. Dalam kurun waktu tersebut, ia telah brperan sebagai katalis bagi serangkaian kebangunan rohani pada pertengahan tahun 1730 maupun kebangunan besar yqng terjadi pada tahun 1740-1742.

Ia juga mempublikasikan sejumlah khotbah dan eksposisi, termasuk karyanya hang bertajuk Risalah Mengenai Afeksi Religius pada tahun 1746. Melalui berbagai khotbah dan karya tulisnya, Edwards segera memperoleh reputasi internasional sebagai pendeta, theolog, intelektual paling terkemuka di koloni tersebut.

Ironisnya, Edwards dibebsstugaskan dari mimbar gereja Northampton pada tahun 1750. Ia kemudian pindah ke Stockbridge, sebuah kota perbatasan di Massachusetts, di mana ia melayani sebagai pendeta di sebuah pos penginjilan bagi suku asli Amerika Mohawk dan Mohican. Ia terus menulis dan mempublikasikan sejumlah karyanya seperti Kebebasan Kehendak, 1754, dan dosa asal 1758.

Sebuah dewan sekolah yang mengelola College of New Jersey - cikal bakal Princeton University sekarang ini - meminta kesediaan Edwards untuk menjadi rektor. Pada tahun 1758, Edwards menyatakan kesediaannya untuk memangku jabatan tersebut.

Namun hanya beberapa bulan sesudahnya, ia menderita sakit akibat reaksi negatif dari vaksin cacar yang disuntikkan ke dalam tubuhnya hingga akhirnya meninggal pada 22 Maret tahun itu juga. Melalui berbagai karya tulisnya ini Edwards terus menggenapi panggilan kekalnya untuk menggembalakan gereja Tuhan.

Senin, 30 Juli 2012

Jonathan Edwards: Terhadap Orang Lain

Menetapkan hati untuk terus berupaya menemukan orang yang memerlukan kasih dan pertolongan (Ketetapan Hati No. 13).

Menetapkan hati untuk tidak pernah melakukan tindakan apapun atas dasar balas dendam (Ketetapan Hati. No. 14).

Menetapkan hati untuk tidak pernah terpancing untuk menjadi marah karena hal-hal yang tidak perlu (Ketetapan Hati. No. 15).

Jonathan Edwards: Renungan

Menetapkan hati untuk banyak merenungkan, dalam setiap kesempatan, kematian saya sendiri, maupun kondisi umum yang menyertai kematian (Ketetapan Hati No. 9).

Menetapkan hati untuk mengingat penderitaan para martir dan siksaan neraka ketika saya sendiri sedang menderita (Ketetapan Hati No. 10).

Minggu, 29 Juli 2012

Kejarlah....

Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh itu, terutama karunia untuk bernubuat (1 Kor. 14:1).

Tetapi engkau, hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan (1 Tim. 6:11).

Sebab itu, jauhilah nafsu orang muda, kejarlah kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai, bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni (2 Tim. 2:22).

Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan (Ibr. 12:14)


Carilah....

Carilah TUHAN dan kekuatanNya, carilah wajahNya selalu! (1 Taw. 16:11)

Hatiku mengikuti firmanMu: 'Carilah wajahKu', maka wajahMu kucari, ya TUHAN. (Mz. 27:8)

Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya (Mz. 34:15).

Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat (Yes. 55:6).

Carilah yang baik dan jangan yang jahat supaya kamu hidup, dengan demikian TUHAN semesta alam akan menyertai kamu, seperti yang kamu katakan (Amos 5:14).

Carilah TUHAN, hai semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukumNya, carilah keadilan, carilah kerendahan hati, mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN (Zef. 2:3).

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Mat. 6:33).

Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat; ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu (Mat. 7:7).

Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama Kristus, carilah perkara yang di atas di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah (Kol. 3:1).

Sabtu, 28 Juli 2012

Mabel Williamson: Dia Tidak Mempunyai Hak

Dia tidak mempunyai hak:
Tidak mempunyai hak atas tempat tidur yang empuk, dan meja yang tertata dengan baik;
Tidak mempunyai hak atas rumahNya sendiri, tempat di mana ia bisa melakukan hal-hal yang menyenangkan bagi diriNya;
Tidak mempunyai hak untuk memilih rekan-rekan yang menyenangkan dan ramah, yang bisa memahami Dia dan menyelami perasaanNya;
Tidak mempunyai hak untuk menjauhkan diri dari kecemaran dan dosa, untuk merapatkan pakaianNya di sekeliling tubuhNya dan menyimpang untuk berjalan di jalan setapak yang lebih bersih;

Tidak mempunyai hak untuk dimengerti dan dihargai; bahkan oleh orang-orang kepada siapa Ia telah mencurahkan dua kali lipat dari kasihNya;
Bahkan tidak mempunyai hak untuk tidak pernah ditinggalkan oleh BapaNya, Pribadi yang memiliki arti lebih daripada segalanya bagi Dia.

Satu-satunya hak yang dimilikiNya adalah berdiam diri menanggung penghinaan, ludahan, pukulan; mengambil tempatNya sebagai orang berdosa di kursi terdakwa; memikul dosa-dosa saya dalam kesengsaraan di atas salib.

Dia tidak mempunyai hak. Bagaimana dengan saya?
Hak atas kenyamanan dalam kehidupan? Tidak, tetapi hak atas kasih Allah sebagai pesandaran saya.
Hak atas keselamatan jasmani? Tidak, tetapi hak atas jaminan bahwa saya berada dalam kehendakNya.
Hak atas kasih dan simpati dari orang-orang di sekitar saya? Tidak, tetapi hak atas persahabatan dari Dia yang lebih memahami diri saya dari pada saya sendiri.

Hak untuk menjadi pemimpin di antara manusia? Tidak, tetapi hak untuk dituntun oleh Dia yang kepadaNya telah saya serahkan segenap diri saya, untuk dituntun seperti seorang anak kecil, yang tangannya berada dalam genggaman tangan ayahnya.
Hak atas sebuah rumah, dan orang-orang yang kita kasihi? Tidak, tidak selalu begitu; tetapi hak untuk berdiam dalam hati Allah.
Hak atas diri saya sendiri? Tidak, tetapi saya mempunyai hak akan Kristus.

Semua yang Ia ambil akan saya berikan;
Semua yang Ia berikan akan saya terima;
Dialah, satu-satunya hak saya!
Dialah, satu-satunya hak yang dihadapanNya semua hak lain tidak ada artinya sama sekali.
Saya mempunyai hak penuh akan Dia;
O, kiranya Dia mempunyai hak penuh atas diri saya!

Mabel Williamson: Misionaris Melepaskan Hak

Di ladang misi, yang membuat seorang misionaris berkecil hati dan bimbang bukanlah kesulitan-kesulitan yang dialaminya, minimnya kenyamanan hidup dan beratnya kehidupan, melainkan sesuatu yang jauh dari romantis dan jauh lebih nyata.

Ini adalah sesuatu yang akan menghantam Anda tepat di tempat yang paling peka. Misionaris itu harus melepaskan keinginan untuk melakukan kehendaknya. Ia harus melepaskan setiap hak. Ia harus, dalam kata-kata Yesus, "menyangkali dirinya sendiri". Ia harus melepaskan dirinya sendiri.

Paulus mengetahui semua hal ini. Kalau anda tidak percaya, bacalah 1 Korintus 9. "Tidakkah kami mempunyai hak untuk makan dan minum?", ia bertanya. "[Apakah kami] tidak mempunyai hak untuk dibebaskan dari pekerjaan tangan?... Tetapi", ia melanjutkan, "kami tidak mempergunakan hak itu... Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang" (ayat 4, 6, 12, 19).

Paulus sebagai misionaris dengan sukarela melepaskan hak-haknya demi pemberitaan Injil. Apakah kita siap untuk melakukan hal yang sama?

Jumat, 27 Juli 2012

Orang Yang Percaya Tuhan Yesus Pasti Dipelihara oleh Tuhan

Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, pasti dipelihara oleh Tuhan. Berikut ayat-ayat yang menjamin hal tersebut: 

DidapatiNya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. DikelilingiNya dia dan diawasiNya, dijagaNya sebagai biji mataNya (Ul. 32:10).

Karena Ia tahu jalan hidupku, seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas (Ayb 23:10). 

Dia yang mengingat kita dalam kerendahan kita, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya (Mz. 136:23). 

Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yagn terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Rm 8:28). 

Ia yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Rm 8:32). 

(ayat-ayat ini diambil dari buku Arthur Pink, "Penghiburan bagi Orang Percaya"). 

Orang Yang Percaya Tuhan Yesus Pasti Masuk Surga

Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, pasti masuk surga, bukan mudah-mudahan. Berikut ini ayat-ayat dalam Perjanjian Baru yang menjamin hal tersebut:

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16).

Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup melainkan murka Allah tetap di atasnya (Yoh. 3:36).

Dan Aku memberikan hidup kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu (Yoh. 10:28).

Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus (Rm 8:1).

Semuanya itu kutuliskan kepada kamu supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah tahu bahwa kamu memiliki hidup yang kekal (1 Yoh. 5:13).


Kamis, 26 Juli 2012

Sejarah Lagu: Ingat Akan Nama Yesus

Lagu ini berbunyi: "ingat akan nama Yesus, kau yang susah dan sedih. Nama itu menghiburmu, k'mana saja kau pergi. Reff: Indahlah namaNya, pengharapan dunia. Indahlah namaNya, suka sorga yang baka!" (versi Kidung Jemaat).

Lagu ini ditulis oleh Lydia Baxter. Ia lahir pada tahun 1809. Pada waktu ia dan saudaranya masih kecil, mereka mendengarkan kabar baik yang diberitakan oleh Misionaris dari Gereja Baptis. Keduanya mengaku percaya kepada Tuhan Yesus dan tidak lama kemudian mereka mendirikan sebuah jemaat Baptis di kampung halaman mereka di New York, USA.

Setelah menikah, Baxter sakit-sakitan. Sangat banyak waktu yang ia lewatkan dengan berbaring di tempat tidur. Tetapi sikapnya sebagai seorang Kristen adalah tabah dan periang, bahkan sering memberi inspirasi kepada orang lain. Meski ia terbaring sakit dan terkurung dalam rumah, ia rindu melayani Tuhan melalui membuat syair rohani.

Empat tahun sebelum meninggal, ia menciptakan sebuah syair rohani yang kemudian digubah oleh William H. Doane menjadi sebuah lagu rohani yang menguatkan banyak orang di tengah penderitaan.

Sejarah Lagu: Yesus Sayang Padaku

Lagu anak-anak ini sangat terkenal, bahkan dinyanyikan oleh orang dewasa. Teksnya: "Yesus sayang padaku, Alkitab mengajarku. Walau ku kecil lemah, aku ini milikNya. Reff: Yesus Tuhanku, sayang padaku, itu firmanNya, di dalam Alkitab". Bahasa Inggris: "Jesus loves me, this I know, for the Bible tells me so. Little ones to Him belong. They are weak but He is strong. Yes, Jesus loves me! Yes, Jesus loves me! Yes, Jesus loves me! For the Bible tells me so".

