Senin, 23 Juli 2012

Gereja Mengikuti Trend? Bahaya!

Terdapat satu pola yang kerap dilakukan gereja dan orang percaya sepanjang sejarah yakni mengikuti trend (arus zaman). Sebagai contoh, banyak gereja yang membawa masuk ajaran, tradisi, pola dari dunia ke dalam gereja hanya karena banyak orang yang menyukainya.

Yang menjadi persoalan, apakah trend itu benar dan sesuai Alkitab atau tidak. Jikalau gereja kehilangan fungsi seleksi terhadap trend maka akan sangat berbahaya karena tubuh Kristus dan domba Tuhan akan disesatkan.

Keputusan gereja mengikuti trend dunia dapat dibaca sebagai ekspresi kegelisahan menghadapi realitas bahwa banyak jemaat lebih suka dengan trend dunia ketimbang apa yang difirmankan oleh Tuhan. Padahal sikap seperti ini adalah sikap yang tidak benar bagi orang percaya kepada Kristus. Selain itu, mengikuti trend berarti gereja menyenangkan manusia dan membiarkan dunia mengatur gereja.

Sejarah gereja membuktikan bahwa mengikuti trend merupakan salah satu sumber ajaran sesat. Gnostiksisme (ajaran tidak benar yang percaya bahwa Yesus adalah ciptaan yang mencipta) merupakan bentuk penyesuaian gereja terhadap trend filsafat Yunani yang melanda zaman pada abad pertama dan kedua. Teologi liberal (ajaran tidak benar yang tidak percaya bahwa Yesus adalah Allah) merupakan bentuk akomodasi gereja kepada trend filsafat modern.

Banyak trend yang tidak berasal dari Alkitab, bersifat sangat pendek usianya. Kemunculannya begitu menghebohkan tetapi sebentar saja berlalu. Sebut saja Toronto Blessing, Doa Yabez, semua itu sudah ditinggalkan.

Jadi, sangat berbahaya bila gereja mengikuti trend gerakan doa, model ibadah, atau hal-hal lain tanpa mengujinya apakah sesuai dengan Alkitab atau tidak.

Perhatikan ungkapan Rasul Paulus dalam Efesus 4:11-15: "Dan Ia-lah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus yang adalah kepala".