Curiga adalah imajinasi jahat yang tak terbatas. Kita dapat mencurigai orang semau kita, sebanyak-banyaknya tentang apa saja. Tetapi kecurigaan tidak benar dan tidak memiliki dasar. Apalagi bila kita mencurigai motivasi orang. Bukankah kita tidak bisa mengetahui motivasi orang? Bahkan bila orang sudah melakukan kesalahan yang sama berkali-kali, tetapi kita jangan sampai memberikan label/ stempel yang menyebabkan orang itu dikurung dalam definisi kesalahan masa lalunya. Sebab orang bisa saja bertobat dan berubah.
Salah satu senjata ampuh dari setan adalah benih kecurigaan, baik kepada Allah maupun kepada saudara seiman. Dengan mencurigai Allah, manusia akan melawan Allah. Dengan mencurigai saudara seiman/ keluarga, akan terjadi perpecahan.
Apa yang bisa kita lakukan adalah waspada. Kita waspada, bukan pada orang tertentu tetapi bahwa manusia sudah jatuh dalam dosa. Semua bank atau lembaga keuangan khususnya selalu membuat sebuah antisipasi sistemik menghadapi sifat manusia yang sudah jatuh dalam dosa. Jadi, bank selalu memintai dokumen lengkap kepada siapapun, tidak perduli latar belakangnya, bukan hanya kepada orang-orang tertentu saja sebagai ekspresi kecurigaan.
Bila kita ragu-ragu dengan orang lain, lebih baik kita mendoakan mereka dan jangan berbuat dosa dengan imajinasi jahat kita.