Lagu ini ditulis oleh Anna B. Warner (1820-1915). Ia adalah putri seorang ahli hukum. Setelah kematian ayahnya, ia tinggal dengan kakak perempuannya. Kedua wanita yang tidak menikah ini selama lebih empat puluh tahun mengajar sekolah minggu untuk mahasiswa akademi tentara nasional di West Point, New York. Itu sebabnya, pada waktu meninggal, mereka dimakamkan dengan upacara militer.

Kedua guru sekolah minggu ini suka mengarang. Namun demikian, banyak karangan mereka yang sudah terlupakan kecuali kutipan pendek dari satu roman untuk kaum muda yang mereka kerjakan bersama-sama. Bagian yang dikutip itu adalah karangan Anna B. Warner. Judulnya adalah "Say and Seal" (Katakan dan Meteraikan).

Menurut alur cerita, seorang murid sekolah minggu, Johnny Fax, jatuh sakit. Gurunya mengunjungi dia. Dengan kasih sayang, ia memangku anak laki-laki yang demam dan kurus itu. Sang anak membujuk gurunya, "nyanyilah bagiku". Akhirnya sang guru menyanyikan sebuah lagu yang polos tentang cinta kasih Kristus. Kata-kata ini kemudian oleh William Bradbury dijadikan lagu seperti yang sudah dikenal dan terkenal di seluruh dunia.

Rabu, 25 Juli 2012

Philip Yancey: Pergumulan Mengenal Kristus

Berikut cuplikan kalimat-kalimat kesaksian Philip Yancey dalam buku "Bukan Yesus Yang Saya Kenal": 


Iman saya sendiri menggantung dalam keraguan selama saya di sana [sekolah teologi]. Saya bingung, cemas dan bertanya-tanya. 


Thomas Paine berkata, tidak ada agama yang benar-benar berasal dari Ilahi, bila memiliki doktrin yang memberi pengaruh buruk pada pemikiran seorang anak. Apakah salib memenuhi syarat?


Meskipun begitu, saya tidak menulis buku tentang Yesus karena Ia adalah seorang besar yang mengubah sejarah. Saya tidak tergoda untuk menulis tentang Julius Caesar, atau Kaisar China yang membangun tembok besar. Saya tertarik kepada Yesus, tanpa tertahankan, karena Ia menempatkan diriNya sebagai titik pembagi kehidupan - kehidupan saya. 


Saya cenderung menulis buku sebagai cara menghadapi keraguan saya sendiri. Judul-judul buk saya - "Where It God When It Hurts, Disappointment With God" - menunjukkan siapa saya. Saya berulangkali kembali kepada pertanyaan yang sama, seperti mencungkili luka lama yang tidak pernah benar-benar sembuh. 


Saya menyimpulkan, itulah masalahnya dengan kebanyakan tulisan dan pemikiran kita tentang Yesus. Kita membaca Injil melalui lensa kilas maju dewan gereja seperti Nicea dan Chalcedon, melalui usaha studi gereja untuk mengerti Dia. 


Ijinkan saya menjelaskan bahwa saya menyetujui pengakuan iman. Tapi dalam buku ini, saya berharap untuk mundur melampaui formulasi itu. Saya berharap untuk sedapat mungkin berusaha melihat kehidupan Yesus dari bawah sebagai penonton, sebagai salah satu dari banyak orang yang mengikutinya berkeliling. 

Dalam buku ini saya mencoba menceritakan kisah Yesus, bukan kisah saya sendiri. Namun tak terhindarkan, pencarian Yesus ternyata menjadi pencarian diri sendiri. Tidak ada orang yang pernah bertemu Yesus dan tidak berubah. Saya telah menemukan bahwa keraguan yang menghinggapi saya dari banyak sumber - dari sains, dari agama pembanding, dari kelemahan keraguan pribadi, dari antipati terhadap gereja - mendapatkan penerangan baru ketika saya membawa semua keraguan itu kepada Seseorang bernama Yesus. 

Film Yesus Menurut Injil Matius

Pada tahun 1971, saya menyaksikan film "The Gospel According to St. Matthew, yang disutradarai pembuat film Italia, Pier Paolo Pasolini. Peredarannya bukan saja mengguncangkan lembaga keagamaan, yang nyaris tidak mengenali Yesus di layar, tapi juga masyarakat perfilman yang mengenal Pasolini sebagai homoseksual terang-terangan dan seorang Marxis.

Ironisnya, Pasolini mendedikasikan film itu pada Paus Yohanes XXIII, orang yang secara tidak langsung bertanggung jawab untuk kreasinya. Terjebak di tengah kemacetan pada kunjungan Paus ke Florence, Pasolini menginap di hotel di mana karena bosan, ia mengambil Alkitab Perjanjian Baru dari meja di sebelah tempat tidurnya dan membaca seluruh Injil Matius. Apa yang ia temukan dalam halaman-halaman itu sangat mengejutkan baginya, sampai ia memutuskan untuk membuat film tanpa skenario, hanya kata-kata asli dari Injil Matius.

Film Pasolini dengan baik menangkap cara pandang berbeda tentang Yesus yang terjadi pada tahun 1960-an. Dibuat di Italia Selatan dengan anggaran kecil, film ini memperlihatkan setting putih dan berdebu kelabu, mirip dengan lingkungan Palestina tempat Yesus hidup. Orang Farisi memakai topi tinggi dan prajurit Herodes sedikit mirip dengan pasukan Fasis.

Para murid beraksi seperti orang-orang canggung, tetapi Yesus sendiri dengan pandangan lurus dan ketajaman yang menusuk tampak tidak kenal takut. Perumpamaan dan perkataan lainnya, Ia ucapkan dengan tempo cepat tanpa menoleh, sambil terus berjalan dari satu tempat ke tempat lain.
(Diceritakan oleh Philip Yancey)

Selasa, 24 Juli 2012

Mengapa Menginjili? (3)

Keempat, kita menginjili karena hutang darah Yesus. Jika Tuhan tidak selamatkan kita apakah arti hidup kita? Meski memperoleh begitu banyak harta dan popularitas apa gunanya hidup kita jika tidak diselamatkan oleh Kristus? Mari kita punya pola pikir darah Yesus. Salah satu rahasia kerohanian Kristen yang baik adalah karena kita senantiasa memikirkan dan mengingat darah Yesus.

Jika seorang pria Kristen memikirkan darah Yesus masih bisa punya pikiran cabul tidak? Masih bisa dendam tidak? Orang Kristen yang hidupnya memikirkan darah Yesus hidupnya serius. Dimanapun kita berada ingat bahwa Tuhan sudah mati bagi kita. Setiap kali kita menghadapi pencobaan jangan mengandalkan kekuatan sendiri tetapi ingat bahwa Tuhan sudah mati untuk kita, darah-Nya sudah dicurahkan bagi kita, karena itu kita tidak boleh hidup ngawur. Orang Kristen yang terus mengingat salib dan darah Kristus hidupnya tidak main-main. Darah Kristus menjadi motivasi kita untuk memberitakan Injil. Jika Tuhan sudah mati bagiku, sekarang bagaimana dengan orang lain? Demi darah Yesus mari kita menginjili.
 
Kelima, yang Tuhan minta bagi kita adalah hal yang sangat kecil dibandingkan dengan apa yang sudah Tuhan lakukan bagi kita. Kita tidak diminta untuk mati di kayu salib, kita tidak diminta untuk berperan seperti Roh Kudus yaitu meluluhkan hati orang, tidak. Kita hanya diminta memberitakan Injil. Ini bagian yang sangat kecil, itupun kita tidak mau. Mari kita pikirkan bagaimana perasaan Tuhan waktu kita tidak mau menginjili? Kita menginjili demi Tuhan senang. Demi orang tua senang saja kita seringkali melakukan hal yang tidak benar, masak kita tidak mau melakukan hal yang benar supaya Tuhan senang?

Keenam, kita menginjili karena mencintai jiwa-jiwa. Yunus tidak mau melakukan hal ini. Yunus diperintahkan Tuhan untuk memberitakan Injil pada orang Niniwe. Orang Niniwe adalah orang yang begitu kejam. Orang-orang Yahudi lidahnya dicabut, mereka digantung, tangan kaki diikat di kuda lalu dipecut sampai terbelah, wanita diperkosa oleh bangsa Niniwe. Yunus dendam pada mereka dan tidak mau memberitakan Injil pada mereka.

Tetapi Tuhan sayang pada bangsa Niniwe karena Ia yang menciptakan mereka (Yun.4:10-11). Mari belajar mengasihi orang-orang yang sangat tidak kita kasihi. Kita harus mengutamakan perasaan Tuhan daripada perasaan kita. Tuhan melihat jiwa. Mari kita melihat orang lain dari mata Tuhan bukan dari mata kita. Kita harus memikirkan kemana jiwa orang lain setelah ia mati? Kita harus menginjili. Kita dapat menginjili di mana saja, kapan saja.

Ketujuh, kerohanian orang Kristen bertumbuh dengan memberitakan Injil. Kesucian akan datang bersamaan dengan hati menginjili. Orang yang hidupnya ngawur tidak suka menginjili, hidupnya tidak menjadi kesaksian. Sementara orang yang suka menginjili akan berhati-hati dalam hidupnya, tidak sembarangan karena ia tidak mau hidupnya menjadi batu sandungan bagi orang lain sewaktu mendengar berita Injil.

Mengapa Menginjili? (2)

Apa itu penginjilan? Penginjilan adalah memberitakan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Penginjilan adalah mengajak orang lain supaya bertobat dari dosa mereka dan menerima Yesus Sang Juruselamat. Ada penginjilan langsung (direct evangelism), ada juga penginjilan tidak langsung. Penginjilan langsung terbagi dua yaitu short-cut evangelism  (penginjilan kepada orang yang baru kita temui) dan friendship evangelism (penginjilan kepada kerabat atau keluarga yang sudah kenal). Sedangkan penginjilan tidak langsung misalnya penginjilan melalui mengirim traktat, sms dan lain-lain.

Mengapa menginjili?
Pertama, menginjili berarti menghormati otoritas Tuhan yang memerintahkan penginjilan. Waktu menginjilli kita sedang menghormati otoritas Tuhan. Sebelum Tuhan memberikan perintah menginjili, Ia menyatakan otoritas-Nya terlebih dahulu, “Kepadaku diberikan kuasa (dalam bahasa Yunaninya berarti otoritas) di surga dan di bumi karena itu pergilah, jadikanlah segala bangsa murid-Ku”. Waktu kita tidak menginjili berarti kita menghina otoritas-Nya.

