Cinta yang sejati adalah cinta yang bersumber dari cinta kasih Kristus di kayu salib. Karena itu, tidak mungkin ada cinta sejati tanpa Kristus.
Cinta yang sejati adalah cinta yang berkorban atau seperti yang dikatakan ibu Teresa, cinta yang terluka. Cinta yang hadir dalam penderitaan.
Cinta yang sejati adalah cinta yang menerima kelebihan-kelebihan tetapi juga sangat menerima kekurangan-kekurangan. Ujian cinta sejati justru pada saat menghadapi kekurangan-kekurangan.
Cinta yang sejati adalah cinta yang memajukan, cinta progresif. Hadirnya cinta sejati itu justru membangun, memperbaiki, dan memajukan. Inilah yang dilakukan oleh Kristus tatkala mencintai manusia.
Cinta yang sejati adalah cinta yang menerima secara utuh, seluruhnya, dari akarnya sampai daunnya, dari sebab sampai akibatnya, dari depan sampai belakangnya.
Cinta yang sejati adalah cinta yang disucikan oleh kebenaran firman Tuhan. Cinta yang sejati bukan cinta yang liar sebab cinta yang liar akan membelenggu dan menyengsarakan. Cinta yang sejati dalam kebenaran akan membebaskan.
Cinta yang sejati bersumber dari hati bukan dari emosi, tidak bersifat sesaat tetapi bersifat melampaui waktu.