Dalam menafsirkan Alkitab, terdapat hal-hal sederhana yang sering terlupakan. Perhatikan langkah-langkah ini:
Pertama, biasakan membaca secara keseluruhan. Artinya, jangan hanya satu ayat, tetapi satu pasal bahkan jika memungkinkan, bacalah satu surat atau satu kitab.
Kedua, biasakan membaca berulang-ulang bagian tersebut. Semakin berulang-ulang, kita akan semakin menemukan banyak point yang terlewatkan dalam pembacaan sebelumnya.
Ketiga, biasakan membaca lambat, dan jangan terburu-buru. Jangan pikirkan kegiatan lain tetapi sediakan waktu dan fokuslah dalam membaca bagian Alkitab.
Keempat, usahakan agar terdapat terjemahan lain. Bila menggunakan bahasa Indonesia, usahakan agar bisa membaca Terjemahan Lama dan Bahasa Indonesia Sehari-hari. Sedapat mungkin bisa menggunakan Alkitab bahasa Inggris, meskipun pasif, dan dengan bantuan kamus. Hal ini akan sangat memperkaya. Carilah terjemahan New American Standard Version, English Standar Version, New International Version, yang versi online-nya dapat dibaca di Internet.
Kelima, carilah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sederhana: kapan, di mana, siapa, bagaimana, mengapa, dan temukanlah fakta-fakta Alkitab yang dinyatakan di situ.
Keenam, buatlah catatan di sebuah kertas yang membantu kita mengingat hal-hal yang kita temukan.
Ketujuh, gunakanlah akal sehat dan logika sederhana untuk memahami ayat-ayat yang tertulis. Jangan percaya kepada konsep bahwa akan ada wahyu baru yang muncul dengan tiba-tiba. Sebab wahyu baru sudah tidak ada setelah kitab Wahyu menutup seluruh Alkitab.
Kedelapan, selalu bertanya pertanyaan dasar: apakah yang dimaksudkan oleh penulis kepada pembaca mula-mula?
Kesembilan, terakhir tetapi tidak kalah penting: selalu bersandar kepada Roh Kudus yang mengilhamkan kitab suci.