Dalam Perjanjian Lama waktu Tuhan memberikan 10 perintah Allah, Ia pun menyatakan otoritas-Nya terlebih dahulu, “Akulah Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari perbudakan Mesir”. Berarti Tuhan sangat serius. Tuhan memberi perintah untuk dijalankan. Demikian pula waktu kita tidak menginjili, kita sedang menghina otoritas Tuhan yang begitu serius memberikan perintah. Dalam 2 Tawarikh pasal terakhir, Tuhan marah kepada Zedekia, Raja Yehuda, karena ia tidak merendahkan diri di hadapan Yeremia yang membawa pesan Tuhan kepadanya. Demi Tuhan, demi Raja di atas segala raja, kita harus minta ampun atas dosa kita selama ini yang tidak pergi menginjili.

Kedua, Perintah Tuhan harus ditaati. Waktu perintah Tuhan tidak ditaati kita berdosa. Dalam gereja dosa nomor satu adalah kesombongan, merasa diri layak. Dosa kedua terbesar dalam gereja adalah tidak menginjili. Kita harus bertobat dari dosa tidak menginjili. Tidak ada alasan untuk kita tidak menginjili.

Cara kita menginjili bisa begitu banyak. Misalnya: waktu kita parkir mobil bisa membagikan traktat kepada tukang parkir, waktu kita masuk pintu gerbang tol juga bisa membagikan traktat. Daripada kita bayar parkir sambil marah-marah lebih baik bayar parkir sambil memberi traktat. Jika demikian, dalam satu bulan bisa berapa banyak orang yang kita injili?

Charles Spurgeon waktu tidak punya uang menulis sendiri traktat untuk dibagikan pada orang lain. Bagaimana kita sekarang? Tentu tidak ada jemaat yang tak sanggup untuk membeli traktat bukan? Tuhan akan menagih orang-orang yang hidup di sekeliling kita. Apakah pembantu, supir kita sudah kita injili? Mereka mendedikasikan hidupnya kepada kita, apakah kita tega satu kalipun tidak memberitakan Injil kepada mereka? Kesetiaan pembantu rumah tangga kita terhadap kita dibandingkan kesetiaan kita kepada Tuhan lebih setia mana? Padahal berkat Tuhan kepada kita jauh lebih besar dibandingkan gaji yang kita berikan pada pembantu kita.

Bagaimana kita mempertanggungjawabkan orang-orang di sekeliling kita kepada Tuhan? Tuhan berbicara pada Yehezkiel, “Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! — dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.” (Yeh. 3:18-19). Mari kita minta Tuhan beri kekuatan supaya kita punya beban memberitakan Injil.

Ketiga, Tuhan memperlengkapi kita dengan otoritas dan penyertaan untuk memberitakan Injil. Kita berdiri mewakili Tuhan untuk memberitakan Injil kepada dunia. Seorang anak kecil menginjili kakeknya, ia diberi otoritas oleh Tuhan. Tuhan Yesus memberi otoritas dan Roh Kudus memberi kuasa sehingga waktu menginjili dalam keterbatasan kita pun orang dapat bertobat. Tuhan memberi hak pada orang Kristen.

Orang non Kristen tidak diberi hak ini. Tidak hanya hak tetapi juga kuasa sehingga anak kecil memberitakan Injil pun dapat membuat orang bertobat. Jika orang Kristen tidak mau menginjili, Tuhan bisa pakai apapun dan siapapun untuk membawa Injil kepada orang yang belum percaya. Tuhan menyertai dengan hak, kuasa dan penyertaan. Yesus berjanji akan menyertai kita yang memberitakan Injil sampai akhir zaman. Jika demikian apa lagi alasan yang dapat kita berikan untuk tidak memberitakan Injil?

Senin, 23 Juli 2012

Gereja Berpolitik Praktis? Najis!

Menjelang pemilihan kepala daerah, anggota legislatif atau presiden, banyak pemimpin dari berbagai denominasi gereja atau organisasi lintas gereja mulai menyatakan dukungannya kepada kandidat tertentu. Apakah hal ini benar di mata Tuhan?

Banyak pemimpin gereja mendukung pasangan calon tertentu karena fasilitas di masa lalu, misalnya pemberian ijin gereja, atau  janji-janji di masa depan yang saling menguntungkan. Tidak selalu "keuntungan" itu dinikmati oleh gereja tetapi seringkali dinikmati oleh pribadi dari pemimpin gereja, seperti fasilitas uang atau nama dan gengsi karena dianggap bisa dekat dengan pejabat.

Tetapi apa yang dilakukan sesungguhnya tidak benar. Perhatikan alasan-alasan ini.

Pertama, gereja adalah milik Tuhan, domba-domba ditebus dengan darah Kristus yang sangat mahal. Gereja bukan milik pendeta atau majelis. Jadi pendeta tidak berhak "menjual" milik Tuhan dalam persekongkolan busuk itu.

Kedua, gereja didirikan untuk memuliakan Tuhan dan membangun jemaat bagi perkara-perkara kekekalan. Gereja tidak berurusan dengan perkara-perkara sementara seperti politik praktis dan bisnis.

Ketiga, keterlibatan dalam politik praktis akan mengacaukan fokus pelayanan. Sedangkan tanpa berpolitik praktis saja, banyak pelayanan sudah tidak bisa dikerjakan dengan maksimal. Apalagi dengan berpolitik praktis, maka banyak pemimpin dan majelis akan kehilangan fokus menggembalakan domba-domba dan memberitakan Injil.

Keempat, kesucian mimbar akan dicemari oleh motivasi dan agenda lain. Mimbar bukan lagi tempat memberitakan isi hati Tuhan tetapi agenda-agenda politik praktis untuk keuntungan segelintir rohaniawan dan politisi busuk.

Kelima, akan terjadi perpecahan dalam gereja. Bila pemimpin gereja mendukung seorang calon sedangkan dalam gereja terdapat pendukung dari berbagai calon maka bisa-bisa terjadi adu kampanye, debat dan perpecahan. Sedangkan tidak berpolitik praktis saja gereja sudah banyak perpecahan karena berbagai alasan, apalagi bila membawa partai dan politik praktis ke dalam gereja.

Keenam, keterlibatan gereja dalam politik praktis berpotensi menimbulkan persoalan-persoalan baru. Bila pasangan calon yang didukung oleh gereja tidak terpilih, maka bisa-bisa pasangan yang terpilih akan menghambat proses perijinan gereja atau malah tidak bersikap ramah terhadap gereja.

Ketujuh, keterlibatan gereja adalah sebagaimana diungkapkan oleh mendiang Romo Mangun, yakni dalam politik moral, yakni memberikan teguran keras kepada pemerintah yang tidak benar.

Pribadi-pribadi orang percaya, sebagai warga negara, berhak memilih, dipilih atau mengampanyekan politik praktis tetapi gereja sebagai institusi milik Tuhan dan hamba Tuhan tidak boleh berpolitik praktis. Kalau seorang pendeta mau berpolitik praktis, biarlah ia meninggalkan pelayanan saja supaya tidak munafik. Sebab kemunafikan adalah kekejian di mata Tuhan.

Karena itu, jangan membiarkan tubuh Kristus "diperkosa" oleh kepentingan-kepentingan sesaat yang tidak benar. Biarlah pemimpin gereja tidak membawa gereja ke dalam politik praktis!




Gereja Mengikuti Trend? Bahaya!

Terdapat satu pola yang kerap dilakukan gereja dan orang percaya sepanjang sejarah yakni mengikuti trend (arus zaman). Sebagai contoh, banyak gereja yang membawa masuk ajaran, tradisi, pola dari dunia ke dalam gereja hanya karena banyak orang yang menyukainya.

Yang menjadi persoalan, apakah trend itu benar dan sesuai Alkitab atau tidak. Jikalau gereja kehilangan fungsi seleksi terhadap trend maka akan sangat berbahaya karena tubuh Kristus dan domba Tuhan akan disesatkan.

Keputusan gereja mengikuti trend dunia dapat dibaca sebagai ekspresi kegelisahan menghadapi realitas bahwa banyak jemaat lebih suka dengan trend dunia ketimbang apa yang difirmankan oleh Tuhan. Padahal sikap seperti ini adalah sikap yang tidak benar bagi orang percaya kepada Kristus. Selain itu, mengikuti trend berarti gereja menyenangkan manusia dan membiarkan dunia mengatur gereja.

Sejarah gereja membuktikan bahwa mengikuti trend merupakan salah satu sumber ajaran sesat. Gnostiksisme (ajaran tidak benar yang percaya bahwa Yesus adalah ciptaan yang mencipta) merupakan bentuk penyesuaian gereja terhadap trend filsafat Yunani yang melanda zaman pada abad pertama dan kedua. Teologi liberal (ajaran tidak benar yang tidak percaya bahwa Yesus adalah Allah) merupakan bentuk akomodasi gereja kepada trend filsafat modern.

Banyak trend yang tidak berasal dari Alkitab, bersifat sangat pendek usianya. Kemunculannya begitu menghebohkan tetapi sebentar saja berlalu. Sebut saja Toronto Blessing, Doa Yabez, semua itu sudah ditinggalkan.

Jadi, sangat berbahaya bila gereja mengikuti trend gerakan doa, model ibadah, atau hal-hal lain tanpa mengujinya apakah sesuai dengan Alkitab atau tidak.

Perhatikan ungkapan Rasul Paulus dalam Efesus 4:11-15: "Dan Ia-lah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus yang adalah kepala".

Minggu, 22 Juli 2012

Mazmur Paling Pendek

Pujilah TUHAN hai segala bangsa, megahkanlah Dia hai segala suku bangsa!
Sebab kasihNya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya!
Haleluya!

(Mazmur 117)

Keindahan Hidup Beriman: Cuplikan Mazmur 37

Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang, sebab mereka segera lisut seperti rumput, dan layu seperti tumbuh-tumbuhan (1-2).

Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN, maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu (3-4).

Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepadaNya dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang (5-6).

Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia, jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya. Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan (7-8).

Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri (9).

Lebih baik yang sedikit pada orang benar dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik (16).

TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya, apabila ia jatuh tidaklah sampai tergeletak sebab TUHAN menopang tangannya (23-24).


Sabtu, 21 Juli 2012

Penafsiran Alkitab: Hal-Hal Sederhana Yang Terlupakan

Dalam menafsirkan Alkitab, terdapat hal-hal sederhana yang sering terlupakan. Perhatikan langkah-langkah ini:

Pertama, biasakan membaca secara keseluruhan. Artinya, jangan hanya satu ayat, tetapi satu pasal bahkan jika memungkinkan, bacalah satu surat atau satu kitab.

Kedua, biasakan membaca berulang-ulang bagian tersebut. Semakin berulang-ulang, kita akan semakin menemukan banyak point yang terlewatkan dalam pembacaan sebelumnya.

Ketiga, biasakan membaca lambat, dan jangan terburu-buru. Jangan pikirkan kegiatan lain tetapi sediakan waktu dan fokuslah dalam membaca bagian Alkitab.

