Kuatir adalah imajinasi buruk yang tak terbatas. Kekuatiran terjadi karena kita berusaha menghadapi seluruh hidup, realitas dan persoalan dengan kekuatan sendiri padahal kita bukan Allah. Kekuatiran selalu terjadi di masa depan dan menurut penelitian para ahli kejiwaan, kebanyakan hal yang dikuatirkan tidak terjadi. Meskipun demikian, orang yang kuatir adalah orang yang cerdas dan memperhatikan. Karena cerdas maka ia bisa memikirkan akan hal-hal di depan yang belum terjadi. Karena memperhatikan - bahkan terlalu memperhatikan sehingga bisa muncul segala macam imajinasi buruk.
Tuhan Yesus menyelesaikan kekuatiran dengan beberapa cara (Baca Matius 6:25-34):
Pertama, Allah Bapa bersifat memelihara. Lihat saja burung yang tidak bekerja tetapi diberi makan, bunga bakung di ladang bahkan lebih indah dari seluruh kemegahan Salomo. Kedua, kekuatiran tidak berguna, tidak membahagiakan, tidak memperpanjang usia.
Ketiga, Allah Bapa bersifat mahatahu sehingga mengerti segala pergumulan dan kesulitan orang percaya. Keempat, cari dahulu Kerajaan Allah dan Kebenarannya, yang lain itu serahkan kepada Tuhan. Kelima, mari jalani sehari demi sehari bersama Tuhan. Setiap hari ada anugerah Tuhan yang selalu baru untuk menghadapi kesulitan pada hari itu.