Pertanyaaan apakah kita sudah memberitakan Injil atau belum tidak dapat dinilai berdasarkan jumlah petobat yang kita hasilkan. Karena bila demikian halnya, banyak misionaris yang setia yang tidak pernah mendapatkan seorang petobatpun selama jerih payah bertahun-tahun harus ditegur karena kurang [berhasil dalam] bersaksi. Mendefinisikan penginjilan hingga mencakup hasilnya adalah definisi yang terlalu luas. Pasalnya, dengan definisi yang demikian, intinya adalah penilaian yang kuantitatif: bila tidak ada hasil, berarti penginjilan belum dilakukan.
Saya tidak bermaksud menyarankan agar kita tidak perlu mengevaluasi apakah ada hasil atau tidak. Kita perlu merasakan ketidakpuasan yang kudus bila tidak ada hasil. Kita tidak puas bila tidak ada ikan yang berhasil kita tangkap sejak kita pergi menjala (Luk. 5:4-11) atau ketika masih ada banyak tempat duduk yang masih kosong pada perjamuan dalam Kerajaan Allah (Luk. 14:15-24). Pernahkah Anda mengimbau orang-orang yang terhilang dengan dukacita yang mendalam seperti yang dilakukan oleh Yesus dan Paulus? Pernahkah Anda menangis bagi mereka?
(dari buku "Beritakan Kebenaran" [Surabaya: Momentum])