Keempat, usahakan agar terdapat terjemahan lain. Bila menggunakan bahasa Indonesia, usahakan agar bisa membaca Terjemahan Lama dan Bahasa Indonesia Sehari-hari. Sedapat mungkin bisa menggunakan Alkitab bahasa Inggris, meskipun pasif, dan dengan bantuan kamus. Hal ini akan sangat memperkaya. Carilah terjemahan New American Standard Version, English Standar Version, New International Version, yang versi online-nya dapat dibaca di Internet.

Kelima, carilah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sederhana: kapan, di mana, siapa, bagaimana, mengapa, dan temukanlah fakta-fakta Alkitab yang dinyatakan di situ.

Keenam, buatlah catatan di sebuah kertas yang membantu kita mengingat hal-hal yang kita temukan.

Ketujuh, gunakanlah akal sehat dan logika sederhana untuk memahami ayat-ayat yang tertulis. Jangan percaya kepada konsep bahwa akan ada wahyu baru yang muncul dengan tiba-tiba. Sebab wahyu baru sudah tidak ada setelah kitab Wahyu menutup seluruh Alkitab.

Kedelapan, selalu bertanya pertanyaan dasar: apakah yang dimaksudkan oleh penulis kepada pembaca mula-mula?

Kesembilan, terakhir tetapi tidak kalah penting: selalu bersandar kepada Roh Kudus yang mengilhamkan kitab suci.

Penafsiran Alkitab: Konteks Perikop

Dalam menafsirkan Alkitab, kita harus memperhatikan konteksnya. Konteks paling jauh adalah konteks seluruh Alkitab atau prinsip total seluruh Alkitab. Kalau kita membicarakan tentang harta, jangan hanya mencomot ayat dari doa Yabez, yang mencatat bahwa pernah Tuhan menjawab doa demikian. Tetapi bagaimana pandangan kitab Kejadian hingga kitab Wahyu tentang harta? Bagaimana pandangan Tuhan Yesus, tulisan Rasul Paulus dan kitab lain tentang harta?

Selain itu, janganlah satu kalimat diambil tetapi konteksnya diabaikan. Satu kata harus dipahami dalam satu kalimat. Satu kalimat harus dimengerti dalam satu ayat. Satu ayat harus dibaca dalam satu paragraf/ perikop (biasanya untuk surat-surat disebut paragraf, untuk Injil disebut perikop dan seterusnya). Satu paragraf/ perikop dibaca dalam satu pasal. Satu pasal ditafsirkan dalam satu kitab. Lalu kita memperhatikan lagi konteks sesama penulis, seperti konteks tulisan-tulisan Yohanes, tulisan-tulisan Paulus dan seterusnya.

Jangan lupa memperhatikan kitab-kitab yang saling mendukung seperti Mazmur dan kitab 1-2 Samuel, 1-2 Raja-Raja, 1-2 Tawarikh saling berkaitan. Kisah Para Rasul dan Surat-Surat Paulus saling menunjang. Semua konteks ini dapat kita pahami dengan akal sehat dan logika sederhana, menurut apa yang tertulis dalam kitab-kitab tersebut.

Jumat, 20 Juli 2012

Pdt. Stephen Tong: Nama-Nama Roh Kudus

Pertama, Roh Kudus adalah Roh Allah: Roh-Nya Allah sendiri.

Kedua, Roh Kudus adalah Roh Kekekalan (Ibr. 9:14). Ia adalah Allah yang ada dari kekal sampai kekal.

Ketiga, Roh Kudus adalah Roh Kebajikan (goodness), kebajikan adalah karakter moral dari Roh Kudus.

Keempat, Roh Kudus adalah Roh Kemuliaan. Pada waktu gereja dianiaya, mereka menyatakan Roh Kemuliaan Tuhan Allah, maksudnya pada waktu mereka dipermalukan, Tuhan mempermuliakan mereka yang sedang dipermalukan.

Kelima, Roh Kudus adalah Roh Kebenaran. Ini adalah istilah Roh Kudus yang terpenting. Roh Kudus dan kebenaran tidak boleh dipisahkan.

Keenam, Roh Kudus adalah Roh yang mewahyukan.

Ketujuh, Roh Kudus adalah Roh yang membangkitkan kesadaran.

Kedelapan, Roh Kudus adalah Roh Strategi: Roh Bijaksana, Roh Pengetahuan dan Roh Strategi. Di dalam pelayanan, Roh Kudus tidak membutakan pikiran manusia sebaliknya justru mencelikkan mata rohani, membukakan pikiran dan ksedaran dalam otak manusia.

Kesembilan, Roh Kudus adalah Roh yang tak terbatas, karena Dia mempunyai kuat kuasa seperti Allah sendiri.

Kesepuluh, Roh Kudus adalah Roh Penghibur (Parakletos).

Kesebelas, Roh Kudus adalah Roh Yesus, Roh Kristus.

Pdt. Stephen Tong: Penuh Roh Kudus

Bagaimanakah ciri-ciri dari seseorang yang dipenuhi oleh Roh Kudus?
Pertama, taat pada Roh. Roh Kudus itu Tuhan, Roh Kudus itu Oknum. Hanya pada saat Oknum Allah menguasai oknum kita, kehendakNya menguasai kehendak kita, kebenaranNya menguasai pikiran kita, cinta kasihNya menguasai emosi kita, maka seluruh keberadaan kita akan dipenuhi olehNya karena kita taat. 

Kedua, hidup kudus. Orang yang dipenuhi Roh Kudus adalah orang yang hidupnya telah diubah oleh pengaruh Roh Kudus dan firman sehingga dia menjadi orang yang suka akan kekudusan atau kesucian. Hidup suci yang dimiliki oleh orang yang dipenuhi Roh Kudus tidak dapat ditiru, diimitasikan, dipalsukan atau dibuat-buat. 

Ketiga, menjunjung tinggi Firman. Seorang yang dipenuhi oleh Roh Kudus adalah orang yang menjunjung tinggi Alkitab dan tidak akan memperdebatnya. Pada waktu Alkitab sudah berbicara, dia akan berhenti. Orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus adalah orang yang hatinya dipenuhi dengan firman dan segala hikmat Tuhan yang tersimpan di dalam kekayaan firmanNya. 

Keempat, memberitakan Injil. Orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus adalah orang yang mementingkan Injil dan pengabarannya, karena untuk itulah Roh Kudus diturunkan ke dunia. Roh Kudus diberikan untuk memuliakan Kristus. 

Kelima, berani menjalankkan kehendak Allah. Seorang yang dipenuhi Roh Kudus, mempunyai keberanian. Yang tadinya takut mati sekarang tidak, yang tadinya malu sekarang tidak, yang tadinya takut dilawan, sekarang tidak, yang tadinya takut kehilangan pangsa pasar, sekarang tidak, karena dia tahu bahwa dia sedang menjalankan kebenaran. 

Keenam, menghasilkan buah Roh. 

Kamis, 19 Juli 2012

Louis Berkhof: Perlunya Keilahian Yesus Kristus

Dalam rencana keselamatan Allah, sangatlah penting bahwa Pengantara itu harus juga Allah yang sejati. Hal ini penting dengan tujuan: pertama, Ia dapat membawa korban yang nilainya tanpa batas dan memberikan ketaatan yang sempurna kepada hukum Allah.

Kedua, Ia dapat menanggung murka Allah dan membawa penebusan, sehingga Ia dapat membebaskan orang lain dari kutukan hukum;

Ketiga, Ia dapat menerapkan buah-buah karyaNya yang telah diselesaikanNya bagi mereka yang menerimaNya dengan iman.

Manusia, dengan hidupnya yang telah rusak, tidak dapat membayar upah dosa atau melakukan ketaatan yang sempurna kepada Allah. Manusia hanya dapat menanggung murka Allah dan kalau anugerah Allah yang menebusnya tidak ada, maka yang dapat dilakukan manusia hanyalah menanggung kutukan murka itu selamanya. Ia tidak dapat menanggungnya sambil membuka jalan untuk membebaskan diri (Mzm 49:7-10; 130:3)

Louis Berkhof: Perlunya Kemanusiaan Yesus Kristus

Karena manusia berdosa, maka hukuman dosa haruslah ditanggung oleh manusia juga. Juga pembayaran upah dosa mencakup penderitaan tubuh dan jiwa, yang hanya mungkin ditanggung oleh manusia (Yoh. 12:27; Kis. 3:18; Ibr. 2:14; 9:22).

Sangatlah perlu bahwa Yesus harus memiliki natur manusia, bukan saja dengan semua sifat esensial-Nya, tetapi bersama semua kelemahan manusiawi yang mungkin dialami karena kejatuhan manusia, dan dengan demikian harus turun ke dalam kerendahan yang paling rendah di mana manusia sudah jatuh (Ibr. 2:17, 18).

Pada saat yang sama, Ia harus menjadi seorang manusia yang tanpa dosa, sebab seorang manusia yang berdosa dan telah kehilangan nyawanya tentunya tidak dapat menjadi pendamai bagi orang lain (Ibr. 7:26).

Hanya seorang Pengantara manusiawi seperti itulah, yang telah memiliki pengetahuan eksperimental dari laknat manusia dan berdiri jauh di atas segala pencobaan, dengan penuh simpati dapat memasuki semua pengalaman, pencobaan dan ujian manusia (Ibr. 2:17, 18; 4:15-5:2) dan menjadi teladan sempurna bagi manusia (Mat. 11:29; Mrk. 10:39; Yoh. 13:13-15; Fil. 2:5-8; Ibr.12:2-4; I Pet. 2:21).

Rabu, 18 Juli 2012

Katekismus Westminster: Ketetapan Allah

Pertanyaan 7: Apakah ketetapan-ketetapan (dekrit) Allah itu?
Jawaban: Ketetapan Allah itu adalah maksud kekalNya yang sesuai dengan keputusan kehendakNya melalui mana - bagi kemuliaanNya sendiri - Ia telah dari semula menentukan apa yang akan terjadi*.

* Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan... kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendakNya (Ef. 1:4, 11).

Katekismus Westminster: Allah Tritunggal

Pertanyaan 5: Apakah Allah itu lebih dari satu?
Jawaban: Hanya ada satu sekaligus satu-satunya Allah* yaitu Allah yang hidup dan benar.

Pertanyaan 6: Terdapat berapa pribadikah dalam satu keberadaan Allah itu?
Jawaban: Ada tiga, yaitu Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus^, dan semuanya merupakan satu Allah, yang memiliki substansi yang sama, setara dalam kekuasaan maupun kemuliaanNya'.

* Tidak ada Allah lain daripada Allah yang esa (1 Kor. 8:4).
^ Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (Mat. 28:19).
' Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus dan kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian (2 Kor. 13:14).

Selasa, 17 Juli 2012

Pendeta Masuk Neraka, Masak Sih?

Orang Kristen, Pendeta, Majelis, Aktivis, Dosen Sekolah Teologi, tidak tentu masuk surga. Masa? Roma 6:23 berkata bahwa upah dosa adalah maut. Jika seseorang sudah Kristen, sudah dibaptis bahkan pendeta sekalipun, bila ia datang kepada Tuhan dalam kekekalan, dengan hanya membawa dosa-dosanya, maka sudah pasti masuk neraka.

