Ketiga, memiliki hidup berlimpah. Seseorang yang memiliki Roh Kudus, ia memiliki hidup rohani. Setelah dipenuhi atau dikuasai oleh Roh Kudus, ia mempunyai hidup rohani yang berkelimpahan. Sebab itu, seseorang yang mempunyai hidup rohani yang baik secara wajar, akan menyatakan hidup rohani yang berkelimpahan.
Keempat, memiliki kelapangan dada. Seorang hamba Tuhan, harus memiliki kelapangan dada seperti Tuhan Yesus. Pada waktu Yohanes datang memberitahukan kepada Tuhan bahwa ada orang yang atas namaNya mengusir setan. Yohanes meminta agar Tuhan menghentikannya. Tetapi Yesus menjawab, "jangan kamu cegah, sebab barang siapa yang tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu" (Luk. 9:49).
Hamba Tuhan juga mempunyai kelapangan dada seperti rasul Paulus. Ia mengatakan, "supaya kamu tidak beraib dan tiada bernoda sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah. Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian. Dan kamu juga harus bersukacita demikian, bersukacitalah dengan aku" (Flp. 1:15-18).
Hamba Tuhan juga perlu belajar dari Musa. Pada suatu hari datang seorang remaja kepada Musa, dengan mengatakan bahwa ada dua orang sedang bernubuat. Laporan ini langsung ditanggapi oleh Yosua dengan meminta agar Musa menghentikannya. Tapi jawab Musa, "apakah engkau begitu giat mendukung diriku? Ah kalau seluruh umat Tuhan menjadi nabi oleh karena Tuhan memberi RohNya hinggap kepada mereka!" (Bil. 11:29). Dalam terjemahan Mandarin dikatakan, "apakah kamu iri karena aku terhadap orang itu?"
Pada waktu Musa mengambil perempuan Kusy sebagai istrinya, ia dikata-katai oleh kakaknya Miriam dan Harun. Namun Musa tidak membalasnya. Tuhan sendiri bersaksi bahwa Musa adalah seorang yang lembut hatinya melebihi orang lain (Bil. 12:1).
(dari buku "Problematika Hamba Tuhan")