Kadang-kadang, di tengah kebuntuan melihat ketidakberesan manusia, entah pejabat atau figur publik, kita menjadi putus asa. Begitu Tuhan munculkan figur publik yang baik, eforia melanda masyarakat dengan terus menerus memujinya. Kita lupa bahwa ia hanya manusia.
Jangan terus memuji dan meninggikan manusia. Mengapa?
Pertama, karena manusia menerima segala sesuatu dari Tuhan. Roma 11:36 berkata "Sebab segala sesuatu adalah dari DIa, dan oleh Dia, dan kepada Dia: bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya". Semuanya berasal dari Tuhan. Manusia menerima segala sesuatu dari kecerdasan, hikmat bijaksana, tubuh yang sehat, udara segar, kesempatan hidup, harta benda dan begitu banyak hal yang tidak habis disebut satu per satu. Bahkan ia bisa hidup pun, itu adalah anugerah Tuhan. Entah ia adalah orang percaya atau tidak percaya kepada Tuhan Yesus tetapi bahwa ia menerima anugerah Tuhan, itu pasti.
Kedua, manusia hanyalah manusia yang sementara dan terbatas. Yesaya 2:22 berkata, "jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?" Ia bisa mendadak mati karena penyakit atau karena kecelakaan. Ia manusia lemah.
Ketiga, manusia bisa berubah. Hari ini seperti ini dan baik sekali. Suatu hari, entah mengapa, ia mendadak berubah. Pada waktu itu, kita hanya bisa mengatakan, "sayang yah, kok tidak seperti dulu lagi". Perubahan bisa terjadi karena keadaan kepepet, bisa terjadi karena perubahan ambisi. Misalnya, dulu tidak menginginkan kekayaan tetapi sekarang menjadi cinta uang.