Dalam Yohanes 14:6, Tuhan Yesus menyatakan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada Allah Bapa tanpa melalui Kristus. Dalam Kisah Para Rasul 4:12, dinyatakan bahwa tidak ada nama lain yang bila diberikan kepada manusia, manusia beroleh keselamatan, kecuali nama Yesus. Jadi, bila seorang Kristen atau seorang pendeta tidak percaya dan mengakui Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, bahwa Tuhan Yesus mati dan bangkit menebus dosanya dan menanggung hukumannya, maka ia tidak mungkin masuk surga.

Janganlah heran bahwa banyak orang yang mengaku diri pendeta atau majelis tetapi memakai semua hikmat dan pengetahuan palsu dan sesat untuk melawan fakta bahwa Alkitab adalah firman Allah dan Tuhan Yesus adalah Allah sejati, Tuhan dan Juruselamat.

Dalam Matius 7:21-23, Tuhan Yesus menyatakan bahwa ada banyak orang yang melakukan mujizat, mengusir setan dan bernubuat demi nama Yesus tetapi Tuhan Yesus tidak pernah mengenal mereka. Orang-orang seperti ini, hari ini, kebanyakan adalah pendeta. Jadi, jangan kira bahwa pendeta yang bermujizat pasti masuk surga.

Doakanlah pendeta, majelis dan orang Kristen untuk sungguh-sungguh menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Gereja Sebagai Tubuh Kristus

Apakah artinya gereja sebagai tubuh Kristus?

Pertama, kepala gereja adalah Kristus. Demikian pula pemilik gereja juga adalah Kristus. Gereja bukan dimiliki dan tidak boleh dimonopoli oleh orang kaya. Gereja tidak boleh menjalankan kehendak manusia, siapapun itu. Gereja menjalankan kehendak Kristus dan dalam gereja hanya Kristus yang menerima kemuliaan.

Kedua, gereja tidak bisa dipisahkan dari Kristus. Paulus menganiaya gereja, dianggap sebagai menganiaya Kristus. Demikian pula orang yang menerima Kristus harus masuk ke dalam gereja lokal sebagai perwujudan tubuh Kristus. Seorang Kristen bisa saja kecewa kepada sebuah gereja (meski hal ini harus didiskusikan lagi), sehingga ia pindah gereja lokal, tetapi tidak boleh tidak ke gereja.

Ketiga, sebagai tubuh Kristus, dalam gereja ada banyak anggota. Semua anggota memiliki peran dan fungsi masing-masing yang harus disyukuri. Karena itu tidak benar bila yang dihargai dalam gereja hanya orang kaya, orang terkenal atau orang berjabatan tinggi.

Semua anggota harus terlibat melayani. Makin sehat sebuah tubuh, bila makin banyak anggota yang aktif. Bila makin banyak anggota yang pasif, maka tubuh itu sakit. Dan semua anggota saling mengasihi dalam relasi yang hidup atau organis.

Senin, 16 Juli 2012

Apakah Cinta Sejati itu?

Cinta yang sejati adalah cinta yang bersumber dari cinta kasih Kristus di kayu salib. Karena itu, tidak mungkin ada cinta sejati tanpa Kristus.

Cinta yang sejati adalah cinta yang berkorban atau seperti yang dikatakan ibu Teresa, cinta yang terluka. Cinta yang hadir dalam penderitaan.

Cinta yang sejati adalah cinta yang menerima kelebihan-kelebihan tetapi juga sangat menerima kekurangan-kekurangan. Ujian cinta sejati justru pada saat menghadapi kekurangan-kekurangan.

Cinta yang sejati adalah cinta yang memajukan, cinta progresif. Hadirnya cinta sejati itu justru membangun, memperbaiki, dan memajukan. Inilah yang dilakukan oleh Kristus tatkala mencintai manusia.

Cinta yang sejati adalah cinta yang menerima secara utuh, seluruhnya, dari akarnya sampai daunnya, dari sebab sampai akibatnya, dari depan sampai belakangnya.

Cinta yang sejati adalah cinta yang disucikan oleh kebenaran firman Tuhan. Cinta yang sejati bukan cinta yang liar sebab cinta yang liar akan membelenggu dan menyengsarakan. Cinta yang sejati dalam kebenaran akan membebaskan.

Cinta yang sejati bersumber dari hati bukan dari emosi, tidak bersifat sesaat tetapi bersifat melampaui waktu.

Love Makes All Things Beautiful

Love makes all things beautiful (cinta menjadikan segala hal indah).
Love makes simple thing beautiful (cinta menjadikan hal sederhana indah)
Maksudnya, kalau ada cinta, sebuah pemberian yang tidak berharga menjadi tak ternilai harganya.

Love of Christ makes the worst thing beautiful (cinta kasih Kristus menjadikan hal yang buruk menjadi indah).
Kalau seseorang mengasihi orang lain dengan kasih Kristus, hal-hal buruk akan menjadi indah.

Paulus berkata, "Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih" (1 Kor. 16:14).

Minggu, 15 Juli 2012

Pokok Doa: Misi & Penginjilan

Berdoalah bagi misionaris yang sakit dan lapar,

berdoa bagi istri dan anak misionaris yang ditinggalkan,

berdoa bagi para penginjil yang ada di penjara dan yang disiksa,

berdoalah supaya Tuhan mencukupkan kebutuhan jasmani dan sarana prasarana bagi para penginjil desa,

berdoa bagi hamba-hamba Tuhan supaya Tuhan menyertai mereka dengan kuasa dan cinta kasih,

berdoa, bagi penerjemahan Alkitab sebab hamba Tuhan perlu Alkitab untuk diberitakan, orang Kristen perlu Alkitab untuk direnungkan dan orang yang belum percaya perlu Alkitab untuk menerima kabar baik dalam bahasa mereka sendiri,

berdoa bagi pembagian atau pendistribusian Alkitab dan traktat,

berdoa bagi penerjemahan, dubbing dan pemutaran film Tuhan Yesus,

berdoa bagi penginjilan melalui internet: Youtube, rekaman suara, ringkasan khotbah, email, chatting, dll

berdoa bagi penginjilan melalui televisi dan radio

berdoa bagi penginjilan massal: Dr. Stephen Tong, Dr. Christopher Sun, Dr. Ravi Zacharias, Dr. John Piper, Dr. Paul Washer, Dr. John MacArthur, dll.

berdoa supaya Tuhan membangkitkan pemuda-pemudi menjadi misionaris dan penginjil.

berdoa supaya Tuhan membangkitkan banyak hamba Tuhan dengan otoritas dan kuasa untuk melayani masa yang banyak

berdoa bagi orang percaya dan gereja-gereja supaya mau memberitakan Injil

berdoa bagi penginjilan area: rumah sakit, penjara, sekolah, kampus, perumahan, dll

berdoa supaya Injil makin disebarluaskan dan orang-orang pilihan Tuhan dimunculkan melalui penginjilan....

Pokok Doa: Sikap Hati

Berdoalah bagi sikap

hati yang merendahkan diri,

hati yang merindukan Tuhan,

hati yang takut kepada Tuhan,

hati yang murni hanya menyenangkan Tuhan,

hati yang mengasihi Tuhan,

hati yang berbelas kasihan kepada orang lain,

hati yang membawa damai,

hati yang mencintai sesama saudara seiman,

hati yang mencintai jiwa-jiwa yang terhilang,

hati yang mencintai firman,

hati yang berdoa,

hati yang mau belajar/ diajar,

hati yang bergantung kepada Tuhan,

dan seterusnya.

Sabtu, 14 Juli 2012

Allah Tidak Berubah!

Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa Allah tidak berubah. Perhatikan ayat-ayat ini:

Ayub 23:13: Tetapi Ia tidak pernah berubah - siapa dapat menghalangi Dia? Apa yang dikehendakiNya, dilaksanakanNya juga.

Mazmur 89:35: Aku tidak akan melanggar perjanjianKu, dan apa yang keluar dari bibirKu tidak akan Kuubah.

Maleakhi 3:6: Bahwasannya Aku, TUHAN, tidak berubah dan kamu bani Yakub, tidak akan lenyap.

Ibrani 13:8: Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini, dan sampai selama-lamanya.

Yakobus 1:17: Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; padaNya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.


Kesetiaan Dalam Perjanjian Baru

Matius 6:24: Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mamon.

Matius 24:45: Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya, atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?

Matius 25:21: Maka kata tuanya itu kepadanya: baik sekali perbuatanmu itu hai hamba yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Lukas 16:10: Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.

1 Timotius 1:12: Aku bersyukur kepada Dia yang menguatkan aku yaitu Kristus Yesus Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku.

Ibrani 3:5: Dan Musapun setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian.

Wahyu 2:10: Jangan takut kepada apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa diantaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama 10 hari. HENDAKLAH ENGKAU SETIA SAMPAI MATI, DAN AKU AKAN MENGARUNIAKAN KEPADAMU MAHKOTA KEHIDUPAN.

Jumat, 13 Juli 2012

Pdt. Stephen Tong: 3 Dasar Hati Tenang

Pertama, hati kita tenang karena kita mengerti kedaulatan Allah. Inilah sumbangsih dari theologi Reformed, the sovereignty of God, the absolute power of God. Allah bukan hanya menciptakan langit dan bumi. Dia juga adalah penguasa sejarah, pengatur semua orang yang berkuasa. Dia adalah sumber dari semua pemerintahan.

Apakah yang membuat kita stabil? Yaitu kita percaya akan prinsip yang ada di dalam Kitab Suci dan dibuktikan di dalam sejarah, God is the supreme authority, God is God of sovereignty. Allah yang mempunyai kuasa yang tertinggi. Allah yang berdaulat yang menetapkan sejarah dan segala sesuatu yagn bisa terjadi atau tidak. Karena itulah yang menjadi keyakinan kita, maka kita tidak mudah diombang-ambingkan, tidak gampang menjadi gelisah, tidak gampang kehilangan sejahtera, karena Allah kita adalah Allah yang berdaulat.

Kedua, hati bisa tenang karena mengerti penyertaan Tuhan. Allah menyertai kita pada waktu kita mengalami kesulitan. Allah tidak pernah mengingkari janjiNya, terutama kepada mereka yang berjalan di dalam kehendak dan pimpinan Roh Kudus. Mengapa di Ibrani 13:5-6, setelah Tuhan mengingatkan agar kita tidak tamak uang, disambung dengan pernyataan bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan kita? Karena sebenarnya apa yang kita butuhkan di dunia tidak terlalu banyak tetapi yang kita inginkan jauh lebih banyak.

Untuk itu, kadang-kadang Tuhan memberikan apa yang kauinginkan, tetapi kadang-kadang Tuhan mengambil sebagian darinya. Biarlah Dia mengambilnya karena yang kauperlukan tidak terlalu banyak. Waktu Tuhan mengambil bagian yang lebih dari keinginanmu yang liar itu, apakah kaukira Tuhan meninggalkanmu? Tidak. Tuhan tidak meninggalkanmu dan tidak membuangmu.

