Jumat, 14 Desember 2012

E. E Ellis: Paulus (1)

Latar Belakang. Dari kelahiran sampai ia tampil di Yerusalem sebagai penganiaya orang Kristen, hanya sedikit yang kita ketahui. Walaupun dia suku Benyamin, dan anggota Farisi yang sangat aktif (Rm.11:1; Flp.3:5;Kis.23:6), ia lahir di Tarsus sebagai warga negara Roma (Kis.16:37; 21:39;22:25). Yerome mengutip cerita tradisi yang mengatakan leluhur Paulus berasal dari Galilea. Tidak jelas apakah mereka pindah ke Tarsus karena alasan perdagangan, atau karena dijajah oleh pemerintah Siria. Tentang mereka warga negara Roma memberi kesan bahwa mereka sudah lama tinggal di sana.

Sir William Ramsay dan yang lain-lain membuktikan bahwa Tarsus benar ‘kota yang terkenal’ (Kis.21:39). Tarsus adalah pusat pendidikan sehingga para ahli umumnya menerima bahwa Rasul Paulus mempelajari berbagai filsafat Yunani dan ibadah-ibadah agama pada masa mudanya di sana. Tapi kemudian anggapan ini dipersoalkan oleh Van Unnik. Alasannya ialah bahwa ayat-ayat yang terkait (Kis.22:3;26:4) menempatkan Paulus di Yerusalem sebagai anak kecil; Kis.22:3 harus dibaca dengan urutan (1) lair di Tarsus; (2) dibesarkan di lutut ibu (anatethrammenos) di kota ini; (3) dididik dengan telitit di bawah pimpinan Rabi Gamaliel. Sebagai ‘seorang muda’ (Kis.7:58; Gal.1:13;1Kor.15:9) Paulus mendapat kekuasaan resmi untuk mengatur penganiayaan orang Kristen, dan sebagai anggota sinagoge atau Dewan Sanhedrin ‘aku juga setuju jika mereka dihukum mati’ (Kis.26:10). Mengingat pendidikan Paulus dan kedudukannya sebagai tokoh terkemuka, bolehlah dianggap keluarganya kaya dan berkedudukan tinggi; bahwa kemenakannya bisa berjumpa dengan pemimpin di Yerusalem cocok juga dengan kesan ini (Kis.23:16,20).

Mengenai penampilan pribadi lahiriah Paulus, Alkitab hanya menggambarkan tidak meyakinkan (1 Kor.2:3; 2Kor.10:10). Gambaran yang mengesankan yang Deissman (hal.58) dan Ramsay (The Church in the Roman Empire, hal.31 dst) cederung menerimanya ialah yang terdapat dalam kitab Apokrifa Acts of Paul and Thecla, ‘Dan dia lihat Paulus datang, seorang yang kecil perawakannya, rambutnya tipis dan halus, kakinya bengkok, badanya tegap, alisnya bertemu, hidung sedikit bungkuk, penuh belas kasihan, kadang-kadang ia kelihatan seperti manusia, kadang-kadang wajahnya seperti wajah malaikat.

Pertobatan dan Pelayanan Paulus mula-mula. Walaupun tak ada bukti bahwa Paulus pernah mengenal Yesus pada masa pelayanan Yesus di dunia ini (2 Kor.5:16 hanya mengacu ‘menilai menurut ukuran manusia’), saudara-saudaranya orang Kristen (bnd.Roma 16:7) dan pengalamannya dengan martir Stefanus (Kis.8:1) pasti mempunyai dampaik dalam hatinya. Pertanyaan Yesus yang sudah dimuliakan dalam Kis.26:14 mengacu pada pengertia di atas. Dampak perjumpaan Paulus dengan Kristus yang sudah bangkit memberikan bukti yang melimpah, bahwa hal itu dialami oleh akal sehat dalam kesadaran yang mantap dan hal itu jelas dapat ditafsirkan seperti yang memang dilakukan oleh Lukas, mutlak sebagai muzijat yang mengubah musuh Kristus menjadi rasulNya. Tiga keterangan dalam Kis (ps.9,22 dan 26) bukan hanya menyaksikan makna dari pertobatan Paulus bagi pokok pemberitaan Lukas (bnd.CBQ 15, 1953 hlm.315-338) tapi seperti dikemukakan J.Dupont dan M.E Thrall, pentingnya hal itu juga bagi pengertian Paulus sendiri mengenai pelayanannya bagi masyarkaat non-Yahudi dan mengenai Kristologinya. Bandingkan Kim.Hal.135-138, 170 dst.338. 

Kecuali masa selang di padang gurun Transyordan, Paulus menggunakan ketiga tahun sesudah baptisannya untuk memberitakan Injil di Damsyik (Gal.1:17, Kis.9:19). Karena tekanan dari pihak Yahudi, Paulus lari ke Yerusalem dan disitu Barnabas berani memperkenalkan dia kepada pemimpin-pemimpin Kristen yang sangat mencurigainya, hal yang dapat dimengerti. Pelayan Paulus tidak sampai 2 minggu sebab orang Yahudi Helenistis berusaha lagi membunuh dia. Untuk mengelakkan bahaya itu ia kembali ke tempat kelahirannya dan tinggal di situ sepuluh tahun, yang bagi kita hal itu sama dengan berada ‘dalam kesunyian’. Kemudian Barnabas mendengar pekerjaan Paulus dan teringat perjumpaan mereka pertama kali, maka dimintanyalah Paulus datang ke Antiokhia untuk menolong pemberitaan Injil yang sedang berkembang di tengah-tengah masyarakat non-Yahudi (Gal.1:17; Kis.9:26; 11:20). Orang-orang yang baru saja disebut ‘orang Kristen’, segera memulai tugas penginjilan mereka. Sesudah satu tahun mengalami berkat yang menonjol, Paulus dan Barnabas diutus ke Yerusalem untuk melakukan ‘kunjungan dalam rangka masa lapar’ untuk menolong orang-orang Kristen yang terpukul disana.

(dari "Ensiklopedia Alkitab Masa Kini")