Selasa, 24 Juli 2012

Mengapa Menginjili? (3)

Keempat, kita menginjili karena hutang darah Yesus. Jika Tuhan tidak selamatkan kita apakah arti hidup kita? Meski memperoleh begitu banyak harta dan popularitas apa gunanya hidup kita jika tidak diselamatkan oleh Kristus? Mari kita punya pola pikir darah Yesus. Salah satu rahasia kerohanian Kristen yang baik adalah karena kita senantiasa memikirkan dan mengingat darah Yesus.

Jika seorang pria Kristen memikirkan darah Yesus masih bisa punya pikiran cabul tidak? Masih bisa dendam tidak? Orang Kristen yang hidupnya memikirkan darah Yesus hidupnya serius. Dimanapun kita berada ingat bahwa Tuhan sudah mati bagi kita. Setiap kali kita menghadapi pencobaan jangan mengandalkan kekuatan sendiri tetapi ingat bahwa Tuhan sudah mati untuk kita, darah-Nya sudah dicurahkan bagi kita, karena itu kita tidak boleh hidup ngawur. Orang Kristen yang terus mengingat salib dan darah Kristus hidupnya tidak main-main. Darah Kristus menjadi motivasi kita untuk memberitakan Injil. Jika Tuhan sudah mati bagiku, sekarang bagaimana dengan orang lain? Demi darah Yesus mari kita menginjili.
 
Kelima, yang Tuhan minta bagi kita adalah hal yang sangat kecil dibandingkan dengan apa yang sudah Tuhan lakukan bagi kita. Kita tidak diminta untuk mati di kayu salib, kita tidak diminta untuk berperan seperti Roh Kudus yaitu meluluhkan hati orang, tidak. Kita hanya diminta memberitakan Injil. Ini bagian yang sangat kecil, itupun kita tidak mau. Mari kita pikirkan bagaimana perasaan Tuhan waktu kita tidak mau menginjili? Kita menginjili demi Tuhan senang. Demi orang tua senang saja kita seringkali melakukan hal yang tidak benar, masak kita tidak mau melakukan hal yang benar supaya Tuhan senang?

Keenam, kita menginjili karena mencintai jiwa-jiwa. Yunus tidak mau melakukan hal ini. Yunus diperintahkan Tuhan untuk memberitakan Injil pada orang Niniwe. Orang Niniwe adalah orang yang begitu kejam. Orang-orang Yahudi lidahnya dicabut, mereka digantung, tangan kaki diikat di kuda lalu dipecut sampai terbelah, wanita diperkosa oleh bangsa Niniwe. Yunus dendam pada mereka dan tidak mau memberitakan Injil pada mereka.

Tetapi Tuhan sayang pada bangsa Niniwe karena Ia yang menciptakan mereka (Yun.4:10-11). Mari belajar mengasihi orang-orang yang sangat tidak kita kasihi. Kita harus mengutamakan perasaan Tuhan daripada perasaan kita. Tuhan melihat jiwa. Mari kita melihat orang lain dari mata Tuhan bukan dari mata kita. Kita harus memikirkan kemana jiwa orang lain setelah ia mati? Kita harus menginjili. Kita dapat menginjili di mana saja, kapan saja.

Ketujuh, kerohanian orang Kristen bertumbuh dengan memberitakan Injil. Kesucian akan datang bersamaan dengan hati menginjili. Orang yang hidupnya ngawur tidak suka menginjili, hidupnya tidak menjadi kesaksian. Sementara orang yang suka menginjili akan berhati-hati dalam hidupnya, tidak sembarangan karena ia tidak mau hidupnya menjadi batu sandungan bagi orang lain sewaktu mendengar berita Injil.