Ketiga, hati menjadi tenang karena mengetahui ada rencana Allah untuk melatih kita melalui kesulitan. Dia punya rencana yang ketat supaya kita jadi. Bukan hanya jadi secara lahiriah tetapi seluruh hidup kita terbentuk menjadi satu waktak yang sulit diguncangkan oleh iblis. Kalau engkau tahu bahwa Tuhan mempunyai rencana untuk mengolah dirimu, itulah akan membuat engkau tetap stabil di tengah kesulitan.

Pdt. Stephen Tong: 7 Sebab Jiwa Tidak Stabil Dalam Penderitaan

Pertama, jiwa yang suka bersungut-sungut. Ini adalah orang yang tidak puas ini dan itu.

Kedua, hati yang sempit dan suka mendendam. Orang yang hanya mau diperlakukan dengan baik, tetapi terus-menerus mengingat kesalahan kecil orang lain adalah orang yang kurang stabil jiwanya.

Ketiga, suka merasa iri kepada orang lain. Perhatikan dengan sungguh-sungguh, merasa iri kepada orang lain adalah kuburan dan penjara bagi diri kita sendiri.

Keempat, orang yang suka marah. Marah tidak menjadikan dirimu stabil.

Kelima, rasa takut. Perasaan takut selalu timbul dari perasaan tidak aman.

Keenam, perasaan cemas dan khawatir. Ada dua macam perasaan cemas. Pertama, cemas terhadap hal-hal yang sederhana misalnya khawatir tidak punya makanan dan sebagainya. Kedua, kekhawatiran yang lebih besar yaitu khawatir terhadap kematian.

Ketujuh, perasaan gelisah. Gelisah berarti tidak mempunyai pegangan dalam mengatur waktu dan juga segala sesuatu yang melanda jiwa dan perasaanmu yang stabil. Hati, jiwa, dan perasaan kita menjadi tegang luar biasa.

Kamis, 12 Juli 2012

Apakah Curiga itu?

Curiga adalah imajinasi jahat yang tak terbatas. Kita dapat mencurigai orang semau kita, sebanyak-banyaknya tentang apa saja. Tetapi kecurigaan tidak benar dan tidak memiliki dasar. Apalagi bila kita mencurigai motivasi orang. Bukankah kita tidak bisa mengetahui motivasi orang? Bahkan bila orang sudah melakukan kesalahan yang sama berkali-kali, tetapi kita jangan sampai memberikan label/ stempel yang menyebabkan orang itu dikurung dalam definisi kesalahan masa lalunya. Sebab orang bisa saja bertobat dan berubah.

Salah satu senjata ampuh dari setan adalah benih kecurigaan, baik kepada Allah maupun kepada saudara seiman. Dengan mencurigai Allah, manusia akan melawan Allah. Dengan mencurigai saudara seiman/ keluarga, akan terjadi perpecahan.

Apa yang  bisa kita lakukan adalah waspada. Kita waspada, bukan pada orang tertentu tetapi bahwa manusia sudah jatuh dalam dosa. Semua bank atau lembaga keuangan khususnya selalu membuat sebuah antisipasi sistemik menghadapi sifat manusia yang sudah jatuh dalam dosa. Jadi, bank selalu memintai dokumen lengkap kepada siapapun, tidak perduli latar belakangnya, bukan  hanya kepada orang-orang tertentu saja sebagai ekspresi kecurigaan.

Bila kita ragu-ragu dengan orang lain, lebih baik kita mendoakan mereka dan jangan berbuat dosa dengan imajinasi jahat kita.

Apakah Kuatir Itu?

Kuatir adalah imajinasi buruk yang tak terbatas. Kekuatiran terjadi karena kita berusaha menghadapi seluruh hidup, realitas dan persoalan dengan kekuatan sendiri padahal kita bukan Allah. Kekuatiran selalu terjadi di masa depan dan menurut penelitian para ahli kejiwaan, kebanyakan hal yang dikuatirkan tidak terjadi. Meskipun demikian, orang yang kuatir adalah orang yang cerdas dan memperhatikan. Karena cerdas maka ia bisa memikirkan akan hal-hal di depan yang belum terjadi. Karena memperhatikan - bahkan terlalu memperhatikan sehingga bisa muncul segala macam imajinasi buruk.

Tuhan Yesus menyelesaikan kekuatiran dengan beberapa cara (Baca Matius 6:25-34):
Pertama, Allah Bapa bersifat memelihara. Lihat saja burung yang tidak bekerja tetapi diberi makan, bunga bakung di ladang bahkan lebih indah dari seluruh kemegahan Salomo. Kedua, kekuatiran tidak berguna, tidak membahagiakan, tidak memperpanjang usia.

Ketiga, Allah Bapa bersifat mahatahu sehingga mengerti segala pergumulan dan kesulitan orang percaya. Keempat, cari dahulu Kerajaan Allah dan Kebenarannya, yang lain itu serahkan kepada Tuhan. Kelima, mari jalani sehari demi sehari bersama Tuhan. Setiap hari ada anugerah Tuhan yang selalu baru untuk menghadapi kesulitan pada hari itu.   

Rabu, 11 Juli 2012

Jonathan Edwards: Sikap Hati Ketika Datang Pada Tuhan

Ketika engkau berdoa, datang ke meja Perjamuan Tuhan atau melakukan ibadah lainnya, datanglah ke hadapan Kristus sebagaimana yang telah diteladankan oleh Maria Magdalena:

Ketika perempuan itu mendengar bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kakiNya, lalu membasahi kakiNya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kakinya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu (Luk. 7:37-38).

Sama seperti Maria Magdalena, datang dan bersimpuhlah di dekat kakinya, ciumlah kakinya dan tebarkanlah di atasnya keharuman kasih ilahi yang bersumber dari hati yang suci dan jiwa yang hancur seperti halnya Maria Magdalena yang telah menuangkan minyak wangi mahal dari buli-buli yang dipecahkannya itu.

Jonathan Edwards: Dosa & Rendah Hati

Ingatlah bahwa sekarang engkau memiliki lebih banyak alasan, dalam beberapa hal bahkan ribuan kali lebih banyak, untuk meratap dan merendahkan diri karena dosamu sesudah pertobatan ini dibandingkan sebelum pertobatan, karena kewajiban yang justru lebih besar untuk hidup bagi Allah.

Pandanglah kesetiaan Kristus yang tidak henti-hentinya melimpahkan karya kasih-Nya dan buah-buah kasih kekalnya yang ajaib yang menyelamatkan itu. Walaupun ketidaklayakanmu begitu besar, bahkan setelah engkau bertobat, namun Ia tetap melimpahkan kepadamu kasih karuniaNya yang besar dan ajaib seperti ketika Ia mempertobatkanmu.

Tetaplah rendah hati dengan mengingat dosamu, dan jangan pernah berpikir bahwa engkau tidak terlalu berdosa, namun jangan pernah juga menjadi putus asa atau kehilangan pengharapan karenanya. Sekalipun kita sangat berdosa, namun kita memiliki Pembela di hadirat Bapa, yaitu Yesus Kristus yang benar yang darahNya yang mahal itu, yang kebenaranNya yang tak ternilai itu, dan yang keagungan kasih dan kesetiaanNya itu, secara tak terbatas telah mengatasi gunung-gunung dosa kita yang tertinggi sekalipun.

Selasa, 10 Juli 2012

"Butiran Mutiara" Kitab Hagai

Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini (Rumah Tuhan) tetap menjadi reruntuhan (1:4).

Lalu Zerubabel bin Sealtiel dan Yosua bin Yozadak, imam besar dan selebihnya bangsa itu mendengarkan suara TUHAN Allah mereka dan juga perkataan nabi Hagai sesuai dengan apa yang disuruhkan kepadanya oleh TUHAN Allah mereka; lalu takutlah bangsa itu kepada TUHAN (1:12).

TUHAN menggerakkan semangat Zerubabel bin Sealtiel dan semangat Yosua bin Yozadak dan selebihnya dari bangsa itu, maka datanglah mereka lalu melakukan pekerjaan pembangunan rumah TUHAN semesta alam, Allah mereka (1:14).

Tetapi sekarang, kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel demikianlah firman TUHAN, kuatkanlah hatimu hai Yosua bin Yozadak, imam besar, kuatkanlah hatimu hai segala rakyat negeri, demikianlah firman TUHAN; bekerjalah, sebab aku ini menyertai kamu, dmikianlah firman TUHAN semesta alam (2:5).


"Butiran Mutiara" Kitab Obaja

Janganlah memandang rendah saudaramu pada hari kemalangannya dan janganlah bersukacita atas keturunan Yehuda pada hari kebinasaannya; dan janganlah membual pada hari kesusahannya (12).

Sebab telah dekat hari TUHAN menimpa segala bangsa. Seperti yang engkau lakukan, demikianlah akan dilakukan kepadamu, perbuatanmu akan kembali menimpa kepalamu sendiri (15).

Tetapi di gunung Sion akan ada orang-orang yang terluput dan gunung itu akan menjadi tempat kudus dan kaum keturunan Yakub akan memiliki pula tanah miliknya (17).

Senin, 09 Juli 2012

Keindahan Kasih Setia Tuhan: Cuplikan Mazmur 136

Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya (1)

Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya (4).

Kepada Dia yang memimpin umatNya melalui padang gurun! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya (16).

Dia yang mengingat kita dalam kerendahan kita; bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya (23).

Dia yang membebaskan kita dari pada para lawan kita; bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya (24).

Dia yang memberikan roti kepada segala makhluk; bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya (25).

Bersyukurlah kepada Allah semesta langit! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya (26).

Keindahan Firman Tuhan: Cuplikan Mazmur 119

Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakukannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firmanMu (9).

Dalam hatiku aku menyimpan janjiMu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau (11).

Singkapkanlah mataku supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari TauratMu (18).

Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatanMu, dan jangan kepada laba (36).

Lalukanlah mataku dari pada melihat hal-hal yang hampa, hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kau tunjukkan (37).

Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwa janjiMu menghidupkan aku (50).

Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapanMu (71).

FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (105).

RahmatMu berlimpah, ya TUHAN, hidupkanlah aku sesuai dengan hukum-hukumMu (156).

Minggu, 08 Juli 2012

Di Manakah Saya Harus Beribadah?

Beribadahlah di gereja yang:

Pertama, menerima Pengakuan Iman Rasuli, percaya dan mengakui isinya.

Kedua, percaya dan menyembah Allah Tritunggal yakni 1 Allah, 3 Pribadi: Allah Bapa, Allah Anak yaitu Tuhan Yesus dan Allah Roh Kudus.

Ketiga, menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat satu-satunya. Menerima Tuhan Yesus mati dan bangkit menebus manusia dari dosa dan neraka.

Keempat, menerima Alkitab sebagai firman Allah dan setia mengajarkan Alkitab dengan konsisten.

Kelima, berpusat kepada Allah, kedaulatan Allah dan kemuliaan Allah.

