Tetapi barang siapa berkata di dalam doanya, "Tuhan, berikanlah ini dan itu kepada saya" sambil mengutarakan segala ambisinya yang liar, yang egois, orang ini adalah oran gyang memperalat Allah. Memang kelihatannya doanya sangat sungguh-sungguh, tetapi nyatanya ia belum mengerti doa dan belum berdoa. Dia sedang mempermainkan suatu metode agama, fenomena doa untuk mengutarakan racun egoismenya di hadapan Tuhan. Celakalah orang itu!
Di dalam pembahasan Roma 3 di Gereja Reformed Injili Indonesia di Jakarta (1993), saya terus menekankan bahwa agama dan motivasi agama bukanlah mencari Allah, melainkan melarikan diri dari Allah. Oleh karena manusia tidak mungkin menolak keberadaan Allah, maka manusia berusaha melarikan diri dari Allah yang sejati, menutup diri dengan jubah agama, membius diri sendiri dengan agama yang dianutnya, menetapkan serangkaian hukum, agar bisa memuaskan tuntutan kerohanian diri sendiri. Ini bukanlah agama yang sejati.
Jika orang-orang Israel betul-betul mencari Allah di dalam agama mereka, mengapa pada waktu Allah mengirim Yesus, justru mereka pakukan di atas kayu salib. Itulah bukti mereka bukan mencari Allah, melainkan membius diri, lalu menganggap diri sudah mempunyai Allah, mempunyai Taurat, mempunyai kitab, mempunyai Musa, Abraham sambil membanggakan diri dengan sejarah dan tradisi yang mereka miliki. Demikian juga orang-orang yang berkata seperti ini, "kamu adalah kafir. Sedangkan ayah saya majelis, ibu saya pendeta wanita. Ketika masih muda, saya sudah diangkat menjadi tua-tua. Nenek moyang saya nabi. Saya keturunan Yesaya".
Oleh karena itu, tatkala Roh Kudus memenuhi Yohanes Pembaptis, dan pertama kali dia berkhotbah, dia berkata, "celakalah kamu, hai kamu keturunan ular beludak... janganlah mengira bahwa kau dapat berkata dalam hatimu, Abraham adalah bapa kami. Karena aku berkata kepadamu, Allah dapat membangkitkan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! Tetapi kamu yang tidak bertobat, ketahuilah bahwa kapak sudah tersedia di akar pohon, akan ditebang". Mnegapa khotbah yang begitu keras keluar dari mulut orang yang dipenuhi Roh Kudus? Karena dia tidak mau berkompromi, tidak mau melihat agama dipermainkan.
Jika agama tidak membuktikan manusia mencari Allah, maka saya menegaskan bahwa kebanyakan dari mereka yang meminta-minta Roh Kudus, sebenarnya bukan minta Roh Kudus, karena mereka belum mengerti apa itu Roh Kudus. Mereka hanya memperalat dan mempermainkan Allah. Mereka sedang mencari 'ilah' yang bisa diperalat untuk memenuhi keinginan mereka.
Bersambung...
(dari buku "Roh Kudus, Doa dan Kebangunan")