Keenam, menerima bahwa manusia sudah jatuh dalam dosa dan tidak ada yang baik pada manusia.

Ketujuh, menerima bahwa keselamatan adalah anugerah Tuhan sepenuhnya, dan hidup Kristen adalah dari anugerah kepada anugerah Tuhan meski juga ada tanggung jawab manusia.

Hindari gereja yang tidak setia kepada Alkitab, yang ajarannya bertentangan dengan Alkitab, yang mengutamakan dan memuliakan manusia, yang mengutamakan hal-hal jasmani yang binasa seperti kekayaan, yang tidak berpusat kepada Allah dan lainnya.

Mengapa Harus Beribadah Di Gereja?

Setelah kita menerima Kristus, kita beribadah di gereja dan mengikuti banyak kegiatan di gereja lokal.

Pertama, karena tidak mungkin menerima Kristus tanpa menerima tubuh Kristus. Jadi, kalau seorang mengatakan bahwa ia menerima Kristus tetapi tidak mau ke gereja, itu adalah ketidakmungkinan. Bagaimana mungkin kepala dipisahkan dari tubuh?

Kedua, gereja lokal adalah perwujudan tubuh Kristus. Karena itu, seorang yang menerima Kristus, menjadi anggota tubuh Kristus, ia harus bergabung dengan gereja lokal.

Ketiga, ibadah dalam gereja untuk memuliakan Tuhan dan membangun kerohanian kita melalui firman yang disampaikan.

Keempat, kita belajar bersekutu dengan saudara seiman dan saling mengasihi dalam gereja. Tuhan Yesus berkali-kali memerintahkan agar kita saling mengasihi sebagai saudara seiman. Salah satu perwujudannya adalah dalam persekutuan di gereja.

Kelima, setelah kita menerima Kristus, kita belajar bersyukur dan meresponi anugerah Tuhan dengan belajar melayani. Tempat terbaik untuk belajar melayani adalah gereja.

Karena itu, beribadahlah di gereja lokal yang sesuai dengan firman Tuhan.

Sabtu, 07 Juli 2012

Merindukan Tuhan dalam Kitab Mazmur

Mazmur 42:2: "Seperti rusa merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau ya Allah".

Mazmur 63:2: "Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepadaMu, tubuhku rindu kepadaMu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair".

Mazmur 84:3: "Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN, hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup".

Mazmur 119:20: "Hancur jiwaku karena rindu kepada hukum-hukumMu setiap waktu".

Mazmur 119:82: "Habis mataku merindukan janjiMu; aku berkata: 'bilakah Engkau akan menghiburkan aku?"

Mazmur 130:5-6: "Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti dan aku mengharapkan firmanNya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi".



Tentang Waktu dalam Perjanjian Baru

Yohanes 9:4: "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku selama masih siang; akan datang malam di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja".

Kisah Para Rasul 1:6-8: "Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: 'Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?' JawabNya: 'engkau tidak perlu mengetahui mengenai masa dan waktu yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasaNya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi".

Efesus 5:16: "Dan pergunakanlah waktu yang ada karena hari-hari ini adalah jahat".

1 Petrus 4:2-3: "supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia tetapi menurut kehendak Allah. Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang".

Jumat, 06 Juli 2012

Pdt. Stephen Tong: Konsep Mengenai Waktu

Orang-orang dunia sering berkata "time is money" - waktu adalah uang. Ini pepatah yang bodoh sekali. Waktu bukan uang; kalau waktu adalah uang, maka kita bisa menukar waktu dengan uang. Pepatah Tionghoa kuno mengatakan "satu inci waktu sama dengan satu inci emas nilainnya tetapi satu inci emas tidak bisa menggantikan satu inci waktu".

Pertama, waktu adalah hidup. Berapa panjang hidup kita itulah seberapa panjang waktu kita; selesai hidup kita selesai pula waktu kita;

Kedua, waktu adalah kesempatan. Sebenarnya waktu lebih dari kesempatan, tetapi setiap kesempatan tidak mungkin berada di luar waktu. Semua kesempatan berada di dalam waktu. Hal ini tidak berarti bahwa kita boleh memilih setiap kesempatan berdasarkan keinginan kita sendiri, tetapi kita harus peka terhadap pimpinan Tuhan lalu kita menangkap semua kesempatan yang penting.

Orang bodoh selalu membuang kesempatan; orang biasa menunggu kesempatan; orang yang pandai (bijaksana) mencari kesempatan.

Ketiga, waktu adalah catatan. Yakni catatan segala sesuatu yang di dalam hidup pribadi kita masing-masing. Tidak ada yang lebih serius dibandingkan waktu, karena segala sesuatu dicatat di dalam waktu; segala sesuatu akan dan harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Pencipta, Penebus, dan Hakim kita yang agung.

(dari buku "Waktu dan Hikmat")

Pdt. Stephen Tong: Apakah Waktu Itu?

Pertama, waktu merupakan suatu esensi proses di dalam dunia yang relatif; waktu berkaitan dengan proses. Segala sesuatu yang berada di dalam proses tidak bersifat mutlak. Hanya Allah yang bersifat mutlak.

Kedua, waktu merupakan suatu harta milik  yang bersifat paradoks dari eksistensi kita. Uang, rumah, mobil, emas dan segala sesuatu yang kita miliki merupakan harta milik kita di luar diri kita, tetapi waktu merupakan harta milik di dalam diri kita. Jadi waktu merupakan sesuatu yang begitu penting dan serius karena waktu adalah harta milik yang selalu dijalankan oleh manusia.

Ketiga, waktu merupakan suatu realitas yang berelasi dengan ruang. Semua yang diciptakan Allah mempunyai 3 unsur yang paling penting yaitu ruang, waktu dan eksistensi. Ruang dan waktu merupakan wadah eksistensi segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah.

Keempat, waktu merupakan kebutuhan yang niscaya bagi benda yang bergerak di dalam ruang.

Kelima, waktu merupakan wadah untuk menampung segala peristiwa sejarah.

Kamis, 05 Juli 2012

John Piper: Kristus Mati Untuk Mendapatkan KebangkitanNya Sendiri

Kematian Kristus bukan hanya mendahului kebangkitanNya - kematianNya tersebut merupakan harga yang harus dibayar untuk mendapatkan kebangkitan. Itulah alasan mengapa Ibrani 13:20 berkata bahwa Allah membangkitkan Dia dari kematian "oleh darah perjanjian [kovenan] yang kekal".

"Darah perjanjian [kovenan]" adalah darah Yesus. Seperti kata Yesus, "Inilah darahKu, darah perjanjian [kovenan]" (Mat. 26:28). Ketika Alkitab berbicara mengenai darah Yesus, Alkitab mengacu kepada kematianNya. Tidak ada keselamatan yang bisa didapat hanya melalui Yesus yang sekadar mencucurkan darah saja. Dia mencurahkan darah sampai mati, itu yang menjadikan pencurahan darahNya penting.

Apa hubungan antara pencurahan darah Yesus dan kebangkitan? Alkitab berkata, Dia dibangkitkan tidak hanya 'setelah' pencurahan darah, tapi 'oleh' pencurahan darah. Artinya, apa yang dicapai oleh kematian Kristus begitu lengkap dan sempurna sehingga kebangkitan merupakan upah dan bukti dari apa yang telah Kristus capai dalam kematianNya.

Murka Allah dipuaskan oleh penderitaan dan kematian Yesus. Kutuk yang kudus terhadap dosa sudah sepenuhnya ditanggung. Ketaatan Kristus telah genap sepenuhnya. Harga bagi pengampunan telah sepenuhnya lunas dibayar. Keadilan dan kebenaran Allah telah sepenuhnya ditegakkan. Satu-satunya hal yang belum dicapai adalah pernyataan penerimaan Allah atas karya Kristus secara terbuka. Pernyataan penerimaan Allah ini diberikan dengan membangkitkan Yesus dari kematian.

Ketika Alkitab berkata, "Jika Kristus tidak dibangkitkan maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu" (1 Kor. 15:17), yang dimaksudkan bukanlah bahwa kebangkitan merupakan harga yang dibayar bagi dosa kita; melainkan bahwa kebangkitan membuktikan kalau kematian Yesus cukup untuk membayar segalanya. Jika Yesus tidak bangkit dari kematian, maka kematianNya merupakan sebuah kegagalan, Allah tidak meneguhkan bahwa Yesus telah menanggung dosa kita, dan kita masih hidup dalam dosa.

Tetapi "Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa" (Roma 6:4). Keberhasilan penderitaan dan kematianNya diteguhkan. Jika kita beriman kepada Kristus, kita tidak lagi tinggal dalam dosa. Oleh darah perjanjian [kovenan] yang kekal, Gembala Yang Agung telah dibangkitkan dan hidup selamanya.

John Piper: Kristus Mati Untuk Belajar Taat

Surat yang mengatakan bahwa Kristus "belajar taat" melalui penderitaan, bahwa Dia "disempurnakan" dengan penderitaan, adalah surat yang sama yang juga mengatakan bahwa Dia tidak berdosa: "sama dengan kita, Ia telah dicobai hanya tidak berbuat dosa" (Ibr. 4:15).

Ajaran ini disampaikan secara konsisten di seluruh Alkitab. Kristus tidak berdosa. Walaupun Dia adalah Anak Allah, Dia juga adalah manusia sejati, yang pernah merasakan segala pencobaan, keinginan, dan kelemahan fisik seperti yang kita rasakan. Dia pernah merasa lapar (Mat. 21:18), dan merasa marah serta sedih (Mrk. 3:5), dan merasa sakit (Mat. 17:12). Tetapi hati-Nya secara sempurna mengasihi Allah dan Dia bertindak sesuai dengan kasih tersebut: "Ia tidak berbuat dosa dan tipu tidak ada dalam mulutNya" (1 Pet. 2:22).

Oleh karena itu, ketika Alkitab mengatakan Yesus "belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya", ini bukan berarti Dia belajar untuk menghentikan ketidaktaatanNya. Makna dari ayat ini adalah bahwa di dalam setiap pencobaan, Dia belajar dalam praktek - dan di dalam kesengsaraan - apa yang dimaksud dengan menaati. Ketika Alkitab mengatakan bahwa Dia "disempurnakan... dengan penderitaan", ini bukan berarti Dia secara perlahan-lahan menghilangkan kekurangan yang ada pada diriNya. Makna ayat ini adalah bahwa Dia secara bertahap menggenapi kebenaran dan keadilan yang sempurna yang harus dimilikiNya agar bisa menyelamatkan kita.

Itulah yang dikatakanNya pada saat Dia dibaptis. Dia tidak perlu dibaptis karena Dia tidak berdosa. Tetapi Dia menjelaskan kepada Yohanes Pembaptis, "biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah" (Mat. 3:15).

Maksudnya adalah: "Jika Anak Allah bergerak dari inkarnasi kepada salib tanpa menjalani kehidupan yang penuh pencobaan dan kesengsaraan untuk menguji kebenaran dan kasihNya, maka Dia bukanlah Juruselamat yang sesuai bagi manusia". PenderitaanNya bukan hanya karena menanggung murka Allah. PenderitaanNya juga menggenapkan kemanusiaanNya dan menjadikan Dia layak memanggil kita sebagai saudara (Ibr. 2:17).

Rabu, 04 Juli 2012

Millard Erickson: Apakah Teologia itu?

Millard J. Erickson. Berawal dari prinsip yang sama dengan Hodge – teologia harus bersifat Alkitabiah – Erickson kemudian memberikan definisi yang lengkap mengenai teologia yaitu “bidang studi yang berusaha untuk menyampaikan suatu pernyataan yang berhubungan secara logis tentang doktrin-doktrin iman Kristen yang terutama berdasarkan Alkitab, ditempatkan dalam konteks kebudayaan pada umumnya, dikalimatkan dalam bahasa masa kini dan berhubungan dengan masalah-masalah kehidupan”

Charles Hodge: Apakah Teologia Itu?

 Charles Hodge (1797-1878), teolog Reformed dari Old Princeton dalam menjawab pertanyaan: apakah teologia itu, mengemukakan kalimat: “jika ilmu natural (natural science) berkonsentrasi dengan fakta dan hukum alam maka teologia berkonsentrasi dengan fakta-fakta dan prinsip-prinsip dalam Alkitab”_. Pekerjaan teologia tidak berhenti pada penemuan fakta-fakta dan prinsip-prinsip dalam Alkitab tetapi sebagaimana dalam natural science, menurut Hodge, teologia juga mengurusi sistematisasi dari fakta-fakta dan prinsip-prinsip dalam Alkitab_. Itu sebabnya, Hodge menyimpulkan: “Teologia… mengetengahkan fakta-fakta Alkitab dalam urutan dan hubungan yang tepat dengan prinsip-prinsip atau kebenaran-kebenaran umum yang ada dalam fakta-fakta itu sendiri dan yang meliputi dan menyelaraskan seutuhnya”

Selasa, 03 Juli 2012

Kriteria Teman Hidup Menurut Alkitab

Bagi saudara yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi dan sudah yakin keselamatannya, berikut ini adalah kriteria pasangan atau teman hidup menurut Alkitab yang harus kamu perhatikan:

1. Berdasarkan Kejadian 2:18, "TUHAN Allah berfirman: tidak baik manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan dia":
- Berbeda jenis kelamin. Bagi Adam yang pria, Allah menciptakan Hawa yang wanita.
- Hanya satu penolong jadi jangan mencari banyak pasangan.
- Penolong yang sepadan artinya kehadiran Hawa melengkapi Adam untuk menjalankan visi Tuhan. Maka persamaan karakter memperkuat cinta sedangkan perbedaannya saling memperlengkapi dan memperkaya. Renungkan ini!
- Pria harus mempunyai visi yakni apa yang Tuhan mau kalian kerjakan. Karena sebelum Tuhan menjadikan penolong yang sepadan bagi Adam, Tuhan terlebih dahulu menempatkannya untuk memelihara dan mengusahakan taman itu (Kej. 2:15). Pria yang tidak mempunyai visi, jangan cari pasangan hidup tetap cari visi Tuhan terlebih dahulu. Visi pria: Tuhan memanggil menjadi hamba Tuhan, dokter, dosen, dll yang harus digumulkan.

2. 2 Korintus 6:14: "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya". Ini sudah jelas dan jangan ditawar, jangan diperdebatkan lagi. Harus yang seiman dalam Tuhan Yesus Kristus.

3. Amsal 31:30: "Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji". Ini sudah jelas, tidak perlu dijelaskan lagi, tinggal dilaksanakan saja. Pria jangan mengatakan bahwa hanya wanita yang takut akan Tuhan. Pria harus lebih bertumbuh rohani untuk menjadi pemimpin kerohanian keluarga.

4. Efesus 5:22-33: Pria harus mempunyai cinta kasih pengorbanan seperti Kristus mengasihi dan memberi nyawaNya bagi kita. Pria-pria yang egois harap bertobat sebelum mencari pasangan hidup. Sebaliknya wanita harus bisa tunduk kepada pria. Para wanita, carilah pria yang bisa kau tunduk dan pria-pria, carilah wanita yang tunduk kepadamu. Karena ini adalah perintah firman Tuhan. Wanita yang mau merajalela sulit mendapat pasangan hidup. Pria yang egois akan ditinggalkan banyak wanita.

Banyak orang sulit mendapat pasangan hidup karena hal-hal kecil yang tidak pernah diperhatikan. Misalnya: pria yang tidak rapi, pria yang tidak mau mendengarkan, wanita yang cerewet dan galak, wanita yang mau merajalela dan suka memerintah, pria dan wanita yang pelit, dan hal-hal lain yang harus dievaluasi.

Amsal Melawan Pertengkaran

Berikut ini ayat-ayat dalam Kitab Amsal yang memperingatkan dan menentang pertengkaran:

Amsal 10:12: Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.

Amsal 13:10: Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran, tetapi mereka yang mendengarkan nasihat mempunyai hikmat.

Amsal 15:18: Si Pemarah membangkitkan pertengkaran tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.

Amsal 16:28: Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib.

Amsal 17:14: Memulai pertengkaran adalah seperti membuka jalan air; jadi undurlah sebelum perbantahan mulai.

Amsal 17:19: Siapa suka bertengkar, suka juga kepada pelanggaran, siapa memewahkan pintunya, mencari kehancuran.

Amsal 18:19: Saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri dari pada kota yang kuat, dan pertengkaran adalah seperti palang gapura sebuah puri.

Amsal 19:13: Anak bebal adalah bencana bagi ayahnya dan pertengkaran seorang istri adalah seperti tiris yang tidak henti-hentinya menitik.

Amsal 21:9,19: Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah dari pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar. Lebih baik tinggal di padang gurun dari pada tinggal dengan perempuan yang suka bertengkar.

Amsal 26:17: Orang yang ikut campur dalam pertengkaran orang lain adalah seperti orang yang menangkap telinga anjing yang berlalu.

Amsal 26:20: Bila kayu habis, padamlah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran.

Senin, 02 Juli 2012

Apakah Fungsi Pemerintah?

Roma 13:4: "Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat".

Abraham Kuyper menafsirkan bahwa pemerintah menyandang 3 pedang yakni pedang keadilan, pedang peperangan dan pedang ketertiban. Pedang pertama adalah untuk menjatuhkan hukuman atas pelaku kriminal. Pedang kedua adalah untuk membela dan mempertahankan kehormatan dan kedaulatan negara. Pedang ketiga adalah untuk menghalau segala pemberontakan. Ketiga ini merupakan bagian dari fungsi pertama pemerintahan yakni fungsi keadilan. Pemerintah bertugas menyatakan keadilan Allah di tengah masyarakat yang berdosa.

Fungsi kedua adalah fungsi kesejahteraan. Pemerintah harus menjadi hamba bagi kebaikan masyarakat bukan menjadikan masyarakat hamba bagi kebaikan sendiri. John Calvin mengatakan bahwa pemerintah hadir supaya masyarakat bisa bernafas, makan, minum dengan tenang dan memelihara kemanusiaan.

Fungsi kesejahteraan berarti pemerintah membangun infrastruktur (jalan tol, bandara, pelabuhan) sehingga pergerakan masyarakat menjadi lebih mudah (distribusi ekonomi). Pemerintah juga perlu mengadakan pemerataan ekonomi sehingga daerah yang berkembang bukan hanya Jawa atau Jakarta tetapi seluruh Indonesia. Pemerintah perlu memikirkan kesejahteraan masyarakat di perbatasan dan daerah terpencil. Masih banyak hal lain yang tidak dapat kita catat satu persatu di sini, tetapi dapat kita bawa dalam doa.

Abraham Kuyper: Mengapa Harus Ada Pemerintah?

Abraham Kuyper, teolog Reformed, pendiri Free University of Amsterdam dan Mantan Perdana Menteri Belanda mengatakan bahwa pemerintah atau negara harus ada sebagai alat anugerah umum Tuhan agar tidak terjadi neraka di bumi, karena manusia sudah jatuh dalam dosa. Hal ini sesuai dengan Roma 13:1-7 yang menyatakan bahwa pemerintah ditetapkan dan diberikan otoritas oleh Allah. Karena itu, institusi pemerintahan dan jajarannya tidak bisa dibubarkan. Jika pejabatnya busuk maka pejabat itu yang harus diturunkan.

Kita perlu bersyukur sekaligus mendoakan pemerintah agar pemerintah benar-benar berfungsi sebagai hamba Allah (diakonos) sehingga tidak hanya berpikir soal keuntungan finansial sesaat.

Minggu, 01 Juli 2012

D. James Kennedy: Kristus Pemimpin Peradaban

Segala sesuatu tidak bisa dilepaskan dari penanggalan Mesianik, Sebelum Masehi (Before Christ) atau Tahun Tuhan (Anno Domino - Sesudah Masehi), bahkan atheis yang berapi-apipun harus menulis tanggal berdasarkan kalender Masehi. 

Napoleon yang terbiasa dengan kekuasaan politik, berkata bahwa akan menakjubkan sekali jika seorang Kaisar Romawi bisa memerintah dari dalam kubur, tetapi itulah yang dilakukan Yesus sekarang. Napoleon berkata, "saya sia-sia mencari dalam sejarah untuk menemukan tokoh yang mirip Yesus Kristus, atau apa saja yang bisa mendekati Injil... negara demi negara berlalu, tahta demi tahta terguling, tetapi Gereja tetap berdiri". 

Yang ingin saya kemukakan dalam buku ini [Bagaimana Jika Yesus Tidak Pernah Dilahirkan?] ialah bahwa Yesus Kristus punya dampak yang luar biasa besar - lebih dari siapapun juga - pada sejarah. 

Pengaruh Kristus pada dunia tidak dapat diukur. Tujuan buku ini adalah melihat sepintas apa yang bisa kita ukur, untuk melihat bagian yang begitu banyak dari kehidupan di mana pengaruh Kristus bisa ditelusuri secara konkrit. 

John Stott: Yesus adalah Pemimpin Sejarah

Mengutip Jaroslav Pelikan: "tidak perduli apapun yang mungkin dipikirkan atau diyakini setiap orang secara pribadi tentang Dia, Yesus dari Nazaret selama ini adalah sosok yang dominan dalam sejarah budaya barat selama hampir 20 abad".

Yesus adalah pusat sejarah. Waktu dibadi dua oleh Kristus dan penduduk dunia dari enam miliar, sepertiga umat manusia mengikuti Kristus.

Yesus adalah fokus dari Kitab Suci. Kitab Suci memberi kesaksian tentang Kristus. Martin Luther: "bahwa keseluruhan kitab suci berkenaan hanya dengan Kristus di semua bagiannya".

Yesus adalah inti dari misi. Para misionaris berjuang untuk memberitakan Injil habis-habisan, seperti Paulus.